Share

Bab 2 Dewi Perang Angsa Putih

Di dalam apartemen.

Reno terus marah-marah.

"Berengsek Dirga, mati saja kamu!"

"Seharusnya aku membunuhmu lima tahun yang lalu!"

"Sialan, kamu masih mau uang? Tunggu aku!"

Sebagai tuan muda dari keluarga konglomerat kelas tiga, mana pernah Reno mengalami penghinaan seperti itu? Dia tidak bisa menahan emosi ini!

"Kak Reno, kamu harus membunuh Dirga. Beraninya dia memukulmu! Cepat suruh anak buahmu bunuh dia!"

Melly menggertakkan giginya, wajahnya sudah berdarah karena tamparan tadi.

Keluarga Martino hanyalah keluarga kecil kelas sembilan di Kota Langgara, tetapi sejak dia menemani Reno, Keluarga Martino mendapatkan peluang luar biasa dan berkembang pesat dalam lima tahun terakhir.

Sekarang Keluarga Martino hanya selangkah lagi dari menjadi keluarga konglomerat kelas tiga!

Melly tidak akan pernah membiarkan dirinya dipermalukan, dia tidak akan memberi Dirga sepeser pun!

"Sayang, kamu tenang saja. Mudah sekali untuk membunuh Dirga. Sekalipun dia nggak bisa dibunuh, antarkan saja dia ke gerbang kematian!"

"Bukannya kamu tinggal di pinggiran kota? Waktu itu yang bertanggung jawab adalah Jager dan anak-anak buahnya. Sekarang aku telepon Jager, aku suruh dia lumpuhkan Dirga!"

Tepat setelah Reno menelepon, telepon berdering lagi dan telepon itu dari ayahnya.

Setelah selesai telepon, Reno bersemangat berkata kepada Melly, "Ayahku telepon. Pamanku sedang dalam perjalanan pulang. Paman bilang, Dewi Perang bintang tujuh, si Angsa Putih yang baru diangkat dari Departemen Perang tiga bulan yang lalu sudah dalam perjalanan ke Kota Langgara!"

"Ayahku menyuruhku pulang besok pagi dan pergi bersama pamanku untuk menemui Dewi Perang Angsa Putih itu!"

"Paman adalah seorang jenderal bintang sembilan, ini adalah kesempatanku untuk menaikkan derajat Keluarga Markus. Kalau aku bisa mendapatkan kesan baik dari Dewi Perang itu, mungkin Keluarga Markus bisa melompat ke keluarga kelas dua, bahkan menjadi keluarga kelas atas!"

"Selain itu, pamanku sudah berjanji kepada ayahku bahwa dia secara pribadi akan meminta Dewi Perang Angsa Putih untuk menjadi saksi pernikahan kita!"

Begitu mendengarnya, Melly langsung mencium Reno dengan penuh semangat.

"Benarkah Kak Reno? Kakak baik sekali padaku. Ngomong-ngomong, Kak Reno, apa status Dewi Perang bintang tujuh yang bernama Angsa Putih itu lebih tinggi dari pamanmu?"

"Tentu saja. Pamanku hanya seorang jenderal perang, tapi si Angsa Putih adalah dewa perang, bintang tujuh pula. Statusnya jelas jauh lebih tinggi dari pamanku!"

Sshh!

Melly langsung terkejut dengan kata-kata Reno. Pada saat yang sama, dia sangat antusias. Dia sangat senang karena dirinya sudah memilih Reno lima tahun yang lalu.

"Kak Reno, huhuhu .... Kamu baik sekali padaku, aku akan melahirkan banyak anak untukmu!"

Melly dengan antusias menangis dan memeluk Reno!

...

Di bar.

Dirga memesan sebuah ruang pribadi dan memesan semeja anggur. Setelah mabuk dalam alunan musik, dia pun tertidur di sofa.

Dia baru saja tertidur kemudian dua wanita cantik membuka pintu.

"Pria ini akhirnya ketemu, Jenderal. Apa Jenderal yakin dia tunangan yang belum pernah Jenderal temui itu?"

"Kenapa dia seorang pecandu alkohol?"

"Aisa, diam!"

Wanita yang dipanggil sebagai jenderal itu memiringkan kucirannya lalu berdiri tegak. Seluruh tubuhnya memancarkan wibawa yang dingin dan tajam. Sepasang mata besar hitamnya bersinar dan dalam. Wajah cantiknya yang tanpa darah membuatnya terlihat seolah akan mati kapan saja.

Namanya Zira Manggala, Dewi Perang bintang tujuh baru di Departemen Perang tiga bulan lalu, nama kodenya Angsa Putih!

Zira terbatuk pelan dan menatap Dirga yang mabuk di sofa dan tidak bangun. Kemudian, Zira berkata dengan sungguh-sungguh, "Empat tahun yang lalu, aku pulang dan ayahku datang menjemputku di bandara. Dalam perjalanan, ayahku dan aku disergap lebih dari belasan kepala keluarga dari keluarga musuh. Kami terluka parah dan hidup kami dalam bahaya."

"Kalau penyelamatku nggak kebetulan lewat untuk membantu, ayahku dan aku pasti sudah mati sejak lama."

