Share

Bab 24

Author: Lee Sizunii
last update Last Updated: 2024-09-01 21:14:32

Setelah Valeria selesai makan, Salvatore tak lagi menahannya.

Valeria sendiri makan dengan cukup, jika terlalu kenyang maka perutnya akan lebih sakit. Lagipula, dia juga benar-benar membatasi makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.

Mendapatkan bentuk tubuh yang ideal seperti ini sangat tidak mudah untuk Valeria. Dia harus diet dan juga olahraga rutin selama berbulan-bulan untuk mendapatkannya. Jadi sekarang Valeria benar-benar harus menjaganya.

"Hah!"

Valeria menghela napas kasar. Pria yang baru saja memaksanya untuk makan itu masih berjalan disampingnya. Tangan Salvatore bahkan masih bertengger di pinggang Valeria.

"Tidak bisakah kau melepaskan ku? Aku sudah makan, mau apa lagi? Ah, kalau untuk jadi wanitamu, aku sudah bilang kan, tidak."

Salvatore mengangguk beberapa kali. "Memang tidak, untuk saat ini."

Valeria menoleh ke arahnya sambil melotot. "Tidak juga untuk nanti."

"Valeria!"

Morgan segera berlari ke arah mereka, saat mereka baru saja keluar dari hotel tersebut.

Wajah datar Mor
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 25

    Valeria menjalani hari-harinya dengan kepenatan bekerja. Meskipun baru saja menapakkan kakinya di dunia bisnis, Valeria mulai terkenal cukup cakap. Karena itu, lambat laun mulai banyak mitra bisnis yang bekerja sama dengannya. Valeria membawa Morreti Club ke masa kejayaannya.Siang ini, setelah ada rapat penting, Valeria langsung keluar dari kantor untuk menemui klien. Wajahnya yang dingin dan pesonanya yang sangat cantik membuat semua orang terkesima saat Valeria berjalan di keramaian.Valeria berjalan di lobi restoran mewah bersama Morgan, Mona dan beberapa karyawan Morreti Club lainnya. Mereka berjalan mengikuti Valeria di belakang"Solara Corp. memiliki jaringan luas di Eropa dan Asia, terutama dalam sektor perhotelan dan hiburan kelas atas. Mereka menawarkan akses ke pasar-pasar tersebut dan siap untuk berinvestasi besar-besaran dalam acara-acara premium yang bisa kita kelola," jelas Mona yang berjalan di samping Valeria."Bagaimana dengan keuntungannya?""Jika kesepakatan ini b

    Last Updated : 2024-09-01
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 26

    Di sebuah ruangan kantor yang terlihat besar dan mewah, terlihat Salvatore sedang berdiri sambil melihat ke luar jendela. Secangkir kopi hangat berada di tangannya.Pagi ini Milan sedang diguyur hujan dengan lebatnya. Awan hitam juga menyelimuti di langit sejauh mata memandang.Helaan napas Salvatore terlihat tenang. Aura dominasi yang kuat selalu terpancar disekitarnya."Tuan."Seorang pria berjas hitam memakai kacamata, baru saja masuk ke dalam ruangan Salvatore."Morreti Club berhasil menandatangi proyek, dan akan ikut serta dalam pembangunan Hotel kali ini," jelasnya.Salvatore menyunggingkan ujung bibirnya. Ada proyek besar yang akan di kerjakan di Salerno.Dia dengan sengaja membuka jalan agar Morreti Club bisa bergabung di proyek kali ini. Tujuan Salvatore hanya ingin mendekati Valeria. Tapi tidak disangka, Valeria benar-benar tidak melewatkan kesempatan sama sekali."Bagus, persiapkan semuanya.""Baik, Tuan."Pria itu langsung undur diri setelah menunduk, meskipun Salvatore ma

    Last Updated : 2024-09-02
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 27

    Valeria baru saja keluar dari kantor dan hendak berjalan ke arah parkiran mobil. Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Ada nomor tidak bernama di sana."Hallo?""Kau masih ingat suaraku, kan?"Valeria menggertakkan giginya saat tahu itu adalah suara Julian."Mau apa?""Temui aku jam 8 malam nanti," ucap Julian. "Aku ingin membicarakan sesuatu, aku tau kau pasti akan datang."Tut! Tut!Julian memutuskan sambungan telepon begitu saja. Membuat Valeria kesal setengah mati. Ingin rasanya Valeria menjambak rambut Julian.Tak lama, sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Valeria. Julian mengirimkan lokasi pertemuan mereka.Valeria sendiri merasa sangat penasaran apa yang ingin dibicarakan oleh Julian, hingga harus bertemu secara pribadi seperti ini.Dia masuk ke dalam mobil ferrari miliknya, lalu melaju di jalanan kota Milan.Hari ini, Valeria pergi sendirian. Morgan mendadak ada urusan dari Lorenzo yang mengharuskannya meninggalkan Valeria. Namun, Valeria sangat yakin bisa menjaga dirinya sendiri

