Share

Bab 22

Author: Lee Sizunii
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Ahhh!"

Isabella berteriak sambil melemparkan tasnya ke sofa ruang tamu.

Gegas, Giovani, Sofia dan juga Julian yang semula ada di kamar langsung menghampirinya dengan terburu-buru.

"Mom? Ada apa?" teriak Sofia sambil berlari menuruni tangga.

"AH! Akan aku bunuh jalang itu! Aku benci dia! Aku benci dia!"

Isabella mengambil vas bunga lalu membantingnya ke lantai. Pecahannya bahkan sampai mengenai kaki Isabella sendiri.

"Mommy!"

"Ada apa sih, Mom? Pulang-pulang kok marah-marah?"

Isabella semakin mengamuk dan membanting semua yang ada dihadapannya. Giovani dan juga Julian berusaha menghentikan Isabella.

"Mom! Sudah!"

"Akh! Aku kesal sekali!"

Mereka membawa Isabella duduk di sofa.

"Sofia, ambil kotak obat," perintah Giovani.

"Baik, Dad."

Sofia langsung beranjak dari tempatnya. Para pelayan juga berdatangan untuk membersihkan kekacauan yang dibuat oleh Isabella.

"Mom, ada apa sih?" tanya Julian.

Julian dan Giovani sama-sama duduk di sisi Isabella. Wanita itu terlihat masih marah dengan mata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 23

    Valeria berjalan ke lorong hotel guna untuk pergi dari sana. Setelah keributan yang diakibatkan oleh Isabella, acara makan malam itu pun dibubarkan.Senyum puas terpancar dari wajah Valeria. Meskipun ini belum akhir dari segala balas dendamnya, tapi melihat wajah Isabella yang malu malam ini sudah menjadi kebahagiaan bagi Valeria.Baru juga Valeria tersenyum, tiba-tiba saja perutnya sakit. Langkah kakinya terhenti. Alisnya berubah mengkerut menahan sakit. Tangannya gemetar dan keringat dingin mulai mengalir di dahinya."Akh!"Hampir saja Valeria terhuyung, sebuah tangan kekar sudah memegangi pinggang ramping Valeria dari belakang.Aroma parfum yang tak asing di indra penciuman Valeria membuatnya mendongak."Salvatore?"Buru-buru Valeria hendak melepeskan diri, tapi Salvatore justru mengeratkan tangannya. Membuat tubuh mereka saling menempel.Tatapan tajam dan dingin Salvatore menunduk menatap netra Valeria."Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!" bisik Valeria dengan nada geram.Valeria

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 24

    Setelah Valeria selesai makan, Salvatore tak lagi menahannya.Valeria sendiri makan dengan cukup, jika terlalu kenyang maka perutnya akan lebih sakit. Lagipula, dia juga benar-benar membatasi makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.Mendapatkan bentuk tubuh yang ideal seperti ini sangat tidak mudah untuk Valeria. Dia harus diet dan juga olahraga rutin selama berbulan-bulan untuk mendapatkannya. Jadi sekarang Valeria benar-benar harus menjaganya."Hah!"Valeria menghela napas kasar. Pria yang baru saja memaksanya untuk makan itu masih berjalan disampingnya. Tangan Salvatore bahkan masih bertengger di pinggang Valeria."Tidak bisakah kau melepaskan ku? Aku sudah makan, mau apa lagi? Ah, kalau untuk jadi wanitamu, aku sudah bilang kan, tidak."Salvatore mengangguk beberapa kali. "Memang tidak, untuk saat ini."Valeria menoleh ke arahnya sambil melotot. "Tidak juga untuk nanti.""Valeria!"Morgan segera berlari ke arah mereka, saat mereka baru saja keluar dari hotel tersebut.Wajah datar Mor

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 25

    Valeria menjalani hari-harinya dengan kepenatan bekerja. Meskipun baru saja menapakkan kakinya di dunia bisnis, Valeria mulai terkenal cukup cakap. Karena itu, lambat laun mulai banyak mitra bisnis yang bekerja sama dengannya. Valeria membawa Morreti Club ke masa kejayaannya.Siang ini, setelah ada rapat penting, Valeria langsung keluar dari kantor untuk menemui klien. Wajahnya yang dingin dan pesonanya yang sangat cantik membuat semua orang terkesima saat Valeria berjalan di keramaian.Valeria berjalan di lobi restoran mewah bersama Morgan, Mona dan beberapa karyawan Morreti Club lainnya. Mereka berjalan mengikuti Valeria di belakang"Solara Corp. memiliki jaringan luas di Eropa dan Asia, terutama dalam sektor perhotelan dan hiburan kelas atas. Mereka menawarkan akses ke pasar-pasar tersebut dan siap untuk berinvestasi besar-besaran dalam acara-acara premium yang bisa kita kelola," jelas Mona yang berjalan di samping Valeria."Bagaimana dengan keuntungannya?""Jika kesepakatan ini b

