Beranda / Urban / Istriku Dewi Perang yang Sakti / Bab 5 Usik Nona Zira Sedikit saja, Aku Lenyapkan Seluruh Keluargamu

Share

Bab 5 Usik Nona Zira Sedikit saja, Aku Lenyapkan Seluruh Keluargamu

Penulis: Sungai Merah
Reno dan Melly datang dengan beberapa pengawal.

Melihat tragedi Jager dan yang lainnya, Reno tak bisa menahan emosi dan mulai memaki-maki.

"Mengurus Dirga dan ibunya saja nggak bisa, apa gunanya aku pelihara kalian!"

"Kalian semua nggak berguna!"

"Bukan begitu, Tuan Reno, anak itu benar-benar pandai berkelahi. Tuan Reno, tolong bantu kami!"

Jager merangkak ke kaki Reno dan menyeka sepatunya dengan lengan bajunya.

Namun, fokus Reno sekarang sepenuhnya pada Zira dan Aisa.

Dua wanita yang cantik dan elegan!

Bila Melly dibandingkan dengan Zira dan Aisa, perbedaannya sangat jelas!

Mereka bagaikan itik buruk rupa dan angsa putih yang cantik!

Pikiran Reno seketika dipenuhi dengan pikiran jahat, matanya tertuju pada tubuh Zira.

"Halo, dua wanita cantik, namaku Reno Markus, ini kartu namaku!"

"Keluarga Markus adalah keluarga konglomerat kelas tiga di Kota Langgara. Ayahku adalah kepala keluarga, aku khawatir kamu belum tahu bahwa Dewi Perang Angsa Putih sudah tiba di Kota Langgara, ya?"

"Aku lihat kalian berdua seperti bukan berasal dari Kota Langgara, tapi pasti pernah mendengar nama Dewi Perang Angsa Putih. Sejujurnya, Keluarga Markus adalah satu-satunya keluarga yang pendapatnya bisa diterima oleh Dewi Perang Angsa Putih."

"Karena pamanku adalah jenderal bintang sembilan di Departemen Perang, inilah berita yang pamanku dapat dari Departemen Perang. Sekarang pamanku yang menemani Dewi Perang Angsa Putih, jadi aku dengan tulus mengundang kalian berdua ke kediaman Keluarga Markus sebagai tamu!"

"Kalau kalian mau melihat aura pahlawan Dewi Perang Angsa Putih, itu soal gampang bagi pamanku!"

Reno membagikan kartu namanya dengan sombong!

Dalam hatinya Reno merasa senang, berpikir bahwa dua wanita cantik itu pasti tidak akan menolak berita yang begitu mengejutkan. Pada saat itu, ketika mereka tiba di Keluarga Markus, apa mereka masih bisa melarikan diri?

Kecantikan yang luar biasa ini harus dinikmati oleh Reno!

Melly menatap Reno, raut wajahnya bahkan terlihat kesal.

"Kak Reno, kapan paman menemani Dewi Perang Angsa Putih? Bicara apa kamu ini?"

Melly sangat tidak senang, karena tatapan Reno pada Zira membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Hari ini, dia pulang bersama Reno sejak pagi dan bertemu dengan paman Reno. Namun, setelah bertanya, dia baru tahu bahwa pamannya hanya tahu Dewi Perang Angsa Putih sedang dalam perjalanan ke Kota Langgara.

Sedangkan kapan dia akan tiba dan di mana, pamannya sama sekali tidak tahu. Sekarang, Keluarga Markus sedang secara diam-diam menggerakkan semua orang sekitar di seluruh kota untuk mencari tahu tentang berita Dewi Perang Angsa Putih.

Dia dan Reno juga ditugaskan untuk menyelidiki sebuah daerah.

Duar!

Saat Reno mengatakan bahwa Zira akan datang ke Kota Langgara, Aisa tiba-tiba mengeluarkan aura yang dingin dan kejam!

Sudah menjadi rahasia bahwa dia dan Zira datang ke Kota Langgara, bahkan di Departemen Perang, hal ini hanya diketahui oleh Komandan.

Dari mana dia mendengar tentang jenderal perang bintang sembilan ini?

