Share

Bab 40 Pernyataan Cinta

Penulis: Lemongrass
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dengan pikiran yang berkecamuk, Sita sedang berusaha menekan perasaannya, agar tak meluap-luap. Oleh sebab itu, dia  menjeda kalimat yang ingin dikatakan olehnya.

Dia begitu bimbang antara bicara yang sebenarnya atau tidak, khawatir akan berimbas ke depannya.

"Hanya apa, Sita? Aku tak memiliki  banyak waktu, Sita. Jangan bermain-main apalagi mengulur waktuku," tekan Negan.

"Aku hanya cemburu dengan kemesraan Mas Negan dengan Mbak Ira," ucap Sita dengan lantang.

"Apa? Cemburu?" Sita mengangguk, tapi tak berani menatap Negan.

"Kamu sehat kan, Ta?"

"Aku sangat sehat, Mas," jawab Sita yang tak mengerti maksud Negan.

Padahal yang dimaksud oleh Negan adalah waras. Sita benar-benar dalam keadaan waras dan sadar atau tidak mengatakan hal seperti itu.

Negan menarik tangan yang berada di genggaman Sita. Tak dapat dipungkiri jantungnya berdebar kencang, entah karena sentuhan tangan wanita itu atau pernyataannya, Negan tak mengerti Mana yang benar.

Negan khaw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 41 Pelarian

    Akhirnya Damaira dan Negan sampai di rumah selepas maghrib setelah bermacet-macetan di jalanan ibu kota."Gila, semakin lama semakin parah macet dimana-mana," gerutu Negan."Kalau naik mobil benar-benar melelahkan, sama sekali nggak bisa bergerak. Berbeda kalau menggunakan motor, bisa selip sana-sini," imbuh Negan dengan kesal.Semenjak mengendarai mobil, Neganemang lebih sering menggerutu soal kemacetan.Damaira terkekeh, lalu berkata, "Seperti itulah jalanan di ibu kota tercinta kita, Mas. Kalau begitu, kami naik mobil saja, Mas.""Gengsilah! Masa manajer naik motor. Nanti kalau tiba-tiba klien minta diantara bagaimana? Kamu ada-ada saja, Ra.""Kan aku hanya memberi usulan, Mas."Damaira membuka sabuk pengaman, lalu mengambil kantong plastik yang berisi makan dan beberapa keperluan dapur.Negan tiba-tiba berbaik hati membeli semua itu. Jujur itu membuat hatinya tidak tenang. Damaira sudah berusaha untuk mengusir pikiran buruk itu, namun tak jug

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 42 Manipulatif

    Ting! Pintu lift terbuka di lantai satu, rupanya di sana ada Sita yang menunggu lift itu terbuka. Wanita itu tersenyum ramah pada Negan dan Andi, lalu masuk ke dalam lift."Pagi Pak Andi. Pagi Pak Negan," sapa  Sita pada keduanya."Pagi, Neng Sita," balas Andi. Sedangkan Negan hanya tersenyum tipis.Hanya keheningan yang tercipta di dalam lift tersebut, hingga mereka sampai di lantai yang dituju.Sita keluar begitu saja tanpa kata-kata untuk sekedar basa-basi.Negan tetap bersikap santai, walau sebenarnya ada sedikit kekecewaan dalam dirinya.Pagi ini Negan memberikan briefing seperti biasa. Jujur saja, Negan merasa sedikit gelisah karena Sita terlihat biasa saja dan santai."Sita, apa kamu memiliki kendala lagi?" Negan mencoba memancing Sita untuk bicara.Sita pun menyebutkan beberapa kendala yang sedang dia hadapi."Kamu harus lebih baik lagi, mengingat bulan ini adalah bulan ke tiga kamu di sini, sebagai penentuan lulus probation atau tida

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 43 Gelora Asmara

    "Apa maunya wanita itu, membuat kepalaku sakit saja," kesal Negan.Setelah melakukan panggilan yang kesekian kalinya, barulah Sita mengangkat panggilan tersebut."Kamu di mana?" tanya Negan.Sita menyebutkan sebuah apotek yang menjadi area, setelah itu dia akan datang ke rumah sakit daerah."Memangnya ada apa, Mas?" tanya Sita pura-pura tidak tahu maksud Negan."Aku ingin bicara denganmu," jawab Negan.Sita tersenyum penuh kemenangan. Lalu kembali berkata, "Setelah ini aku akan makan siang dulu, mau makan siang bersama?"Negan menolak mentah-mentah tawaran Sita, sebab dia ada janji makan siang dengan salah satu kliennya besama dengan anak buahnya yang lain.Sore harinya Negan menyusul Sita ke sebuah Klinik.Melihat Negan datang, Sita hanya bersikap acuh tak acuh, sengaja mempermainkan hati pria itu.Setelah selesai bertemu dengan klien pun, Sita seperti menghindari Negan."Ayo kita bicara lebih dulu," ucap Negan setelah berhasil meraih tan

