Share

Bab 3 Tunangan

Author: Sungai Merah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Siapa dia sebenarnya?

Meskipun pada saat itu Dirga terpaku oleh tubuh dan wajah Zira, Dirga langsung dapat mendiagnosis cedera Zira dan bisa melihat bahwa dia adalah seorang petarung!

Tanpa menghiraukan tatapan Dirga, Zira mendekati tepi tempat tidur dan menyerahkan cangkir itu.

Dirga mengambil gelas air dan meminumnya dengan cepat. Barulah Zira berkata dengan tenang, "Hai Dirga, aku Zira Manggala, tunanganmu!"

"Apa? Tunanganku?"

Dirga bingung, dia sama sekali tidak punya pikiran untuk mengagumi tubuh indah Zira.

Tunanganku dari mana?

Tepat ketika Dirga bingung harus apa, Zira tiba-tiba bersandar ke pelukannya dan berkata, "Aku ingin memberikan diriku kepadamu tadi malam, tapi kamu mabuk sekali. Sekarang kamu sudah bangun. Cuaca di luar cerah sekali, kita jangan lewatkan pagi yang indah ini!"

Setelah itu, Zira mencium bibir Dirga.

Dirga terkejut, tetapi sebagai Panglima Perang Neraka, kemampuannya untuk menahan nafsu tentu saja tidak buruk. Jadi, dia dengan cepat mengulurkan tangan dan meletakkan tangannya di bahu Zira untuk mendorongnya.

"Nona Zira, apa yang kamu lakukan? Jangan gegabah, jangan asal ciuman!"

"Apa kamu nggak merasa kalau kita perlu ngobrol baik-baik?"

"Kamu bilang kamu tunanganku, tapi kenapa aku nggak ingat kalau kita sudah tunangan?"

"Aku bukan orang sembarangan. Kalau begini, bukannya nggak adil juga buat kamu?"

Zira sangat marah ketika mendengar kata-kata Dirga.

"Apa maksudmu? Maksudmu aku wanita sembarangan?"

"Oke, kalau begitu hari ini aku tunjukkan kesembaranganku padamu!"

Zira langsung melangkah ke depan Dirga, meletakkan tangan di wajah Dirga dan menciumnya!

Dia benar-benar marah.

Zira seorang Dewi Perang Bintang Tujuh ditolak meskipun sudah mengambil inisiatif. Meski begitu, penilaian Dirga adalah Zira seorang wanita sembarangan!

Wanita mana pun akan marah jika dikatai seperti itu!

Dirga merasa mulutnya dipaksa buka dan arus listrik menyebar ke seluruh tubuhnya dalam sekejap.

Ada saat ketika dia ingin berbalik dan menekan Zira di bawahnya, tetapi ketika dia memikirkan cedera Zira, dia langsung tenang dan mendorong wanita itu menjauh. Kemudian, Dirga berkata dengan cepat, "Nona Zira, jangan marah, kamu salah mengerti kata-kataku. Aku nggak bermaksud begitu!"

"Selain itu, kamu terluka parah. Kalau kamu ingin sekali melakukan itu denganku, apa kamu nggak takut mati?"

Zira sangat terkejut.

"Kamu bisa melihat lukaku?"

"Kamu asal ngomong, ya? Wajahmu pucat sekali, siapa pun bisa melihatnya."

"Aku nggak percaya. Kalau begitu katakan padaku cedera macam apa yang aku derita!"

Zira tiba-tiba penasaran dengan Dirga, tapi dia tidak memercayainya. Karena dirinya menderita luka dalam. Jangankan orang biasa, bahkan para dokter terkenal dari Ikatan Dokter Nasional saja dari awal tidak bisa melihatnya!

Mungkinkah Dirga adalah makhluk asing?

Sebelum datang ke sini, Zira sudah menyelidiki Dirga dan tahu bahwa Dirga sebelumnya berada di penjara. Saat tahu Dirga baru saja diselingkuhi istrinya, hal ini menunjukkan bahwa Dirga adalah pria gagal tak berguna!

Bagaimanapun juga, Dirga adalah murid dari penyelamatnya, jadi Zira tetap menaruh sedikit harapan dari Dirga.

