Beranda / Pernikahan / Istri yang Tak Kau Harapkan / BAB 47 - Lebih Baik Aku ke Alaska daripada Jatuh Cinta

Share

BAB 47 - Lebih Baik Aku ke Alaska daripada Jatuh Cinta

Penulis: Sara Maureen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kenapa, sih? Ditinggal istri?”

Kai mendelik tidak suka atas pertanyaan tersebut. “Just shut up, will you?”

Vito Kataraga justru tertawa puas sampai memukul permukaan meja kayu Lucky Cat yang malam Minggu seperti ini ramai luar biasa.

Waiting list di kafe bergaya industrial di kawasan Plaza Festival, Kuningan, tersebut benar-benar gila, namun sepadan dengan ambience yang didapatkan mereka untuk menghabiskan malam Minggu ini.

“Giliran ditinggal istri, baru aku dicariin. Persis ban serep,” canda Vito lagi pada sahabatnya yang tengah menyesap Machiato-nya.

“Kamu sendiri yang ngajak ke sini,” tukas Kai tidak mau kalah.

Dua jam yang lalu, Vito yang masih melajang dan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 48 - What Makes You Beautiful

    “Jam berapa pesawat Kristal sampai di Soekarno-Hatta?”“Jam tiga sore, Tuan.”“Oke.”“Apa Tuan mau menjemput Nona Kristal?”Kai berpikir selama beberapa saat dan memutuskan kalau Rangga tidak perlu tahu kali ini. “We’ll see.”Setelah mengakhiri panggilan tersebut, Kai menatap ke sekeliling kamar Kristal. Pagi ini setelah sarapan, Kai memutuskan untuk mampir lagi di kamar beraroma green tea tersebut untuk membuka tirainya agar sinar matahari dapat masuk.Kai tidak langsung keluar, lelaki itu malah mengitari kamar Kristal. Melihat foto-foto yang dipajang, juga tidak sengaja melihat koleksi lipstik Kristal yang ia tidak mengerti di mana perbedaannya selain

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 49 - Hot Babe

    “Kamu bawain aku pie susu nggak?”“Nggak!” jawab Kristal dengan ketus. Dari sekian banyak hal yang harus mereka bicarakan, kenapa juga Kai harus membahas pie susu?!“Padahal aku suka pie susu.” Kai cemberut sembari memutar setir mmobilnya dengan lihai.Kristal yang melihatnya membelalakkan mata. Seorang Kai cemberut karena ia bilang ia tidak bawa piesusu?Kai benar-benar tidak adil. Dia bisa bersikap kejam pada Kristal tapi bisa seimut ini dan membuat Kristal harus kuat-kuat menahan dirinya, agar tidak mencium laki-laki itu lebih dulu.Perempuan itu menghela napas sambil mengalihkan pandangannya ke jendela. Hari sudah malam saat mereka pulang dari kediaman orangtua Kristal di Kelapa Gading.

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 50 - I Like Me Better When I’m with You

    “Tuhkan bener, liburan bikin kamu nambah happy!”Kristal menggeleng pelan mendengar analisis ngasal Jean. “Ya, ya, ya, anggap aja begitu.”“Beda sih ya yang liburannya sambil honeymoon.”“Honeymoon apaan?” bantah Kristal langsung.Jean tertawa melihat Kristal yang sewot. “Santai dong, Bu, ngegas banget.”Kristal hanya mendengus dan membiarkan Jean menikmati kotak pie susu berisi seratus bungkus itu untuk dirinya sendiri.Bicara tentang pie susu, Kristal jadi ingat bagaimana semalam Kai seperti melihat malaikat saat ia menyodorkan sekotak pie susu untuknya. Kristal tentu saja tidak lupa kalau Kai sangat menyukai kue itu sejak

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 51 - Mr. Nice Guy

    [FH-UI. Kristal. Semester 4.]Hafi tahu ia nekat, tapi ia hanya… penasaran. Oke, ia tahu keinginannya naik Commuter Line sampai di UI adalah hal yang mungkin terdengar konyol. Tapi ia memang benar-benar penasaran.“Udah kayak copet,” komentar Kristal meluluhlantakkan euforia yang dirasakan Hafi.“Sialan!”“Duh!” Kristal merengut sambil menatap Hafi dengan tajam.Saat ini mereka sedang menikmati hidangan seafood murah meriah yang ada di Tenda Biru, deretan warung tenda yang ada di belakang stasiun Pondok Cina dan menyajikan makanan yang sangat murah tapi enak. Hingga mahasiswa dari Universitas Gunadarma pun sering makan di sini juga.“Gila, kwetiaunya enak banget,

