Kinokuniya Plaza Senayan adalah salah satu tempat favorit Aksa di Jakarta. Toko buku tersebut tidak seramai tempat lain, tapi jelas lebih luas daripada Periplus. Buku-buku yang Aksa cari pun lebih sering tersedia di Kinokuniya dibanding di Periplus, maka dari itu dia memilih untuk ke sini hari ini.
Oh, tidak, tidak. Lelaki yang hari ini mengenakan setelan kasual tersebut tidak benar-benar ingin ke Kinokuniya. Ia hanya sibuk melarikan diri.
Hari ini hari ulang tahun Kristal. Semalam Hafi mengajaknya untuk ikut memberi kejutan pada Kristal, tapi Aksa menolaknya
“Kenapa? Karena ada Kai? Atau karena hari ini juga anniversary pernikahan mereka?” ledek Hafi yang Aksa tahu hanya candaan.
Tapi Hafi tidak tahu kalau pertanyaannya adalah alasan Kristal memilih melarikan diri ke sini diband
[Kristal. SMA kelas 2.]Julia memperhatikan bagaimana Kristal, putrinya, mingle ke sana ke mari dengan teman-teman SMA-nya yang diundang ke pesta ulang tahun ke tujuh belasnya ini.Putrinya itu terlihat cantik dengan little black dress-nya yang terlihat simpel dan tambahan set perhiasan dari Pandora yang ia hadiahkan tadi pagi untuk sang putri.Penampilan Kristal malam ini adalah pilihannya sendiri. Julia tersenyum kecil pada penampilan putrinya yang benar-benar seperti dirinya, sederhana namun terlihat istimewa.“Udah besar, ya, anak kita ternyata,” ucap Petra yang merangkul pinggangnya dengan erat.“Iya, nggak berasa, ya.” Julia tersenyum. “Rasanya baru kemarin dia masih balita dan udah ngejar-ngej
“Aktor yang namanya tengah bersinar usai film yang dibintanginya menjadi film terlaris di tahun ini, Sagara Zantman, datang memenuhi panggilan kepolisian.“Sagara dicurigai terlibat dalam kasus pencemaran nama baik dua penyanyi, yang baru-baru ini diberitakan terlibat skandal di sebuah hotel di kawasan Jakarta Selatan.”Kristal mengganti channel televisi kantornya dengan senyuman puas saat mengetahui kalau proses penyidikan sudah berjalan. Semua bukti yang mereka punya telah diserahkan ke kepolisian dan tinggal menunggu proses selanjutnya.“Good job, Ta.” Bang Leo yang kebetulan ada di ruang istirahat, menepuk bahu Kristal dengan bangga. “Lancar, kan, semuanya?”Kristal mengangguk. “So far, sih, lancar, Bang. Kepolisian untungnya juga
Kai menatap ke luar jendela kantornya dan mendapati langit Jakarta sudah berubah warna menjadi jingga dan violet yang berpadu dengan sempurna.Sadar kalau sebentar lagi Kristal pasti akan segera pulang, Kai mengambil ponselnya dan menghubungi istrinya tersebut.“Sayang, hari ini makan di luar, yuk,” ucap Kai begitu panggilannya dijawab oleh Kristal.Akhir-akhir ini keduanya benar-benar sibuk. Sampai-sampai seminggu yang lalu ia melewatkan ulang tahun Kristal dan hanya bisa merayakannya menjelang tengah malam.Kasus Cessa benar-benar membuatnya harus bekerja lebih keras dua kali lipat, karena beberapa pihak jadi meragukan kapabilitasnya dan para pegawainya yang bekerja di Big Screen.Maka dari itu saat malam ini pekerjaannya tidak terlalu banyak, ia ingin mengaj
Proses penyidikan berjalan lancar dan sesuai dugaan Aksa, Sagara langsung terbukti melakukan penyebaran rumor palsu mengenai Hafi dan Fioletta, juga menyebarkan sex tape yang direkam tanpa consent dari Cessa.Tentu saja proses ini berlangsung tidak sebentar, sekitar empat bulan sampai akhirnya Sagara dijatuhi vonis hukuman penjara dan denda sekian ratus juta untuk subsidiari kurungan.Hafi, Fioletta, dan Cessa beberapa kali menjadi trending topic, terutama Cessa. Beruntungnya, sebagian besar masyarakat yang tadinya menghujat Cessa dengan membabi buta, kini berbalik bersimpati padanya.“Thank you, Sa.”Ucapan itu membuat Aksa menoleh dan mendapati sosok Hafi kini berada di sebelahnya. Saat ini mereka semua—Hafi, Fioletta, Aksa, Kristal, Kai, Jean, dan beber