Pada titik ini, Reno sudah mati di mata Aisa! Selama Zira memberi perintah, dia tidak akan ragu untuk membanting Reno ke lantai!

"Hehe, Keluarga Markus itu apaan? Kalian memenuhi syarat untuk diterima pendapatnya oleh Dewi Perang Angsa Putih?"

"Apa kamu tahu apa itu cari mati?"

Aisa melangkah maju, tubuh Reno dan yang lainnya tanpa sadar gemetaran!

Sial, bagaimana wanita ini bisa begitu mengintimidasi?

Pada saat ini, Zira berbicara.

"Reno, 'kan? Apa kamu yang menyuruh mereka untuk memukuli ibunya Pak Dirga?"

Pada saat ini, Zira seperti ratu berkuasa yang menatap semua makhluk hidup. Kata-katanya menyiratkan niat membunuh. Dia selalu sangat tenang dan tidak ingin orang-orang luar mengetahui hubungannya dengan Dirga!

Kalau tidak, ibunya akan segera tahu tentang Dirga, hal ini tentu akan berbahaya bagi Dirga dan ibunya!

Namun, dia sudah memutuskan untuk menikahi Dirga. Ibu Dirga adalah calon ibu mertuanya. Kalau ibu mertuanya dipukuli, apakah Zira bisa diam saja?

Sedangkan identitasnya akan segera ketahuan, dia sama sekali tidak peduli!

"Pak Dirga? Dirga? Apa hubunganmu dengan Dirga?"

"Kalian berdua bukan wanita yang dibungkus Dirga dari kelab malam, 'kan?"

Sejak awal, Melly kesal melihat Zira dan Aisa, terutama Zira. Karena baik temperamen ataupun kecantikannya, semuanya kalah dari Zira!

Ditambah cara Reno menatap Zira barusan, Reno terlihat begitu ingin memikat hati Zira. Melly sangat kesal melihatnya!

"Berani sekali menghina atasanku, kotor sekali mulutmu!"

"Plak!"

Aisa menampar wajah Melly seperti kilat hingga merontokkan satu giginya!

Melly langsung tercengang. Tepat ketika dia ingin menatap mata dingin Aisa, dia langsung ketakutan oleh aura pembunuh yang melintas dari matanya yang dingin!

Dengan sedih, dia meminta bantuan Reno.

"Kak Reno, dia, dia benar-benar berani memukulku. Cepat suruh pengawalmu lampiaskan emosiku!"

Reno juga benar-benar ketakutan dengan aura Zira dan Aisa, tapi dia langsung tenang dan merasa senang.

Karena sekarang dia punya alasan untuk memberikan tekanan pada Aisa dan Zira.

"Aku benar-benar ingin berteman dengan kalian berdua. Tapi kalian malah memukul tunaganku. Masalah ini tentu saja besar, kalian hanya punya satu pilihan sekarang!"

"Kalian berlutut meminta maaf pada tunanganku, lalu kalian temani aku minum!"

"Kalau nggak begitu, aku jamin kalian berdua nggak akan bisa keluar dari rumah sakit ini hari ini!"

Reno selesai bicara. Dia menoleh melemparkan tatapan ke pengawal di belakangnya. Tak lama kemudian beberapa pengawal mengelilingi Zira dan Aisa!

"Kamu mengancamku?"

Zira tidak marah, tetapi malah menatap Reno dengan konyol.

Reno berkata dengan kesal, "Nona, kalau kamu masih bersikeras, aku pun nggak bisa berbuat apa-apa lagi. Begini saja, selama pamanku nggak ada, setengah Kota Langgara ini dikuasai oleh Keluarga Markus!"

"Sekarang pamanku menemani Dewi Perang Angsa Putih, seluruh Kota Langgara bisa dikuasai oleh Keluarga Markus!"

"Pamanmu Jenderal Bintang Sembilan? Dia sangat kuat?"

Zira meledeknya.

"Biasa saja, Keluarga Markus adalah keluarga konglomerat kelas tiga di Kota Langgara. Tapi kekuatan Keluarga Markus dalam bidang medis berada di tiga besar di Kota Langgara!"

