Selamat membaca.Ide bagus,pergi ke tempat cukur bersama Sania. Luke sangat senang dan puas akan hari ini, tapi masalahnya.Hari sudah larut dan hanya sedikit toko yang buka 24 jam, mungkin minimarket masih mungkin tapi tempat cukur mungkin lebih dari mustahil untuk ada.Tapi anehnya, Sania dan Luke berhasil menemukan tempat yang cukup berkelas. Setelah Luke mengancam dan membuat semua orang yang mengantuk mendapatkan semangatnya kembali.Sania menepuk dahinya melihat ekspresi mengerikan Luke dari kaca."Aku saja." pinta Luke.Semua staff langsung menatap ke arah Sania yang menawarkan diri. Mereka saling tatap, sebelum memberikan alat cukur pada Sania.Luke menyingungkan senyumannya. "Apakah aku bisa mempercayaimu?""Ini bukan pertama kalinya Luke."Benar. Sania pernah melakukan ini pada Luke saat mereka masih saling menghargai sebagai partner—teknik ini juga di ajarkan Luke saat ia belum tahu kalau Luke ternyata sudah menjadi ahli waris.Jujur Sania tertipu, tapi keduanya juga saling
Selamat membaca.Sesampainya di apartement, Sania membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur yang empuk. Sebelum ia bangun, mandi dan bersiap menggunakan kemeja putih dan rok hitam dengan merek dan kualitas tinggi.Setelah selesai, Sania memakan sederhana namun sangat mahal. Saat makan, Sania bahkan tertawa evil, ia. Tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.***Di kantor, semua keluarga berkumpul. Mereka hanya menatap Luke dengan tatapan kekecewaan, karena saat ini perusahaan berada dalam ambang kehancuran."Kita butuh dana tambahan."Luke mengecek semua dokumen yang berisi kelalaiannya, disisi lain. Ia tak bisa menyalahkan Nael untuk semua yang terjadi."Bagaimana dengan para penipu itu?" tanya Luke.Darrel yang berdiri di belakang Luke menganggukan kepalanya. Lalu berkata, "kami sedang mengejarnya, agak sulit karena kami kekurangan senjata. Dan sepertinya mereka di lindungi oleh organisasi asing." jelasnya panjang lebar, Darrel juga sedang kesusahaan."Kita bisa menjual aset berhar
Selamat membaca."Sania, kau itu sebenarnya siapa?"Pertanyanan yang muncul dari mulut Darrel, nyatanya hanya membuat Sania tersenyum. Anehnya, Sania terlihat sedih sekarang."Ada yang bilang, kalau aku berbakat dalam hal ini." Tetapi anehnya, Sania tak menyukai pujian itu. Mereka tahu bakat Sania, mereka juga tahu kemampuan Sania. Tapi bagi beberapa orang, seperti Lisa. Yang masih tak mengerti apa yang saat ini sedang di katakan oleh Karyawan manang yang hanya menggunakan wakahnya untuk memikat pak Luke dan yang lainnya.Ia mengeryitkan dahiku. Masih tidak terima dengan apa yang terjadi saat ini.Sementara Matias mengangga, dia tak bisa mengatakan apapun. Seolah semua kata tertahan alam benaknya, dan ribuan pertanyaan memenuhi kepalanya saat ini.Itulah alasan mengapa petusahaan B. Grup berada di urutan kedua. Semua karena…."Tidak mungkin!""Tapi ini semua berkat Gavin juga kok." Sania tersenyum sembari mengeringkan matanya pada sekertaris kepercayaannya itu.Sementara Gavin berdeh
Selamat membaca.Keesokan harinya saat tubuh dan otak Sania tidak selaras, dia tetap memaksa untuk pergi bekerja. Guna memperbaiki kesalahannya karena kegagalan rencana mereka.Tentu saja Nael harus mengigit bajunya karena Sania begitu keras kepala."Kau belum pulih, kau, masih, SAKIT!" teriaknya di akhir pada Sania. Dia emosi karena Sania sok kuat padahal kondisinya masih sehat. "Sania…."Sania yang risih dengan sikap Nael, langsung membekap mulut Nael dengan kapas. "Sania!""Apakah kau tidak bisa diam, lagi pula di sana juga ada Luke.""Tidak bisa, kalau kau pergi sekarang. Maka Luke benar-benar akan memutus nadiku. Dan merebus kepalaku dan memajangnya di…."Ucapannya berhenti saat tak melihat kehadiran dari Sania, yang tersisa hanyalah pintu kamar ruangan yang terbuka. Meninggalkan angin pelan yang mendorong pintu—Nael mengendus. Lalu, "BAGAIMANA BISA WANITA ITU BEFJALAN DALAM KONDISI SEPERTI ITU?"Apa Sania benar-benar punya sembilan nyawa? Atau apakah, "dia seorang Dewi bulan?"
