Home / Pernikahan / Istri yang Tak Kau Harapkan / BAB 51 - Mr. Nice Guy

Share

BAB 51 - Mr. Nice Guy

Author: Sara Maureen
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

[FH-UI. Kristal. Semester 4.]

Hafi tahu ia nekat, tapi ia hanya… penasaran. Oke, ia tahu keinginannya naik Commuter Line sampai di UI adalah hal yang mungkin terdengar konyol. Tapi ia memang benar-benar penasaran.

“Udah kayak copet,” komentar Kristal meluluhlantakkan euforia yang dirasakan Hafi.

“Sialan!”

“Duh!” Kristal merengut sambil menatap Hafi dengan tajam.

Saat ini mereka sedang menikmati hidangan seafood murah meriah yang ada di Tenda Biru, deretan warung tenda yang ada di belakang stasiun Pondok Cina dan menyajikan makanan yang sangat murah tapi enak. Hingga mahasiswa dari Universitas Gunadarma pun sering makan di sini juga.

“Gila, kwetiaunya enak banget,

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 52 - Rencana Licik untuk Perempuan Baik

    “Untuk batalnya Kristal pergi dari GPP!”“Untuk batalnya Kristal ketemu Aksa ganteng setiap hari!”“Cheers!”Denting gelas yang saling beradu tersebut timbul tenggelam di balik ingar bingar musik klub malam ternama di Jakarta itu. Empire malam ini terlihat agak lebih padat daripada biasanya karena kedatangan DJ tamu yang sedang hype.“Kok kalian ngomong gitu, sih?”Bang Leo, Jean, dan beberapa partner di GPP yang memang malam ini memutuskan kumpul sejenak melepas penat, tertawa bersama-sama.Rumor kalau Kristal ingin di-hijack Aksara Bimantara ke law firm-nya tentu bukan hal yang baru mereka dengar hari ini. Dan ketika Kristal dengan tegas menga

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 53 - Aksi (Tidak Terlalu) Heroik Kaisar

    “Kudengar kamu mau ke Alaska, ya?”“Hah?”“Vito yang bilang.” Jefan tertawa melihat ekspresi Kai yang langsung berubah masam. “Dia update di Twitter, katanya kamu mau ke Alaska daripada nanya soal cinta-cintaan.”Kai menggeram kesal. Vito selalu punya seribu satu cara untuk mempermalukannya. “Anak itu….”“Makanya main Twitter biar tahu dia ngapain aja di sana.”“Emangnya dia sering mempermalukanku di sana?”Kai bukan orang yang suka bermain media sosial. Media sosial yang dia punya hanya Facebook yang kini tidak terurus dan Instagram yang hanya ia buka untuk memantau bagaimana artis-artis di bawah manajemennya bermain media sosial.

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 54 - Begini Ternyata Rasanya Mimpi Jadi Kenyataan….

    Kristal bukan anak rumahan. Ia lebih suka menghabiskan waktu seharian di luar rumah, apalagi jika ditemani Hafi dan Kristal. Ia hanya menghabiskan waktu di rumah kalau sedang ingin nonton film atau jenuh dengan dunia luar.Empire adalah salah satu tempat favoritnya. Ia bukan perempuan yang senang membawa lelaki untuk menghabiskan malam yang panas—definisi profit dari pergi dugem yang dijelaskan teman-teman kantornya dengan mata berbinar.Kristal hanya menikmati musik dan minumannya. Juga suasananya. Kalau beruntung, laki-laki tampan adalah bonus untuk menyegarkan mata walaupun hatinya sudah punya nama sebagai ‘bucin Kai’.Hanya satu hal yang tidak ia sukai dari kunjungan rutinnya ke Empire. Kepala yang pengar akibat kebanyakan minum.“Ugh.”

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 55 - Aku Ingin Jadi Perempuan Itu

    [Kai, saat masih SMP….]Kai yang baru sebulan lalu berumur tiga belas tahun, menatap orangtuanya dengan kebingungan yang tidak bisa ia tutupi.“Kenapa Kai mesti tinggal di sini? Kenapa Kai nggak ikut Papa sama Mama?”Barata mengusap kepala Kai dengan penuh kasih sayang. “Situasinya nggak memungkinkan, Sayang.”Kai beralih pada Sonya yang menatapnya sambil berusaha menahan tangisnya. “Tapi Mama bisa ikut Papa.”“Karena Mama juga diperlukan di sana,” jawab Barata dengan sabar. “Kai di sini dulu, ya. Kan Kai udah kayak anaknya Om Petra dan Tante Julia. Mereka pasti baik sama Kai, jadi Kai bisa, kan, bersikap baik juga pada mereka?”Kai mencoba untuk mengata