"Obat-obatan dari Keluarga Markus dipasok langsung ke Departemen Perang, Dewi Perang Angsa Putih sudah berjanji akan menjadi saksi pertunanganku enam hari lagi."

"Apa kamu tahu apa artinya ini? Artinya, Keluarga Markus akan menjadi keluarga kelas dua atau bahkan nomor satu. Pamanku akan segera dipromosikan menjadi Raja Perang. Bukan nggak mungkin untuk dipromosikan menjadi Dewa Perang dalam waktu dua tahun."

Pfftt!

Aisa tidak bisa menahan tawa!

"Apa yang kamu tertawakan?"

Reno agak marah.

"Aku ingat hal-hal menyenangkan. Aku bebas tertawa kalau aku mau, bukan?"

Aisa menutup mulutnya dan tertawa!

Wajah Reno langsung muram.

"Hal menyenangkan apa? Aku sarankan kamu tahu diri dan meminta maaf kepada tunanganku sambil berlutut. Kalau nggak, jangan salahkan aku kalau main kasar!"

Siapa sangka, setelah Reno selesai bicara, Aisa tertawa lagi dan berkata, "Kucingku lahiran!"

Pfftt!

Kali ini giliran Zira yang tertawa. Tawa ini mengejutkan semua orang!

"Kenapa kamu tertawa lagi?"

Reno kagum dengan tawa Zira, dia ingin marah tapi tidak bisa!

"Kucingku lahiran juga!"

Zira ikut-ikutan Aisa.

Eh?

Kenapa kata-katanya mirip sekali?

Reno seketika sadar!

"Kalian sedang mentertawakanku? Bagus sekali, kalian berdua cari gara-gara, ya!"

"Habisi mereka, agak lembut sedikit!"

Reno memerintahkan pengawal, tetapi pada saat ini suara Dirga datang dari ruang rawat.

"Reno, kalau kamu berani mengusik Nona Zira, aku akan menghancurkan seluruh keluargamu!"

Saat suara itu terdengar, Dirga keluar dari kamar sakit dengan aura yang mematikan. Dia datang ke depan Zira dan meraih tangan wanita itu, lalu melindungi Zira di belakangnya.

Pada saat itu, Zira merasakan aliran hangat aneh yang belum pernah dia rasakan sebelumnya di hatinya. Dia sepenuhnya mengabaikan aura membunuh dari diri Dirga.

Jadi, beginilah rasanya dilindungi oleh pasangan sendiri?

Namun, Aisa saat ini merasakan bahaya yang belum pernah dia rasakan sebelumnya dari sosok Dirga!

Bahaya parah!

Bahaya ini membuatnya merasakan ketakutan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya!

Aisa ketakutan sampai ke tulang-tulangnya!

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Marta Ardilaga
puas dan semakin penasaran
goodnovel comment avatar
Tarja
puas sekali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 6 Aku Berani Membunuhmu, Mau Coba?

    Aisa ketakutan sampai ke tulang-tulangnya!Ada apa ini?Bagaimana Dirga si gelandangan ini membuatku sangat ketakutan?Aisa tanpa sadar gemetaran.Ilusi!Pasti ilusi!Niat membunuh yang terpancar dari Dirga berlalu begitu saja, sekarang Aisa tidak bisa merasakannya sama sekali.Saat ini, Zira hanya merasa terharu, terharu karena dilindungi oleh pasangannya sendiri. Selain itu, dia sama sekali tidak merasakan apa-apa!Pada saat ini, pengawal Reno mundur ke sisinya dan berbisik dengan suara gemetar, "Tuan, anak ini agak jahat. Takutnya dia seorang master!""Plak!"Reno menampar wajah pengawal itu dan berkata dengan marah, "Apa kalian buta?"Setelah itu, Reno mengarahkan pandangannya pada Dirga."Dirga, aku nggak menyangka kamu dan ibumu akan mengalami kehidupan yang sulit, senang sekali memukuli aku dan tunanganku tadi malam, 'kan?""Kamu bisa bertarung, ya? Jangan bilang aku menggertakmu, lihat pengawal di belakangku?""Salah satu dari mereka bisa satu lawan sepuluh. Kalau kamu paham, b

