Share

Bab 41 Pelarian

Akhirnya Damaira dan Negan sampai di rumah selepas maghrib setelah bermacet-macetan di jalanan ibu kota.

"Gila, semakin lama semakin parah macet dimana-mana," gerutu Negan.

"Kalau naik mobil benar-benar melelahkan, sama sekali nggak bisa bergerak. Berbeda kalau menggunakan motor, bisa selip sana-sini," imbuh Negan dengan kesal.

Semenjak mengendarai mobil, Neganemang lebih sering menggerutu soal kemacetan.

Damaira terkekeh, lalu berkata, "Seperti itulah jalanan di ibu kota tercinta kita, Mas. Kalau begitu, kami naik mobil saja, Mas."

"Gengsilah! Masa manajer naik motor. Nanti kalau tiba-tiba klien minta diantara bagaimana? Kamu ada-ada saja, Ra."

"Kan aku hanya memberi usulan, Mas."

Damaira membuka sabuk pengaman, lalu mengambil kantong plastik yang berisi makan dan beberapa keperluan dapur.

Negan tiba-tiba berbaik hati membeli semua itu. Jujur itu membuat hatinya tidak tenang.

Damaira sudah berusaha untuk mengusir pikiran buruk itu, namun tak jug
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status