Beranda / Pernikahan / Istri yang Tak Kau Harapkan / BAB 40 - Saat Kamu Bahagia Tanpa Aku

Share

BAB 40 - Saat Kamu Bahagia Tanpa Aku

Penulis: Sara Maureen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Halo, Kai. Ini aku… Cessa.”

Kai seperti tak percaya saat mendengar hal tersebutu. Ia sampai menjauhkan layar ponselnya untuk melihat nomor yang menghubunginya. Tapi memang benar… nomor dengan kode telepon dari negara Amerika-lah yang meneleponnya saat ini

“Iya… aku tahu,” jawab Kai dengan suara yang tiba-tiba berubah serak.

Rasanya seperti ada yang menyangkut di kerongkongannya. Sesuatu yang membuatnya ingin bicara banyak tapi tak bisa.

“Tadi aku ngirimin sesuatu ke kantormu,” kata Cessa dengan tenang. “Besok kamu cek, ya.”

“Ka-kamu—”

Sebelum Kai bisa meneruskan kalimatnya, Cessa sudah lebih dulu menyela, “Di sana udah malem, ya? Kalau gitu aku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 41 - All I Really Care is You

    Kristal berguling ke kanan dan ke kiri. Kemudian mencoba untuk memejamkan matanya, namun tetap saja kantuk tidak segera menyergapnya.Lelah karena usahanya sia-sia, akhirnya Kristal memutuskan untuk pasrah dan membuka matanya. Ia menatap langit-langit kamar dan mencoba menajamkan telinga. Siapa tahu sebentar lagi mobil Kai akan terdengar masuk dan ternyata laki-laki itu pulang. Iyakan?“Hhh, ke mana sih dia?” Kristal bergumam sambil menyingkirkan selimutnya dan bangkit dari ranjang.Kristal benar-benar tak tahu ke mana Kai pergi. Ketika ia bertanya, lelaki itu hanya menatapnya kemudian pergi begitu saja. Saat ia mengecek pada satpam yang berjaga, mereka bilang Kai hanya sendirian dan tanpa sopir.Sejak tadi Kristal berpikir apakah sebaiknya ia menelepon Kai atau tidak. Lelaki itu tidak bi

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 42 - How Could You Do This To Me?

    “Wah, kamu beneran menuju gila, ya, Ta?”Kristal mengedikkan bahunya. “Mungkin.”“Kalau aja kita nggak cepet-cepet ngeralat statement kita, kita pasti bakal kalah, Ta.”Kristal tahu hal itu benar. Ia hampir saja membuat kliennya harus membayar denda miliaran dan hukuman masa percobaan selama dua tahun karena ia yang salah bicara.Beruntung timnya langsung sigap meralat statement-nya dan membuatnya selamat dari amukan klien dan keluarganya.Jean sadar kalau mungkin saja pertanyaannya tadi terlalu kasar. Ia menghela napas sambil menarik persneling mobilnya dari P ke D. “Sorry. You look distant these few days, Ta. What’s wrong?”“Everything

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 43 - Maybe I Am Just Not Enough

    Begitu Kai masuk ke dalam rumah, ia tidak menemukan siapa pun. Ruang tengah yang biasanya dihuni Kristal yang jadwalnya tiap weekend adalah menonton film chick flick bergantian dengan CNN, kini kosong.Lelaki itu memutuskan untuk naik ke lantai dua. Mungkin Kristal masih di dalam kamarnya.“Ta,” panggil Kai sembari mengetuk pintu kamar Kristal. “Ta, udah bangun?”Kai mengetuk dan memanggil Kristal beberapa kali, namun tetap tidak ada jawaban. Khawatir kalau Kristal sakit hingga tidak sanggup bangun dari ranjang—karena ia melihat sendiri bagaimana lesunya Kristal kemarin—Kai pun masuk ke kamar Kristal.Aroma green tea yang menenangkan langsung dapat ia rasakan begitu memasuki kamar dengan dinding berwarna violet tersebut.