    Last Updated : 2024-09-03
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 28

    "Tentu saja, aku akan mengantarmu pulang."Salvatore bergerak untuk menjauhkan dirinya dari Valeria, tapi Valeria malah menarik dasinya. Salvatore terkejut karena wajah Valeria sudah tepat dihadapannya."Salvatore .., aku ..., aku ...," gumam Valeria terbata."Apa?""Boleh menciummu?"Detak jantung Valeria berdetak semakin keras. Napasnya benar-benar memburu. Ada hal yang aneh dengan tubuhnya dan Valeria tidak bisa menghentikan itu."Tidak boleh, meskipun aku sangat mau. Kamu tidak boleh menyentuhku kali ini."Salvatore melepaskan tangan Valeria di dasinya. Gegas Salvatore menjauhkan diri."Kenapa? Biasanya kamu selalu mencuri ciuman dariku," rengek Valeria.Salvatore menghela napas panjang. Dia tidak bisa menolak godaan Valeria yang sangat menggoda seperti saat ini.Wajah berseri-seri Valeria, rengekannya, dan tatapan mata Valeria malam ini benar-benar membuat Salvatore menggila. Dia menggenggam gagang setir mobil dengan kuat.Jika Valeria dalam keadan tidak terpengaruh obat, mungkin

    Last Updated : 2024-09-03
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 29

    Antonio berlari masuk ke dalam mansion. Dia segera datang saat mendapatkan kabar jika Salvatore pulang dengan seorang wanita berada di dalam gendongannya.Hal itu membuat Antonio merasa cemas. Selama ini Salvatore tidak pernah membawa seorang wanita ke rumah. Dia akan memilih bermalam di hotel jika hanya ingin bersenang-senang dengan seseorang."Antonio!"Suara Carla menghentikan langkah kaki Antonio yang hendak menaiki tangga. Antonio menoleh ke samping dan mendapati perempuan itu berdiri sambil membawa tas medisnya."Mau kemana?" ucap Carla."Kenapa kau ada di sini?" Antonio berbalik bertanya.Wanita berambut pendek sebahu dengan mata sipit itu tidak mungkin datang ke sini tanpa perintah Salvatore.Carla menarik kerah jas Antonio. Dia mengajak Antonio pergi dari sana."Lebih baik, kau jangan mengganggu mereka," ucap Carla sambil menepuk punggung Antonio.Alis Antonio terangkat. "Mereka? Jadi benar, Tuan membawa seseorang?""Em, yah. Sepertinya begitu, aku sendiri mendengarnya ..., e

    Last Updated : 2024-09-03
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 30

    Hembusan napas seseorang di bahu Valeria membuatnya terbangun. Kepala Valeria terasa sangat berat dan badannya terasa tidak nyaman.Saat Valeria menoleh ke samping, dia mendapati wajah Salvatore sedang tertidur pulas sambil memeluk tubuhnya. Salvatore juga terlihat tidak mengenakan baju, hanya selimut yang menutupi separuh dari tubuhnya.Valeria terkejut bukan main. Bagaimana bisa dia satu ranjang dengan Salvatore?"Apa yang telah aku lakukan?" gumamnya sambil menutup mulutnya dengan tangan.Valeria juga menemukan tubuhnya tertutup selimut. Bisa dirasakan oleh Valeria jika tubuhnya kini telanjang dan tidak memakai pakaian apapun.Dia berusaha keras mengingat apa yang terjadi semalam. Semuanya mengalir begitu saja di kepala Valeria.Dari dia pergi ke club, sampai di mana dia merasa tubuhnya menjadi aneh. Ada Salvatore yang membantunya keluar dari para pria di sana.Mata Valeria langsung membulat saat mengingat bagaimana dia semalam memohon kepada Salvatore. Dia ingat benar. Salvatore s

    Last Updated : 2024-09-03
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 31

