Share

SAMA-SAMA PENJUAL DIRI

 

"Silakan, bisa dibaringkan di sini Nyonya Aida-nya."

Sandi dan Didi, mereka lebih dulu masuk ke dalam kamar satu-satunya di apartemen itu, di saat Nada dan Radit sedang berdiskusi di bawah.

"Makasih Tuan Sandi."

"Kamu bisa kok panggil aku Sandi aja. Nggak perlu pakai embel-embel kayak gitu atau kamu bisa panggil aku, Mas Sandi!"

Meski sungkan tapi Didi hanya mengangguk saja. Dia sudah biasa mendengar ayahnya, Padri memanggil Sandi dengan sebutan Tuan Sandi. Sudah berkali-kali diingatkan, tapi Padri kadang memilih tetap menggunakan kata-kata itu apalagi kalau dia sedang lupa.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status