Home / Urban / Istriku Dewi Perang yang Sakti / Bab 6 Aku Berani Membunuhmu, Mau Coba?

Share

Bab 6 Aku Berani Membunuhmu, Mau Coba?

Author: Sungai Merah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Aisa ketakutan sampai ke tulang-tulangnya!

Ada apa ini?

Bagaimana Dirga si gelandangan ini membuatku sangat ketakutan?

Aisa tanpa sadar gemetaran.

Ilusi!

Pasti ilusi!

Niat membunuh yang terpancar dari Dirga berlalu begitu saja, sekarang Aisa tidak bisa merasakannya sama sekali.

Saat ini, Zira hanya merasa terharu, terharu karena dilindungi oleh pasangannya sendiri. Selain itu, dia sama sekali tidak merasakan apa-apa!

Pada saat ini, pengawal Reno mundur ke sisinya dan berbisik dengan suara gemetar, "Tuan, anak ini agak jahat. Takutnya dia seorang master!"

"Plak!"

Reno menampar wajah pengawal itu dan berkata dengan marah, "Apa kalian buta?"

Setelah itu, Reno mengarahkan pandangannya pada Dirga.

"Dirga, aku nggak menyangka kamu dan ibumu akan mengalami kehidupan yang sulit, senang sekali memukuli aku dan tunanganku tadi malam, 'kan?"

"Kamu bisa bertarung, ya? Jangan bilang aku menggertakmu, lihat pengawal di belakangku?"

"Salah satu dari mereka bisa satu lawan sepuluh. Kalau kamu paham, bersujudlah dan benturkan kepalamu tiga kali kepadaku dan Lilly. Bayar biaya perlindungan sebanyak 200 juta, biarkan mereka pergi dan minum denganku. Aku akan melepaskan kamu dan ibumu!"

"Kalau kamu nggak mau, pengawalku akan membuatmu menyesal datang ke dunia ini!"

Setelah selesai bicara, Reno mengarahkan pandangannya pada Zira dan Aisa lagi.

Hasratnya sangat membuncah pada mereka berdua.

Dirga berusaha sekuat tenaga untuk menahan amarah di dalam hatinya, dia berkata dengan nada datar, "Ini adalah rumah sakit, kalau ada apa-apa kita bisa bicara di bawah. Jangan khawatir, aku akan memenuhi semua permintaanmu hari ini!"

Aisa mendengar dan mengutuk Dirga, "Dirga, kamu cari mati!"

Namun, dia langsung terdiam lagi setelah menerima tatapan suram dari Zira.

Zira menatap Dirga dan ekspresinya pun melunak.

"Aku bisa menanganinya!"

"Terima kasih, tapi nggak perlu. Aku, Dirga, nggak terbiasa membiarkan pasanganku sendiri untuk menggantikanku menghadapi masalah!"

"Kamu dan Nona Aisa tolong jaga ibuku di ruang rawat, aku akan segera kembali!"

Satu kalimat menghantam tali paling lembut di hati Zira, tanpa ragu dia berbalik dan menarik Aisa ke ruang rawat!

"Jen .... Nona, Dirga dia ...."

"Diam, aku percaya padanya!"

Untuk pertama kalinya, Zira mengalami perasaan dipedulikan dan dirawat. Rasa ingin tahunya tentang Dirga dan kepercayaan padanya sudah mencapai puncaknya!

Di luar ruang rawat.

Raut wajah Dirga berubah suram dan suhu di udara turun menjadi beku!

"Ayo, Tuan Reno, jangan khawatir. Keluarga Markus sangat kuat, dua wanita cantik itu nggak akan bisa kabur!"

Setelah itu, Dirga pun melangkah pergi.

Di sini adalah rumah sakit, tempat suci, dia tidak ingin membunuh di sini.

"Huh, anggap saja kamu cukup tahu diri."

Reno melihat Jager dan Dirga meninggalkan mereka di luar pintu ruang rawat. Kemudian, dia mengejar Dirga bersama Melly dan pengawal serta Jager dan yang lainnya!

Segera semua orang berada di garasi parkir bawah tanah rumah sakit.