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 26

    Di sebuah ruangan kantor yang terlihat besar dan mewah, terlihat Salvatore sedang berdiri sambil melihat ke luar jendela. Secangkir kopi hangat berada di tangannya.Pagi ini Milan sedang diguyur hujan dengan lebatnya. Awan hitam juga menyelimuti di langit sejauh mata memandang.Helaan napas Salvatore terlihat tenang. Aura dominasi yang kuat selalu terpancar disekitarnya."Tuan."Seorang pria berjas hitam memakai kacamata, baru saja masuk ke dalam ruangan Salvatore."Morreti Club berhasil menandatangi proyek, dan akan ikut serta dalam pembangunan Hotel kali ini," jelasnya.Salvatore menyunggingkan ujung bibirnya. Ada proyek besar yang akan di kerjakan di Salerno.Dia dengan sengaja membuka jalan agar Morreti Club bisa bergabung di proyek kali ini. Tujuan Salvatore hanya ingin mendekati Valeria. Tapi tidak disangka, Valeria benar-benar tidak melewatkan kesempatan sama sekali."Bagus, persiapkan semuanya.""Baik, Tuan."Pria itu langsung undur diri setelah menunduk, meskipun Salvatore ma

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 27

    Valeria baru saja keluar dari kantor dan hendak berjalan ke arah parkiran mobil. Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Ada nomor tidak bernama di sana."Hallo?""Kau masih ingat suaraku, kan?"Valeria menggertakkan giginya saat tahu itu adalah suara Julian."Mau apa?""Temui aku jam 8 malam nanti," ucap Julian. "Aku ingin membicarakan sesuatu, aku tau kau pasti akan datang."Tut! Tut!Julian memutuskan sambungan telepon begitu saja. Membuat Valeria kesal setengah mati. Ingin rasanya Valeria menjambak rambut Julian.Tak lama, sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Valeria. Julian mengirimkan lokasi pertemuan mereka.Valeria sendiri merasa sangat penasaran apa yang ingin dibicarakan oleh Julian, hingga harus bertemu secara pribadi seperti ini.Dia masuk ke dalam mobil ferrari miliknya, lalu melaju di jalanan kota Milan.Hari ini, Valeria pergi sendirian. Morgan mendadak ada urusan dari Lorenzo yang mengharuskannya meninggalkan Valeria. Namun, Valeria sangat yakin bisa menjaga dirinya sendiri

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 28

    "Tentu saja, aku akan mengantarmu pulang."Salvatore bergerak untuk menjauhkan dirinya dari Valeria, tapi Valeria malah menarik dasinya. Salvatore terkejut karena wajah Valeria sudah tepat dihadapannya."Salvatore .., aku ..., aku ...," gumam Valeria terbata."Apa?""Boleh menciummu?"Detak jantung Valeria berdetak semakin keras. Napasnya benar-benar memburu. Ada hal yang aneh dengan tubuhnya dan Valeria tidak bisa menghentikan itu."Tidak boleh, meskipun aku sangat mau. Kamu tidak boleh menyentuhku kali ini."Salvatore melepaskan tangan Valeria di dasinya. Gegas Salvatore menjauhkan diri."Kenapa? Biasanya kamu selalu mencuri ciuman dariku," rengek Valeria.Salvatore menghela napas panjang. Dia tidak bisa menolak godaan Valeria yang sangat menggoda seperti saat ini.Wajah berseri-seri Valeria, rengekannya, dan tatapan mata Valeria malam ini benar-benar membuat Salvatore menggila. Dia menggenggam gagang setir mobil dengan kuat.Jika Valeria dalam keadan tidak terpengaruh obat, mungkin