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 7 Murid Penyelamatku Tidak Mungkin Tidak Punya Kemampuan

    "Jenderal, Dirga benar-benar seorang dokter? Apa dia benar-benar bisa menyembuhkan cederamu?""Selain itu, apa Jenderal hanya ingin memberitahunya bahwa Jenderal adalah Angsa Putih?"Begitu dia tiba di luar rumah sakit, Aisa tidak sabar untuk bertanya dan Zira sudah memberitahunya bahwa Dirga adalah seorang dokter dan sedang proses menyembuhkannya."Aku yakin Dirga akan menyembuhkan lukaku, tapi kuharap nggak begitu cepat. Aku memang ingin memberitahunya identitas asliku barusan, tapi kamu tahu akhirnya nggak. Ekspresi Dirga tampak nggak tenang saat aku mengakui bahwa kita berdua adalah tentara dan berada di Departemen Perang!"Aisa baru ingat setelah mendengar ucapan Zira."Dirga jauh lebih misterius dari yang kamu kira, murid penyelamatku nggak mungkin orang yang nggak punya kemampuan. Jadi, ingat apa yang aku katakan di ruang rawat, kamu jangan mencoba menyelidikinya!" lanjut Zira."Siap!"Aisa setuju, lalu dia membuka pintu mobil untuk Zira.Telepon Zira berdering begitu dia masuk

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 8 Aku Menerima Permintaan Maafmu

    Banyak tanda tanya terlintas di benak Mora."Dokter itu harus menyelamatkan nyawa pasien. Aku seorang dokter. Sudah menjadi tugasku menyembuhkan dan menyelamatkan orang sakit!""Nenek Mora, sama-sama. Namaku Dirga!"Dirga menarik jarum perak dari tubuh Mora dan berkata kepadanya, "Nenek Mora, Nenek bisa berdiri dan bergerak sekarang!"Seorang gadis berumur 18 tahunan bergaun putih di sampingnya segera membantu Mora berdiri, lalu gadis dengan cemas bertanya, "Nenek, bagaimana perasaan Nenek sekarang?""Membaik, Nenek merasa lebih baik sekarang!""Benarkah? Baguslah, Nenek buat aku ketakutan tadi, huhuhu ...."Gadis itu mulai menangis, orang-orang di sebelahnya juga menghela napas dan berkata satu demi satu, "Bu Mora, syukurlah keadaan Ibu membaik!""Ya, terima kasih atas perhatian kalian. Kembalilah ke posisi dan pekerjaan kalian masing-masing.""Lista, pergi dan tuliskan cek 200 miliar untuk dokter ajaib ini!""Hah?"Lista Candra, cucu Mora tercengang."Ah, apanya? Cepat!""Nggak bisa,

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 9 Aku Tidak Akan Meladeni Sampah Kecuali Aku Tidak Tahan

    Lista tidak percaya Dirga sehebat yang dikatakan neneknya!Mora tidak bisa tenang saat ini, dia tidak takut pada siapa pun di Kota Langgara kecuali beberapa monster tua itu.Beberapa tahun yang lalu, dia memiliki keberuntungan untuk melawan salah satu monster tua. Akhirnya, dia tentu saja dikalahkan.Dia bisa merasakan fluktuasi aura monster itu dan tahu seberapa jauh perbedaan alam kultivasinya.Namun, tadi itu dia tidak bisa merasakan alam kultivasi Dirga. Dirga bagaikan lubang hitam yang tak terduga di matanya!"Di atas langit masih ada langit!""Nak, kamu harus ingat kalau kamu nggak bisa melakukannya, bukan berarti orang lain nggak bisa melakukannya juga!""Ingat, jangan menilai orang dari penampilannya. Nenek selalu menilai orang dengan akurat!""Nenek memberimu misi. Temui Dirga dan berteman dengannya!""Paham?"Nada bicara Mora terdengar santai, tapi tak perlu dipertanyakan lagi ketegasannya. Meskipun di hati Lista sangat enggan, dia hanya bisa pasrah mengiakan permintaan nenek

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 10 Melakukan Apa yang Harus Dilakukan Pasangan