“Jadi kamu baru selesai belanja bikini?” tanya Hafi saat tidak sengaja melihat isi paper bag yang sedari tadi dibawa Kristal.“Ssst!” Kristal melotot galak pada Hafi. “Bisa nggak, sih, nggak usah ngumumin ke seluruh pengunjung restoran ini kalau aku baru beli bikini?”Hafi tertawa puas melihat raut garang di wajah Kristal. Malam ini mereka tidak sengaja bertemu di Central Park. Saat Kristal sedang berjalan, Hafi yang baru turun dari eskalator langsung menghampiri sosok sahabatnya yang sangat ia kenal itu.Kemudian mereka pun berakhir di Pizza Marzano.“Tumben kamu main ke daerah sini. Biasanya di selatan terus.”“Tadi abis dari kantor klien di Slipi,” jawab Kristal. “Aku perhatiin kayaknya
Jadi sahabat untuk seseorang, berarti kadang kita harus siap menjadi teman curhat atau sekadar menemaninya jalan tidak tentu arah kapan pun dibutuhkan (dan kalau memungkinkan).Seperti apa yang dialami Hafi saat ini. Setelah Fioletta menolak ajakan kencannya (Yah, sudah biasa juga, sih, pikir Hafi lagi), tiba-tiba Kristal menelepon dan memerintah bagai seorang ratu pada pengawalnya.“Temenin aku ke Empire sekarang.”Hanya itu yang dikatakan Kristal sebelum menutup telepon dengan semena-mena. Hafi yang masih meringkuk di sofa apartemennya sambil menonton re-run FRIENDS, akhirnya mau tidak mau mengganti pakaiannya.“Ni orang beneran ngajak dugem?” gumam Hafi ragu, tapi tetap keluar dari apartemennya dan bersiap meluncur dengan BMW-nya untuk menjemput si tuan putri.
Hafi: Bro, you owe me A LOT! Nemenin singa betina nggak pernah gampang ya, sori sori aja nih.Kai mendesah pelan melihat pesan dari Hafi, sahabat baik istrinya. Kai sadar ia memang berutang banyak pada lelaki itu karena lelaki itulah yang kini menemani istrinya di Jakarta.Kristal jelas-jelas marah besar dengan Kai yang membatalkan rencana honeymoon mereka. Awalnya justru Kai-lah yang mengajak Kristal. Mereka sudah melalui banyak hal yang melelahkan dan rasanya pergi honeymoon lagi bukanlah hal yang salah.Kristal pun langsung setuju dan mereka berdua mulai mengatur semua yang diperlukan, resort, rencana wisata apa saja yang ingin mereka ikuti, dan hal-hal lainnya.Sampai akhirnya sutradara kurang ajar ini membuatnya harus pergi langsung ke Jogja.Kai: Thank you. Pls temenin dia walaupun dia minta ke Mars sekalipun.Hafi: Ke Mars? OGAH!“Siapa? Tata?”Kai mendongak dari ponselnya dan mengernyit tidak suka saat Vito dengan seenaknya memanggil sang istri dengan nama panggilan seakrab it
“Rangga, kamu belum punya pacar juga sampai sekarang?”Kai menaikkan satu alisnya mendengar pertannyaan tersebut saat mereka sedang menunggu bagasi di conveyor belt. “Belum, Pak.”Vito dengan akrabnya langsung menepuk bahu Rangga. “Ck, anak ini. Dibilang jangan panggil ‘Pak’. Panggil nama aja. Aku bukan orang yang gila hormat, kok.”“Tapi gila beneran.” Kai memutar kedua bola matanya dengan malas.Vito mengibaskan tangannya di udara. “Jangan dengerin dia. So, kamu belum punya pacar?”“Belum.” Rangga kembali menggeleng. Matanya masih menatap conveyor belt yang masih kosong, bagasi mereka sepertinya masih dalam proses.“Kai, kan, udah jinak. Sekarang saatnyalah kamu cari pacar.” Vito mulai memberi nasihat pada tangan kanan sahabatnya itu.Vito dan Jefan bisa dibilang sudah mengenal Rangga cukup lama. Dan mereka juga sering menjahili Rangga yang tidak pernah terlihat bersama perempuan sama sekali.“Saya masih nyaman sendiri, kok,” sahut Rangga sambil tersenyum. Senyum yang sering dilede