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 29

    Antonio berlari masuk ke dalam mansion. Dia segera datang saat mendapatkan kabar jika Salvatore pulang dengan seorang wanita berada di dalam gendongannya.Hal itu membuat Antonio merasa cemas. Selama ini Salvatore tidak pernah membawa seorang wanita ke rumah. Dia akan memilih bermalam di hotel jika hanya ingin bersenang-senang dengan seseorang."Antonio!"Suara Carla menghentikan langkah kaki Antonio yang hendak menaiki tangga. Antonio menoleh ke samping dan mendapati perempuan itu berdiri sambil membawa tas medisnya."Mau kemana?" ucap Carla."Kenapa kau ada di sini?" Antonio berbalik bertanya.Wanita berambut pendek sebahu dengan mata sipit itu tidak mungkin datang ke sini tanpa perintah Salvatore.Carla menarik kerah jas Antonio. Dia mengajak Antonio pergi dari sana."Lebih baik, kau jangan mengganggu mereka," ucap Carla sambil menepuk punggung Antonio.Alis Antonio terangkat. "Mereka? Jadi benar, Tuan membawa seseorang?""Em, yah. Sepertinya begitu, aku sendiri mendengarnya ..., e

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 30

    Hembusan napas seseorang di bahu Valeria membuatnya terbangun. Kepala Valeria terasa sangat berat dan badannya terasa tidak nyaman.Saat Valeria menoleh ke samping, dia mendapati wajah Salvatore sedang tertidur pulas sambil memeluk tubuhnya. Salvatore juga terlihat tidak mengenakan baju, hanya selimut yang menutupi separuh dari tubuhnya.Valeria terkejut bukan main. Bagaimana bisa dia satu ranjang dengan Salvatore?"Apa yang telah aku lakukan?" gumamnya sambil menutup mulutnya dengan tangan.Valeria juga menemukan tubuhnya tertutup selimut. Bisa dirasakan oleh Valeria jika tubuhnya kini telanjang dan tidak memakai pakaian apapun.Dia berusaha keras mengingat apa yang terjadi semalam. Semuanya mengalir begitu saja di kepala Valeria.Dari dia pergi ke club, sampai di mana dia merasa tubuhnya menjadi aneh. Ada Salvatore yang membantunya keluar dari para pria di sana.Mata Valeria langsung membulat saat mengingat bagaimana dia semalam memohon kepada Salvatore. Dia ingat benar. Salvatore s

Latest chapter

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 95

    Sore itu, Salvatore tiba di kantor Valeria dengan niat untuk menjemputnya setelah hari yang panjang. Namun, Amara memaksa ikut bersamanya. Meskipun Salvatore tidak menolaknya, dia merasa sedikit terganggu dengan kehadiran sepupunya, terutama karena Valeria belum sepenuhnya nyaman dengan Amara. Saat Salvatore dan Amara menunggu di depan gedung kantor, Alessio tiba-tiba muncul. Dia turun dari mobil, tampak santai namun penuh percaya diri, berjalan ke arah Valeria dengan senyum lebar di wajahnya. Alessio tidak pernah menyembunyikan rasa tertariknya pada Valeria, dan dia tidak ragu untuk menunjukkan perhatiannya di depan orang lain. Valeria yang baru saja keluar dari gedung kini memicingkan matanya melihat Alessio. Dia benar-benar muak dengan keadaan hari ini. Belum lagi dia harus siap mendengarkan omelan Elena saat sampai di rumah karena dia telah melanggar janji untuk pulang setelah makan siang. Melihat Alessio yang mendekati Valeria, Salvatore pun turun dari mobilnya. Dia juga mengha

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 94

    Valeria kembali ke kantor walaupun tangannya masih terluka dan melepuh akibat insiden penyiraman kopi panas. Meskipun dokter, Salvatore dan orang tuanya, terutama Mommy-nya, telah memintanya untuk beristirahat, Valeria keras kepala. Dia merasa sudah terlalu lama meninggalkan pekerjaannya dan tidak mau membiarkan tanggung jawabnya terabaikan lebih lama."Apa yang kau pikirkan, Valeria? Kau seharusnya di rumah, beristirahat." Elena memarahi dengan nada khawatir melalui telepon. "Luka di tanganmu belum sembuh. Kau tidak perlu terburu-buru kembali ke kantor.""Aku baik-baik saja, Mom. Aku sudah terlalu lama absen. Ada banyak hal yang harus diselesaikan," jawab Valeria, mencoba menenangkan."Mommy gak mau tau, kamu pulang sekarang.""Gak bisa, Mom.""Mommy akan menyuruh seseorang untuk menyeret kamu pulang."Valeria mendesah pelan. Bagaimanapun juga, Elena akan benar-benar melakukan itu, jadi Valeria harus melakukan negosiasi dengannya."Sampai jam makan siang, oke? Setelah itu aku akan pu