"Dirga, aku nggak menyangka kamu cukup hebat. Diselingkuhi Lilly lalu secepat itu mendapatkan wanita cantik. Baiklah, silakan mulai penampilanmu!"

Reno tampak percaya diri akan mengalahkan Dirga.

"Reno, nggak seharusnya kamu membiarkan mereka menyakiti ibuku!"

Setelah itu, Dirga langsung menendang kaki Reno dengan keras, lalu membanting para pengawal dan kaki Jager bersama-sama!

Semua proses ini tidak sampai dua detik!

Melly yang berada di samping sudah ketakutan sedari tadi, dia terjatuh ke tanah dengan lembuht!

"Ah!"

Reno dan yang lainnya teriak kesakitan!

Pada saat ini, Dirga menginjak kaki Reno yang utuh dengan satu kaki.

"Dirga, berengsek, kamu, apa kamu gila?"

"Kamu berani mematahkan kakiku?! Tamat sudah kamu. Aku akan menghancurkan seluruh keluargamu!"

"Krek!"

Dirga menginjak keras dan suara patah tulang terdengar!

"Ah! Ah! Ah!"

Reno menyaksikan Dirga meremukkan lututnya kali ini!

"Dirga, kamu, kamu tamat riwayatmu. Pamanku akan membunuh seluruh keluargamu!"

"Tunggu saja aku!"

"Plak! Plak!"

Dirga menampar wajah Reno yang pucat beberapa kali dan mengucapkan kata demi kata, "Kalau kalian mematahkan satu kaki ibuku, aku akan mematahkan semua kakimu."

"Hanya aku yang bisa membuatmu bisa berdiri kembali. Aku akan memberimu kesempatan untuk berdiri kembali. Dalam dua hari, siapkan 10 miliar untuk meminta maaf kepada ibuku!"

"Kalau nggak, aku akan mengeluarkan Keluarga Markus dari Kota Langgara!"

Dalam sekejap, Reno dan yang lainnya merasakan udara di sekitar mereka merosot ke titik beku, terutama Melly. Dia tidak menyangka Dirga yang telah berada di penjara selama lima tahun, menjadi begitu hebat dalam bertarung.

"Dirga, kamu, kamu tamat sudah. Kamu tinggal tunggu mati saja! Beraninya kamu mematahkan kaki Kak Reno ...."

"Plak!"

Dirga menampar Melly hingga membuat tubuhnya terpental!

"Kamu ... kamu berani menamparku?"

"Plak!"

Dirga menghampiri Melly dalam sekejap dan menginjak wajahnya!

"Aku juga berani membunuhmu. Mau coba?"

"Kamu!"

Melly dibuat ketakutan oleh mata galak Dirga dan menelan kembali kata-kata itu.

"Ingat, kamu dan Reno hanya punya dua hari. Kalau aku nggak lihat uang 10 miliar sebagai permintaan maaf dari kalian dalam dua hari, keluarga Martino dan Keluarga Markus akan menghilang dari Kota Langgara!"

Dirga pun pergi.

Dia dengan cepat kembali ke ruang rawat. Ibunya belum bangun, tetapi kaki dan tubuhnya yang patah sudah tidak fatal lagi.

"Cepat sekali sudah kembali lagi? Mereka tidak mempersulitmu?"

Aisa terkejut melihat Dirga kembali tanpa cedera.

"Aku beralasan dengan mereka!"

"Apa kamu pikir aku ini anak tiga tahun? Dirga, nggak disangka, kamu pengecut sekali? Beraninya kamu membiarkanku dan Nona pergi minum dengan si bodoh itu?"

"Aku akan membunuhmu!"

Aisa bergegas menghantam Dirga, tetapi dia terkejut dengan tatapan galak Zira.

Begitu Zira ingin marah, dia dengan lembut meraih Dirga dan berkata, "Kenapa kamu nggak nurut lagi? Bukannya aku sudah bilang kamu jangan marah?"

"Jangan marah-marah lagi, ya!"

"Oke, aku akan mendengarkanmu, nggak akan marah, nggak akan!"

Zira mengangguk patuh. Dirga bisa kembali dalam keadaan utuh, Zira percaya bahwa Dirga sudah menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh.