    Dirga meninggalkan rumah setelah pamitan pada orang tuanya.Dalam waktu satu jam, dia sudah berada di luar kamar Zira.Aisa berdiri di luar pintu. Raut wajah Aisa sangat tidak karuan, alhasil Dirga pun khawatir dan buru-buru bertanya, "Apa yang terjadi pada Zizi?"Mendengar Dirga menyapa Zira dengan begitu intim, Aisa sangat kesal dalam hatinya.Namun, dia tidak berani tidak menghormati Dirga karena teringat perintah Zira sebelumnya kepadanya. Aisa pun segera melangkah maju untuk menemui Dirga dan berkata, "Hari ini, aku dan Nona sedang meninggalkan rumah sakit, Nona menerima sebuah telepon. Kemudian, suasana hati Nona pun menjadi buruk.""Dihibur bagaimanapun nggak bisa. Karena kamu sudah datang, kamu hibur Nona sana. Di hatinya saat ini hanya ada kamu, kamu jangan sampai mengecewakan dia, jangan kecewakan aku.""Aku mohon padamu!"Aisa hampir menangis, meskipun dia adalah bawahan Zira, Zira selalu memperlakukannya seperti adiknya sendiri."Oke, serahkan padaku, kamu istirahat saja sa

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 11 Dirga Jahat Sekali

    Setelah selesai telepon, Dirga mengirimkan daftar herbal yang dia butuhkan dan segera pulang ke rumah.Dia berencana untuk pergi ke klinik untuk mendekorasi besok pagi. Dia ingin segera membuka bisnisnya agar ibunya tahu bahwa dia memiliki pekerjaan yang layak, sehingga ibunya tidak perlu khawatir lagi.Saat ini, di kediaman Keluarga Markus.Romeo, kepala Keluarga Markus, memandang Paron yang seluruh lengannya hancur. Romeo memakinya tidak berguna."Paron, Keluarga Markus sudah mempekerjakanmu selama bertahun-tahun. Biasanya, kamu dan orang-orangmu nggak pernah takut apa pun. Kali ini kamu turun sendiri, bisa-bisanya anak muda biasa nggak bisa kamu kalahkan.""Soal ini biarlah, bisa-bisanya anak itu mematahkan satu lenganmu.""Beri tahu aku, betapa nggak bergunanya kamu!"Romeo paling paham kekuatan Paron.Meskipun kekuatan Paron bukan nomor satu di Kota Langgara, dia berada di jajaran teratas. Romeo tidak pernah menyangka, Paron bukan hanya tidak membawa kaki dan tangan Dirga, tapi ma

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 12 Berlutut dan Meminta Maaf kepada Pak Dirga

    Lista sedang dalam suasana hati yang buruk."Lista, ada apa datang kemari?""Oh, ya, kondisi nenekmu seharusnya sudah baik-baik saja, 'kan?"Dirga tidak terlalu menyukai Lista, jadi dia langsung ke intinya karena tak ingin bahas yang lain.Lista marah saat merasakan nada tidak menyambut dari ucapan Dirga. Namun, Lista tetap tahan diri begitu teringat ucapan neneknya."Aku bisa punya urusan apa denganmu? Jangan berpikir berlebihan, nenekku yang menyuruhku datang untuk berterima kasih.""Kondisi nenekku sudah aman, malam nanti dia ingin mengundangmu makan malam. Jawab yang jelas, kamu mau datang atau nggak."Dirga seketika merasa lucu saat melihat raut wajah serbasalah Lista.Dia baru sadar, gadis ini imut juga saat marah.Dirga pun mengubah nada bicaranya dan berkata, "Nona Lista, sampaikan rasa terima kasihku pada nenekmu. Aku nggak bisa ikut makan malam. Aku benar-benar nggak punya waktu. Kamu lihat sendiri aku masih harus renovasi klinikku.""Ketika klinik direnovasi dan dibuka, aku

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 13 Maaf Aku Tidak bisa Menerimamu Sebagai Murid