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 93

    Keesokan harinya, Valeria berjalan menuju gedung kantor dengan langkah biasa. Dia terlihat sangat profesional dan elegan. Apapun yang terjadi, Valeria tetap mengutamakan pekerjaannya.Saat dia mendekati pintu masuk, tiba-tiba saja seorang pria tak dikenal dengan cepat mendekat dan tanpa peringatan menyiramkan kopi panas ke arahnya. Valeria terkejut, menjerit kesakitan, merasa panas di lengan dan bahunya."Akh!""Hai kau!" teriak seseorang saat melihat pria itu menyiram Valeria.Semua orang yang ada di sana langsung menoleh ke arah Valeria dan pria itu langsung berlari kabur dari sana. Para staf di sekitar gedung segera membantu dan membawa Valeria ke rumah sakit terdekat.Berita mengenai insiden tersebut dengan cepat sampai ke telinga Salvatore. Wajahnya memucat saat mendengar laporan itu, perasaannya campur aduk antara marah dan khawatir. Dia segera meninggalkan semua pekerjaannya dan bergegas menuju rumah sakit.Saat tiba, Salvatore menemui Valeria yang tengah dirawat. Luka bakar di

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 92

    Setelah makan malam, Valeria memutuskan untuk pulang. Meskipun Salvatore sudah beberapa kali membujuknya, wanita itu tetap saja kekeh. Padahal Salvatore masih ingin berlama-lama dengan Valeria.Mau tidak mau Salvatore pun mengantarkan Valeria pulang. Sayangnya, Amara terus saja mengikuti mereka. Valeria mulai jengah dengan sikap manja Amara yang seolah di buat-buat.Di dalam mobil, suasana terasa tegang dan canggung. Salvatore yang duduk di depan, sesekali melirik ke arah Valeria yang terlihat resah di sampingnya. Setiap kali Salvatore mencoba berbicara lebih dekat dengan Valeria, Amara yang duduk di jok belakang selalu saja menyela percakapan mereka dengan hal-hal yang sepele."Sepertinya aku akan mampir sebentar untuk menyapa Tuan Lorenzo. Aku merasa sudah lama tidak berbicara dengannya."Valeria tersenyum. "Aku rasa, Daddy sedang minum teh di jam seperti ini. Kau bisa-""Valeria, rumahmu jauh dari sini?" Amara bertanya dengan nada ceria, memotong ucapan Valeria, seakan tidak menyad

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 91

    Valeria memasak dengan cermat di dapur, namun pikirannya tidak bisa fokus sepenuhnya. Setiap kali mengaduk panci atau menyiapkan bahan, bayangan Amara terus mengganggu benaknya.Satu jam yang lalu, Salvatore tiba-tiba saja keluar dari ruang kerjanya dan pergi begitu saja. Dia kembali bersama gadis cantik yang anggun dan lemah lembut.Amara, dengan sikap manja dan terlalu dekat dengan Salvatore, seolah menancapkan duri di hati Valeria. Meskipun Salvatore sudah jelas mengatakan bahwa Amara hanyalah adik sepupu. Namun, cara Amara memperlakukan Salvatore terasa terlalu intim untuk sekadar hubungan keluarga.Valeria mencoba menenangkan dirinya, meyakinkan bahwa Salvatore tidak mungkin berkhianat. Mengingat mereka berdua sudah memutuskan untuk pacaran.Namun sikap hangat Salvatore kepada Amara di depan matanya membuat kecemburuan muncul tanpa bisa dia cegah. Setiap tawa Amara yang menggema di mansion, setiap sentuhan kecil pada lengan Salvatore, membuat Valeria semakin tidak nyaman."Apakah