    "Julian benar-benar Sialan," gumam Valeria di meja kerjanya.Dia tetap harus pergi ke kantor karena akan ada rapat penting mengenai proyek barunya. Dia memakai pakaian yang disiapkan Salvatore pagi ini. Setelah sarapan bersama Salvatore, dia buru-buru berangkat ke kantor diantar anak buah Salvatore.Benar apa kata pria itu, kepalanya sangat sakit saat bangun tidur, belum lagi dadanya masih terasa sesak. Untung saja dia minum obat pemberian Salvatore, jadi Valeria merasa lebih baik.Sebelumnya, Salvatore menjelaskan, jika Valeria terpapar obat perangsang. Lalu di club, pria-pria itu memang sengaja ingin membawa Valeria. Belum lagi wartawan yang diam-diam mengikuti Valeria.Dia menduga, Julian ingin menjebaknya dengan pria-pria itu dan memunculkan skandal untuknya. Jika tidak ada Salvatore, maka hari ini pasti akan muncul kabar yang menghebohkan. Seorang pewaris Morreti bermain dengan pria asing di tempat umum. Sungguh judul yang sangat bagus untuk dibaca."Ck, bagaimana bisa aku melew

    Last Updated : 2024-09-03
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 32

    "Hah!"Valeria membanting tubuhnya di atas sofa. Hari ini sangat melelahkan untuknya. Banyak pekerjaan yang harus diurus dan lagi, tubuhnya tidak terlalu fit. Obat yang diberikan Salvatore memang bekerja, tapi tubuhnya masih sedikit lemah."Baru pulang, Honey?" Elena duduk di sofa seberang. "Semalam kamu tidak pulang?"Valeria menggelengkan kepalanya. "Aku ada urusan semalam, Mom. Maaf tidak mengabari Mommy.""Tentu saja tidak masalah, Honey. Mommy hanya khawatir kamu kenapa-kenapa. Tidak ada masalah kan?"Valeria memejamkan matanya. "Tentu saja tidak, Mom."Tak lama, Lorenzo yang baru saja pulang juga ikut bergabung bersama mereka di sana. Dia duduk di samping istrinya."Mom, kita harus berikan anak kita makan malam yang lezat untuk apa yang telah dia lakukan hari ini," kata Lorenzo."Memangnya ada apa, Dad?""Dia berhasil mendapatkan proyek besar di Salerno."Elena membulatkan matanya menatap suami dan anaknya bergantian. "Benarkah? Kalau begitu ayo kita pesan restoran mahal.""Ah,

    Last Updated : 2024-09-04

Latest chapter

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 195

    Matahari siang di Milan menyinari jendela kamar rumah sakit, menciptakan bayangan lembut di lantai keramik putih. Sofia duduk di tepi ranjangnya, jemarinya gemetar saat merapikan pakaian ke dalam koper kecil. Tubuhnya sudah membaik, dan sesuai keputusan pengadilan, hari ini dia harus kembali ke penjara.Isabella, ibunya, dengan sabar membantu melipat baju dan memasukkannya ke dalam koper. Namun, keheningan di antara mereka terasa berat.Tak ada lagi percakapan ringan atau tawa seperti dulu. Hanya suara gesekan kain dan resleting koper yang mengisi ruangan.Pintu kamar terbuka perlahan. Julian, muncul di ambang pintu dengan ekspresi datar. "Mom, dokter memanggilmu," katanya singkat.Isabella menoleh, sejenak ragu. "Julian, tolong bantu adikmu berkemas, ya? Mommy akan segera kembali."Tanpa menunggu jawaban, Isabella melangkah keluar, meninggalkan Julian dan Sofia berdua.Julian mengambil alih koper, tangannya dengan terampil memasukkan barang-barang Sofia tanpa suara. Gerakannya efisie

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 194

    Musim semi di Jepang selalu memancarkan pesona tersendiri. Bunga sakura yang bermekaran, angin sepoi-sepoi yang membawa harum bunga, dan sinar matahari yang hangat menyelimuti halaman rumah sakit.Valeria duduk di kursi roda, menikmati pemandangan itu dengan senyum tipis di wajahnya. Firgo mendorong kursi rodanya perlahan, memastikan Valeria merasa nyaman."Indah, ya?" gumam Valeria, matanya tak lepas dari kelopak bunga sakura yang beterbangan tertiup angin."Memang," jawab Firgo. "Seindah keberanianmu malam itu. Kau tahu, aku masih tidak habis pikir kenapa kau begitu nekat."Valeria menoleh, keningnya sedikit berkerut. "Kau marah padaku?""Bukan marah." Firgo menghela napas. "Lebih ke jengkel. Kau tidak memikirkan keselamatanmu sendiri dan itu membuat panik seluruh pasukan saat melihatmu berlari ke arah Tuan Salvatore dan menodong pria yang menyerangnya dengan pistol. Tapi ..., aku salut. Kau benar-benar berbeda dari kebanyakan wanita."Valeria tersenyum. "Aku hanya melakukan apa yan