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 44 - Kita Terlalu Sering Berharap

    “Kamu di mana, sih, Ta? Kayak ramai banget gitu.”Kristal memejamkan mata sambil meringis. “Lagi di mall,” jawabnya asal. Padahal ia baru saja mengambil kopernya di conveyor belt.Tubuhnya yang kecil dan seringnya tidak kuat mengangkat kopernya untuk menaruh di kabin pesawat, membuat Kristal lebih sering membeli bagasi lebih agar hanya tinggal mengambil di conveyor belt.“Oh, gitu.” Mamanya, Julia, percaya saja dengan kata-katanya. “Kamu udah lama, deh, nggak main ke rumah, Mama kangen, tahu.”“Oh, iya juga, ya.” Kristal tertawa kecil mendengar komentar mamanya. “Ya udah, hari ini aku ke rumah, ya.”“Sama Kai juga, kan?” tanya Julia penuh harap.

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 45 - She’s Kinda Hot

    “Duh, akhirnya anak Mama dateng juga!”Kristal sudah merentangkan tangannya untuk memeluk Julia, namun perempuan paruh baya itu malah memeluk Kai dengan antusias.“Lho, yang anak Mama kan aku,” sungut Kristal kesal.Julia yang berhasil menjahili putrinya, segera melepas pelukannya pada Kai yang tertawa karena tingkahnya dan beralih pada putri tunggalnya itu.“Duh, gitu aja ngambek,” gumam Julia dalam pelukannya. Setelahnya, ia merangkul pinggang Kristal dan mengarahkannya ke ruang keluarga.“Kamu bawa, kan, donat Mama?”“Bawa, itu di Kai.”Julia langsung menghentikan langkahnya dan menepuk lengan Kristal hingga Kristal mengaduh.

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 46 - Waktu Kristal Tidak Ada

    “Nona Kristal ke Bali, Tuan.”“Ke rumah sahabatnya, Renjana?”Rangga mengangguk. Menjadi asisten Kai berarti nyaris tidak ada hari libur. Hari ini salah satunya. Sabtu pagi ia sudah diminta Kai mencari tahu ke mana istrinya pergi.Kai mengangguk paham. “I see.” Lelaki itu pun duduk di sofa ruang tengah. “Baiklah, kalau begitu kamu bisa pulang. Maaf mengganggu waktu liburmu.”“Bukan masalah.” Akhir-akhir ini ia sudah terbiasa dengan sikap Kai yang aneh semenjak patah hati.Rangga pun berlalu meninggalkan Kai sendiri di ruang tengah. Walaupun sebenarnya ia heran kenapa Kai tidak menyuruhnya mencari orang agar menjemput Kristal atau memesankan tiket untuknya menyusul ke sana.

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 47 - Lebih Baik Aku ke Alaska daripada Jatuh Cinta

    “Kenapa, sih? Ditinggal istri?”Kai mendelik tidak suka atas pertanyaan tersebut. “Just shut up, will you?”Vito Kataraga justru tertawa puas sampai memukul permukaan meja kayu Lucky Cat yang malam Minggu seperti ini ramai luar biasa.Waiting list di kafe bergaya industrial di kawasan Plaza Festival, Kuningan, tersebut benar-benar gila, namun sepadan dengan ambience yang didapatkan mereka untuk menghabiskan malam Minggu ini.“Giliran ditinggal istri, baru aku dicariin. Persis ban serep,” canda Vito lagi pada sahabatnya yang tengah menyesap Machiato-nya.“Kamu sendiri yang ngajak ke sini,” tukas Kai tidak mau kalah.Dua jam yang lalu, Vito yang masih melajang dan

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 48 - What Makes You Beautiful

    “Jam berapa pesawat Kristal sampai di Soekarno-Hatta?”“Jam tiga sore, Tuan.”“Oke.”“Apa Tuan mau menjemput Nona Kristal?”Kai berpikir selama beberapa saat dan memutuskan kalau Rangga tidak perlu tahu kali ini. “We’ll see.”Setelah mengakhiri panggilan tersebut, Kai menatap ke sekeliling kamar Kristal. Pagi ini setelah sarapan, Kai memutuskan untuk mampir lagi di kamar beraroma green tea tersebut untuk membuka tirainya agar sinar matahari dapat masuk.Kai tidak langsung keluar, lelaki itu malah mengitari kamar Kristal. Melihat foto-foto yang dipajang, juga tidak sengaja melihat koleksi lipstik Kristal yang ia tidak mengerti di mana perbedaannya selain