"Kemudian, penyelamatku itu juga membantuku dan Keluarga Manggala. Dia sudah begitu banyak membantu kami, tapi dia malah nggak pernah dapat imbalan apa pun. Sebagai imbalan atas kebaikannya, ayahku awalnya ingin menjodohkanku dengan anak buahnya, tapi ayahku justru mengatakan bahwa penyelamatku itu punya satu-satunya murid yang baik."

"Jadi, ayahku setuju untuk memberikanku kepada satu-satunya muridnya, orang itu adalah Dirga!"

"Cincin di tangan Dirga dan cincin di tanganku ini sepasang, nggak mungkin salah!"

Zira mengambil cincin kuno dari sakunya dan meletakkannya di tangannya. Setelah mengucapkan begitu banyak kata dalam satu tarikan napas, wajahnya menjadi sedikit pucat hingga kesulitan bernapas.

Namun, Aisa malah meragukan Dirga.

"Jenderal, sudah zaman apa sekarang ini? Kenapa Paman masih percaya takhayul? Bukankah ini sama saja dengan menjadikan hidup Jenderal sebagai lelucon?"

"Ya, aku akui bahwa gurunya Dirga memang menjadi penyelamat Keluarga Manggala. Tapi bukan berarti Jenderal harus menikah dengan Dirga, 'kan? Lihatlah Dirga ini, tukang mabuk, manusia biasa, tanpa kekuatan apa pun."

"Dia benar-benar nggak pantas untuk Jenderal. Dia pernah masuk penjara dan diselingkuhi istrinya. Aku yakin sekali, gurunya pasti akan langsung menampar dan membunuh muridnya ini kalau dia melihatnya yang sekarang. Dia pasti akan menyesal menjadikan Dirga sebagai muridnya!"

"Jenderal, kamu adalah Dewi Perang bintang tujuh yang terkenal. Pertempuran tiga bulan yang lalu, Jenderal bertarung sendirian melawan tiga dewa musuh di Negara Sutara, memenggal dua dari mereka dan melukai satu dengan serius!"

"Tapi Jenderal juga membayar mahal dan menderita luka serius. Para dokter terkenal yang dipimpin oleh Dokter Ajaib Sean dari Ikatan Dokter Nasional berkumpul di Departemen Perang dan mengeluarkan perintah militer. Nggak peduli berapa pun harganya, mereka harus bisa menyembuhkan luka Jenderal!"

"Tapi kenapa Jenderal nggak mematuhi pengaturan Departemen Perang, malah ke sini mencari Dirga?"

"Jenderal, aku memohon padamu jangan marah. Ikuti aku pulang ke Departemen Perang untuk diobati oleh para Dokter Ajaib itu!"

"Aku mohon Jenderal!"

Aisa berlutut tepat di depan Zira dengan air mata mengalir.

Uhuk!

Zira terbatuk pelan lalu menyunggingkan bibirnya. Dia menepuk bahu Aisa dan berkata, "Aisa, itu nggak ada gunanya. Dokter Ajaib Sean memang sangat pintar. Tapi mereka nggak bisa menyembuhkan lukaku. Hanya penyelamatku yang bisa menyembuhkannya!"

"Tapi aku harus pergi ke mana untuk mencari penyelamatku itu? Aku belum membalas budi apa pun kepadanya. Mana mungkin aku masih punya muka untuk mengecewakannya lagi? Hidupku singkat dan aku, Zira harus berguna untuk negara dan Keluarga Manggala. Sekarang aku sudah berjanji pada penyelamatku untuk menjadi istri Dirga, apa aku bisa mengingkarinya?"

"Selama sisa hidupku, aku hanya ingin menjadi wanita biasa di sisi Dirga!"

"Sekalipun dia adalah manusia biasa nggak berharga, aku akan menemaninya sampai dia bisa sukses dan mandiri. Ketika hari itu tiba, aku akan diam-diam meninggalkannya!"

"Aisa, bawa dia pergi!"

Setelah selesai bicara, wajah pucat Zira menunjukkan senyum yang belum pernah terlihat sebelumnya, kelembutannya sungguh luar biasa!

...

Keesokan paginya, Dirga terbangun dalam keadaan kepala sakit seperti akan meledak. Hal pertama yang dia katakan ketika dia membuka matanya adalah mau minum air.

Namun, dia tiba-tiba menyadari ada yang tidak beres.

Karena dirinya bukan di bar!

"Di mana ini?"

Dirga mengusap kepalanya, melihat sekeliling dengan hampa dan segera mendapati dirinya terbaring di tempat tidur besar!

Ini adalah kamar wanita!

Pada saat ini.

Pintu terbuka dengan mencicit.

Zira datang dengan segelas air.

"Sudah bangun, minum air nih!"

Dirga langsung tertegun.

"Ah, kamu, kamu, siapa kamu? Di mana aku?"

"Jam berapa sekarang? Aku ingat aku minum tadi malam ...."

Suara Dirga tiba-tiba berhenti, karena saat ini dia memperhatikan bahwa Zira hanya mengenakan piama tipis yang hampir transparan. Bentuk tubuhnya terlihat dan sangat menggoda!

Eh?

Luka wanita ini parah sekali, dia seorang petarung pula!

Siapa dia sebenarnya?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Abdul Nasir
Habis mabuk tentu saja tak tahu.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status