Pada saat ini, Dirga berkata, "Cedera dalam, sistem meridian tubuhmu terputus dan ada gumpalan darah di paru-paru."

"Pengobatan tradisional berfokus pada pemeriksaan melihat, memeriksa denyut nadi, mendengar, mengendus dan bertanya. Aku punya sedikit pengalaman selama itu berhubungan dengan pengobatan tradisional. Bakat medisku lumayan. Hanya dengan mengamati tubuh, wajah dan kontak fisik denganmu tadi, mudah sekali untuk mendiagnosis cedera dalammu!"

Kata-kata Dirga sangat mengejutkan Zira!

Zira bukan seorang dokter, dia tidak paham tentang ilmu medis. Namun, mana mungkin hal ini tidak mengejutkannya, Dirga membuat diagnosis yang akurat tentang luka dalamnya dalam waktu singkat, hanya berdasarkan mata telanjang dan kontak fisik pertama dengannya.

Murid penyelamatnya itu benar-benar bukan orang sembarangan!

Zira sangat penasaran pada Dirga dan ingin tahu apa lagi yang bisa dia lakukan!

"Nona Zira, kita tenang dulu, oke? Pertama-tama, aku seorang dokter. Aku bisa menyembuhkan lukamu, hanya saja sedikit rumit."

"Kalau kamu memercayaiku, aku bisa melakukan pengobatan akupunktur untukmu. Tentu saja, ini adalah proses yang panjang. Sebenarnya, aku rasa kita harus membahas pertanyaan pertamaku!"

"Menurutmu?"

Dirga mengatakan hal yang sama, Zira tidak lagi bersikeras melakukan itu dengannya. Zira bangkit dan meninggalkan Dirga, lalu duduk di samping dan berkata, "Ya, kalau kamu ada pertanyaan, kamu boleh tanya sekarang!"

"Oke, kalau begitu aku akan langsung ke intinya. Nona Zira, kamu bilang kamu tunanganku. Apa kamu punya suratnya?"

"Nggak, tapi aku punya cincin ini dan kamu punya juga. Cincin ini sepasang. Ini buktinya!"

"Selain itu, kalau aku menyebut nama seseorang, kamu akan mengetahuinya!"

"Rafan Shafik!"

"Rafan Shafik? Kamu kenal guruku?"

Dirga sudah lebih percaya begitu dia melihat cincin di tangan Zira dan mendengarnya menyebut nama gurunya juga. Pada saat ini, dia tiba-tiba teringat sesuatu. Ketika dia bertemu Guru di penjara lima tahun yang lalu, Guru mengatakan akan mencarikannya tujuh istri!

Selain itu, ketika Guru meninggalkan Penjara Neraka, dia juga menyebutkan bahwa dia sudah menyiapkan tujuh pernikahan untuknya. Dia juga diberi cincin, yang dia kenakan di jari-jarinya.

Dia juga mengatakan bahwa masing-masing dari tujuh tunangannya memiliki satu dan masing-masing adalah sepasang dengan dia!

Hanya saja, di dalam hatinya hanya ada Melly. Dia tidak menganggap ucapan gurunya serius sama sekali!

Namun, sekarang semuanya ternyata sungguhan!

Kemudian, Zira menceritakan tentang bagaimana Rafan menyelamatkannya dan ayahnya empat tahun lalu, juga bagaimana ayahnya menjodohkannya dengan Dirga. Akhirnya, Dirga pun percaya sepenuhnya.

"Oh ternyata begitu, aku nggak menyangka bisa begitu!"

"Nona Zira, apa Nona bisa menghubungi guruku? Jangan salah paham, kamu itu wanita cantik, asalkan normal, pria mana pun nggak akan menolakmu. Kalau aku benar-benar menikahimu, aku akan memperlakukanmu dengan baik selama hidupku!"

"Tapi ini terlalu mendadak, kamu sedang terluka parah. Lukamu pasti bisa sembuh lebih cepat kalau guruku yang mengobatimu!"

