"Ada Mas. Banyak laki-lakinya dan ada perempuannya juga. Kita mau keluar bareng buat merayakan keberhasilan usaha kita yang bagian dari tugas kampus. Sekalian rapat kecil karena sekarang anak-anak juga dilema apakah mau melanjutkan usaha ini terus atau hanya sebatas urusan tugas kampus aja dan kita bubaran."
"Ehm. Aku tuh sebenarnya nggak suka kalau kamu pergi sama temen-temen kamu apalagi ada temen cowoknya."
Aku pun sebenarnya nggak suka kalau kamu pergi apalagi aku mencium wangi strawberry ratu lebahmu. Tapi apa aku protes padamu?
Sebetulnya jawaban dari Reiko dibalas langsung oleh Aida. Beruntung saja Reiko tidak mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya.
"Ya sudah Mas. Aku akan katakan pada mereka kalau aku tidak bisa ikut."
Tapi Aida memang saat ini sedang
Biarlah yang penting sudah diizinkan dan aku juga emang nggak kegatelan kok sama temen cowokku siapapun mereka. Nggak ada yang menarik.Aida berbisik dalam hatinya selepas Reiko keluar dari ruangannya.Aida juga tidak tahu kenapa suaminya berkata begitu. Tapi dia mengangguk saja. berpikir simple.Bukankah ini sebuah keberuntungan dia mendapat izin untuk pergi bersama teman-temannya? Untuk apa lagi bertanya macam-macam yang bisa membuat dirinya kehilangan izin itu?Haaaah, tapi terrarium ini bikin aku dosa ga ya?Aida tak ingin mendebat apapun lagi pula pikirannya tidak lagi ke arah sana saatmatanya men
"Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Dan aku sayang banget sama kamu. Jangan ganti aku sama yang lainnya di hatimu, ya Ai!"Dan kini mata itu menatap Aida dalam-dalam sambil jari tangannya mengelus pipi Aida. Membuat hatinya merasa sakit dan Aida juga merasa menyesal di hatinya karena gerakan tubuhnya tak sesuai dengan yang dirasakan hatinya.Kenapa aku harus mengangguk?"Makasih ya Ai. Aku bener-bener takut banget kalau harus kehilangan kamu, liat kamu sama pria lain itu bikin aku ngeri." jujur Reiko."Dan janji ya Ai, cuma aku yang boleh masuk ke dalam sini!" Reiko bicara sambil satu jarinya mengelus bagian bawah Aida yang membuat wanita itu merinding dan juga merasa sakit.Sedangkan milikmu boleh masuk ke dalam tubuh wanita lain? Meskipun kau memakai penga
Dia gelagapan liat siapa yang telepon kan?Aida tadi ingin menjawab tapi getaran handphone yang di dengar suaranya dari saku Reiko membuat pria itu segera mungkin merogoh sakunya saat Aida berbisik di hatinya.Dan ini membuat Aida seakan-akan mendidih ketika Reiko tak kunjung mengangkat dan fokus ke layar.Karena itulah..."Pekerjaan di kantornya Mas Reiko kurasa ndak bisa digantiin sama Mbak Fitri. Karena dia belum di training seperti Mas Seno. Ini namanya gak profesional dan cuman bikin Mas Reiko nanti yang ngikutin aku ke kampus nggak akan pernah tenang karena memikirkan kerjaannya beres apa enggak."Aida bicara sambil jalan mendekat pada Reiko yang menatapnya namun dia tidak mengangkat handphonenya yang masih bergetar itu. Hanya memencet tombol di sampingnya s