Dirga menatap Aisa dan berkata, "Nona Aisa, aku nggak tahu apa yang salah denganmu yang membuatmu memusuhiku. Aku nggak cukup kompeten. Aku bahkan nggak bisa melindungi ibuku sendiri. Aku masuk penjara dan diselingkuhi istriku sendiri setelah keluar dari penjara!"

"Tapi, sekalipun aku nggak berguna, aku nggak akan mengandalkan Nona Zira dan kamu untuk bertahan hidup. Nona Zira terluka sekarang. Apa kamu tahu konsekuensi membuatnya marah?"

"Karena kamu memanggilnya Nona, kamu harus memikirkan keselamatannya. Kalau kamu nggak suka padaku, kamu bisa menemuiku sendiri setelah Nona Zira sembuh!"

Dirga tahu sejak awal, Aisa sangat memusuhinya. Dirga tidak pernah keberatan.

Namun, tidak bisa dibiarkan jika Aisa sampai memengaruhi Zira!

Saat ini, Aisa pun sadar dirinya sudah salah, dia pun buru-buru minta maaf kepada Zira.

"Aisa, kamu minta maaf bukan kepadaku, tapi kepada Dirga."

Aisa meminta maaf kepada Dirga meskipun dia enggan.

Pada saat ini, Dirga bertanya dengan rasa ingin tahu, "Nona Zira, kalian berdua tentara, 'kan?"

"Ya, Departemen Perang!"

Zira dengan jujur mengakuinya. Apa pun yang Dirga ingin ketahui, Zira akan menjawabnya dengan jujur.

Siapa sangka, Dirga justru berkata dengan wajah patah hati, "Nggak heran kamu terluka parah. Apa yang dilakukan bajingan-bajingan di Departemen Perang itu? Apa semua pria di Departemen Perang sudah mati?"

"Bagaimana bisa sampai membuatmu begitu terluka parah!"

"Nona Zira, terima kasih sudah datang menjenguk ibuku. Begini, kamu dan Nona Aisa pulang dulu. Kamu harus beristirahat dengan baik, makan dan minum obat sesuai dengan resep yang aku berikan padamu!"

"Aku harus membawa ibuku pulang. Cedera ibuku akan memakan waktu sekitar empat hari untuk sembuh. Aku akan merawatmu ketika cedera ibuku sembuh!"

"Beri tahu aku kalau selama beberapa hari ini kamu nggak enak badan."

"Mari kita bertukar nomor ponsel!"

Meskipun Dirga bukan dari Departemen Perang, dia tahu bahwa Departemen Perang memiliki aturan kerahasiaan yang ketat, jadi dia tidak bertanya lagi.

Setelah bertukar kontak dengan Dirga, Zira dan Aisa meninggalkan rumah sakit.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Abdul Nasir
yaaahh terus..
goodnovel comment avatar
Marta Ardilaga
very cool...
goodnovel comment avatar
Matt Razak
Mantappppp ............
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 7 Murid Penyelamatku Tidak Mungkin Tidak Punya Kemampuan

    "Jenderal, Dirga benar-benar seorang dokter? Apa dia benar-benar bisa menyembuhkan cederamu?""Selain itu, apa Jenderal hanya ingin memberitahunya bahwa Jenderal adalah Angsa Putih?"Begitu dia tiba di luar rumah sakit, Aisa tidak sabar untuk bertanya dan Zira sudah memberitahunya bahwa Dirga adalah seorang dokter dan sedang proses menyembuhkannya."Aku yakin Dirga akan menyembuhkan lukaku, tapi kuharap nggak begitu cepat. Aku memang ingin memberitahunya identitas asliku barusan, tapi kamu tahu akhirnya nggak. Ekspresi Dirga tampak nggak tenang saat aku mengakui bahwa kita berdua adalah tentara dan berada di Departemen Perang!"Aisa baru ingat setelah mendengar ucapan Zira."Dirga jauh lebih misterius dari yang kamu kira, murid penyelamatku nggak mungkin orang yang nggak punya kemampuan. Jadi, ingat apa yang aku katakan di ruang rawat, kamu jangan mencoba menyelidikinya!" lanjut Zira."Siap!"Aisa setuju, lalu dia membuka pintu mobil untuk Zira.Telepon Zira berdering begitu dia masuk