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 52 - Rencana Licik untuk Perempuan Baik

    “Untuk batalnya Kristal pergi dari GPP!”“Untuk batalnya Kristal ketemu Aksa ganteng setiap hari!”“Cheers!”Denting gelas yang saling beradu tersebut timbul tenggelam di balik ingar bingar musik klub malam ternama di Jakarta itu. Empire malam ini terlihat agak lebih padat daripada biasanya karena kedatangan DJ tamu yang sedang hype.“Kok kalian ngomong gitu, sih?”Bang Leo, Jean, dan beberapa partner di GPP yang memang malam ini memutuskan kumpul sejenak melepas penat, tertawa bersama-sama.Rumor kalau Kristal ingin di-hijack Aksara Bimantara ke law firm-nya tentu bukan hal yang baru mereka dengar hari ini. Dan ketika Kristal dengan tegas menga

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 53 - Aksi (Tidak Terlalu) Heroik Kaisar

    “Kudengar kamu mau ke Alaska, ya?”“Hah?”“Vito yang bilang.” Jefan tertawa melihat ekspresi Kai yang langsung berubah masam. “Dia update di Twitter, katanya kamu mau ke Alaska daripada nanya soal cinta-cintaan.”Kai menggeram kesal. Vito selalu punya seribu satu cara untuk mempermalukannya. “Anak itu….”“Makanya main Twitter biar tahu dia ngapain aja di sana.”“Emangnya dia sering mempermalukanku di sana?”Kai bukan orang yang suka bermain media sosial. Media sosial yang dia punya hanya Facebook yang kini tidak terurus dan Instagram yang hanya ia buka untuk memantau bagaimana artis-artis di bawah manajemennya bermain media sosial.

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 54 - Begini Ternyata Rasanya Mimpi Jadi Kenyataan….

    Kristal bukan anak rumahan. Ia lebih suka menghabiskan waktu seharian di luar rumah, apalagi jika ditemani Hafi dan Kristal. Ia hanya menghabiskan waktu di rumah kalau sedang ingin nonton film atau jenuh dengan dunia luar.Empire adalah salah satu tempat favoritnya. Ia bukan perempuan yang senang membawa lelaki untuk menghabiskan malam yang panas—definisi profit dari pergi dugem yang dijelaskan teman-teman kantornya dengan mata berbinar.Kristal hanya menikmati musik dan minumannya. Juga suasananya. Kalau beruntung, laki-laki tampan adalah bonus untuk menyegarkan mata walaupun hatinya sudah punya nama sebagai ‘bucin Kai’.Hanya satu hal yang tidak ia sukai dari kunjungan rutinnya ke Empire. Kepala yang pengar akibat kebanyakan minum.“Ugh.”

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 55 - Aku Ingin Jadi Perempuan Itu

    [Kai, saat masih SMP….]Kai yang baru sebulan lalu berumur tiga belas tahun, menatap orangtuanya dengan kebingungan yang tidak bisa ia tutupi.“Kenapa Kai mesti tinggal di sini? Kenapa Kai nggak ikut Papa sama Mama?”Barata mengusap kepala Kai dengan penuh kasih sayang. “Situasinya nggak memungkinkan, Sayang.”Kai beralih pada Sonya yang menatapnya sambil berusaha menahan tangisnya. “Tapi Mama bisa ikut Papa.”“Karena Mama juga diperlukan di sana,” jawab Barata dengan sabar. “Kai di sini dulu, ya. Kan Kai udah kayak anaknya Om Petra dan Tante Julia. Mereka pasti baik sama Kai, jadi Kai bisa, kan, bersikap baik juga pada mereka?”Kai mencoba untuk mengata

Bab terbaru

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 127 - Pertama dan Terakhir

    “Menurut kamu, gimana filmnya?”Kristal menoleh pada Kai dan menatapnya dengan penuh perhitungan. “Kamu mau jawaban jujur atau bohong?”Kai menyeringai. “Jujur dong, Babe.”“Hm….” Kristal mengusap dagunya sembari berpikir. “Alur ceritanya agak membosankan, terlalu sering dijadiin formula film-film sejenis dan nggak ada twist apa-apa.“Perkembangan karakternya juga nol. Padahal film atau buku itu akan bener-bener seperti ‘film dan buku’ ketika karakternya berkembang—menurutku tapi ini, ya.“Kayaknya kalau bukan karena kamu yang ngajak, aku nggak bakal mau nonton, deh.”Kai