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 193

    Antonio berdiri di samping brankar tidurnya, tubuhnya yang masih dipenuhi perban bergerak perlahan saat dia mengganti pakaian rumah sakit dengan setelan kasual. Luka-luka di tubuhnya masih terlihat jelas, namun dia sepertinya tidak terganggu dengan itu. Pintu kamar rawat terbuka perlahan, dan Salvatore masuk dengan langkah hati-hati."Kau sudah mau pergi?" tanya Salvatore dengan nada khawatir.Antonio tersenyum tipis. "Aku sudah terlalu lama di sini. Ada banyak hal yang harus kuurus."Salvatore berjalan mendekat, meski kakinya masih gemetar, ia mencoba menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. "Biar aku yang bantu. Apa yang bisa kulakukan?""Tidak perlu." Antonio menggeleng pelan, memasukkan kemejanya ke dalam celana. "Kau percayalah padaku. Aku akan mengurus semuanya. Saat ini, yang perlu kau lakukan adalah fokus pada kesembuhanmu."Salvatore menghela napas. "Tapi—""Jangan khawatir." Antonio menepuk bahu Salvatore, "kita sudah sejauh ini. Kau hanya perlu pulih dulu. Biar aku yang jaga se

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 192

    Sinar matahari sore menembus jendela rumah sakit, memberikan kilau hangat di ruangan putih yang biasanya terasa dingin. Salvatore mendorong pintu perlahan, mencoba tidak membuat suara yang mengganggu. Matanya langsung tertuju pada Valeria, yang masih terbaring di ranjangnya dengan wajah pucat namun tersenyum manis begitu melihatnya."Hei," sapa Salvatore dengan lembut.Valeria langsung menoleh ke arahnya dan tersenyum ceria. Senyuman itu—senyuman yang sejak dulu selalu membuatnya merasa tenang, Salvatore mengingat rasa itu. Namun senyuman itu kini justru membuat dadanya berdegup lebih kencang.Valeria membalas sapaan itu dengan suara pelan. "Kau kembali.""Ya, bagaimana keadaanmu? Merasa lebih baik?"Valeria mengangguk pelan. "Hm, lebih baik daripada kemarin."Salvatore mengangkat kantong belanja di tangannya. "Aku membawakanmu makanan dan buah-buahan. Juga susu vanilla, seperti yang kau inginkan."Tatapan Valeria berbinar. "Susu vanilla? Kau ingat?"Salvatore tersipu, meletakkan bara

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 191

    Firgo mengetuk pintu kamar rawat inap Valeria sebelum masuk. Wajahnya tenang, tetapi matanya menyiratkan kekhawatiran. Dia menyerahkan telepon genggamnya kepada Valeria. "Morgan ingin bicara."Valeria mengangkat alis, "Oh, sepertinya akan ada sesi ceramah gratis."Begitu telepon menempel di telinganya, suara Morgan langsung terdengar—keras dan penuh emosi."Valeria! Apa yang kau pikirkan?! Pergi tanpa bilang apa-apa, ikut operasi berbahaya dalam keadaan hamil pula! Kau tahu betapa gilanya aku mencari-cari kabar tentangmu?!"Valeria menarik napas panjang, memegang telepon dengan satu tangan, sementara tangan lainnya dengan lembut mengelus perutnya yang masih terasa perih. "Aku baik-baik saja, Morgan. Kau tidak perlu berteriak begitu.""Jangan bilang aku tidak perlu berteriak! Kau pikir ini lelucon? Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu?! Dan bayi itu?!" Di ujung sana Morgan sedang mondar-mandir di lobi markas Il Leone d'Ombra.Senyum kecil menghiasi wajah Valeria. "Bayi ini baik-baik s

