Share

Bab 156: Celica Setia Temani Dyan

“Hmm…pentingkah itu buat Abang?” Celica malah balik bertanya, lagi-lagi ucapan ini bak sindiran bagi Gibran, yang dianggap Celica suka ikut campur urusan pribadinya.

Gibran bukanlah pria yang punya otak kosong, dia pun merasa tersindir juga, sifatnya yang angkuh pun keluar.

Gibran lalu berdiri dan bermaksud pergi dari apartemen Celica.

“Baiklah, aku pergi dulu Celica, sorry kalau aku agak mendesak kamu hari ini. Asal kamu tahu, bagiku Dyan segalanya, termasuk keluargaku yang lain. Ku harap kamu mengerti!”

Celica hanya diam tapi ikut berdiri dan mengantar Gibran ke depan pintu apartemennya. Sebelum Celica menutup pintu, keduanya saling tatap.

Entah siapa yang memulai, keduanya malah saling mendekat dan…saling mengecup bibir. Sesaat keduanya saling melumat dan seolah melepaskan sesuatu yang tersembunyi di hati masing-masing.

Celica tersadar, saat tangan Gibran memeluknya dan ciuman berpindah ke lehernya, wanita jelita ini bak tersengat l

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status