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 8 Aku Menerima Permintaan Maafmu

    Banyak tanda tanya terlintas di benak Mora."Dokter itu harus menyelamatkan nyawa pasien. Aku seorang dokter. Sudah menjadi tugasku menyembuhkan dan menyelamatkan orang sakit!""Nenek Mora, sama-sama. Namaku Dirga!"Dirga menarik jarum perak dari tubuh Mora dan berkata kepadanya, "Nenek Mora, Nenek bisa berdiri dan bergerak sekarang!"Seorang gadis berumur 18 tahunan bergaun putih di sampingnya segera membantu Mora berdiri, lalu gadis dengan cemas bertanya, "Nenek, bagaimana perasaan Nenek sekarang?""Membaik, Nenek merasa lebih baik sekarang!""Benarkah? Baguslah, Nenek buat aku ketakutan tadi, huhuhu ...."Gadis itu mulai menangis, orang-orang di sebelahnya juga menghela napas dan berkata satu demi satu, "Bu Mora, syukurlah keadaan Ibu membaik!""Ya, terima kasih atas perhatian kalian. Kembalilah ke posisi dan pekerjaan kalian masing-masing.""Lista, pergi dan tuliskan cek 200 miliar untuk dokter ajaib ini!""Hah?"Lista Candra, cucu Mora tercengang."Ah, apanya? Cepat!""Nggak bisa,

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 9 Aku Tidak Akan Meladeni Sampah Kecuali Aku Tidak Tahan

    Lista tidak percaya Dirga sehebat yang dikatakan neneknya!Mora tidak bisa tenang saat ini, dia tidak takut pada siapa pun di Kota Langgara kecuali beberapa monster tua itu.Beberapa tahun yang lalu, dia memiliki keberuntungan untuk melawan salah satu monster tua. Akhirnya, dia tentu saja dikalahkan.Dia bisa merasakan fluktuasi aura monster itu dan tahu seberapa jauh perbedaan alam kultivasinya.Namun, tadi itu dia tidak bisa merasakan alam kultivasi Dirga. Dirga bagaikan lubang hitam yang tak terduga di matanya!"Di atas langit masih ada langit!""Nak, kamu harus ingat kalau kamu nggak bisa melakukannya, bukan berarti orang lain nggak bisa melakukannya juga!""Ingat, jangan menilai orang dari penampilannya. Nenek selalu menilai orang dengan akurat!""Nenek memberimu misi. Temui Dirga dan berteman dengannya!""Paham?"Nada bicara Mora terdengar santai, tapi tak perlu dipertanyakan lagi ketegasannya. Meskipun di hati Lista sangat enggan, dia hanya bisa pasrah mengiakan permintaan nenek

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 10 Melakukan Apa yang Harus Dilakukan Pasangan

    Dirga meninggalkan rumah setelah pamitan pada orang tuanya.Dalam waktu satu jam, dia sudah berada di luar kamar Zira.Aisa berdiri di luar pintu. Raut wajah Aisa sangat tidak karuan, alhasil Dirga pun khawatir dan buru-buru bertanya, "Apa yang terjadi pada Zizi?"Mendengar Dirga menyapa Zira dengan begitu intim, Aisa sangat kesal dalam hatinya.Namun, dia tidak berani tidak menghormati Dirga karena teringat perintah Zira sebelumnya kepadanya. Aisa pun segera melangkah maju untuk menemui Dirga dan berkata, "Hari ini, aku dan Nona sedang meninggalkan rumah sakit, Nona menerima sebuah telepon. Kemudian, suasana hati Nona pun menjadi buruk.""Dihibur bagaimanapun nggak bisa. Karena kamu sudah datang, kamu hibur Nona sana. Di hatinya saat ini hanya ada kamu, kamu jangan sampai mengecewakan dia, jangan kecewakan aku.""Aku mohon padamu!"Aisa hampir menangis, meskipun dia adalah bawahan Zira, Zira selalu memperlakukannya seperti adiknya sendiri."Oke, serahkan padaku, kamu istirahat saja sa

