Share

PELANGI DI MATA SIPUT

"Inggrid, kau itu kenapa, sih? Tengak-tengok nggak jelas kayak gitu kayak ngendap-ngendap ada maling aja!" Pagi itu, Aida memperhatikan Inggrid memang agak sedikit aneh, makanya dia berkomentar.

"Aku hanya mau memastikan aku masuk kamar mandi ndak ada yang ngikutin aku, Mbak!"

"Hahaha! Kau ini bikin aku ketawa aja, Inggrid. Aneh-aneh saja kalau bicara itu!"

"Lah wajar toh? Mereka itu kan nggak kelihatan. Kalau nanti mereka masuk juga ke kamar mandi aku lagi mandi, gimana?"

Hanya senyum yang terurai dari bibir Aida ketika mendengar celotehan Inggrid.

"Sudahlah! Kau mandi saja. Lagian mereka sudah berjanji kalau mereka mau masuk ke dalam ruangan ini mereka tidak akan masuk dalam kondisi tidak terlihat!"

"Mbak Aida, mereka itu ndak punya agama. Bagaimana kita bisa percaya dengan janji mereka? Sedangkan orang yang punya agama, mereka itu kalau sudah berjanji mereka tak akan menepatinya dengan mudah. Kecuali mereka yang memang benar-benar takut pada Tuhan-nya. Kan banyak sekarang sih yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status