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 90

    Salvatore duduk tenang sambil menggenggam tangan Valeria yang kini tertidur di bahunya. Sudah beberapa jam sejak mereka melakukan penerbangan dari Singapura. Valeria terlalu lelah sampai-sampai tak bisa membuka matanya sepanjang perjalanan.Senyum tipis terulas di bibir Salvatore sambil memandang keluar jendela mobil yang melaju ke kota Milan. Dia mengingat betapa manjanya Valeria semalam saat meminta dirinya melakukan hal itu.Namun, Salvatore justru tidak memberikan apa yang Valeria mau. Entah apa yang merasuki Salvatore, dia ingin melakukannya ketika mereka sudah menikah. Salvatore hanya menyalurkan hasrat mereka dengan cara lain."Tuan, apa kita langsung pergi ke kediaman Morreti?" tanya sang supir.Salvatore menatap ke depan, ke arah spion. "Ke mansion saja dulu.""Baik."Mata Salvatore langsung beralih ke Valeria yang terlihat bergumam dalam tidurnya. Tangan kekar itu dengan lembut mengusap kepala Valeria agar tidurnya semakin nyaman.Setelah sampai di mansion, Valeria terbangun

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 89

    Desahan Valeria terdengar menggema di ruangan itu. Tangan kiri Salvatore sengaja menahan kedua tangan Valeria di atas kepalanya.Tubuh Salvatore menghimpit Valeria ke tembok sampai perempuan itu tidak bisa lepas dari cengkeramannya. Ciuman Salvatore juga semakin liar saat mengisap dan menyecap lidah Valeria."Um! Salvatore!"Mata Valeria menatapnya dengan sayu. Tubuhnya mulai dikuasai kabut hasrat karena sentuhan Salvatore."Apa?"Suara Salvatore terdengar sangat seksi di telinga Valeria. Wajah tampan itu benar-benar memabukkan Valeria."Jangan menyiksaku seperti ini lagi," gumam Valeria.Tawa kecil terdengar dari bibir Salvatore. "Kau sudah tersiksa hanya karena seperti ini saja? Huh?!""Ah!"Salvatore dengan sengaja meremas kedua pantat Valeria yang masih terbungkus gaun indahnya. Untung saja Salvatore sudah membawa Valeria ke hotel. Jika tidak, maka mereka akan melakukan ini di restoran tadi."Salvatore!"Valeria terlihat protes tapi nyatanya hal itu justru terdengar sebagai rengek

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 88

    Malam ini, Salvatore mengajak Valeria ke sebuah restoran mewah di Singapura, yang terletak di puncak gedung pencakar langit dengan pemandangan indah kota yang dipenuhi lampu-lampu. Suasananya intim, dengan cahaya lilin di meja mereka yang menyala lembut, dan suasana romantis mengelilingi mereka. Valeria mengenakan gaun yang elegan, sementara Salvatore tampak tampan dengan jas hitamnya.Salvatore sambil tersenyum kepada Valeria, matanya penuh kasih sayang. Meski besok mereka harus kembali ke Milan, malam ini ia bertekad membuat Valeria merasa istimewa."Kenapa juga kau mengajak ku makan malam seperti ini? Katanya nanti malam ada rapat online," gumam Valeria saat melihat Salvatore sudah duduk di seberang meja."Sengaja, Dolcezza. Aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu."Sambil menyantap hidangan lezat, mereka berbincang ringan. Sesekali, Salvatore menggenggam tangan Valeria yang terletak di meja, memberinya ciuman lembut di punggung tangan. Dia benar-benar memberikan perhatian penu

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 87

    "Hai, Baby. Kamu baik-baik saja?"Marvelion berjalan mendekatinya Sofia yang berjalan pincang di koridor kantor. Perempuan itu tampak mengernyit karena sakit."Kamu kenapa? Kesleo?"Sofia menatap tajam Marvelion. "Ini semua gara-gara Valeria. Minggir!"Marvelion yang baru saja hendak memegang tangan Sofia untuk membantunya, kini mematung di tempat sambil menatap kepergian Sofia. Baru kali ini Marvelion melihat sikap kasar Sofia. Padahal biasanya, perempuan itu selalu terlihat lemah lembut dan penuh kasih sayang.Sofia baru bisa kembali ke kantor sejak satu Minggu yang lalu karena Valeria mendorongnya. Selama itu dia benar-benar tidak bisa jalan. Dia benar-benar murka kepada Valeria sampai-sampai lupa menyembunyikan topengnya dari orang lain."Valeria sialan!" gumam Sofia saat membuka sepatu sneakers-nya di meja kerja."Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?""Bawakan semua berkas yang tertunda kemarin," kata Sofia sambil mengibaskan tangannya."Baik nyonya." Perempuan itu segera pergi dari

DMCA.com Protection Status