Share

Bab 18

Penulis: Lee Sizunii
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-29 22:57:09

"Ahh!"

Erangan keras terlontar dari mulut Julian. Dia baru saja melakukan pelepasan di dalam liang hangat seorang wanita yang ada di bawah kungkungan tubuhnya.

Tetesan keringat Julian menandakan betapa puasnya malam ini. Segera dia mencabut benda miliknya di bawah sana.

"Thank you, Baby."

"Lain kali, kamu akan tidur denganku lagi, kan?" kata wanita itu sambil mengigit bibirnya sendiri.

Julian menyeringai, lalu tidur disampingnya. Pelukan hangat Julian langsung menyergap tubuh mulus wanita itu yang tanpa sehelai benangpun.

"Tentu saja, Baby. Kamu selalu membuatku puas."

Wanita itu tersenyum sangat senang. Tidur dengan Julian Ricci adalah sebuah kehormatan besar untuknya.

Begitulah Julian. Setelah pesta pertemuan bisnis selesai, dia akan tidur dengan wanita-wanita cantik untuk memuaskan nafsunya.

Sebelum bersama dengan Valeria, sifat buruk Julian sudah ada sedari dia remaja. Hanya saja, karena dia anak dari keluarga kaya, kasusnya selalu ditutupi.

Begitu juga kasus perselingkuhannya den
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 19

    Sudah sejak dua jam yang lalu Salvatore duduk di jok belakang mobil sambil melihat ke arah cafe. Tepatnya, dia sedang memandangi Valeria yang duduk sendirian setelah bertemu dengan seorang wanita."Memangnya dia mau apa setelah ini?" gumam Salvatore.Dia sediri juga bingung melihat Valeria yang bahkan tak beranjak sedikitpun dari kursinya.Hembusan angin malam menerpa wajah cantik Valeria. Senyuman Salvatore mengembang saat rambut Valeria menjadi berantakan."Cantik," gumamnya. "Sama saat kita pertama kali bertemu."Tak lama, Salvatore melihat perubahan wajah Valeria yang berubah menjadi kesal dengan tiba-tiba. Jari-jari lentik itu meremas kuat gelas yang ada di tangannya.Apakah perubahan suasana hatinya secepat ini? Pikir Salvatore.Membuntuti Valeria menjadi kegiatan rutin Salvatore akhir-akhir ini. Entah apa yang dipikirkannya, tapi Salvatore benar-benar tertarik dengan Valeria. Dia juga sudah tahu semua latar belakang Valeria. Dia juga tahu jika Valeria pernah menikah dengan Juli

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 20

    Beberapa menit mobil Salvatore berjalan, kini berhenti tepat di pinggir jalan.Valeria bisa melihat Filarete Tower yang sudah sangat sepi karena sudah tutup."Kenapa kita ke sini?" tanya Valeria yang langsung menoleh ke arah Salvatore.Salvatore hanya diam. Dia melepaskan sabuk pengamannya lalu menoleh ke arah Valeria.Mata biru dengan alis tebal itu lagi-lagi membuat Valeria terpesona. Entah kenapa Valeria bahkan tak merasa takut saat Salvatore mengajaknya ke tempat ini."Kamu tidak takut denganku? Orang lain akan menghindari tatapan mataku saat aku melihatnya seperti ini," kata Salvatore.Valeria mengedikkan bahu. "Kenapa aku harus takut?""Harusnya kamu takut. Bisa saja aku menculikmu setelah ini, atau mungkin menghabisimu.""Cih, jika pun begitu, kenapa tadi kamu menolongku?" kata Valeria sambil menyilangkan kedua tangannya di dada, lalu menatap ke depan di mana Filarete Tower berada. "Oh, satu hal lagi. Aku tidak akan berterima kasih. Aku tadi tidak butuh bantuanmu. Sama sekali."

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 21

    Valeria nampak fokus di depan meja kerjanya. Sejak pertemuannya dengan Salvatore beberapa hari yang lalu, Valeria menjadi sangat sibuk. Karena dia juga harus mengurusi banyak proyek yang dia ambil alih dari Julian.Tok! Tok!"Masuk."Mona membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan melihat Valeria yang masih berkutat dengan layar laptopnya."Maaf Nyonya, gaun yang anda pesan sudah siap.""Lima belas menit lagi aku akan turun," ucap Valeria masih tak mengalihkan pandangannya."Baik, Nyonya."Mona langsung keluar dari sana. Satu bulan bekerja dengan Valeria membuatnya belajar satu hal, apapun yang Valeria ucapkan harus segera dilaksanakan.Mesin ketik Valeria kini behenti. Dia menutup laptopnya dan melepas kacamata yang dia gunakan.Tubuh ramping itu mendorong sandaran kursi agar berputar kebelalang. Dia menghela napas kasar saat melihat pemandangan kota Milan di depannya dari balik jendela kaca.Malam ini, dia berencana menghadiri undangan Rossalia untuk makan malam dengan para wanita-wan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 22

