Sabtu itu Kristal sedang asyik bermain bersama Lulu saat ponselnya berdering kencang, mengumandangkan lagu Sorry Not Sorry yang khusus ia pasang sebagai nada dering untuk Hafi.
Lulu yang sudah menggemuk dan membuat Kristal semakin gemas dengannya, langsung meloncat dari pangkuan Kristal karena kaget dan Kristal hanya bisa menghela napas.
“Ngapain lagi ini playboy satu?” gumam Kristal sambil meraih ponselnya. “Heh, ngapain ganggu weekend orang? Lagi jomblo, ya?”
“Selamat pagi juga, Princess,” sindir Hafi. “Eh, ke sini, dong.”
“Ke mana?”
“Apartemenku. Di kuningan.”
“Males.” Kristal meraih remote dan mengganti channel
“Kamu… apa?”“Aku butuh bantuan Kristal.” Cessa mengulang permintaannya. “Kudengar dari Britta, istrimu jadi konsultan di Big Screen, kan?”“Tapi untuk apa?” Kai mengerutkan keningnya. “Aku nggak menerima komplain apa pun dari pihak STORM.”“Kamu… tahu kan kalau sebulan lalu muncul rumor tentang video….”Cessa tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Kai berpikir keras sampai akhirnya menyadari apa yang dimaksud Cessa.Sebulan yang lalu, di sebuah portal berita daring yang tidak terlalu terkenal, muncul berita kalau tersebar sex tape antara Cessa dan Sagara Koesmadji Zantman atau yang biasa dikenal publik sebagai Sagara Zantman.Sagara ada
“Baiklah.”Akhirnya Kristal mengambil keputusan. Jauh di dalam hatinya, entah kenapa ia tahu kalau mengiakan permintaan Cessa tentu bukan hal yang mudah.Bagaimana pun Cessa adalah mantan kekasih suaminya dan background perkara ini bukan… hal yang mudah. Tapi ia juga tidak tega harus membuat Cessa mencari pengacara lain dan membicarakan hal yang tidak ingin diingatnya berulang kali.“Kamu mau membantuku?”Suara Cessa dipenuhi harapan dan keterkejutan yang tidak ia coba sembunyikan.Kristal mengangguk pelan. “Tapi kalau nantinya Sagara nggak melepaskan kamu dengan mudah dan aku butuh beberapa partner-ku untuk menjadi tim kuasa hukum kamu… is that okay?”Cessa me
[Cessa. Lulus kuliah.]“Kamu langsung pergi setelah wisuda?”Kai mengangguk. “Masih banyak yang harus aku urus untuk kuliah masterku. Kamu nggak apa-apa kan aku tinggal sendiri di sini?”Cessa mencoba tersenyum menenangkan kekasihnya itu. Mereka baru pulang dari Melbourne dua minggu yang lalu, tapi masih bisa dihitung jari berapa kali mereka bertemu.Di Melbourne pun, proses adaptasi dan tugas yang menumpuk membuat mereka jarang mendapat quality time.Kadang Cessa curiga, entah kesibukan mereka atau Kai yang berusaha menjaga jarak dan bersikap sebaik mungkin padanya.“Nggak apa-apa.” Cessa kembali meyakinkan kekasihnya. “Kita masih punya waktu beberapa hari sebelum kamu
“Baiklah.”Akhirnya Kristal mengambil keputusan. Jauh di dalam hatinya, entah kenapa ia tahu kalau mengiakan permintaan Cessa tentu bukan hal yang mudah.Bagaimana pun Cessa adalah mantan kekasih suaminya dan background perkara ini bukan… hal yang mudah. Tapi ia juga tidak tega harus membuat Cessa mencari pengacara lain dan membicarakan hal yang tidak ingin diingatnya berulang kali.“Kamu mau membantuku?”Suara Cessa dipenuhi harapan dan keterkejutan yang tidak ia coba sembunyikan.Kristal mengangguk pelan. “Tapi kalau nantinya Sagara nggak melepaskan kamu dengan mudah dan aku butuh beberapa partner-ku untuk menjadi tim kuasa hukum kamu… is that okay?”Cessa menggigit bibirnya sebelum akhirnya mengangguk dengan pelan. “Hal seperti ini mungkin nggak akan bisa kita hindari. Aku serahkan semuanya sama kamu.”“Thank you for trusting me.”Kemudian kedua perempuan itu membicarakan mengenai hal lain, seperti bagaimana pekerjaan Cessa di Amerika yang ia tinggalkan dan bagaimana pekerjaan Kris