Ucapan Dirga memang ada benarnya, dia sudah lama sekali tidak menghubungi gurunya itu. Dia juga sangat ingin bertemu gurunya, akan sangat bagus jika Zira bisa menghubunginya.

"Nggak perlu menghubunginya lagi. Kamu adalah murid penyelamatku. Aku percaya keterampilan medismu! Aku sudah sangat berutang budi kepada penyelamatku. Bagaimana aku masih punya malu untuk mengecewakannya lagi!"

"Selain itu, penyelamatku itu sudah lama meninggalkan Negara Naga. Kamu saja bahkan nggak bisa menghubunginya, kamu pikir aku bisa menghubunginya?"

"Kamu nggak perlu khawatir. Pelan-pelan lukaku bisa sembuh. Bahkan untuk seumur hidup, aku bersedia memercayaimu!"

"Eh ...."

Dirga ragu-ragu, Zira terlalu sempurna dan cantik. Kebahagiaan ini datang terlalu tiba-tiba, Dirga merasa seperti sedang bermimpi.

Dia takut tiba-tiba terbangun dari mimpi ini!

"Aku nggak suka pria plin-plan. Mau berapa lama penyembuhannya, aku percaya kamu. Sekalipun kamu nggak bisa menyembuhkanku, aku nggak akan menyalahkan kamu dan nggak akan pergi meninggalkan kamu juga!" ujar Zira.

Zira tentu berharap Dirga bisa menyembuhkan lukanya, tetapi dia berharap proses ini akan berlangsung seumur hidup. Dengan begitu, dia bisa tinggal bersama Dirga selamanya tanpa terpengaruh oleh masalah di rumah.

"Oke, Nona Zira berbaring dulu. Aku harus membersihkan memar di paru-parumu dengan akupunktur dulu. Kamu harus melepas semua pakaianmu!"

Dirga tidak ragu-ragu. Bahaya jika dia ragu-ragu, mungkin tak akan bisa mengontrol diri lagi.

Wush.

Zira sudah melepaskan baju tidurnya, tubuh indahnya yang menggemaskan tersaji di depan mata Dirga. Tiba-tiba, Dirga merasa pusing!

Jangan sembarangan!

Jangan sembarangan!

Lagi pula, tadi peluk-peluk sudah, sentuh-sentuh juga sudah!

Dirga berkata dalam hati untuk membuang pikiran-pikiran lain yang mengganggu di benaknya. Setelah itu, dia menusuk dada Zira dengan jarum perak di tangannya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Abdul Nasir
focos untuk pengobatan tunangan.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 4 Ibu Dipukuli

    "Mungkin sakit sedikit. Kamu tahan sebentar!"Jarum kedua ditusukkan."Kemarilah, letakkan bantal di belakang dadamu di posisi ini. Dengan satu tusukan ini, gumpalan darah di paru-parumu akan dibersihkan sepenuhnya dalam waktu setengah jam!"Dirga berkata demikian sambil meraih bantal dan menyerahkannya kepada Zira.Setelah setengah jam, memar di paru-paru Zira benar-benar hilang. Ekspresi wajahnya langsung membaik, sosoknya pun makin cantik dan bergairah."Sekarang aku perlu menusukkan jarum lagi dan melindungi sistem meridian tubuhmu terlebih dahulu. Ini adalah luka fatal. Selanjutnya, kamu harus membentuk kembali sistem meridian tubuhmu dan itu membutuhkan 16 jenis herbal langka. Selain itu, perlu direbus menjadi pil obat. Aku belum punya bahan-bahan itu sekarang, tapi aku jamin akan bisa membelinya dalam dua hari!""Apa kamu benar-benar bisa membentuk kembali sistem meridian tubuhku?"Zira makin penasaran dengan Dirga sekarang, dia belum pernah mendengar tentang teknik pengobatan i

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 5 Usik Nona Zira Sedikit saja, Aku Lenyapkan Seluruh Keluargamu