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 44 Penawaran untuk Sita

    Mengingat ciuman panasnya dengan Sita, membuat bagian tubuh Negan kembali tak nyaman."Aahh, sial!" umpat Negan.Negan mati-matian berusaha mengendalikan dirinya."Wanita itu benar-benar racun," gumam Negan."Gila! Ini kesalahan, Negan. Kamu sudah gila," Negan terus memaki dirinya sendiri.Negan telah sampai di The Moonlight Bakery, dia melihat istrinya sedang melayani customer, mau tidak mau dia harus bersabar.Sembari menunggu istrinya, Negan melihat benda pipih kesayangannya. Di sana sudah bertengger pesan dari Sita. Tapi dia enggan menanggapi pesan tersebut dan memilih membuka aplikasi video untuk sekedar mencari hiburan.Saking seriusnya menonton video, Negan tidak sadar jika Damaira sudah datang. Istrinya itu mengetuk jendela beberapa kali.Negan berdecak, hanya dalam waktu kurang dari satu jam, Damaira sudah dua kali merusak suasana hatinya, dengan kesal dia membuka kunci mobil. Damaira pun langsung membuka pintu, siapa sangka dirinya akan lang

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 45 Keanehan Dina

    Orang itu seakan tahu gestur tubuh dan ekspresi wajah Dinda tidak menyambutnya dengan baik akhirnya mengeluarkan kata-kata lagi."Kali ini aku datang ke sini bukan ingin mengacau, kenapa wajahmu seperti itu?" ucap Dina.Orang yang menyapa Dinda adalah Dina adik iparnya Damaira.Menyadari kesalahannya Dinda menarik nafas pelan, lalu bersikap lebih baik dan profesional."Ada yang bisa kami bantu, Mbak Dina?" tanya Dinda lebih ramah."Aku datang kemari bersama temanku, dia melihat lowongan kerja part-time di toko ini, kami mau mencobanya," ucap Dina.Dinda membulatkan mata, dia mencoba menelaah kata-kata Dina, siapa tahu salah medengar kata."Kami? Maksudmu temanmu ingin melamar pekerjaan di sini?" "Iya, kami. Memangnya ada masalah kalau aku juga melamar kerja part-time di sini?"Dinda menggeleng, "Tidak ada. Silakan tinggalkan surat lamaran kalian, kebetulan pemilik toko sedang sibuk hari ini, jadi tidak bisa langsung mewawancarai kalian," ucap Dinda.Dina dan temannya menitipkan surat

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 46 Hal yang Serius

    "Mari Pak Sam!" Andi memberi salam pada Samudra setelah menutup pintu ruangan Negan."Ah, ya. Mari Ndi, silakan duluan," jawab Sam.Percakapan dua orang itu samar-samar terdengar oleh Negan.Awalnya dia tak menggubrisnya, tapi mengingat Sam juga mengenal istrinya dia bergegas menyusul Andi dan kawan-kawannya.Saat keluar dari kantor dia tak sengaja bertemu dengan Sita."Pak Negan, mau kemana? Sepertinya buru-buru," tanya Sita penasaran.Negan memaksakan senyum, "Ada urusan penting, Ta. Duluan, ya," jawabnya.Negan berjalan cepat menuju mobilnya."Sepenting apa urusannya sampai mengabaikanku seperti itu," gumam Sita dengan kesal. Sita diam-diam mengikuti Negan dari kejauhan, dia sangat penasaran kemana pria itu akan pergi.Negan melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedikit di atas rata-rata sebab kondisi jalanan cukup mendukung.Sampai di The Moonlight Bakery Negan mematut diri lebih dulu di depan cermin, dia harus terlihat lebih dari S