    Dirga tidak kekurangan uang atau kekuasaan.Dia tidak bisa menerima keputusan Mora. Melihat Dirga begitu tenang dan tegas, Mora menyadari bahwa dirinya terlalu semberono. Seseorang setinggi Dirga pasti punya uang!Aset Keluarga Candra pasti bukan apa-apa di mata Dirga."Dirga, aku yang terlalu bersemangat. Tapi kamu adalah penyelamat hidupku, aku dan seluruh keluarga Candra selalu terbuka kalau kamu butuh bantuan. Kamu jangan sungkan!""Nenek Mora, jangan salah paham. Aku orang yang malas, aku sudah cukup punya klinik ini!""Oke, Dirga, aku melihat klinikmu hampir selesai direnovasi. Rencananya mau buka kapan?""Entah, apa aku boleh bersulang untukmu?"Mora bertekad untuk berteman dengan Dirga. Pembukaan klinik Dirga adalah kesempatan baginya untuk balas budi. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan ini."Nenek Mora, tentu saja. Aku akan memberitahumu saat waktunya tiba. Suatu kehormatan bagiku untuk menjamumu di sini.""Nenek Mora, kenapa Nenek belum menyuruh Nona Lista berdiri dulu!"D

Bab terbaru

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 776 Tamat

    Seiring dengan teknik jitu yang terus dilancarkan oleh Dirga, aura di tubuhnya mencapai puncak dan niat pedangnya menjadi makin kuat!Aura di tubuhnya segera mencapai tahap yang menakutkan, lelaki tua dapat merasakan semua ini.Ekspresinya berubah drastis. Meskipun sosok aslinya berada di Kota Bintang, bagi pendekar super sepertinya, jarak bukanlah halangan.Dirga seolah-olah berada di hadapannya."Nak, aku memang sudah salah menilai dan terlalu meremehkanmu.""Aku nggak menyangka pemahamanmu terhadap Teknik Pantang Menyerah sudah sedalam ini, perlu diakui kamu adalah anak muda kedua paling berbakat yang pernah kutemui.""Teknik Pantang Menyerah sangat menarik, semoga kamu nggak mengecewakanku."Setelah berkata demikian, lelaki tua melompat ke udara. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Dirga. Pemuda berbakat seperti ini hanya punya dua pilihan, yaitu diperalat olehnya atau mati di tangannya.Awalnya dia pun ingin menerapkan prinsip ini pada Zira, tetapi akhirnya dia dikalahkan o

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 775 Pertarungan Terakhir

    Kali ini, Dirga memilih untuk menyerang duluan!"Tsing!"Pedang Asura di tangannya berdenting pelan. Di bawah dukungan Niat Pedang Pantang Menyerah dan Teknik Pantang Menyerah, dia menyesuaikan sudut Pedang Asura, lalu menghunuskan Pedang Asura ke arah tangan raksasa itu.Terdengar suara hantaman.Dirga tidak berhasil memotong tangan raksasa itu menjadi beberapa bagian, tetapi sekarang tangan raksasa itu berubah menjadi ilusi.Dirga memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan!"Shiu shiu shiu ...."Pada akhirnya, tangan raksasa itu hancur berkeping-keping dan menghilang dari pandangan semua orang.Melihat adegan ini, Dirga dan yang lainnya mengembuskan napas lega. Namun, tak lama kemudian, muncul tangan raksasa lainnya.Tangan raksasa ini lebih besar dan padat dari yang sebelumnya. Dirga sudah mempersiapkan diri untuk menyerang.Namun, ketika tangan raksasa itu melesat ke arahnya, dia sama sekali tidak bisa bergerak. Karena kakinya seolah-olah melekat di tanah.Dalam sekejap

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 774 Pendekar yang Sesungguhnya Datang