Bab terbaru

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 127 - Pertama dan Terakhir

    “Menurut kamu, gimana filmnya?”Kristal menoleh pada Kai dan menatapnya dengan penuh perhitungan. “Kamu mau jawaban jujur atau bohong?”Kai menyeringai. “Jujur dong, Babe.”“Hm….” Kristal mengusap dagunya sembari berpikir. “Alur ceritanya agak membosankan, terlalu sering dijadiin formula film-film sejenis dan nggak ada twist apa-apa.“Perkembangan karakternya juga nol. Padahal film atau buku itu akan bener-bener seperti ‘film dan buku’ ketika karakternya berkembang—menurutku tapi ini, ya.“Kayaknya kalau bukan karena kamu yang ngajak, aku nggak bakal mau nonton, deh.”Kai

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 126 - Time Heals All Wounds

    Kai menatap istrinya untuk waktu yang lama. Kristal bukannya tidak sadar kalau suaminya yang tengah duduk di tepi ranjang tengah mengamatinya yang kini sedang memoles wajahnya dengan riasan.“Kenapa, sih, Mas?” Akhirnya Kristal tidak tahan untuk angkat bicara. “Lipstikku menor banget, ya?”Kai tergelak seraya menggeleng. “Nggak, red looks so good on you.”Perempuan yang hari ini mengenakan atasan plisket berwarna biru langit dan midi skirt hitam tersebut menatap Kai dengan curiga. “Terus? Kok ngelihatin aku kayak gitu banget?”“Soalnya kamu cantik.”“Basi, Mas.”Kai kembali tertawa. Kristal yang sudah selesai pun beranjak ke ranjang dan duduk di sa

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 125 - The Little Prince

    Kristal menatap deretan buku yang ada di ruang santai di lantai dua. Hari telah beranjak siang saat ia naik ke lantai atas untuk mengambil laptopnya dan mulai mengerjakan pekerjaannya.Akan tetapi, ia malah terdistraksi oleh rak buku yang penuh dengan buku anak-anak dan buku dongeng di ruang santai. Baru minggu lalu ia dan Kai membeli banyak buku di Gramedia dan Periplus untuk anak mereka.Menunda keinginannya untuk mengambil laptop, Kristal beralih pada ruang santai dan duduk di single sofa yang terletak di depan rak tersebut.Matanya mengamati deretan buku beraneka warna dan beraneka ukuran tersebut memenuhi rak buku mereka. Kristal dan Kai berharap anak mereka nanti akan suka membaca seperti mereka berdua.Kai

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 124 - Pelangi Setelah Hujan

    “Mas, makan di luar, yuk. Mau nggak?”Hari ini adalah hari Kamis dan hari sudah menjelang sore, saat tiba-tiba Kristal menoleh padanya yang tengah meneliti dokumen untuk ia bawa meeting hari Senin minggu depan.Kristal sendiri baru menyelesaikan pekerjaannya setengah jam yang lalu dan mulai merasa bosan.Sebagai orang yang keluar rumah lima hari dalam seminggu, berada di rumah dari hari Minggu sampai Kamis seperti ini sudah mulai membuatnya jenuh.“Mau.” Kai menjawab tanpa berpikir panjang. “Mau makan di mana, Sayang?”“Pancious?” Kristal meringis karena lagi-lagi nama restoran itulah yang ia pilih. Di kepalanya hanya akan selalu ada dua tempat makan yang akan sudi ia datangi dalam mood apa saja, McDonald’s dan PanciousKai mengacak rambut Kristal dengan gemas. “Boleh.”“Kamu sibuk banget, Mas?” tanya Kristal sambil mendekat pada Kai hingga tubuh mereka bersisian, dan perempuan itu menatap laptop di depan Kai. “Masih banyak nggak kerjaannya?”“Nggak, kok,” jawab Kai untuk dua pertanya

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 123 - River of Tears

    Walau dokter mengatakan biasanya ketika proses kuretase berjalan lancar pasien bisa beraktivitas kembali setelah pulang dari rumah sakit, Kai tetap menganjurkan Kristal untuk beristirahat. Maka di sinilah Kristal, menghabiskan beberapa hari cutinya di rumah.Dalam diam Kai dan Kristal sama-sama sepakat kalau waktu istirahat bukan hanya untuk menyembuhkan diri pasca proses medis tersebut, tapi juga mengistirahatkan mental yang benar-benar lelah.“Kamu nggak ke kantor?” tanya Kristal setelah siang itu mereka tiba di rumah.“Nggak.” Kai menggeleng sambil ikut duduk di sofa, di samping Kristal. “Aku juga cuti.”Kristal mengerutkan keningnya. “Mas, aku nggak apa-apa. Kamu nggak perlu jagain aku 24 jam.”“It’s okay. Kalaupun kamu nggak butuh aku di sini, aku yang butuh kamu, Ta.”Ucapan Kai membuat Kristal terdiam selama beberapa saat. Dengan hati-hati, Kai merengkuh Kristal ke dalam dekapannya.Saat itulah, dari puluhan pelukan yang ia dapat sejak mereka dikabarkan kalau sang calon anak ya

