Skandal Perdana Pengacara Galak

Skandal Perdana Pengacara Galak

last updateLast Updated : 2023-09-29
By:  Arelove  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
65Chapters
2.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Hidup Clara hancur setelah kesuciannya direnggut oleh dosennya sendiri. Ia sama sekali tak layak disebut gadis lagi, karena dirinya kini menyandang gelar mantan gadis. Laki-laki yang telah menodainya tak mau bertanggung jawab. Ia malah melempar kesalahannya pada Dev, mahasiswa jurusan hukum di Universitas Manura. Ia terpaksa menikah dengan Dev, laki-laki yang sama sekali tak ia cintai. Padahal dirinya sudah memiliki kekasih dan akan segera menikah. Lambat laun ... ia mulai menyukai Dev karena ia berjanji akan membawa kasusnya ke badan hukum setelah ia sarjana nanti. Akan tetapi, takdir terkadang seperti permainan. Banyak rahasia besar yang disembunyikan oleh Dev. Hal itu membuat rumah tangganya dengan Clara penuh prahara. Akankah Dev berhasil memberikan keadilan pada Clara? Akankah cinta Clara bisa mempertahankan rumah tangganya dengan Dev? Akankah ia bertahan, atau justru ia kalah dan memilih untuk pergi?

View More

Latest chapter

Free Preview

Chapter 1 - Tipu Muslihat Dosen

Clara menarik napas dalam-dalam, kemudian mengembuskannya. Jujur saja ia sedikit ragu untuk menemui dosennya. Tapi, ia takut jika ini memang menyangkut nilai IPK-nya. Bagaimanapun juga, ia harus membuang jauh pikiran-pikiran negatifnya. Masa depannya jauh lebih penting."Ayo Clara, jangan takut. Pak Arya juga manusia seperti kamu. Nggak ada yang perlu ditakutin," lirihnya.Ia mencoba bersikap tenang. Karena ia gadis pemberani, tidak perlu takut dengan dosen muda seperti Pak Arya. Lagipula, gadis bar-bar sepertinya pasti bisa menguasai keadaan apapun yang terjadi. Tak mau berlama-lama, ia pun berjalan pelan menuju gudang. Tak lupa ia membenarkan rambutnya yang berantakan karena tertiup angin saat di perjalanan tadi....."Akhirnya kamu datang juga Clara Marshita Anjelika!" seru Pak Arya. Ia menyerigai ke arahnya. Hal itu membuatnya bergidik ngeri. Baru kali ini ia melihat sisi lain dari dosen paling famous di kampus. Ternyata ... tidak sebaik yang ia kira.Hal itu nampak pada caranya

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
65 Chapters

Chapter 1 - Tipu Muslihat Dosen

Clara menarik napas dalam-dalam, kemudian mengembuskannya. Jujur saja ia sedikit ragu untuk menemui dosennya. Tapi, ia takut jika ini memang menyangkut nilai IPK-nya. Bagaimanapun juga, ia harus membuang jauh pikiran-pikiran negatifnya. Masa depannya jauh lebih penting."Ayo Clara, jangan takut. Pak Arya juga manusia seperti kamu. Nggak ada yang perlu ditakutin," lirihnya.Ia mencoba bersikap tenang. Karena ia gadis pemberani, tidak perlu takut dengan dosen muda seperti Pak Arya. Lagipula, gadis bar-bar sepertinya pasti bisa menguasai keadaan apapun yang terjadi. Tak mau berlama-lama, ia pun berjalan pelan menuju gudang. Tak lupa ia membenarkan rambutnya yang berantakan karena tertiup angin saat di perjalanan tadi....."Akhirnya kamu datang juga Clara Marshita Anjelika!" seru Pak Arya. Ia menyerigai ke arahnya. Hal itu membuatnya bergidik ngeri. Baru kali ini ia melihat sisi lain dari dosen paling famous di kampus. Ternyata ... tidak sebaik yang ia kira.Hal itu nampak pada caranya
Read more