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 11 Dirga Jahat Sekali

    Setelah selesai telepon, Dirga mengirimkan daftar herbal yang dia butuhkan dan segera pulang ke rumah.Dia berencana untuk pergi ke klinik untuk mendekorasi besok pagi. Dia ingin segera membuka bisnisnya agar ibunya tahu bahwa dia memiliki pekerjaan yang layak, sehingga ibunya tidak perlu khawatir lagi.Saat ini, di kediaman Keluarga Markus.Romeo, kepala Keluarga Markus, memandang Paron yang seluruh lengannya hancur. Romeo memakinya tidak berguna."Paron, Keluarga Markus sudah mempekerjakanmu selama bertahun-tahun. Biasanya, kamu dan orang-orangmu nggak pernah takut apa pun. Kali ini kamu turun sendiri, bisa-bisanya anak muda biasa nggak bisa kamu kalahkan.""Soal ini biarlah, bisa-bisanya anak itu mematahkan satu lenganmu.""Beri tahu aku, betapa nggak bergunanya kamu!"Romeo paling paham kekuatan Paron.Meskipun kekuatan Paron bukan nomor satu di Kota Langgara, dia berada di jajaran teratas. Romeo tidak pernah menyangka, Paron bukan hanya tidak membawa kaki dan tangan Dirga, tapi ma

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 12 Berlutut dan Meminta Maaf kepada Pak Dirga

    Lista sedang dalam suasana hati yang buruk."Lista, ada apa datang kemari?""Oh, ya, kondisi nenekmu seharusnya sudah baik-baik saja, 'kan?"Dirga tidak terlalu menyukai Lista, jadi dia langsung ke intinya karena tak ingin bahas yang lain.Lista marah saat merasakan nada tidak menyambut dari ucapan Dirga. Namun, Lista tetap tahan diri begitu teringat ucapan neneknya."Aku bisa punya urusan apa denganmu? Jangan berpikir berlebihan, nenekku yang menyuruhku datang untuk berterima kasih.""Kondisi nenekku sudah aman, malam nanti dia ingin mengundangmu makan malam. Jawab yang jelas, kamu mau datang atau nggak."Dirga seketika merasa lucu saat melihat raut wajah serbasalah Lista.Dia baru sadar, gadis ini imut juga saat marah.Dirga pun mengubah nada bicaranya dan berkata, "Nona Lista, sampaikan rasa terima kasihku pada nenekmu. Aku nggak bisa ikut makan malam. Aku benar-benar nggak punya waktu. Kamu lihat sendiri aku masih harus renovasi klinikku.""Ketika klinik direnovasi dan dibuka, aku

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 13 Maaf Aku Tidak bisa Menerimamu Sebagai Murid

    Dirga tidak kekurangan uang atau kekuasaan.Dia tidak bisa menerima keputusan Mora. Melihat Dirga begitu tenang dan tegas, Mora menyadari bahwa dirinya terlalu semberono. Seseorang setinggi Dirga pasti punya uang!Aset Keluarga Candra pasti bukan apa-apa di mata Dirga."Dirga, aku yang terlalu bersemangat. Tapi kamu adalah penyelamat hidupku, aku dan seluruh keluarga Candra selalu terbuka kalau kamu butuh bantuan. Kamu jangan sungkan!""Nenek Mora, jangan salah paham. Aku orang yang malas, aku sudah cukup punya klinik ini!""Oke, Dirga, aku melihat klinikmu hampir selesai direnovasi. Rencananya mau buka kapan?""Entah, apa aku boleh bersulang untukmu?"Mora bertekad untuk berteman dengan Dirga. Pembukaan klinik Dirga adalah kesempatan baginya untuk balas budi. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan ini."Nenek Mora, tentu saja. Aku akan memberitahumu saat waktunya tiba. Suatu kehormatan bagiku untuk menjamumu di sini.""Nenek Mora, kenapa Nenek belum menyuruh Nona Lista berdiri dulu!"D