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 190

    Valeria membuka matanya perlahan. Cahaya lampu kamar rawat terasa menyilaukan, tetapi bukan itu yang membuatnya tercekat. Di sampingnya, Salvatore duduk dengan ekspresi penuh kekhawatiran. Tatapan pria itu tajam, tetapi terselip kegelisahan yang sulit disembunyikan."Salvatore ...." Suara Valeria serak, hampir berbisik. "Bagaimana dengan bayiku?"Begitu mendengar suaranya, Salvatore langsung menggenggam tangannya erat. "Kau sudah sadar? Dia ..., baik-baik saja."Valeria menatapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Rasa sakit di perutnya masih terasa, tetapi lebih dari itu, ada perasaan lain yang membuat dadanya sesak—haru, rindu, dan kelegaan yang begitu mendalam.Salvatore ada di sini.Tangannya gemetar saat dia mengangkatnya, menyentuh pipi pria itu dengan lembut. "Aku ..., aku pikir aku tak akan pernah melihatmu lagi." Suaranya pecah dalam isakan kecil.Salvatore mengeraskan rahangnya, menahan emosinya sendiri. "Aku di sini. Aku ..., tidak akan ke mana-mana."Air mata Valeria ak

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 189

    Malam di Milan terasa dingin. Julian berjalan keluar dari rumah sakit dengan langkah tenang, tetapi pikirannya kacau. Ibunya masih di dalam, menjaga Sofia—adiknya yang telah menghancurkan hidupnya. Sang ayah, Giovani, bahkan tak peduli lagi dengan keluarga mereka sejak nama besar Ricci runtuh.Saat Julian hendak berjalan ke mobilnya, suara familiar menghentikan langkahnya."Julian?"Dia mendesah pelan, lalu menoleh. Margareta berdiri tak jauh darinya, mengenakan mantel mahal yang dulu mungkin ia beli dari uang Julian sendiri. Wajah wanita itu masih sama—cantik, angkuh, penuh percaya diri. Tapi Julian tak lagi melihatnya seperti dulu."Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya datar.Margareta tersenyum, mendekatinya dengan langkah gemulai. "Aku kebetulan lewat. Lalu aku melihatmu ..., jadi aku ingin menyapa."Julian mengangkat alis. "Kebetulan lewat di rumah sakit, malam-malam begini?" Nada suaranya terdengar sarkastik.Margareta tertawa kecil. "Aku ingin tahu ..., bagaimana keadaanmu s

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 188

    Begitu roda pesawat menyentuh landasan Jepang, Salvatore segera bangkit dari kursinya. Dia tak peduli pada tubuhnya yang masih lemah, langkahnya langsung mengikuti para anak buah yang membawa Valeria ke luar pesawat dengan tandu.Udara malam Jepang yang dingin menusuk kulit, tetapi keringat dingin tetap mengalir di pelipisnya. Mereka semua bergerak cepat menuju kendaraan yang sudah disiapkan. Firgo sudah lebih dulu mengatur segalanya—termasuk mencari rumah sakit yang aman, tempat dokter-dokternya bisa dibayar untuk menutup mulut.Di perjalanan menuju rumah sakit, Salvatore duduk diam di samping Valeria. Matanya terus mengamati wajah wanita itu. Wajah yang seharusnya asing, tetapi justru terasa familiar. Wajah yang entah mengapa, menjadi yang pertama muncul dalam pikirannya saat dia mulai sadar dari kegelapan ingatannya yang hilang.Jika dia istriku… berarti aku sangat mencintainya, bukan?Tapi kenapa? Kenapa dia tidak bisa mengingatnya?Salvatore menggigit bibir bawahnya, frustrasi de

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 187

    Di dalam pesawat pribadi yang terbang di atas Samudra Pasifik, suasana terasa tegang. Lampu-lampu kabin berpendar samar, menciptakan bayangan-bayangan panjang di wajah-wajah yang kelelahan dan terluka.Di salah satu kursi, Valeria terbaring lemah dengan napas tersengal. Wajahnya pucat, keringat dingin membasahi dahinya, dan matanya sesekali terpejam menahan rasa sakit. Wanita itu sudah setengah kehilangan kesadarannya. Darah masih merembes dari perban darurat yang melilit perutnya, bukti dari luka yang Alessio tinggalkan.Salvatore duduk di sampingnya, menggenggam erat tangannya yang juga berlumuran darah. Jari-jarinya sedikit gemetar, bukan karena rasa takut, melainkan karena sesuatu yang mengusik pikirannya.Dia masih belum sepenuhnya memahami kenapa melihat Valeria seperti ini membuat hatinya terasa seakan diremas. Sebuah perasaan yang familiar, namun asing pada saat yang bersamaan.Antonio, yang duduk tak jauh dari mereka, tampak lelah dengan luka di lengannya yang terus mengalirk

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status