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 56 - Kegilaan yang Diingat dengan Jelas

    Selama akhir pekan itu, Kristal menggunakan waktunya sebisa mungkin agar tidak bersinggungan langsung dengan Kai.“Apa iya aku melakukan hal segila itu?” gumam Kristal setiap kali ia teringat kata-kata Kai. “Nggak mungkin kan aku menciumnya? ARGH!!!”Kai sendiri memutuskan untuk tidak menginvasi privasi Kristal kali ini. Ia hanya sesekali mengetuk pintu Kristal, mengingatkan perempuan itu untuk makan. Yang ditanggap dengan gumaman oleh Kristal.Sore harinya saat Kristal sudah bosan di kamarnya, Kristal memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Ia mendengar mobil Kai keluar dari rumah, jadi sepertinya aman untuk keluar tanpa merasa malu setiap kali berpapasan dengan lelaki itu.Karena sudah bosan menatap layar ponsel dan televisi, Kristal memutuskan untuk keluar dari rumah dan men

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 57 - Sesuatu yang Jelas

    Hafi menatap sahabatnya yang sejak mereka bertemu satu jam yang lalu, tidak berhenti bercerita mengenai dua nama.Kai dan Lulu.“Ta.”Panggilan Hafi membuat Kristal yang sedang sibuk menyedot bubble dari Chatime yang baru ia beli menoleh dan tanpa sadar sedotannya terlepas dari bibirnya. Membuat air liurnya sedikit menetes dari sudut bibirnya.“Astaga….” Hafi mendesah pelan sambil meringis jijik. Walaupun begitu, tanpa ragu ia mengusap sudut bibir Kristal dengan ibu jarinya. “Jorok banget, deh, jadi perempuan.”“Kamu ngajak ngomong pas aku lagi asyik minum,” keluh Kristal.“Kamu sama Kai baik-baik aja, nih, berarti?” tanya Hafi setelah mereka sampai di Kimukatsu

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 58 - Perpisahan yang Tidak Ingin Diingat

    [Kai dan Cessa, beberapa bulan sebelum Kai menikah dengan Kristal….]Kai masuk ke dalam apartemen yang masih gelap tersebut dengan adrenalin yang semakin meningkat dan senyuman lebar di wajah tampannya. Tidak banyak orang yang bisa melihatnya tersenyum selebar itu, dan perempuan yang tinggal di apartemen di kawasan Kuningan tersebut adalah salah satu yang beruntung.Lelaki itu menatap kotak-kotak berisi beberapa barang yang akan dibawa Cessa ke Amerika Serikat. Kepergiannya memang sebentar lagi. Hanya dalam waktu kurang dari satu bulan lagi,Walaupun sebentar lagi kekasihnya akan pergi jauh dan entah sampai kapan—karena kontrak dengan STORM US sementara ini berlaku selama tiga tahun, Kai tidak berusaha menghalangi kepergian Cessa.Justru selama ini ialah yang mendorong Cessa untu

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 59 - Menantang Badai

    “Kamu nggak mau masuk dulu?”“Dan berakhir dipelototin Kai?” Hafi tertawa sambil mengibaskan tangannya di udara. “No, thanks. Aku nggak tahu jalan pikiran Kai yang kayaknya ribet kayak sirkuit listrik itu“Tapi aku tahu kalau dia belum terlalu nyaman aku beredar di sekitar kamu. Jadi lain kali aja, kalau aku mau ngospek dia lagi.”Kristal mendengus mendengar hal tersebut. Sejak dulu, Hafi memang sudah seperti quality control setiap ia atau Renjana memiliki kekasih. Setiap pacar-pacar mereka dulu selalu saja menuai kritik pedas dari Hafi.Tapi untungnya Hafi cukup tahu diri, ia hanya tertawa setiap kali Renjana dan Kristal mencela pacar bulanannya yang pergantiannya lebih sering daripada ditayangkannya film Home Alone di televisi dalam satu t