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 14 Wanita Tua Jelek

    Valdo suka yang seperti Melly.Melly sangat senang mendengarnya. Selama dua hari ini luka wajahnya kian parah. Jika sampai meninggalkan bekas luka, wajahnya akan jelek dan Reno pasti akan meninggalkan dirinya.Dia tidak bisa hidup tanpa Reno!"Dokter Valdo, apa kamu benar-benar bisa menyembuhkan bekas luka di wajahku?""Jangan khawatir, Nona, luka di wajahmu ini adalah penyakit mematikan bagi para dokter biasa itu, tapi luka ini sama sekali bukan masalah bagiku. Aku bisa menyembuhkanmu dengan satu suntikan, aku jamin nggak akan meninggalkan bekas luka!""Tapi peralatan medisku nggak aku bawa. Pengobatan luka di wajahmu nggak bisa ditunda lagi. Aku perlu menyuntikmu dalam waktu sesingkat mungkin, jadi saranku adalah kamu ikut denganku sekarang!""Oke, oke, Dokter Valdo terima kasih banyak!"Melly sangat khawatir dengan bekas luka di wajahnya. Jadi, dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi, makanya tidak tahu apa maksud Valdo. Romeo di samping mereka mendengarnya dengan jelas, sejak awal,

Latest chapter

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 776 Tamat

    Seiring dengan teknik jitu yang terus dilancarkan oleh Dirga, aura di tubuhnya mencapai puncak dan niat pedangnya menjadi makin kuat!Aura di tubuhnya segera mencapai tahap yang menakutkan, lelaki tua dapat merasakan semua ini.Ekspresinya berubah drastis. Meskipun sosok aslinya berada di Kota Bintang, bagi pendekar super sepertinya, jarak bukanlah halangan.Dirga seolah-olah berada di hadapannya."Nak, aku memang sudah salah menilai dan terlalu meremehkanmu.""Aku nggak menyangka pemahamanmu terhadap Teknik Pantang Menyerah sudah sedalam ini, perlu diakui kamu adalah anak muda kedua paling berbakat yang pernah kutemui.""Teknik Pantang Menyerah sangat menarik, semoga kamu nggak mengecewakanku."Setelah berkata demikian, lelaki tua melompat ke udara. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Dirga. Pemuda berbakat seperti ini hanya punya dua pilihan, yaitu diperalat olehnya atau mati di tangannya.Awalnya dia pun ingin menerapkan prinsip ini pada Zira, tetapi akhirnya dia dikalahkan o

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 775 Pertarungan Terakhir

    Kali ini, Dirga memilih untuk menyerang duluan!"Tsing!"Pedang Asura di tangannya berdenting pelan. Di bawah dukungan Niat Pedang Pantang Menyerah dan Teknik Pantang Menyerah, dia menyesuaikan sudut Pedang Asura, lalu menghunuskan Pedang Asura ke arah tangan raksasa itu.Terdengar suara hantaman.Dirga tidak berhasil memotong tangan raksasa itu menjadi beberapa bagian, tetapi sekarang tangan raksasa itu berubah menjadi ilusi.Dirga memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan!"Shiu shiu shiu ...."Pada akhirnya, tangan raksasa itu hancur berkeping-keping dan menghilang dari pandangan semua orang.Melihat adegan ini, Dirga dan yang lainnya mengembuskan napas lega. Namun, tak lama kemudian, muncul tangan raksasa lainnya.Tangan raksasa ini lebih besar dan padat dari yang sebelumnya. Dirga sudah mempersiapkan diri untuk menyerang.Namun, ketika tangan raksasa itu melesat ke arahnya, dia sama sekali tidak bisa bergerak. Karena kakinya seolah-olah melekat di tanah.Dalam sekejap

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 774 Pendekar yang Sesungguhnya Datang