Selamat membaca.Angin berhembus dengan begitu lembutnya menerpa wajah Sania saat melewati jendela terbuka di perusahaan. Lalu dengan lembut pula, sebuah senyuman terukir dari dua sudut bibirnya. Kepalanya tertunduk singkat, Sania merasa sangat senang sekarang. Satu-satunya—pikirnya membatin.“Kau tersenyum?” tanya Gavin, alisnya mengerut saat melihat Sania tersenyum seperti itu. Sangat tulus dan asli, seakan ada yang sudah benar-benar membuat ia bahagia.Sania menatap Gavin sembari tersenyum smirk. Dan pria dengan kacamata itu hanya menghembuskan nafasnya kecewa. “kau mengubah senyumanmu lagi. Itu palsu kan?” Tebak Gavin. Sania hanya merespon sambil tersenyum aneh. Itulah yang menjadi alasan, mengapa Gavin lebih baik tidak bicara terlalu lama dengan Sania. Sebab semakin mengenal wanita dengan ribuan luka transparan itu hanya akan membuatmu masuk ke dalam jurang yang ia buat.Meski terasa sangat dekat, tapi percayalah. Gavin menyadari kalau langkah yang mereka buat malah akan memb
Selamat membaca. Dengan terburu-buru Sania bergerak menuju tempat yang Luke maksud, namun dalam perjalanan. Bensinnya habis. “Bagaimana bisa aku seceroboh ini?” kesalnya.Untungnya di depannya ada pompa bensin. Meski agak jauh, Sania harus merelakan pakaiannya untuk mau di sentuh oleh rintikaan hujan yang memang cukup deras.Dengan tangannya sebagai patung, Sania berlari di antara malam yang dingin dengan sepatu high-heels yang mungkin akan terlepas atau tidak bisa digunakan lagi karena Luke pasti akan memberikannya yang baru.Saat berada di areal masuk, seseorang menarik tangan.Sania menoleh, ternyata itu adalah Luke Conan. Ia lantas mengerutkan keningnya. “Luke?!”Tak mengubris, Luke langsung menarik tangan Sania untuk ikut dengannya. Rupanya Luke baru selesai mengusi bensin. Dalam mobil Sania mencemaskan mobil yang ia gunakan. “mobilku …”“Aku akan menghubungi Nael untuk memindahkan mobil yang kau curi darinya itu!” sindir Luke pada Sania yang hanya tersenyum kecil.Karena mema
Selamat membaca.Ketika tangan Luke mulai bermain-main dengan rambut setengah kering milik Sania, timbul getaran aneh, dalam diri Sania. Ia merasa kalau rasa dinginnya mulai berubah menjadi lebih hangat dari sebelumnya.Di tengah keheningan, Sania menelan salivanya kasar. Kemudian menjauh dari Luke disaat ada kesempatan.Tahapan Luke tentu saja menatap Sania dengan raut wajah tak terima. Sebab Sania menolak kasih sayangnya.“Apa aku menyakitimu?” Tanya Luke sambil menatap Sania yang malah mengelus lengannya, seperti seorang wanita yang merasa kalau apa yang baru saja Luke lakukan adalah tindakan yang buruk.Semua orang bisa memiliki pikiran yang buruk kan?Mendegus Luke berduri dari sofa, lalu mengumumkan tangannya pada Sania. Ia omgin melihat reaksi apa yang akan Sania tunjukkan padanya. Dan saat Sania melangkah mundur, Luke menaikkan satu aalisnya ke atas.“Sania?”Dengan senyuman getar, Sania mencoba menatap Luke. Sembari menjelaskan maksud ia menghindari Luke saat uji. Tentu saja
Selamat membaca. Beberapa turnamen kemudian, akhirnya mobil Luke bisa dihentikan. Itu semua juga berkat Darrel dan keluarga Conan yang turut campur untuk menghentikan si binatang buas yang sangat berbahaya saat ini. Saat semua berkumpul, Sania mengelengkan kepalanya, saat melihat Luke dengan senapan laeas panjang yang ada di kursi samping pengemudi. Tunggu. Dari mana Luke mendapatkan senjata itu, dari bentuknya senjata itu terlihat tak asing di mata Sania saat ini.“Minggir!” tegas Luke.Saat ia mencoba untuk menyambar keluarganya sendiri, ibu tirinnya dengan cepat menarik Sania ke depan mobil Luke.Sania tersenyum aneh, pasalnya ia sedang di jadikan tameng oleh keluarganya sendiri dari keluarganya yang lain.Melihat Sania Luke hanya bisa memukul kuat setir mobilnya. Ia ingin menjelaskan, tapi penjelasan itu akan menjadi sangat panjang.…Kantor.“Berapa kali sudah ku katakan kepadamu kalau masalah ini tidak boleh sampai pada Luke, aku sudah memperingatkan mu Sania. Tapi kenapa kau