Chapter 2 - Mantan Gadis

Brak! Brak! Brak!Ia menggebrak pintu gudang yang terbuat dari besi itu. Berharap ada yang membukakan pintu untuknya. Ia sangat takut dengan kemurkaan Pak Arya yang ingin menelannya hidup-hidup."Tolong! Tolong! Tolong!" Teriakan Clara menggema di dalam gudang. Namun tiada guna ia berteriak sekencang apa pun. Pasalnya ... suara dari dalam tidak bisa terdengar dari luar. Namun, suara dari luar bisa terdengar dari dalam."Teriaklah sekencang-kencangnya, Sayang! Karena tidak akan ada yang mendengar suara kamu. Karena ruangan ini kedap suara. Jadi suaranya hanya terdengar dari dalam saja," ucap Arya menyerigai.Ia berjalan ke arah gadis itu dengan langkah mematikan. Setiap langkahnya membuat Clara semakin ketakutan. Matanya sudah berkaca-kaca dan ingin mengeluarkan cairan bening dari sana."Pergi! Jauhi saya!" teriak Clara. Ia berlari menjauh dari laki-laki psyco itu. Rasanya ingin meminta tolong sahabatnya, Caca. Namun ia tadi menolak untuk ditemani olehnya. Alhasil ia tidak tahu harus
Read more

Chapter 3 - Tak Berharga

Clara tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia menunduk malu, tak berani menatap wajah teman-temannya dan para dosen. Apalagi di sana ada Algo, kekasihnya. Sekaligus ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Ia sudah tak punya nyali lagi. Dirinya benar-benar rendah, serendah-rendahnya.Ini merupakan titik terendah dalam dirinya, menjadi mantan gadis. Ia sudah tak suci lagi. Dalam masyarakat gadis seperti itu adalah pembawa sial, sekaligus sampah masyarakat."Ternyata gadis bar-bar kayak Clara, kelakuannya juga bar-bar ya? Lihat tuh, udah digituin duluan. Padahal kan masih belum lulus kuliah," bisik Anne, salah satu teman kampus Clara yang suka menebar gosip."Nah iya, gue aja nggak nyangka ternyata Clara berani juga. Di luar aja kelihatan sok polos, tapi dalemnya uh ... gue aja malu menganggapnya kaum perempuan," balas mahasiswi yang lain."Ih kok Clara nggak malu sih, ngelakuin hal menjijikkan di kampus. Bisa jelek reputasi kampus kita kalau masyarakat tahu.""Udah dapet Algo yang gentengnya
Read more

Chapter 4 - Pelaku Sebenarnya

Pak Tirta, selaku dosen biologi di Universitas Manura, menghubungi orang tua Clara dan Devaro. Orang tua mereka harus tahu bagaimana kelakuan anaknya sewaktu di kampus. Melihat hal itu, tangis Clara sekian histeris."Pak saya mohon, jangan hubungi orang tua saya. Mereka akan marah dan malu karena hal ini, Pak!"Namun, dosen biologi itu tidak menghiraukan permintaan Clara, meskipun dirinya sudah berderai air mata."Perbuatan kamu ini sangat memalukan, Clara! Kamu sudah mencoreng nama baik kampus. Seharusnya kamu berpikir dulu sebelum bertindak nekat seperti ini!" Kali ini Arya Mahendra yang bersuara. Biang kerok yang menjadi sumber masalah. Bisa-bisanya ia mengatakan seolah-olah dirinya tidak bersalah. Padahal kenyataannya ... ia bukan dosen yang baik. Jangankan dosen, dirinya tidak pantas disebut binatang.'Kenapa Bapak tega melakukan ini kepada saya. Apa salah saya, hingga Bapak harus merenggut kegadisan saya? Bahkan Anda bertingkah seolah-olah tidak bersalah. Tapi aku tak bisa berk
Read more