    Reno dan Melly datang dengan beberapa pengawal.Melihat tragedi Jager dan yang lainnya, Reno tak bisa menahan emosi dan mulai memaki-maki."Mengurus Dirga dan ibunya saja nggak bisa, apa gunanya aku pelihara kalian!""Kalian semua nggak berguna!""Bukan begitu, Tuan Reno, anak itu benar-benar pandai berkelahi. Tuan Reno, tolong bantu kami!"Jager merangkak ke kaki Reno dan menyeka sepatunya dengan lengan bajunya.Namun, fokus Reno sekarang sepenuhnya pada Zira dan Aisa.Dua wanita yang cantik dan elegan!Bila Melly dibandingkan dengan Zira dan Aisa, perbedaannya sangat jelas!Mereka bagaikan itik buruk rupa dan angsa putih yang cantik!Pikiran Reno seketika dipenuhi dengan pikiran jahat, matanya tertuju pada tubuh Zira."Halo, dua wanita cantik, namaku Reno Markus, ini kartu namaku!""Keluarga Markus adalah keluarga konglomerat kelas tiga di Kota Langgara. Ayahku adalah kepala keluarga, aku khawatir kamu belum tahu bahwa Dewi Perang Angsa Putih sudah tiba di Kota Langgara, ya?""Aku li

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 6 Aku Berani Membunuhmu, Mau Coba?

    Aisa ketakutan sampai ke tulang-tulangnya!Ada apa ini?Bagaimana Dirga si gelandangan ini membuatku sangat ketakutan?Aisa tanpa sadar gemetaran.Ilusi!Pasti ilusi!Niat membunuh yang terpancar dari Dirga berlalu begitu saja, sekarang Aisa tidak bisa merasakannya sama sekali.Saat ini, Zira hanya merasa terharu, terharu karena dilindungi oleh pasangannya sendiri. Selain itu, dia sama sekali tidak merasakan apa-apa!Pada saat ini, pengawal Reno mundur ke sisinya dan berbisik dengan suara gemetar, "Tuan, anak ini agak jahat. Takutnya dia seorang master!""Plak!"Reno menampar wajah pengawal itu dan berkata dengan marah, "Apa kalian buta?"Setelah itu, Reno mengarahkan pandangannya pada Dirga."Dirga, aku nggak menyangka kamu dan ibumu akan mengalami kehidupan yang sulit, senang sekali memukuli aku dan tunanganku tadi malam, 'kan?""Kamu bisa bertarung, ya? Jangan bilang aku menggertakmu, lihat pengawal di belakangku?""Salah satu dari mereka bisa satu lawan sepuluh. Kalau kamu paham, b

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 7 Murid Penyelamatku Tidak Mungkin Tidak Punya Kemampuan

    "Jenderal, Dirga benar-benar seorang dokter? Apa dia benar-benar bisa menyembuhkan cederamu?""Selain itu, apa Jenderal hanya ingin memberitahunya bahwa Jenderal adalah Angsa Putih?"Begitu dia tiba di luar rumah sakit, Aisa tidak sabar untuk bertanya dan Zira sudah memberitahunya bahwa Dirga adalah seorang dokter dan sedang proses menyembuhkannya."Aku yakin Dirga akan menyembuhkan lukaku, tapi kuharap nggak begitu cepat. Aku memang ingin memberitahunya identitas asliku barusan, tapi kamu tahu akhirnya nggak. Ekspresi Dirga tampak nggak tenang saat aku mengakui bahwa kita berdua adalah tentara dan berada di Departemen Perang!"Aisa baru ingat setelah mendengar ucapan Zira."Dirga jauh lebih misterius dari yang kamu kira, murid penyelamatku nggak mungkin orang yang nggak punya kemampuan. Jadi, ingat apa yang aku katakan di ruang rawat, kamu jangan mencoba menyelidikinya!" lanjut Zira."Siap!"Aisa setuju, lalu dia membuka pintu mobil untuk Zira.Telepon Zira berdering begitu dia masuk

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 8 Aku Menerima Permintaan Maafmu