Latest chapter

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 127 - Pertama dan Terakhir

    “Menurut kamu, gimana filmnya?”Kristal menoleh pada Kai dan menatapnya dengan penuh perhitungan. “Kamu mau jawaban jujur atau bohong?”Kai menyeringai. “Jujur dong, Babe.”“Hm….” Kristal mengusap dagunya sembari berpikir. “Alur ceritanya agak membosankan, terlalu sering dijadiin formula film-film sejenis dan nggak ada twist apa-apa.“Perkembangan karakternya juga nol. Padahal film atau buku itu akan bener-bener seperti ‘film dan buku’ ketika karakternya berkembang—menurutku tapi ini, ya.“Kayaknya kalau bukan karena kamu yang ngajak, aku nggak bakal mau nonton, deh.”Kai

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 126 - Time Heals All Wounds

    Kai menatap istrinya untuk waktu yang lama. Kristal bukannya tidak sadar kalau suaminya yang tengah duduk di tepi ranjang tengah mengamatinya yang kini sedang memoles wajahnya dengan riasan.“Kenapa, sih, Mas?” Akhirnya Kristal tidak tahan untuk angkat bicara. “Lipstikku menor banget, ya?”Kai tergelak seraya menggeleng. “Nggak, red looks so good on you.”Perempuan yang hari ini mengenakan atasan plisket berwarna biru langit dan midi skirt hitam tersebut menatap Kai dengan curiga. “Terus? Kok ngelihatin aku kayak gitu banget?”“Soalnya kamu cantik.”“Basi, Mas.”Kai kembali tertawa. Kristal yang sudah selesai pun beranjak ke ranjang dan duduk di sa

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 125 - The Little Prince

    Kristal menatap deretan buku yang ada di ruang santai di lantai dua. Hari telah beranjak siang saat ia naik ke lantai atas untuk mengambil laptopnya dan mulai mengerjakan pekerjaannya.Akan tetapi, ia malah terdistraksi oleh rak buku yang penuh dengan buku anak-anak dan buku dongeng di ruang santai. Baru minggu lalu ia dan Kai membeli banyak buku di Gramedia dan Periplus untuk anak mereka.Menunda keinginannya untuk mengambil laptop, Kristal beralih pada ruang santai dan duduk di single sofa yang terletak di depan rak tersebut.Matanya mengamati deretan buku beraneka warna dan beraneka ukuran tersebut memenuhi rak buku mereka. Kristal dan Kai berharap anak mereka nanti akan suka membaca seperti mereka berdua.Kai

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 124 - Pelangi Setelah Hujan

    “Mas, makan di luar, yuk. Mau nggak?”Hari ini adalah hari Kamis dan hari sudah menjelang sore, saat tiba-tiba Kristal menoleh padanya yang tengah meneliti dokumen untuk ia bawa meeting hari Senin minggu depan.Kristal sendiri baru menyelesaikan pekerjaannya setengah jam yang lalu dan mulai merasa bosan.Sebagai orang yang keluar rumah lima hari dalam seminggu, berada di rumah dari hari Minggu sampai Kamis seperti ini sudah mulai membuatnya jenuh.“Mau.” Kai menjawab tanpa berpikir panjang. “Mau makan di mana, Sayang?”“Pancious?” Kristal meringis karena lagi-lagi nama restoran itulah yang ia pilih. Di kepalanya hanya akan selalu ada dua tempat makan yang akan sudi ia datangi dalam mood apa saja, McDonald’s dan PanciousKai mengacak rambut Kristal dengan gemas. “Boleh.”“Kamu sibuk banget, Mas?” tanya Kristal sambil mendekat pada Kai hingga tubuh mereka bersisian, dan perempuan itu menatap laptop di depan Kai. “Masih banyak nggak kerjaannya?”“Nggak, kok,” jawab Kai untuk dua pertanya

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 123 - River of Tears

    Walau dokter mengatakan biasanya ketika proses kuretase berjalan lancar pasien bisa beraktivitas kembali setelah pulang dari rumah sakit, Kai tetap menganjurkan Kristal untuk beristirahat. Maka di sinilah Kristal, menghabiskan beberapa hari cutinya di rumah.Dalam diam Kai dan Kristal sama-sama sepakat kalau waktu istirahat bukan hanya untuk menyembuhkan diri pasca proses medis tersebut, tapi juga mengistirahatkan mental yang benar-benar lelah.“Kamu nggak ke kantor?” tanya Kristal setelah siang itu mereka tiba di rumah.“Nggak.” Kai menggeleng sambil ikut duduk di sofa, di samping Kristal. “Aku juga cuti.”Kristal mengerutkan keningnya. “Mas, aku nggak apa-apa. Kamu nggak perlu jagain aku 24 jam.”“It’s okay. Kalaupun kamu nggak butuh aku di sini, aku yang butuh kamu, Ta.”Ucapan Kai membuat Kristal terdiam selama beberapa saat. Dengan hati-hati, Kai merengkuh Kristal ke dalam dekapannya.Saat itulah, dari puluhan pelukan yang ia dapat sejak mereka dikabarkan kalau sang calon anak ya