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 47 Dina Mengamuk

    Jam tangan Negan menunjukkan pukul 3.23 sore, masih ada sedikit waktu sembari menunggu Damaira pulang."Baiklah, akan aku temani sebentar. Cari tempat makan di dekat sini saja."Sita pun tersenyum semringah, matanya berbinar saking senangnya."Aku hanya ingin makan bakso di dekat sini, kata teman-teman itu enak " Negan mengangguk.Satu mangkok bakso dan es jeruk nipis sudah mendarat di depan Sita, mulutnya sudah tak tahan ingin menyantap makanan berkuah tersebut.Sembari memakan baksonya, Sita terus saja mengoceh, membicarakan segala sesuatu tentang keseharian yang dia lakukan. Sangat bertolak belakang dengan Damaira yang hanya akan mengatakan hal yang penting dan menarik.Negan hanya memandang wanita itu dan sesekali tersenyum, pikirannya terbelah, dia tak fokus untuk menanggapi ucapan Sita."Kenapa nggak makan, Mas?""Aku tadi sudah makan, makanlah, habiskan."'Jadi sudah makan bersama Ira,' batin Sita.Ada sedikit kekecewaan di hati Sita me

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 48 Titik Balik

    Berita Dina yang kecanduan Narkoba sudah tersebar ke seluruh lingkungan tempat tinggal Laras, bahkan sampai di komplek perumahan Damaira.Seketika keluarga Laras menjadi pergunjingan, tak terkecuali Damaira."Mbak Ira, itu benar adik iparnya kena narkoba?" tanya tetangganya yang memang gemar bergosip.Damaira hanya tersenyum untuk menanggapi pertanyaan itu. Sepeninggalannya, samar-samar Damaira masih mendengar kumpulan ibu-ibu itu menggunjing ibu mertuanya."Padahal si Dina itu selalu dibangga-banggakan oleh Bu Laras, nggak tahunya malah bikin malu," ucap wanita yang tadi bertanya pada Damaira.Damaira hanya bisa menarik nafas panjang. Dia sudah cukup lelah dipersalahkan oleh suaminya karena kabar itu sampai dimana-mana.Negan menuduh Damaira-lah yang memberi tahu orang-orang tentang Dina. Tentulah bukan dirinya yang menyebarkan hal itu, karena itu adalah aib keluarga.Keduanya sempat bertengkar hebat karena hal itu. Negan seakan lupa jika Damaira yang s

Bab terbaru

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Extra Part

    Empat bulan kemudian Isa dan Dina akhirnya menikah, setelah si kembar lahir kedunia dua bulan yang lalu.Keduanya memang sengaja mengambil waktu lebih lama, agar keluarga Damaira fokus lebih dulu pada si kecil Narendra dan Naela. Kembar yang begitu menggemaskan, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, sama seperti Damaira dan Damaisa.Saat ini Isa sedang berada di depan penghulu dan juga Negan sebagai wali dalam pernikahannya dengan Dina. Dina sendiri masih menunggu di ruang rias yang tersedia tak jauh dari tempatnya berada.Deg-degan itu sudah pasti, entah sudah berapa kali pria datar itu menghela nafas untuk menetralkan kegugupan.Penghulu mulai melakukan serangkaian prosesi. Negan dan Isa berjabat tangan, prosesi ijab qabul di mulai.Dengan satu tarikan nafas akhirnya Damaisa Kurniawan telah menjadikan Findina Langit Senja binti Surya Cakrawala sebagai istrinya.Suasana haru tercipta, apalagi ketika pengantin wanita di bawa ke ruangan tersebut. Ucapan selamat dan doa terbaik diuc

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 194. Akhir Perjalanan Cinta

    “Ibu benar mau aku menikah? Dengan siapapun wanita pilihanku?” tanya Isa dengan wajah serius.Lestari diam sejenak sebelum menjawab.“Kamu masih ingin menikah dengan Dina?” tanya Lestari.“Iya, kalau Ibu memberi restu.”Lestari menghembuskan nafas pelan.“Kamu tidak ada wanita lain?”“Belum ada, Bu. Kalau Ibu menginginkan wanita lain, mungkin butuh waktu lebih lama.”“Kamu sungguh-sungguh menyukai wanita itu?”Dalam guratan wajah Isa masih tersirat sedikit keraguan.“Mintalah dulu petunjuk pada sang Pemilik Hati, Sa. Ibu tidak mau kalau kamu memiliki maksud tertentu menikahi Dina, seperti balas dendam.”Isa masih diam, mencoba membuka lembar demi lembar memori mengapa dia ingin menikahi Dina.“Kalau kamu sudah mendapatkan kemantapan hati ingin menikahi Dina karena untuk beribadah dan mencintainya, Ibu akan restui,” ujar Lestari.Isa justru bergelung dengan hatinya sendiri, antara maju atau mundur.“Baik, Bu. Isa akan pikirkan baik-baik dan juga minta petunjuk sama Tuhan.” Benar itu ad

