Share

Istri yang Kau Khianati Ternyata Pewaris
Istri yang Kau Khianati Ternyata Pewaris
Penulis: Maria Goreti

Bab 1 Pernikahan Seperti Kuburan Cinta

“Hei, apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Nata berteriak sedikit mendorong tubuh suaminya.

“Apa aku enggak boleh mencium istriku?” tanya Jett perasaannya ternodai.

“Kamu ini gila, apa yang kamu inginkan dari aku?” tanya Nata sambil punggung tangannya mengelap bibir.

“Dek, kamu enggak salah tanya?” tanya Jett garis emosinya mulai terbentuk.

“Minggir,” ucap Nata masih bersikeras mendorong tubuh suaminya.

Manik hitam pria ini memerah lalu telapak tangannya sudah bersiap di depan wajah Nata.

“Mas mau menampar aku? Silakan,” kata Nata mengarahkan pipi serta menatap tajam. Manik hitamnya mengeluarkan sinar laser.

Jett tidak bisa menahan gejolak emosi. Dia melayangkan satu pukulan ke wajah cantik istrinya.

“Auw, Mas,” pekik Nata mendadak bulir-bulir air membasahi pipinya.

“Kenapa? Sakit? Kurang?” tanya Jett emosinya meninggi.

Lirikan tajam wanita ini justru membuat Jett semakin geram.

“Mas tega melakukan ini sama aku,” protes Nata memegang bekas tamparan suaminya.

“Tega?” tanya Jett mendekatkan tubuhnya tepat di depan Nata.

Tanpa ragu, pria ini menangkup erat wajah istrinya sambil menatap tajam manik hitam di depannya.

“Berani-beraninya kamu bilang aku tega. Apa kamu enggak mikir kalau kamu juga tega?” tanya Jett belum menggeser telapak tangannya.

Aku nggak mungkin bisa tega sama kamu, Mas. Apa kamu enggak lihat selama ini aku sangat mencintaimu? Kurang apa aku di matamu, Mas. Aku selalu melakukan semua yang diinginkan. Nata membatin dengan guyuran air membasahi pipinya.

“Kenapa Mas bisa bilang aku tega? Salah aku di mana?” tanya Nata pelupuk matanya tidak lagi sanggup menahan guyuran air.

Jett menyeringai tipis.

“Dengarkan aku baik-baik. Bersikap seperti biasanya, lakukan yang aku inginkan,” kata Jett memperingatkan istrinya.

“Ingat jangan melewati batas yang aku buat,” lanjut Jett tanpa memberi kesempatan Nata menjawab.

“Mas bilang melewati batas? Sejak kapan aku melewati batas? Apa selama ini aku tulus sama kamu kurang? Aku berusaha maksimal melakukan untukmu semuanya,” kata Nata terselip pertanyaan menggugah Jett melirik tajam.

“Belum. Kamu belum maksimal melakukannya, Dek,” balas Jett merasa istrinya tidak melakukan maksimal.

Kalau saja kamu melakukan maksimal mungkin sekarang keluarga ini bahagia dengan hadirnya seorang anak. Jett membatin.

“Kenapa Mas bisa bilang kalau aku belum maksimal? Semua yang keluarga ini inginkan sudah aku lakukan termasuk Mas. Apalagi sekarang?” tanya Nata pun geram melihat sikap suaminya semakin hari tidak berubah.

“Dek, kamu belum mengandung anak kita,” ucap Jett terdengar seperti gelegar petir.

“Apa?” tanya Nata tercengang.

Aku nggak menyangka Mas memiliki pemikiran seperti ini. Nata membatin sesal.

Nata diperlakukan layaknya cerita cinderella di keluarga ini. Saat suara lonceng berbunyi tak lain teriakan suaminya, Nata kembali menjadi seperti pembantu di rumah ini.

“Ya kamu enggak salah dengar,” kata Jett mengulang.

Kenapa malam ini kamu membuat aku terpesona enggak biasanya? Apa aku mendadak ingin bercinta dengan mu? Jett membatin sambil kembali menarik langkah mendekati istrinya.

“Mas, Mas, apa yang mau kamu lakukan?” tanya Nata pun menarik langkah mundur perlahan walau tetap saja tangan suaminya berhasil memeluk Nata.

“Mas, lepaskan,” teriak Nata tidak satu pun mendengar teriakannya.

“Ayo, Dek,” ajak Jett berhubungan intim layaknya suami istri.

“Nggak mau, Mas. Lepaskan,” tolak Nata justru menambah geram suaminya.

“Kamu ini bisa enggak sekali saja buat aku bahagia,” kata Jett mengempaskan tubuh Nata menjauh darinya.

Jett tanpa ragu lagi melayangkan pukulan. Tiada hari tanpa pukulan dirasakan wanita ini.

“Mas benar-benar tega melakukan ini sama aku,” protes Nata pelupuk matanya tidak mampu menahan derasnya air mengalir membasahi pipi.

“Cukup,” teriak Jett menoleh ke arah berlawanan enggan menatap istrinya.

Apa pernikahan ini seperti kuburan cinta untukmu, Mas? Nata membatin bertanya-tanya.