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 126 - Time Heals All Wounds

    Kai menatap istrinya untuk waktu yang lama. Kristal bukannya tidak sadar kalau suaminya yang tengah duduk di tepi ranjang tengah mengamatinya yang kini sedang memoles wajahnya dengan riasan.“Kenapa, sih, Mas?” Akhirnya Kristal tidak tahan untuk angkat bicara. “Lipstikku menor banget, ya?”Kai tergelak seraya menggeleng. “Nggak, red looks so good on you.”Perempuan yang hari ini mengenakan atasan plisket berwarna biru langit dan midi skirt hitam tersebut menatap Kai dengan curiga. “Terus? Kok ngelihatin aku kayak gitu banget?”“Soalnya kamu cantik.”“Basi, Mas.”Kai kembali tertawa. Kristal yang sudah selesai pun beranjak ke ranjang dan duduk di sa

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 125 - The Little Prince

    Kristal menatap deretan buku yang ada di ruang santai di lantai dua. Hari telah beranjak siang saat ia naik ke lantai atas untuk mengambil laptopnya dan mulai mengerjakan pekerjaannya.Akan tetapi, ia malah terdistraksi oleh rak buku yang penuh dengan buku anak-anak dan buku dongeng di ruang santai. Baru minggu lalu ia dan Kai membeli banyak buku di Gramedia dan Periplus untuk anak mereka.Menunda keinginannya untuk mengambil laptop, Kristal beralih pada ruang santai dan duduk di single sofa yang terletak di depan rak tersebut.Matanya mengamati deretan buku beraneka warna dan beraneka ukuran tersebut memenuhi rak buku mereka. Kristal dan Kai berharap anak mereka nanti akan suka membaca seperti mereka berdua.Kai

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 124 - Pelangi Setelah Hujan

    “Mas, makan di luar, yuk. Mau nggak?”Hari ini adalah hari Kamis dan hari sudah menjelang sore, saat tiba-tiba Kristal menoleh padanya yang tengah meneliti dokumen untuk ia bawa meeting hari Senin minggu depan.Kristal sendiri baru menyelesaikan pekerjaannya setengah jam yang lalu dan mulai merasa bosan.Sebagai orang yang keluar rumah lima hari dalam seminggu, berada di rumah dari hari Minggu sampai Kamis seperti ini sudah mulai membuatnya jenuh.“Mau.” Kai menjawab tanpa berpikir panjang. “Mau makan di mana, Sayang?”“Pancious?” Kristal meringis karena lagi-lagi nama restoran itulah yang ia pilih. Di kepalanya hanya akan selalu ada dua tempat makan yang akan sudi ia datangi dalam mood apa saja, McDonald’s dan PanciousKai mengacak rambut Kristal dengan gemas. “Boleh.”“Kamu sibuk banget, Mas?” tanya Kristal sambil mendekat pada Kai hingga tubuh mereka bersisian, dan perempuan itu menatap laptop di depan Kai. “Masih banyak nggak kerjaannya?”“Nggak, kok,” jawab Kai untuk dua pertanya

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 123 - River of Tears

    Walau dokter mengatakan biasanya ketika proses kuretase berjalan lancar pasien bisa beraktivitas kembali setelah pulang dari rumah sakit, Kai tetap menganjurkan Kristal untuk beristirahat. Maka di sinilah Kristal, menghabiskan beberapa hari cutinya di rumah.Dalam diam Kai dan Kristal sama-sama sepakat kalau waktu istirahat bukan hanya untuk menyembuhkan diri pasca proses medis tersebut, tapi juga mengistirahatkan mental yang benar-benar lelah.“Kamu nggak ke kantor?” tanya Kristal setelah siang itu mereka tiba di rumah.“Nggak.” Kai menggeleng sambil ikut duduk di sofa, di samping Kristal. “Aku juga cuti.”Kristal mengerutkan keningnya. “Mas, aku nggak apa-apa. Kamu nggak perlu jagain aku 24 jam.”“It’s okay. Kalaupun kamu nggak butuh aku di sini, aku yang butuh kamu, Ta.”Ucapan Kai membuat Kristal terdiam selama beberapa saat. Dengan hati-hati, Kai merengkuh Kristal ke dalam dekapannya.Saat itulah, dari puluhan pelukan yang ia dapat sejak mereka dikabarkan kalau sang calon anak ya