Chapter 5 - Terpaksa Menikah

Pak Tirta sudah kelihatan tidak sabar ingin mengeksekusi mereka berdua. Karena waktu yang ia berikan tidak mereka penuhi tepat waktu. Sudah hampir lima belas menit, namun kedua sejoli itu tak menampakkan batang hidungnya. "Pak Arya, kenapa mereka berdua lama sekali? Apakah mereka akan melakukan hal aneh-aneh lagi?" tanyanya. Ia menggerak-gerakkan jari-jari kakinya. Ia tidak suka menunggu. Apalagi menunggu sesuatu yang menjengkelkan. Karena hanya akan membuang waktu yang sangat berharga. "Apakah perlu saya menyusul mereka, Pak? Takutnya mereka malah kabur lagi," tawarnya. Sikapnya yang sok nggak bersalah itu, membuat siapapun yang mendengarnya muak. Karena ia memang pandai berakting. Lihat saja dirinya, bahkan ia bisa tersenyum menang atas piala yang ia menangkan. Meskipun sangat memalukan jika terpublikasi. "Tidak perlu," sahut laki-laki bertubu tegap penuh penekanan. Ya ... dia adalah Devaro Mahardika Sanjaya. "Saya akan menuruti apa kata Bapak. Saya akan menikahi Clara dan bert
Read more

Chapter 6 - Perjanjian Pasca Nikah

Setelah acara akad nikah yang digelar secara sederhana, Dev dan Clara merasa capek. Apalagi Clara yang tidak henti-hentinya meneteskan air mata. Ia merasa jika harga dirinya sudah tidak ada lagi. Apalagi Dev yang seharusnya tidak menjadi suaminya, kini malah menjadi pendamping hidupnya. Permainan takdir sungguh kejam. Ia tak bisa menentangnya, karena ini akan membahayakan masa depannya."Ra, kenapa diem aja?" tanya Dev.Ia menatap istrinya penuh teka-teki. Ia merasa bingung dengan gadis yang satu ini. Karena hanya menangis saja sejak tadi."Udah nggak usah nangis. Anggap aja lu punya nasib yang beruntung. Karena bisa nikah sama cowok ganteng kayak gue," ujar Dev dengan bangga."Kamarnya ada di mana?" tanya Clara."Kan ini di kos, Ra. Kamarnya udah jelas di depan lu, soalnya di sini hanya ada satu kamar. Jadi kita tidurnya barengan," kata Dev.Mereka memutuskan untuk tinggal di rumah kos Dev untuk sementara waktu. Karena mereka masih belum memiliki keberanian untuk pulang ke rumah. M
Read more

Chapter 7 - Malam Pertama Pernikahan

Alunan lagu galau milik Mahen itu membuat hati Clara teriris. Memang ia tak suka mendengarkan lagu galau, tapi entah mengapa lagi itu terus muncul dalam beranda sosial medianya."Kenapa aku terus memikirkan kamu, Al? Padahal kamu udah benci sama aku. Kenapa aku sulit melupakan kamu?" lirih Clara.Tak disadari, cairan bening itu keluar dari pupil matanya. Ia tak sanggup lagi membendungnya. Karena batinnya sangat sakit teringat akan kata-kata Algo sewaktu di kampus tadi.Ia pun mencoba memejamkan matanya. Ia harap bisa keluar dari mimpi buruk ini. Tapi ia tidak tahu bagaimana caranya. Karena nasi sudah menjadi bubur."Lu kenapa, Ra?" Suara nyaring itu membuat Clara tertegun. Ia pun langsung merubah posisinya senormal mungkin. Karena ia tak mau orang tahu akan perasaannya sekarang, apalagi suaminya sendiri.Ia juga segera menghapus air matanya sebelum Dev meledeknya karena terlalu cengeng. "Aku nggak papa, Dev. Tidur gih," pinta Clara. Ia pun mencoba tersenyum di depan Devaro. Karena
Read more