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 122 - Kita Tidak Pernah Siap Menghadapi Kehilangan

    Kristal terbangun karena rasa sakit yang membuat kepalanya juga langsung pusing. Namun, ia menahan diri untuk tidak memanggil siapa pun. Jadi yang ia lakukan hanya berdesis pelan, sepelan mungkin agar Kai tidak terbangun.Kristal bisa merasakan bagaimana Kai tertidur di samping ranjangnya, dengan posisi yang tidak nyaman. Kepalanya terkulai di sisi ranjang yang Kristal tempati dengan kedua tangannya yang menggenggam tangan Kristal.Kristal menelisik ke sekitarnya dan tidak menemukan siapa pun selain Kai. Sebenarnya beberapa jam yang lalu ia sempat terbangun, namun hanya bisa mendengar suara Julia dan Kai yang mengobrol lirih, kemudian ia jatuh tertidur lagi.Kristal mencoba menghela napas dalam-dalam. Tatapannya kini terpaku pada langit-langit kamarnya.“Kak… kok kamu tinggalin Mama sama Papa, sih? Katanya mau ketemu sama Mama sama Papa,” lirihnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.Rasanya masih seperti mimpi saat dokter mengatakan padanya kalau janinnya tidak berkembang dan ha

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 121 - Waktu Kamu Pergi Sebelum Kita Bertemu

    [Kehamilan Kristal. Minggu kelima.]Kai yang baru pulang bekerja memanggil Kristal, saat ia tidak menemukannya di ruang tengah atau di ruang makan. “Tata?”Karena tidak ada sahutan, Kai berpikir mungkin Kristal ada di kamar. Mengingat akhir-akhir ini istrinya mudah sekali merasa mengantuk.“Mas?”Panggilan itu membuat langkahnya terhenti dan kembali turun dari dua anak tangga yang sudah ia naiki. Matanya menangkap sosok Kristal yang melongok ke arahnya dari teras samping.“Lho, di sini kamu ternyata,” ucap Kai saat menghampiri istrinya dan memeluknya. Kemudian ia mencium kening dan bibirnya seperti biasa. “Ngapain malem-malem di luar?”“Lihatin bintang.” Krista

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 120 - Rainy Days on The Sidewalk

    Hari ini adalah kunjungan rutin Kristal ke dokter kandungan. Dan seperti biasa, Kai tentu menemaninya. Lelaki itu tidak pernah meninggalkan Kristal pergi sendiri di jadwal kunjungan rutinnya.Kristal merasa excited karena hari ini akan menyapa anaknya lewat USG dan mendengarkan apa kata dokter mengenai kandungannya, tapi ada sedikit keresahan yang muncul sejak semalam.Walaupun begitu, ia berusaha baik-baik saja di depan Kai karena tidak ingin membuat suaminya khawatir. Hanya saja usahanya digoyahkan dengan apa yang ia dapati pagi ini.“Sayang.” Panggilan Kai diiringi ketukan di pintu kamar mandi. “Tumben lama? Kamu nggak pingsan, kan?”“Nggak, kok.” Gema suaranya menyamarkan su

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 119 - What Lovers Do

    “Sayang, kamu belum mau liat-liat baju buat si Kakak?”Pertanyaan Kai membuat Kristal yang tadinya sedang melihat website Sephora untuk request makeuppada Hafi, jadi terhenti karenanya. “Baru tiga bulan, Mas.”“Iya, sih.” Kai mengangguk pelan. “Tapi kayaknya lucu nggak, sih, kalau kita mulai cicil baju bayi?”Kristal terkekeh pelan dan meninggalkan iPad Kai yang tadinya ia pinjam di atas meja.“Mas, baju bayi tuh kepakenya cuma sebentar, lho. Kan, makin lama dia makin gede. Kalau kita beli dari sekarang, nanti yang ada pas Kakak baru lahir, stok bajunya udah hampir setengah baju kita.”Kai yang baru sadar setelah mendengar ucapan Kristal langsung terkekeh malu. Ia menggaruk tengkuknya ya

DMCA.com Protection Status