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 122 - Kita Tidak Pernah Siap Menghadapi Kehilangan

    Kristal terbangun karena rasa sakit yang membuat kepalanya juga langsung pusing. Namun, ia menahan diri untuk tidak memanggil siapa pun. Jadi yang ia lakukan hanya berdesis pelan, sepelan mungkin agar Kai tidak terbangun.Kristal bisa merasakan bagaimana Kai tertidur di samping ranjangnya, dengan posisi yang tidak nyaman. Kepalanya terkulai di sisi ranjang yang Kristal tempati dengan kedua tangannya yang menggenggam tangan Kristal.Kristal menelisik ke sekitarnya dan tidak menemukan siapa pun selain Kai. Sebenarnya beberapa jam yang lalu ia sempat terbangun, namun hanya bisa mendengar suara Julia dan Kai yang mengobrol lirih, kemudian ia jatuh tertidur lagi.Kristal mencoba menghela napas dalam-dalam. Tatapannya kini terpaku pada langit-langit kamarnya.“Kak… kok kamu tinggalin Mama sama Papa, sih? Katanya mau ketemu sama Mama sama Papa,” lirihnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.Rasanya masih seperti mimpi saat dokter mengatakan padanya kalau janinnya tidak berkembang dan ha

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 121 - Waktu Kamu Pergi Sebelum Kita Bertemu

    [Kehamilan Kristal. Minggu kelima.]Kai yang baru pulang bekerja memanggil Kristal, saat ia tidak menemukannya di ruang tengah atau di ruang makan. “Tata?”Karena tidak ada sahutan, Kai berpikir mungkin Kristal ada di kamar. Mengingat akhir-akhir ini istrinya mudah sekali merasa mengantuk.“Mas?”Panggilan itu membuat langkahnya terhenti dan kembali turun dari dua anak tangga yang sudah ia naiki. Matanya menangkap sosok Kristal yang melongok ke arahnya dari teras samping.“Lho, di sini kamu ternyata,” ucap Kai saat menghampiri istrinya dan memeluknya. Kemudian ia mencium kening dan bibirnya seperti biasa. “Ngapain malem-malem di luar?”“Lihatin bintang.” Krista

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 120 - Rainy Days on The Sidewalk

    Hari ini adalah kunjungan rutin Kristal ke dokter kandungan. Dan seperti biasa, Kai tentu menemaninya. Lelaki itu tidak pernah meninggalkan Kristal pergi sendiri di jadwal kunjungan rutinnya.Kristal merasa excited karena hari ini akan menyapa anaknya lewat USG dan mendengarkan apa kata dokter mengenai kandungannya, tapi ada sedikit keresahan yang muncul sejak semalam.Walaupun begitu, ia berusaha baik-baik saja di depan Kai karena tidak ingin membuat suaminya khawatir. Hanya saja usahanya digoyahkan dengan apa yang ia dapati pagi ini.“Sayang.” Panggilan Kai diiringi ketukan di pintu kamar mandi. “Tumben lama? Kamu nggak pingsan, kan?”“Nggak, kok.” Gema suaranya menyamarkan su

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 119 - What Lovers Do

    “Sayang, kamu belum mau liat-liat baju buat si Kakak?”Pertanyaan Kai membuat Kristal yang tadinya sedang melihat website Sephora untuk request makeuppada Hafi, jadi terhenti karenanya. “Baru tiga bulan, Mas.”“Iya, sih.” Kai mengangguk pelan. “Tapi kayaknya lucu nggak, sih, kalau kita mulai cicil baju bayi?”Kristal terkekeh pelan dan meninggalkan iPad Kai yang tadinya ia pinjam di atas meja.“Mas, baju bayi tuh kepakenya cuma sebentar, lho. Kan, makin lama dia makin gede. Kalau kita beli dari sekarang, nanti yang ada pas Kakak baru lahir, stok bajunya udah hampir setengah baju kita.”Kai yang baru sadar setelah mendengar ucapan Kristal langsung terkekeh malu. Ia menggaruk tengkuknya ya

DMCA.com Protection Status