    Biksu muda dan yang lainnya langsung terhempas sejauh puluhan ribu meter. Untungnya Dirga tanggap dan langsung melepaskan energi pedang untuk menarik mereka kembali, kalau tidak, entah ke mana mereka akan terdampar."Menakutkan sekali, momentum dan aura ini sungguh mengerikan.""Momentum ini jauh lebih kuat dari dugaan kita, orang di dalam mungkin sudah menerobos tingkat Yang Bebas dan menapaki Alam Gamasesa."Saat ini, biksu muda dan yang lainnya ketakutan. Hati mereka dipenuhi dengan keterkejutan!Sebenarnya orang itu memang jauh lebih kuat dari dugaan mereka. Suaranya dapat menimbulkan gejolak yang begitu menggemparkan.Saat ini, mereka berdiri di belakang Dirga dan bernapas dengan hati-hati. Kalau tadi Dirga tidak menyelamatkan mereka, mereka mungkin sudah hancur berkeping-keping.Saat ini, mereka menaruh semua harapan pada Dirga. Mereka sangat mengagumi Dirga.Sedangkan ekspresi Dirga pun berubah muram, kekuatan orang di dalam melampaui dugaannya. Meskipun dia sudah mempersiapkan

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 773 Pertarungan Akhir Dimulai

    Setelah selesai berbicara, roh pedang berubah menjadi energi pedang dan masuk ke dalam Pedang Asura.Dirga tertegun di tempat. Setelah belasan detik kemudian, dia baru tersadar. Sebenarnya sekarang dia sangat terluka dan terpukul.Karena ucapan roh pedang membuatnya menyadari betapa lemah dan tidak berharga dirinya. Roh pedang tidak mungkin membohonginya, sekarang dia merasa sangat tidak berdaya.Selama ini, dia tidak merasa bahwa bakatnya yang paling menonjol. Karena jika dibandingkan dengan Zira dan Vania, bakatnya bukanlah apa-apa.Namun, dia melalui semua tahap yang harus dia lalui. Meskipun dia dibimbing oleh Rafan, semua pencapaiannya hari ini diraih dengan kerja kerasnya sendiri.Terlebih lagi, di alam agung seperti Yang Bebas, dia bukan hanya menciptakan teknik jitu, tetapi juga berhasil memahami cara kerja Teknik Pantang Menyerah.Hanya dinilai dari dua poin ini, dia pantas disebut genius di antara para genius. Namun, setelah mendengar ucapan roh pedang, dia baru menyadari ada

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 772 Roh Pedang Bangun

    Keadaan mereka tidak diketahui!Dirga mencari di sekeliling, tetapi tidak menemukan jejak mereka."Jangan-jangan semuanya terbunuh?""Mana mungkin?"Dirga kebingungan. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu yang membuatnya gelisah."Nggak, nggak, jangan-jangan mereka terbunuh oleh tebasanku tadi?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin?"Dirga membantah pikirannya, dia terus mencari biksu muda dan yang lainnya.Akhirnya, dia menemukan mereka di sebuah ruangan yang sudah hancur. Ketika melihat mereka, Dirga tidak bisa berkata-kata.Karena keadaan biksu muda dan yang lainnya sangat mengenaskan, setiap orang terluka parah, bahkan beberapa di antara mereka sekarat.Lokasi kejadian sangat tragis.Tanpa ragu-ragu, Dirga langsung menerjang ke hadapan biksu muda, dia memasukkan beberapa butir pil obat ke dalam mulut biksu muda.Dirga menyuntikkan energi sejati ke tubuh biksu muda, lalu pergi memeriksa keadaan yang lainnya.Setelah memulihkan diri selama dua jam, akhirnya nyawa semua orang aman. Namun,

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 771 Satu Lawan Tiga

    Saat ini, ketiganya memiliki keinginan untuk membunuh Dirga.Karena kekuatan Dirga jauh di atas dugaan mereka, Dirga membuat mereka merasa sangat terancam!"Kalau begitu, mari lihat apa kalian sanggup. Jangan basa-basi, ayo bertarung!" Semangat tempur Dirga membara. Dia haus akan pertarungan dan akan bertarung dengan sekuat tenaga.Meskipun ketiga orang di hadapannya belum bisa memuaskan keinginannya, mereka cukup bermanfaat.Sekarang, dia makin bersemangat untuk bertarung, terutama dengan musuh yang kuat.Karena musuh yang kuat dapat menutupi kekurangannya dan membuatnya lebih cepat berkembang."Nak, mati kamu."Ketiganya menerjang ke arah Dirga sambil melancarkan serangan, tidak ada yang menyembunyikan kekuatan mereka."Bum bum bum!"Terpancar aura yang menakutkan dari tubuh ketiga orang itu sehingga ruangan yang baru saja diciptakan pun hancur.Perlu diakui kekuatan yang mereka tunjukkan sangat menakutkan.Namun, inilah hal yang diinginkan oleh Dirga."Serang!"Dirga menghilang bers