Entah apa yang dipikirkan Jett mendadak memutar tumitnya menatap wajah istrinya cukup lama walau sambil memijat pelipis. Pria ini menatap istrinya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Kenapa menatapku jijik?” tanya Nata bingung dengan tatapan suaminya.

“Dek, apa kamu nyaman dengan tubuh seperti ini?” tanya Jett menunjuk Nata dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Aku nyaman sama tubuh ini,” jawab Nata juga tidak mengerti arah pembicaraan suaminya.

“Cobalah untuk diet. Apa enggak malu badan kamu gemuk?” tanya Jett ketus.

Nata hanya menyeringai tipis sambil menggeleng.

“Untuk apa juga aku diet? Aku nyaman sama tubuh ini,” kata Nata terselip pertanyaan menggelitik.

“Kamu tanya untuk apa? Apa enggak salah? Aku minta kamu diet supaya cepat mengandung. Apa enggak malu saat hamil badan kamu gemuk seperti ini?” tanya Jett memberondong pertanyaan menyayat perasaan istrinya.

“Tahu kan jawabannya,” tambah Jett tanpa memedulikan perasaan istrinya.

“Aku lihat penampilan kamu seperti pembantu di rumah ini. Apa kamu nyaman seperti ini?” tanya Jett sejujurnya enggan mengkritik penampilan istrinya mau gimana lagi.

“Aku harus seperti apa Mas?” tanya Nata tidak tahu lagi.

“Dandan sih kenapa. Aku pulang mau disambut istri dengan penampilan cantik, wangi. Apa salahnya berpenampilan cantik di depan suaminya?” tanya Jett mengatakan keinginannya.

“Mas mau aku seperti orang lain di matamu?” tanya Nata kurang nyaman.

“Kenapa enggak kamu jadi orang lain supaya berpenampilan cantik?” tanya Jett hanya ingin Nata melakukan sesuai keinginannya.

Jadi kamu ingin melihat penampilan istrimu walau seperti orang lain. Nata membatin tidak habis pikir dengan suaminya.

“Mas mau aku jadi orang lain?” tanya Nata mengundang Jett mendekatkan tubuhnya.

Jett mengelus pipi lalu menjambak rambut istrinya.

“Mas, sakit. Rambut aku jangan ditarik,” teriak Nata kesakitan.

“Kamu hanya perlu jadi apa yang aku inginkan enggak perlu berusaha sebaik mungkin,” ucap Jett ketus.

Batangan pipih di saku celananya berdering panggilan masuk memaksa Jett melepaskan genggaman erat di rambut istrinya.

“Siapa sih malam-malam telepon?” tanya Jett kesal sebelum melihat nama muncul di layar ponsel.

Mendadak sudut bibir pria ini membentuk lengkungan tajam walau berakhir melirik tajam ke arah istrinya.

“Halo,” sapa Jett ramah sambil mengembangkan senyum.

Siapa juga malam-malam telepon suamiku? Apa nggak bisa besok? Nata membatin bertanya-tanya dengan kepercayaan masih utuh terhadap suaminya.

“Kenapa kamu masih di sini? Keluar sana,” kata Jett kasar meminta istrinya keluar dari ruang kerja.

Langkah wanita ini terseok-seok ke luar dari ruang kerja sambil menatap curiga. Tidak lupa tangan mungil ini menutup pintu walau tidak sepenuhnya tertutup.

Bisa-bisanya dia tersenyum setelah menampar dan mengkritik istrinya. Nata membatin geram melihat sikap suaminya seperti memiliki kepribadian ganda.

“Aku penasaran siapa yang menghubungi?” tanya Nata pun mendadak penasaran.

Nata menempelkan telinga di pintu berharap bisa mendengar pembicaraan suaminya.

“Suaranya wanita. Nggak mungkin sekretarisnya menelepon malam-malam membicarakan pekerjaan. Wanita mana yang menghubunginya?” tanya Nata lirih.

“Nggak-nggak. Nggak mungkin Jett selingkuh,” ucap Nata lirih menepis kemungkinan suaminya selingkuh.

“Kenapa mesra sekali pembicaraan mereka? Nggak mungkin sama klien ngomongnya mesra,” kata Nata mulai menaruh curiga.

“Nggak bisa didiamkan,” ucap Nata emosi.

Kekuatan istri tidak bisa dipungkiri kalau sudah emosi, Nata mendobrak pintu ruang kerja suaminya.

“Keluar Mas, keluar,” teriak Nata meminta Jett menjelaskan semuanya.

“Ada apa sih?” tanya Jett membeliak melihat istrinya berdiri di depan pintu.

“Apa yang kamu lakukan di sana?” tanya Jett tercengang.

“Mas terima telepon dari siapa mesra sekali?” tanya Nata emosi tingkat dewa.

“Bukan urusan kamu,” teriak Jett tidak terima dengan sikap istrinya.

“Sana keluar,” ucap Jett mendorong Nata ke luar lalu membanting pintu menutupnya.

Tangan mungil ini membentuk kepalan siap melayangkan pukulan barang siapa pun mendekatinya.

Aku sangat kecewa sama kamu, Mas. Ketulusanku selama ini berbuah pengkhianatan darimu. Nana membatin geram.

“Lihat saja! Tunggu tanggal mainnya! Berapa lama kamu bisa bertahan?” tanya Nata naik pitam.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status