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 193. Bahagia dan Sedih

    Satu tahun kemudian.Kebahagiaan demi kebahagiaan semakin terlimpah di keluarga Mahesa dan Damaira. Sakit dan luka di masa lalu perlahan hanya menjadi sebuah butiran yang terhempas karena tiupan angin.Setelah beberapa bulan lalu Mahesa dan Damaira pergi ke Jerman untuk bulan madu, tak lupa mengajak anak-anak untuk turut serta. Sekarang Wanita itu telah berbadan dua.Bukan, tapi tiga. Ya, Damaira hamil anak kembar. Karena faktor keturunan, hamil anak kembar sangat mungkin terjadi.Di sisi lain, di kota Makassar, Nindi dan Dion juga tengah merasakan kebahagiaan yang sama. Nindi akhirnya hamil, bahkan beberapa bulan lebih dulu dari Damaira.Kabar itu diberikan langsung oleh Nindi pada Damaira. Rezeki memang unik, Tuhan akan memberikan di waktu yang tepat. Di saat semua permasalahan hati di masa lalu selesai, akan tubuh cinta yang baru.Tak kalah membahagiakan Isa juga telah resmi membuka kantor perusahaan sendiri di Jakarta. Karyawannya masih terdiri dari beberapa orang. Pria itu semaki

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 192. Berdamai

    Beberapa minggu berlalu pernikahan Nindi dan Dion pun sudah terlaksana. Meski hanya sederhana keduanya terlihat bagaimana.Di hari Minggu yang cerah itu, Nindi dan Dion berkunjung ke rumah Mahesa, dengan harapan keluarga itu berada di rumah Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah Keysha. Nindi benar-benar bertekad ingin berbaikan dengan anak itu. Dia ingin sekali mendapatkan maaf dari bocah berusia 12 tahun itu.Ya, kurang lebih 12 tahun Nindi meninggal Keysha. Nindi pikir semuanya akan baik-baik saja, ternyata Tuhan memiliki takdir yang sudah ditetapkan untuk mereka.“Oh, Mbak Nindi dan Mas Dion, apa kabar kalian? Selamat ya atas pernikahannya. Kami senang mendengar kabar tersebut.”Damaira dan Mahesa menyambut kedatangan sepasang pengantin yang baru saja rujuk itu.“Kabar baik, Ira. Terima kasih. Maaf kami tidak mengadakan acara apapun.”“Jadi–” Nindi menjeda kalimatnya dan melihat ke arah suaminya, Dion pun mengangguk dan tersenyum.“Jadi, kedatangan kami kemari untuk bertemu deng

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 191. Citra dan Ardi

    Pertanyaan yang seperti memojokkan Citra, membuat dia sejenak berpikir untuk mencari kalimat yang tepat dan mematahkan tuduhan pria itu.“Apa aku ada hak menolak perjodohan ini?”Citra justru bertanya, bukan menjawab pertanyaan Ardi.“Kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanya Ardi seraya menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.“Kamu mau jawaban jujur atau jawaban yang menyenangkan hatimu?” tanya Citra.Sepasang anak manusia itu terus saling melempar pertanyaan tanpa ada yang mau menjawab.“Jujur.”“Baiklah kalau begitu aku tidak akan sungkan,” kata Citra. Ardi pun mempersilakan Citra untuk mengatakan segala unek-uneknya.“Aku justru beranggapan Kak Ardi-lah yang menolak perjodohan ini. Kenapa? Seperti yang sudah sedikit aku singgung tadi, kamu tak pernah bersikap baik kepadaku, menyapaku pun hampir tidak pernah, ketika kita berpapasan lebih banyak kamu seperti menganggapku orang asing, kita tidak saling kenal, padahal aku selalu tersenyum padamu sebagaimana junior kepada seniornya.”