    Banyak tanda tanya terlintas di benak Mora."Dokter itu harus menyelamatkan nyawa pasien. Aku seorang dokter. Sudah menjadi tugasku menyembuhkan dan menyelamatkan orang sakit!""Nenek Mora, sama-sama. Namaku Dirga!"Dirga menarik jarum perak dari tubuh Mora dan berkata kepadanya, "Nenek Mora, Nenek bisa berdiri dan bergerak sekarang!"Seorang gadis berumur 18 tahunan bergaun putih di sampingnya segera membantu Mora berdiri, lalu gadis dengan cemas bertanya, "Nenek, bagaimana perasaan Nenek sekarang?""Membaik, Nenek merasa lebih baik sekarang!""Benarkah? Baguslah, Nenek buat aku ketakutan tadi, huhuhu ...."Gadis itu mulai menangis, orang-orang di sebelahnya juga menghela napas dan berkata satu demi satu, "Bu Mora, syukurlah keadaan Ibu membaik!""Ya, terima kasih atas perhatian kalian. Kembalilah ke posisi dan pekerjaan kalian masing-masing.""Lista, pergi dan tuliskan cek 200 miliar untuk dokter ajaib ini!""Hah?"Lista Candra, cucu Mora tercengang."Ah, apanya? Cepat!""Nggak bisa,

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 9 Aku Tidak Akan Meladeni Sampah Kecuali Aku Tidak Tahan

    Lista tidak percaya Dirga sehebat yang dikatakan neneknya!Mora tidak bisa tenang saat ini, dia tidak takut pada siapa pun di Kota Langgara kecuali beberapa monster tua itu.Beberapa tahun yang lalu, dia memiliki keberuntungan untuk melawan salah satu monster tua. Akhirnya, dia tentu saja dikalahkan.Dia bisa merasakan fluktuasi aura monster itu dan tahu seberapa jauh perbedaan alam kultivasinya.Namun, tadi itu dia tidak bisa merasakan alam kultivasi Dirga. Dirga bagaikan lubang hitam yang tak terduga di matanya!"Di atas langit masih ada langit!""Nak, kamu harus ingat kalau kamu nggak bisa melakukannya, bukan berarti orang lain nggak bisa melakukannya juga!""Ingat, jangan menilai orang dari penampilannya. Nenek selalu menilai orang dengan akurat!""Nenek memberimu misi. Temui Dirga dan berteman dengannya!""Paham?"Nada bicara Mora terdengar santai, tapi tak perlu dipertanyakan lagi ketegasannya. Meskipun di hati Lista sangat enggan, dia hanya bisa pasrah mengiakan permintaan nenek

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 10 Melakukan Apa yang Harus Dilakukan Pasangan

    Dirga meninggalkan rumah setelah pamitan pada orang tuanya.Dalam waktu satu jam, dia sudah berada di luar kamar Zira.Aisa berdiri di luar pintu. Raut wajah Aisa sangat tidak karuan, alhasil Dirga pun khawatir dan buru-buru bertanya, "Apa yang terjadi pada Zizi?"Mendengar Dirga menyapa Zira dengan begitu intim, Aisa sangat kesal dalam hatinya.Namun, dia tidak berani tidak menghormati Dirga karena teringat perintah Zira sebelumnya kepadanya. Aisa pun segera melangkah maju untuk menemui Dirga dan berkata, "Hari ini, aku dan Nona sedang meninggalkan rumah sakit, Nona menerima sebuah telepon. Kemudian, suasana hati Nona pun menjadi buruk.""Dihibur bagaimanapun nggak bisa. Karena kamu sudah datang, kamu hibur Nona sana. Di hatinya saat ini hanya ada kamu, kamu jangan sampai mengecewakan dia, jangan kecewakan aku.""Aku mohon padamu!"Aisa hampir menangis, meskipun dia adalah bawahan Zira, Zira selalu memperlakukannya seperti adiknya sendiri."Oke, serahkan padaku, kamu istirahat saja sa