    Biksu muda dan yang lainnya langsung terhempas sejauh puluhan ribu meter. Untungnya Dirga tanggap dan langsung melepaskan energi pedang untuk menarik mereka kembali, kalau tidak, entah ke mana mereka akan terdampar."Menakutkan sekali, momentum dan aura ini sungguh mengerikan.""Momentum ini jauh lebih kuat dari dugaan kita, orang di dalam mungkin sudah menerobos tingkat Yang Bebas dan menapaki Alam Gamasesa."Saat ini, biksu muda dan yang lainnya ketakutan. Hati mereka dipenuhi dengan keterkejutan!Sebenarnya orang itu memang jauh lebih kuat dari dugaan mereka. Suaranya dapat menimbulkan gejolak yang begitu menggemparkan.Saat ini, mereka berdiri di belakang Dirga dan bernapas dengan hati-hati. Kalau tadi Dirga tidak menyelamatkan mereka, mereka mungkin sudah hancur berkeping-keping.Saat ini, mereka menaruh semua harapan pada Dirga. Mereka sangat mengagumi Dirga.Sedangkan ekspresi Dirga pun berubah muram, kekuatan orang di dalam melampaui dugaannya. Meskipun dia sudah mempersiapkan

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 773 Pertarungan Akhir Dimulai

    Setelah selesai berbicara, roh pedang berubah menjadi energi pedang dan masuk ke dalam Pedang Asura.Dirga tertegun di tempat. Setelah belasan detik kemudian, dia baru tersadar. Sebenarnya sekarang dia sangat terluka dan terpukul.Karena ucapan roh pedang membuatnya menyadari betapa lemah dan tidak berharga dirinya. Roh pedang tidak mungkin membohonginya, sekarang dia merasa sangat tidak berdaya.Selama ini, dia tidak merasa bahwa bakatnya yang paling menonjol. Karena jika dibandingkan dengan Zira dan Vania, bakatnya bukanlah apa-apa.Namun, dia melalui semua tahap yang harus dia lalui. Meskipun dia dibimbing oleh Rafan, semua pencapaiannya hari ini diraih dengan kerja kerasnya sendiri.Terlebih lagi, di alam agung seperti Yang Bebas, dia bukan hanya menciptakan teknik jitu, tetapi juga berhasil memahami cara kerja Teknik Pantang Menyerah.Hanya dinilai dari dua poin ini, dia pantas disebut genius di antara para genius. Namun, setelah mendengar ucapan roh pedang, dia baru menyadari ada

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 772 Roh Pedang Bangun

    Keadaan mereka tidak diketahui!Dirga mencari di sekeliling, tetapi tidak menemukan jejak mereka."Jangan-jangan semuanya terbunuh?""Mana mungkin?"Dirga kebingungan. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu yang membuatnya gelisah."Nggak, nggak, jangan-jangan mereka terbunuh oleh tebasanku tadi?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin?"Dirga membantah pikirannya, dia terus mencari biksu muda dan yang lainnya.Akhirnya, dia menemukan mereka di sebuah ruangan yang sudah hancur. Ketika melihat mereka, Dirga tidak bisa berkata-kata.Karena keadaan biksu muda dan yang lainnya sangat mengenaskan, setiap orang terluka parah, bahkan beberapa di antara mereka sekarat.Lokasi kejadian sangat tragis.Tanpa ragu-ragu, Dirga langsung menerjang ke hadapan biksu muda, dia memasukkan beberapa butir pil obat ke dalam mulut biksu muda.Dirga menyuntikkan energi sejati ke tubuh biksu muda, lalu pergi memeriksa keadaan yang lainnya.Setelah memulihkan diri selama dua jam, akhirnya nyawa semua orang aman. Namun,

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 771 Satu Lawan Tiga

    Saat ini, ketiganya memiliki keinginan untuk membunuh Dirga.Karena kekuatan Dirga jauh di atas dugaan mereka, Dirga membuat mereka merasa sangat terancam!"Kalau begitu, mari lihat apa kalian sanggup. Jangan basa-basi, ayo bertarung!" Semangat tempur Dirga membara. Dia haus akan pertarungan dan akan bertarung dengan sekuat tenaga.Meskipun ketiga orang di hadapannya belum bisa memuaskan keinginannya, mereka cukup bermanfaat.Sekarang, dia makin bersemangat untuk bertarung, terutama dengan musuh yang kuat.Karena musuh yang kuat dapat menutupi kekurangannya dan membuatnya lebih cepat berkembang."Nak, mati kamu."Ketiganya menerjang ke arah Dirga sambil melancarkan serangan, tidak ada yang menyembunyikan kekuatan mereka."Bum bum bum!"Terpancar aura yang menakutkan dari tubuh ketiga orang itu sehingga ruangan yang baru saja diciptakan pun hancur.Perlu diakui kekuatan yang mereka tunjukkan sangat menakutkan.Namun, inilah hal yang diinginkan oleh Dirga."Serang!"Dirga menghilang bers