"Mau sampai kapan berdiri di sini?"Sindir seseorang sambil Dia berjalan mengantongi handphone-nya."Nih, pakai untuk hapus air matamu. Atau kau ingin membiarkan semua teman-teman kita melihatnya kalau mereka menengok, hmm?"Aida tak menyadari kalau untuk beberapa detik dia berdiri di belokan itu mematung di sana padahal teman-temannya sudah masuk ke satu restoran yang mereka rencanakan.Aida masih dalam posisi mengintip di belokan itu memandang ke satu arah yang tak disadari oleh orang yang dipandanginya dan teman-temannya.Tapi ada satu orang yang tadi memang sedang berjalan malas di paling belakang dia sepertinya bisa melihat ke mana arah pandangan Aida dan kini sudah berdiri tepat di hadapan Aida mem-block pandangan Aida."Merasa pa
"Hah!"Jelas kaget Aida mendengar suara yang memang masih tertahan dan hanya bisa di dengar olehnya atau mungkin orang yang lewat dengan jarak setengah meter dari seandainya ada.Sungguh dia tidak menyangka di hatinya yang sedang kesal dan penuh dengan emosi sekarang harus berhadapan dengan seorang pria yang ingin sekali Aida remukkan bibirnya."Gak usah malu, kalau emang pengen ngelakuin itu mulai sekarang cepet-cepet deh kumpulin om-om yang kamu kenal. Termasuk si Dimas itu yang gampang dan udah suka kayaknya ama kamu. Duitnya kenceng. Kayaknya hidupmu juga bisa berubah kalau bisa nempel terus sama dia!""Bentar ya."Aida: Mbak Fitri, tunggu saja di mobil. Aku mau ke sana bentar lagi.Tapi Aida tak melanjutkan membela dirinya karena d
"Simpan tissu-mu! Aku tidak mm--"Tidak membutuhkan kan kau ingin bilang begitu? Tapi kau membutuhkan tanganku untuk menyangga tubuhmu yang sekarang pingsan. Cih! Begini kau ingin aku meninggalkanmu? Jatoh di sini ga da yang tau? Itu maumu?Percuma juga Didi mengomel karena Aida sudah pingsan.Didi, dia merasa kesal karena sekarang dia memang memegang tubuh Aida. Sempat tadi saat Aida pas kehilangan kesadaran tangan kanannya ditarik oleh Didi sehingga saat ini dia seperti bersandar pada bahu Didi tapi sebetulnya dia pingsan dan kalau tidak ditarik oleh Didi tadi menggeledak.Untung saja tadi mereka berdebat di pintu basement yang kebetulan sepi makanya hanya CCTV saja yang bisa melihat apa yang terjadi di tempat itu.Harus bilang apa aku sama Fitri? Aida kambu
"Silakan, bisa dibaringkan di sini Nyonya Aida-nya." Sandi dan Didi, mereka lebih dulu masuk ke dalam kamar satu-satunya di apartemen itu, di saat Nada dan Radit sedang berdiskusi di bawah. "Makasih Tuan Sandi." "Kamu bisa kok panggil aku Sandi aja.Nggak perlu pakai embel-embel kayak gitu atau kamu bisa panggil aku, Mas Sandi!" Meski sungkan tapi Didi hanya mengangguk saja. Dia sudah biasa mendengar ayahnya, Padri memanggil Sandi dengan sebutan Tuan Sandi. Sudah berkali-kali diingatkan, tapi Padri kadang memilih tetap menggunakan kata-kata itu apalagi kalau diasedang lupa.
"Oh, enggak usah dokter Sylvi."Aida lalu diam sejenak dan kini menatap lagi pada Nada sebelum pindah pada Sylvi."Sebenarnya aku ke sini nggak ketahuan sama Mas Reiko. Dia nggak akan suka kalau aku datang ke Aurora Mall, tapi karena ada acara dengan teman-teman satu kelompokku dan mereka pergi ke sini semua jadi aku datang ke sini. Tolong ya jangan sampai Mas Reiko tahu, apalagi kalau dia tahu aku ditolong sama Mbak Nada pasti hati Mas Reiko nggak akan enak. Apalagi sampai saat ini hubungan antara suamiku tidak terlalu baik dengan Tuan Raditya."Tentu saja alasan ini sebetulnya tidak bisa diterima oleh Nada. Karena dia merasa yakin sekali Radit tidak mungkin berbohong, apalagi Radit pasti tahu tentang CCTV di tempa