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 11 Dirga Jahat Sekali

    Setelah selesai telepon, Dirga mengirimkan daftar herbal yang dia butuhkan dan segera pulang ke rumah.Dia berencana untuk pergi ke klinik untuk mendekorasi besok pagi. Dia ingin segera membuka bisnisnya agar ibunya tahu bahwa dia memiliki pekerjaan yang layak, sehingga ibunya tidak perlu khawatir lagi.Saat ini, di kediaman Keluarga Markus.Romeo, kepala Keluarga Markus, memandang Paron yang seluruh lengannya hancur. Romeo memakinya tidak berguna."Paron, Keluarga Markus sudah mempekerjakanmu selama bertahun-tahun. Biasanya, kamu dan orang-orangmu nggak pernah takut apa pun. Kali ini kamu turun sendiri, bisa-bisanya anak muda biasa nggak bisa kamu kalahkan.""Soal ini biarlah, bisa-bisanya anak itu mematahkan satu lenganmu.""Beri tahu aku, betapa nggak bergunanya kamu!"Romeo paling paham kekuatan Paron.Meskipun kekuatan Paron bukan nomor satu di Kota Langgara, dia berada di jajaran teratas. Romeo tidak pernah menyangka, Paron bukan hanya tidak membawa kaki dan tangan Dirga, tapi ma

Latest chapter

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 776 Tamat

    Seiring dengan teknik jitu yang terus dilancarkan oleh Dirga, aura di tubuhnya mencapai puncak dan niat pedangnya menjadi makin kuat!Aura di tubuhnya segera mencapai tahap yang menakutkan, lelaki tua dapat merasakan semua ini.Ekspresinya berubah drastis. Meskipun sosok aslinya berada di Kota Bintang, bagi pendekar super sepertinya, jarak bukanlah halangan.Dirga seolah-olah berada di hadapannya."Nak, aku memang sudah salah menilai dan terlalu meremehkanmu.""Aku nggak menyangka pemahamanmu terhadap Teknik Pantang Menyerah sudah sedalam ini, perlu diakui kamu adalah anak muda kedua paling berbakat yang pernah kutemui.""Teknik Pantang Menyerah sangat menarik, semoga kamu nggak mengecewakanku."Setelah berkata demikian, lelaki tua melompat ke udara. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Dirga. Pemuda berbakat seperti ini hanya punya dua pilihan, yaitu diperalat olehnya atau mati di tangannya.Awalnya dia pun ingin menerapkan prinsip ini pada Zira, tetapi akhirnya dia dikalahkan o

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 775 Pertarungan Terakhir

    Kali ini, Dirga memilih untuk menyerang duluan!"Tsing!"Pedang Asura di tangannya berdenting pelan. Di bawah dukungan Niat Pedang Pantang Menyerah dan Teknik Pantang Menyerah, dia menyesuaikan sudut Pedang Asura, lalu menghunuskan Pedang Asura ke arah tangan raksasa itu.Terdengar suara hantaman.Dirga tidak berhasil memotong tangan raksasa itu menjadi beberapa bagian, tetapi sekarang tangan raksasa itu berubah menjadi ilusi.Dirga memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan!"Shiu shiu shiu ...."Pada akhirnya, tangan raksasa itu hancur berkeping-keping dan menghilang dari pandangan semua orang.Melihat adegan ini, Dirga dan yang lainnya mengembuskan napas lega. Namun, tak lama kemudian, muncul tangan raksasa lainnya.Tangan raksasa ini lebih besar dan padat dari yang sebelumnya. Dirga sudah mempersiapkan diri untuk menyerang.Namun, ketika tangan raksasa itu melesat ke arahnya, dia sama sekali tidak bisa bergerak. Karena kakinya seolah-olah melekat di tanah.Dalam sekejap

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 774 Pendekar yang Sesungguhnya Datang

    Biksu muda dan yang lainnya langsung terhempas sejauh puluhan ribu meter. Untungnya Dirga tanggap dan langsung melepaskan energi pedang untuk menarik mereka kembali, kalau tidak, entah ke mana mereka akan terdampar."Menakutkan sekali, momentum dan aura ini sungguh mengerikan.""Momentum ini jauh lebih kuat dari dugaan kita, orang di dalam mungkin sudah menerobos tingkat Yang Bebas dan menapaki Alam Gamasesa."Saat ini, biksu muda dan yang lainnya ketakutan. Hati mereka dipenuhi dengan keterkejutan!Sebenarnya orang itu memang jauh lebih kuat dari dugaan mereka. Suaranya dapat menimbulkan gejolak yang begitu menggemparkan.Saat ini, mereka berdiri di belakang Dirga dan bernapas dengan hati-hati. Kalau tadi Dirga tidak menyelamatkan mereka, mereka mungkin sudah hancur berkeping-keping.Saat ini, mereka menaruh semua harapan pada Dirga. Mereka sangat mengagumi Dirga.Sedangkan ekspresi Dirga pun berubah muram, kekuatan orang di dalam melampaui dugaannya. Meskipun dia sudah mempersiapkan