“Britta, di mana kamu dan Cessa?”“Di basement, Pak—”“Tunggu saya di sana, jangan ke mana-mana,” ujar Kai sebelum mengakhiri panggilan tersebut dengan sepihak.Kai harus bicara dengan Cessa. Bukan karena ia penasaran tentang apa yang membuat Cessa memutuskannya hampir dua tahun yang lalu, tapi ia ingin tahu apa yang membuat Kristal sampai menangis seperti itu.Kristal memang mudah menangis. She is so sensitive and such a cry baby. Tapi menangisnya pun biasanya hanya karena novel dan film. Seperti saat ia menonton Love, Rosie dan tidak rela saat pemeran utama perempuannya harus mengandung sendirian.Atau seperti saat menonton Love, Actually, ketika ada adegan di mana seorang lelaki menyatakan cinta pada perempuan yang ia cintai dengan kertas karton, namun si perempuan sudah memiliki kekasih.Hanya karena hal kecil seperti itu. Kemudian yang paling parah adalah saat Kristal SMA baru putus dari Ferdi.Tapi tangisan Kristal hari ini adalah tangis yang tidak pernah Kai lihat sebelumnya. E
Berita mengenai Cessa kembali ke Indonesia tentu saja terendus media. Belum 24 jam setelah Cessa menginjakkan kakinya di Indonesia, semua portal berita daring dan akun-akun gosip yang bertebaran di Instagram sudah memberitakan mengenai kepulangannya.“You’re home, Cantik.”Cessa menghela napas saat menjawab panggilan dari lelaki yang merupakan mimpi buruknya.“You bastard,” maki Cessa pelan sambil merebahkan tubuhnya di sofa apartemennya.Tadinya ia ingin pulang ke rumah orangtuanya, tapi pada akhirnya ia memilih untuk pulang ke apartemen lamanya yang selalu dibersihkan setiap minggu oleh petugas kebersihan yang diurus Britta.“Kok pulang nggak bilang-bilang aku? Kan aku bisa jemput.”“Buat apa aku bilang? Toh kamu juga akan tahu sendiri, kan,” jawab Cessa tidak peduli. “We need to talk, Sa.”“Your place or mine?”“Di kantor manajemenku,” tukas Cessa. Perempuan itu mengabaikan tawaran Sagara yang jelas-jelas tidak akan membiarkannya bicara, melainkan kegiatan yang kini membuat Cessa m
Setelah berdiskusi panjang, akhirnya Kristal menarik Jean dan dua orang associate lainnya dari GPP untuk menjadi tim kuasa hukum Cessa.Sebelumnya Kristal sudah meminta agar Cessa mencoba untuk mengajak Sagara bertemu dengannya di tempat yang netral—bukan di tempat yang bisa memberi kesempatan pada lelaki itu melakukan aksi yang lebih gila lagi.Tapi Sagara menolak, bahkan setelah perwakilan Big Screen membuat janji dengan manajemen Sagara, lelaki itu tetap menolak.“Manajemennya juga terkesan menutup-nutupi nggak, sih?” tanya Jean setelah menganalisis kasus baru yang resmi ia pegang bersama dengan Kristal.“Iya.” Kristal mengangguk. “Aku curiganya, dia emang udah punya track record buruk dan nggak cuma Cessa aja yang jadi korban. Tapi kita perlu bukti, ap
Cessa menguatkan dirinya seraya melangkahkan kaki yang mengenakan Blue and White Striped Pumps dari Manolo Blahnik tersebut masuk ke dalam Senayan City. Hari ini ia hanya mengenakan sweater GAP dan celana jeans 3/4-nya. Walau begitu, penampilannya yang simpel tetap mengundang perhatian orang-orang.“Are you sure?” tanya Britta entah untuk yang ke berapa kalinya.Cessa tersenyum kecil untuk menenangkan manajernya tersebut. “It’s okay, Bri. Kita, kan, di tempat umum, aku yakin Sagara masih memikirkan nama baiknya.”Sad but true, Sagara memang seperti itu. Cessa tahu kalau lelaki itu tentu akan lebih memikirkan imejnya walaupun kebejatannya juga hampir tidak terbendung.Keduanya berjalan menuju Starbucks yang siang itu tidak terlalu ramai. Jam mak