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 770 Bunuh

    Setelah selesai berbicara, Dirga duduk bersila untuk memulihkan kekuatannya.Dua jam kemudian, kekuatan fisik Dirga sudah sepenuhnya pulih, tetapi energi sejati di dalam tubuhnya masih belum sepenuhnya pulih.Oleh karena itu, kekuatan tempurnya pun tidak kembali ke puncak, hanya pulih 90%.Meskipun kekuatan tempurnya baru pulih 90%, sekarang kultivasinya sudah jauh lebih tinggi dari sebelumnya.Karena selama masa pemulihan ini, dia mendapatkan wawasan baru soal ilmu pedang.Sekarang, dia menyadari setiap pemahamannya terhadap ilmu pedang diperbarui, kultivasinya akan meningkat.Seiring dengan peningkatan kultivasinya, rentang perkembangan kultivasinya menjadi makin besar.Hal ini bukan hanya membuat Dirga kaget dan bersemangat, tetapi juga membuatnya makin bertekad untuk mempelajari ilmu pedang!Saat ini, aura yang terpancar dari tubuhnya lebih berlimpah dari sebelumnya. Semua orang menyadari hal ini.Mereka pun sangat kaget, terutama biksu muda. Meskipun dia baru berinteraksi dengan D

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 769 Menaklukkan dengan Mudah

    Kemudian, seorang pria paruh baya berjubah hijau keluar dari gerbang besar. Dia langsung mengangkat tangannya untuk meninju Dirga.Seiring dengan suara hantaman, Dirga terhempas mundur. Ketika berhenti, seberkas darah mengalir dari sudut mulutnya.Saat ini, ekspresi Dirga berubah muram.Pria itu bukan hanya kuat, keterampilan dan tekniknya juga sangat unik.Seketika, Dirga tidak menemukan celah dan petunjuk, hal ini membuatnya makin gelisah.Pria berjubah hijau itu memandang Dirga dengan tatapan merendahkan. "Hanya segitu kemampuanmu, kukira kamu sangat hebat.""Ayo bertarung, aku akan memenggal kepalamu dalam tiga serangan."Setelah berkata demikian, pria berjubah hijau itu mengabaikan Dirga dan meletakkan tangannya di bahu Haruwi. Dia menyuntikkan energi sejati ke dalam tubuh Haruwi."Sudah kubilang jangan gunakan teknik memikat seperti ini untuk melawan musuh, sekarang kamu sudah tahu betapa lemahnya dirimu, 'kan?"Haruwi membantah, "Aku ini siluman rubah, apa lagi yang bisa kuandal

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 768 Pergi Tanpa Menebus Kesalahan

    Dia kembali menghunuskan sebuah tebasan, Haruwi sudah kehilangan dua ekor!Setelah kehilangan dua ekor, pesona yang terpancar dari tubuh Haruwi melemah. Selain itu, dia berteriak dan terus melangkah mundur.Dia mundur sampai ke depan gerbang besar. Ketujuh ekornya yang tersisa terbentang ke depan.Melihat kedua ekornya sudah dipotong oleh Dirga, Haruwi sangat marah. Dia menggertakkan giginya sambil memelototi Dirga."Manusia Sialan, beraninya kamu memotong dua ekorku, kamu harus mati.""Apa kamu tahu berapa banyak usaha yang kukerahkan untuk berevolusi menjadi rubah berekor sembilan? Apa kamu tahu betapa pentingnya setiap ekor ini bagiku?""Dasar lelaki sialan, aku akan membunuhmu."Sebelumnya, Haruwi terus menyembunyikan kekuatannya. Karena dia merasa Dirga tidak sekuat yang dia pikirkan.Bagi rubah, berevolusi menjadi rubah berekor sembilan adalah batas maksimum. Sekalipun dia ingin lanjut berevolusi dan meningkatkan kekuatannya, kedua hal ini sangat tidak memungkinan.Namun, selama

DMCA.com Protection Status