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 773 Pertarungan Akhir Dimulai

    Setelah selesai berbicara, roh pedang berubah menjadi energi pedang dan masuk ke dalam Pedang Asura.Dirga tertegun di tempat. Setelah belasan detik kemudian, dia baru tersadar. Sebenarnya sekarang dia sangat terluka dan terpukul.Karena ucapan roh pedang membuatnya menyadari betapa lemah dan tidak berharga dirinya. Roh pedang tidak mungkin membohonginya, sekarang dia merasa sangat tidak berdaya.Selama ini, dia tidak merasa bahwa bakatnya yang paling menonjol. Karena jika dibandingkan dengan Zira dan Vania, bakatnya bukanlah apa-apa.Namun, dia melalui semua tahap yang harus dia lalui. Meskipun dia dibimbing oleh Rafan, semua pencapaiannya hari ini diraih dengan kerja kerasnya sendiri.Terlebih lagi, di alam agung seperti Yang Bebas, dia bukan hanya menciptakan teknik jitu, tetapi juga berhasil memahami cara kerja Teknik Pantang Menyerah.Hanya dinilai dari dua poin ini, dia pantas disebut genius di antara para genius. Namun, setelah mendengar ucapan roh pedang, dia baru menyadari ada

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 772 Roh Pedang Bangun

    Keadaan mereka tidak diketahui!Dirga mencari di sekeliling, tetapi tidak menemukan jejak mereka."Jangan-jangan semuanya terbunuh?""Mana mungkin?"Dirga kebingungan. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu yang membuatnya gelisah."Nggak, nggak, jangan-jangan mereka terbunuh oleh tebasanku tadi?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin?"Dirga membantah pikirannya, dia terus mencari biksu muda dan yang lainnya.Akhirnya, dia menemukan mereka di sebuah ruangan yang sudah hancur. Ketika melihat mereka, Dirga tidak bisa berkata-kata.Karena keadaan biksu muda dan yang lainnya sangat mengenaskan, setiap orang terluka parah, bahkan beberapa di antara mereka sekarat.Lokasi kejadian sangat tragis.Tanpa ragu-ragu, Dirga langsung menerjang ke hadapan biksu muda, dia memasukkan beberapa butir pil obat ke dalam mulut biksu muda.Dirga menyuntikkan energi sejati ke tubuh biksu muda, lalu pergi memeriksa keadaan yang lainnya.Setelah memulihkan diri selama dua jam, akhirnya nyawa semua orang aman. Namun,

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 771 Satu Lawan Tiga

    Saat ini, ketiganya memiliki keinginan untuk membunuh Dirga.Karena kekuatan Dirga jauh di atas dugaan mereka, Dirga membuat mereka merasa sangat terancam!"Kalau begitu, mari lihat apa kalian sanggup. Jangan basa-basi, ayo bertarung!" Semangat tempur Dirga membara. Dia haus akan pertarungan dan akan bertarung dengan sekuat tenaga.Meskipun ketiga orang di hadapannya belum bisa memuaskan keinginannya, mereka cukup bermanfaat.Sekarang, dia makin bersemangat untuk bertarung, terutama dengan musuh yang kuat.Karena musuh yang kuat dapat menutupi kekurangannya dan membuatnya lebih cepat berkembang."Nak, mati kamu."Ketiganya menerjang ke arah Dirga sambil melancarkan serangan, tidak ada yang menyembunyikan kekuatan mereka."Bum bum bum!"Terpancar aura yang menakutkan dari tubuh ketiga orang itu sehingga ruangan yang baru saja diciptakan pun hancur.Perlu diakui kekuatan yang mereka tunjukkan sangat menakutkan.Namun, inilah hal yang diinginkan oleh Dirga."Serang!"Dirga menghilang bers