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 770 Bunuh

    Setelah selesai berbicara, Dirga duduk bersila untuk memulihkan kekuatannya.Dua jam kemudian, kekuatan fisik Dirga sudah sepenuhnya pulih, tetapi energi sejati di dalam tubuhnya masih belum sepenuhnya pulih.Oleh karena itu, kekuatan tempurnya pun tidak kembali ke puncak, hanya pulih 90%.Meskipun kekuatan tempurnya baru pulih 90%, sekarang kultivasinya sudah jauh lebih tinggi dari sebelumnya.Karena selama masa pemulihan ini, dia mendapatkan wawasan baru soal ilmu pedang.Sekarang, dia menyadari setiap pemahamannya terhadap ilmu pedang diperbarui, kultivasinya akan meningkat.Seiring dengan peningkatan kultivasinya, rentang perkembangan kultivasinya menjadi makin besar.Hal ini bukan hanya membuat Dirga kaget dan bersemangat, tetapi juga membuatnya makin bertekad untuk mempelajari ilmu pedang!Saat ini, aura yang terpancar dari tubuhnya lebih berlimpah dari sebelumnya. Semua orang menyadari hal ini.Mereka pun sangat kaget, terutama biksu muda. Meskipun dia baru berinteraksi dengan D

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 769 Menaklukkan dengan Mudah

    Kemudian, seorang pria paruh baya berjubah hijau keluar dari gerbang besar. Dia langsung mengangkat tangannya untuk meninju Dirga.Seiring dengan suara hantaman, Dirga terhempas mundur. Ketika berhenti, seberkas darah mengalir dari sudut mulutnya.Saat ini, ekspresi Dirga berubah muram.Pria itu bukan hanya kuat, keterampilan dan tekniknya juga sangat unik.Seketika, Dirga tidak menemukan celah dan petunjuk, hal ini membuatnya makin gelisah.Pria berjubah hijau itu memandang Dirga dengan tatapan merendahkan. "Hanya segitu kemampuanmu, kukira kamu sangat hebat.""Ayo bertarung, aku akan memenggal kepalamu dalam tiga serangan."Setelah berkata demikian, pria berjubah hijau itu mengabaikan Dirga dan meletakkan tangannya di bahu Haruwi. Dia menyuntikkan energi sejati ke dalam tubuh Haruwi."Sudah kubilang jangan gunakan teknik memikat seperti ini untuk melawan musuh, sekarang kamu sudah tahu betapa lemahnya dirimu, 'kan?"Haruwi membantah, "Aku ini siluman rubah, apa lagi yang bisa kuandal

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 768 Pergi Tanpa Menebus Kesalahan

    Dia kembali menghunuskan sebuah tebasan, Haruwi sudah kehilangan dua ekor!Setelah kehilangan dua ekor, pesona yang terpancar dari tubuh Haruwi melemah. Selain itu, dia berteriak dan terus melangkah mundur.Dia mundur sampai ke depan gerbang besar. Ketujuh ekornya yang tersisa terbentang ke depan.Melihat kedua ekornya sudah dipotong oleh Dirga, Haruwi sangat marah. Dia menggertakkan giginya sambil memelototi Dirga."Manusia Sialan, beraninya kamu memotong dua ekorku, kamu harus mati.""Apa kamu tahu berapa banyak usaha yang kukerahkan untuk berevolusi menjadi rubah berekor sembilan? Apa kamu tahu betapa pentingnya setiap ekor ini bagiku?""Dasar lelaki sialan, aku akan membunuhmu."Sebelumnya, Haruwi terus menyembunyikan kekuatannya. Karena dia merasa Dirga tidak sekuat yang dia pikirkan.Bagi rubah, berevolusi menjadi rubah berekor sembilan adalah batas maksimum. Sekalipun dia ingin lanjut berevolusi dan meningkatkan kekuatannya, kedua hal ini sangat tidak memungkinan.Namun, selama

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status