Chapter 8 - First Kiss

Dev membopong tubuh istrinya ke kamar. Karena ulahnya yang kebablasan, ia sampai membuat Clara jatuh pingsan. Sepertinya gadis itu sangat kaget dengan ulahnya yang berlebihan."Duh Dev, apa yang ada di pikiran lu, sampai buat anak orang pingsan," kata Dev bermonolog.Ia menatap wajah istrinya yang nampak sayu. Tubuhnya terasa sangat enteng, karena berat badannya tidak sampi setengah kwintal."Maafin gue, Ra. Harusnya gue bisa menahan nafsu gue. Gue benar-benar nggak sengaja," ujar Dev.Ia meletakkan tubuh Clara dengan hati-hati. Kemudian, ia mengambil segelas air hangat untuk membuat istrinya sadar. Tak lupa, ia mencari minyak kayu putih untuk merangsang Indra penciumannya.Saat Dev mendekatkan minyak kayu putih ke hidung istrinya, ia nampak mengendusnya. Mungkin sebentar lagi Clara akan segera siuman."Aw," ringis Clara yang masih setengah sadar.Ia memegang kepalanya yang dirasa sedikit pusing. Padahal tidak terbentur, tapi entah mengapa rasanya pusing tujuh keliling. Ia juga tak pu
Read more

Chapter 9 - Tidur Seranjang

Devaro tersenyum ke arah Clara penuh kasih. Senyuman itu nampak sangat tulus. Walaupun Dev sadar jika tidak mungkin mereka akan terus bersama. Karena pernikahan mereka bisa diibaratkan sebagai pernikahan kontrak. Ya ... mereka memang sepakat akan menjalani pernikahan tanpa cinta ini hingga lima tahun. Memang waktu lima tahun sangat lama, tapi ini sudah menjadi kesepakatan mereka berdua. Kedua insan itu bersitatap dengan retina yang menyala bagai anala. Seolah mereka bisa merasakan dan terikat satu sama lain. Memang, semesta tahu apa yang terbaik untuk seluruh umat. "Lu istirahat dulu aja, Ra. Pasti capek kan nangis mulu?" goda Dev. Ia menaikkan sebelah alisnya.Gadis itu hanya tersenyum kecut, mengalihkan pandangannya dari kedua retina Dev yang sangat manis. Ia tak mau sampai hatinya terbawa suasana. Karena ia harus kembali pada kenyataan. Tak ada lagi kesan indah dalam hidupnya yang kelam. Ia harus belajar untuk bertaut dengan kelam. Berdamai dengan nasibnya yang penuh kemalangan.
Read more

Chapter 10 - Hanya Kebahagiaan Sementara

Suara azan subuh sudah berkumandang. Dev pun langsung membuka kedua matanya. Karena sudah saatnya menunaikan ibadah salat subuh.Ia mengucek matanya, karena pagi ini begitu melelahkan baginya. Apalagi ia kurang tidur karena begadang. Padahal hari ini ia memiliki jadwal yang padat di kampus."Ra, bangun! Udah azan subuh tuh. Lu nggak mau salat?"Dev menepuk-nepuk pipi tembem istrinya yang nampak nyenyak dalam kalut mimpi. Sehingga ia tidak bisa merasakan sentuhan tangan suaminya yang begitu hangat."Astaga ... nih anak kebo banget, sih! Bikin kesel aja. Ra, bangunnn ... lihat tuh udah pukul empat, loh."Ia berusaha keras untuk membangunkan istrinya. Namun, Clara hanya mendesis kesal. Karena sepertinya ia sedang kelelahan. Karena kemarin sudah melayani dosennya."Kamu duluan aja, Dev. Aku masih ngantuk," ujar Clara masih dengan mata terpejam."Ini udah waktunya salat subuh, Ra. Ayo salat subuh berjamaah!" ajak Dev.Ia menatap istrinya penuh arti. Entah mengapa mulutnya langsung mengatak
Read more
DMCA.com Protection Status