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 770 Bunuh

    Setelah selesai berbicara, Dirga duduk bersila untuk memulihkan kekuatannya.Dua jam kemudian, kekuatan fisik Dirga sudah sepenuhnya pulih, tetapi energi sejati di dalam tubuhnya masih belum sepenuhnya pulih.Oleh karena itu, kekuatan tempurnya pun tidak kembali ke puncak, hanya pulih 90%.Meskipun kekuatan tempurnya baru pulih 90%, sekarang kultivasinya sudah jauh lebih tinggi dari sebelumnya.Karena selama masa pemulihan ini, dia mendapatkan wawasan baru soal ilmu pedang.Sekarang, dia menyadari setiap pemahamannya terhadap ilmu pedang diperbarui, kultivasinya akan meningkat.Seiring dengan peningkatan kultivasinya, rentang perkembangan kultivasinya menjadi makin besar.Hal ini bukan hanya membuat Dirga kaget dan bersemangat, tetapi juga membuatnya makin bertekad untuk mempelajari ilmu pedang!Saat ini, aura yang terpancar dari tubuhnya lebih berlimpah dari sebelumnya. Semua orang menyadari hal ini.Mereka pun sangat kaget, terutama biksu muda. Meskipun dia baru berinteraksi dengan D

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 769 Menaklukkan dengan Mudah

    Kemudian, seorang pria paruh baya berjubah hijau keluar dari gerbang besar. Dia langsung mengangkat tangannya untuk meninju Dirga.Seiring dengan suara hantaman, Dirga terhempas mundur. Ketika berhenti, seberkas darah mengalir dari sudut mulutnya.Saat ini, ekspresi Dirga berubah muram.Pria itu bukan hanya kuat, keterampilan dan tekniknya juga sangat unik.Seketika, Dirga tidak menemukan celah dan petunjuk, hal ini membuatnya makin gelisah.Pria berjubah hijau itu memandang Dirga dengan tatapan merendahkan. "Hanya segitu kemampuanmu, kukira kamu sangat hebat.""Ayo bertarung, aku akan memenggal kepalamu dalam tiga serangan."Setelah berkata demikian, pria berjubah hijau itu mengabaikan Dirga dan meletakkan tangannya di bahu Haruwi. Dia menyuntikkan energi sejati ke dalam tubuh Haruwi."Sudah kubilang jangan gunakan teknik memikat seperti ini untuk melawan musuh, sekarang kamu sudah tahu betapa lemahnya dirimu, 'kan?"Haruwi membantah, "Aku ini siluman rubah, apa lagi yang bisa kuandal

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 768 Pergi Tanpa Menebus Kesalahan

    Dia kembali menghunuskan sebuah tebasan, Haruwi sudah kehilangan dua ekor!Setelah kehilangan dua ekor, pesona yang terpancar dari tubuh Haruwi melemah. Selain itu, dia berteriak dan terus melangkah mundur.Dia mundur sampai ke depan gerbang besar. Ketujuh ekornya yang tersisa terbentang ke depan.Melihat kedua ekornya sudah dipotong oleh Dirga, Haruwi sangat marah. Dia menggertakkan giginya sambil memelototi Dirga."Manusia Sialan, beraninya kamu memotong dua ekorku, kamu harus mati.""Apa kamu tahu berapa banyak usaha yang kukerahkan untuk berevolusi menjadi rubah berekor sembilan? Apa kamu tahu betapa pentingnya setiap ekor ini bagiku?""Dasar lelaki sialan, aku akan membunuhmu."Sebelumnya, Haruwi terus menyembunyikan kekuatannya. Karena dia merasa Dirga tidak sekuat yang dia pikirkan.Bagi rubah, berevolusi menjadi rubah berekor sembilan adalah batas maksimum. Sekalipun dia ingin lanjut berevolusi dan meningkatkan kekuatannya, kedua hal ini sangat tidak memungkinan.Namun, selama

DMCA.com Protection Status