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 122 - Kita Tidak Pernah Siap Menghadapi Kehilangan

    Kristal terbangun karena rasa sakit yang membuat kepalanya juga langsung pusing. Namun, ia menahan diri untuk tidak memanggil siapa pun. Jadi yang ia lakukan hanya berdesis pelan, sepelan mungkin agar Kai tidak terbangun.Kristal bisa merasakan bagaimana Kai tertidur di samping ranjangnya, dengan posisi yang tidak nyaman. Kepalanya terkulai di sisi ranjang yang Kristal tempati dengan kedua tangannya yang menggenggam tangan Kristal.Kristal menelisik ke sekitarnya dan tidak menemukan siapa pun selain Kai. Sebenarnya beberapa jam yang lalu ia sempat terbangun, namun hanya bisa mendengar suara Julia dan Kai yang mengobrol lirih, kemudian ia jatuh tertidur lagi.Kristal mencoba menghela napas dalam-dalam. Tatapannya kini terpaku pada langit-langit kamarnya.“Kak… kok kamu tinggalin Mama sama Papa, sih? Katanya mau ketemu sama Mama sama Papa,” lirihnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.Rasanya masih seperti mimpi saat dokter mengatakan padanya kalau janinnya tidak berkembang dan ha

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 121 - Waktu Kamu Pergi Sebelum Kita Bertemu

    [Kehamilan Kristal. Minggu kelima.]Kai yang baru pulang bekerja memanggil Kristal, saat ia tidak menemukannya di ruang tengah atau di ruang makan. “Tata?”Karena tidak ada sahutan, Kai berpikir mungkin Kristal ada di kamar. Mengingat akhir-akhir ini istrinya mudah sekali merasa mengantuk.“Mas?”Panggilan itu membuat langkahnya terhenti dan kembali turun dari dua anak tangga yang sudah ia naiki. Matanya menangkap sosok Kristal yang melongok ke arahnya dari teras samping.“Lho, di sini kamu ternyata,” ucap Kai saat menghampiri istrinya dan memeluknya. Kemudian ia mencium kening dan bibirnya seperti biasa. “Ngapain malem-malem di luar?”“Lihatin bintang.” Krista

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 120 - Rainy Days on The Sidewalk

    Hari ini adalah kunjungan rutin Kristal ke dokter kandungan. Dan seperti biasa, Kai tentu menemaninya. Lelaki itu tidak pernah meninggalkan Kristal pergi sendiri di jadwal kunjungan rutinnya.Kristal merasa excited karena hari ini akan menyapa anaknya lewat USG dan mendengarkan apa kata dokter mengenai kandungannya, tapi ada sedikit keresahan yang muncul sejak semalam.Walaupun begitu, ia berusaha baik-baik saja di depan Kai karena tidak ingin membuat suaminya khawatir. Hanya saja usahanya digoyahkan dengan apa yang ia dapati pagi ini.“Sayang.” Panggilan Kai diiringi ketukan di pintu kamar mandi. “Tumben lama? Kamu nggak pingsan, kan?”“Nggak, kok.” Gema suaranya menyamarkan su

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 119 - What Lovers Do

    “Sayang, kamu belum mau liat-liat baju buat si Kakak?”Pertanyaan Kai membuat Kristal yang tadinya sedang melihat website Sephora untuk request makeuppada Hafi, jadi terhenti karenanya. “Baru tiga bulan, Mas.”“Iya, sih.” Kai mengangguk pelan. “Tapi kayaknya lucu nggak, sih, kalau kita mulai cicil baju bayi?”Kristal terkekeh pelan dan meninggalkan iPad Kai yang tadinya ia pinjam di atas meja.“Mas, baju bayi tuh kepakenya cuma sebentar, lho. Kan, makin lama dia makin gede. Kalau kita beli dari sekarang, nanti yang ada pas Kakak baru lahir, stok bajunya udah hampir setengah baju kita.”Kai yang baru sadar setelah mendengar ucapan Kristal langsung terkekeh malu. Ia menggaruk tengkuknya ya

DMCA.com Protection Status