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 190. Disidang

    “Mbak, apa di depan atau di sekitar sini ada Pak Negan?” tanya seorang dokter kepada perawat.“Sebentar saya lihat dulu, dok.”“Kalau misal ada bilang, suruh ke ruangan, dokter Maulana mencari,” kata dokter Maulana.“Baik, dok.”Perawat itu keluar dari ruangan kemudian mengedarkan pandangan mencari Negan.Negan cukup cukup terkenal di karangan dokter, perawat, orang-orang penting di rumah sakit, dan juga marketing yang lainnya. Apalagi setelah pria itu mengalami kecelakaan namanya making disebut-sebut.“Nah itu dia si duda keren,” monolog perawat itu setelah melihat keberadaan Negan.“Selamat siang menjelang sore Mas Negan,” sapa perawat itu.“Eh, Iya, Mbak. Ini masih siang bolong,” balas Negan. Wanita itu terkekeh pelan.“Mas Negan dicari sama dokter Maulana, ditunggu di ruangannya.”Negan mengernyitkan keningnya, kemudian bertanya, “ada apa ya, Mbak?”“Kurang tahu Mas, Mas datang saja ke ruangan beliau.”“Terima kasih Mbak informasinya.”“Sama-sama Mas, mari.” Negan mengangguk horma

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 189 Citra Wanita Tidak Peka

    Pagi ini Mahesa disibukan dengan serangkaian pekerjaan, padahal saat ini waktu subuh baru saja berlalu dan matahari belum terbit. Beberapa hari ini pria itu sedikit kurang tidur. Setelah menikah entah mengapa rezeki terus mengalir tiada henti. Proyek sana-sini.“Ini, Mas.” Damaira memberi secangkir kopi sebagai penyemangat lagi.“Terima kasih, Sayang.” Mahesa menarik tangan istrinya, kemudian memberi kecupan hangat sebagai doping.Damaira selalu saja diberi kejutan dengan sikap manis Mahesa. Pria itu benar-benar membuatnya seperti ratu yang spesial.Tak ingin kalah, Damaira pun membalas serangan Mahesa. Sebulan bersama pria itu membuat hidupnya semakin berwarna.“Kalau begitu aku keluar dulu, masak.” Mahesa mengangguk.Damaira menyerah beberapa hal tentang kerumahtanggaan seperti bersih-bersih, laundry, dan lain sebagainya, kecuali masak.Memasak baginya harus dilakukan sendiri, agar kelak anak-anak dan suaminya selalu merindukan masakannya.Meski tinggal bersama mertua, sudah pasti

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 188. Dua Hati yang kembali Menyatu

    Tak hanya Indra yang meluapkan emosi pada Nindi tapi juga Linda. Nindi terpojok sebagai tersangka. Janda itu menangis tersedu. Indra seakan belum puas dan terus memarahi anaknya.Ketegangan itu masih terus terjadi hingga bel rumah itu berbunyi mengalihkan perhatian semua orang yang ada di dalam rumah itu.Dengan kesal Indrawan membuka pintu, melihat siapa yang datang sontak membuat pria paruh baya itu kembali naik darah.“Ini biang keroknya datang, dasar pria tak bertanggung jawab, brengsek!” Indra langsung memaki Dion yang tak tahu apa-apa.Pria itu hanya mengerutkan kedua alisnya, mencoba menelaah apa yang sebenarnya terjadi.“Ada apa, Yah? Siapa biang kerok.” Linda dan Nindi datang menyusul Indra ke ruang tamu.“Ngapain kamu datang ke sini? Bosan hidup, hah?” Sama halnya dengan suaminya, Linda pun langsung menghardik Dion.Nindi sendiri masih berusaha menenangkan diri setelah mendapat amarah dari kedua orang tuanya.Dion menatap iba pada mantan istrinya, entah apa yang baru saja te

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 187. Perasaan yang Terbalas

    Isa tak juga menjabat tangan Dina dan hanya terus menatapnya.“Kenapa hanya menatapku seperti itu?” Dina kembali angkat suara.“Ayo kita berjabat tangan dan kita kembali seperti dulu.” Dengan segenap jiwa dan hatinya Dina menahan sakit. Wanita itu terus memberi sugesti positif pada dirinya sendiri bahwa pasti rasa sakit itu hanya akan menyelimuti berlangsung untuk beberapa waktu saja. Asalkan mengalihkan semuanya pada pekerjaan dan hal lainnya pasti akan segera sirna dengan sendirinya.Dina tersenyum samar dan mulai menarik tangannya. Dia sungguh tidak mengerti kemauan pria yang ada di depannya.Dina menarik nafas dengan maksud menarik ingusnya agar tidak keluar. Dia menahan tangis sekuat tenaga.“Ya sudah ayo kita pulang. Orang-orang pasti menganggapku orang gila karena duduk di sini berjam-jam.Dina meraih tangan Isa dan menarik pria itu agar segera beranjak dari duduknya. Tapi Isa justru menahan tangan Dina.“Ayo kita menikah!” seru Isa.Ucapan Isa sontak membuat Dina membulatkan

DMCA.com Protection Status