    "Ahhh!"Isabella berteriak sambil melemparkan tasnya ke sofa ruang tamu.Gegas, Giovani, Sofia dan juga Julian yang semula ada di kamar langsung menghampirinya dengan terburu-buru."Mom? Ada apa?" teriak Sofia sambil berlari menuruni tangga."AH! Akan aku bunuh jalang itu! Aku benci dia! Aku benci dia!"Isabella mengambil vas bunga lalu membantingnya ke lantai. Pecahannya bahkan sampai mengenai kaki Isabella sendiri."Mommy!""Ada apa sih, Mom? Pulang-pulang kok marah-marah?"Isabella semakin mengamuk dan membanting semua yang ada dihadapannya. Giovani dan juga Julian berusaha menghentikan Isabella."Mom! Sudah!""Akh! Aku kesal sekali!"Mereka membawa Isabella duduk di sofa."Sofia, ambil kotak obat," perintah Giovani."Baik, Dad."Sofia langsung beranjak dari tempatnya. Para pelayan juga berdatangan untuk membersihkan kekacauan yang dibuat oleh Isabella."Mom, ada apa sih?" tanya Julian.Julian dan Giovani sama-sama duduk di sisi Isabella. Wanita itu terlihat masih marah dengan mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 23

    Valeria berjalan ke lorong hotel guna untuk pergi dari sana. Setelah keributan yang diakibatkan oleh Isabella, acara makan malam itu pun dibubarkan.Senyum puas terpancar dari wajah Valeria. Meskipun ini belum akhir dari segala balas dendamnya, tapi melihat wajah Isabella yang malu malam ini sudah menjadi kebahagiaan bagi Valeria.Baru juga Valeria tersenyum, tiba-tiba saja perutnya sakit. Langkah kakinya terhenti. Alisnya berubah mengkerut menahan sakit. Tangannya gemetar dan keringat dingin mulai mengalir di dahinya."Akh!"Hampir saja Valeria terhuyung, sebuah tangan kekar sudah memegangi pinggang ramping Valeria dari belakang.Aroma parfum yang tak asing di indra penciuman Valeria membuatnya mendongak."Salvatore?"Buru-buru Valeria hendak melepeskan diri, tapi Salvatore justru mengeratkan tangannya. Membuat tubuh mereka saling menempel.Tatapan tajam dan dingin Salvatore menunduk menatap netra Valeria."Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!" bisik Valeria dengan nada geram.Valeria

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 24

    Setelah Valeria selesai makan, Salvatore tak lagi menahannya.Valeria sendiri makan dengan cukup, jika terlalu kenyang maka perutnya akan lebih sakit. Lagipula, dia juga benar-benar membatasi makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.Mendapatkan bentuk tubuh yang ideal seperti ini sangat tidak mudah untuk Valeria. Dia harus diet dan juga olahraga rutin selama berbulan-bulan untuk mendapatkannya. Jadi sekarang Valeria benar-benar harus menjaganya."Hah!"Valeria menghela napas kasar. Pria yang baru saja memaksanya untuk makan itu masih berjalan disampingnya. Tangan Salvatore bahkan masih bertengger di pinggang Valeria."Tidak bisakah kau melepaskan ku? Aku sudah makan, mau apa lagi? Ah, kalau untuk jadi wanitamu, aku sudah bilang kan, tidak."Salvatore mengangguk beberapa kali. "Memang tidak, untuk saat ini."Valeria menoleh ke arahnya sambil melotot. "Tidak juga untuk nanti.""Valeria!"Morgan segera berlari ke arah mereka, saat mereka baru saja keluar dari hotel tersebut.Wajah datar Mor

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 25

    Valeria menjalani hari-harinya dengan kepenatan bekerja. Meskipun baru saja menapakkan kakinya di dunia bisnis, Valeria mulai terkenal cukup cakap. Karena itu, lambat laun mulai banyak mitra bisnis yang bekerja sama dengannya. Valeria membawa Morreti Club ke masa kejayaannya.Siang ini, setelah ada rapat penting, Valeria langsung keluar dari kantor untuk menemui klien. Wajahnya yang dingin dan pesonanya yang sangat cantik membuat semua orang terkesima saat Valeria berjalan di keramaian.Valeria berjalan di lobi restoran mewah bersama Morgan, Mona dan beberapa karyawan Morreti Club lainnya. Mereka berjalan mengikuti Valeria di belakang"Solara Corp. memiliki jaringan luas di Eropa dan Asia, terutama dalam sektor perhotelan dan hiburan kelas atas. Mereka menawarkan akses ke pasar-pasar tersebut dan siap untuk berinvestasi besar-besaran dalam acara-acara premium yang bisa kita kelola," jelas Mona yang berjalan di samping Valeria."Bagaimana dengan keuntungannya?""Jika kesepakatan ini b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 26

    Di sebuah ruangan kantor yang terlihat besar dan mewah, terlihat Salvatore sedang berdiri sambil melihat ke luar jendela. Secangkir kopi hangat berada di tangannya.Pagi ini Milan sedang diguyur hujan dengan lebatnya. Awan hitam juga menyelimuti di langit sejauh mata memandang.Helaan napas Salvatore terlihat tenang. Aura dominasi yang kuat selalu terpancar disekitarnya."Tuan."Seorang pria berjas hitam memakai kacamata, baru saja masuk ke dalam ruangan Salvatore."Morreti Club berhasil menandatangi proyek, dan akan ikut serta dalam pembangunan Hotel kali ini," jelasnya.Salvatore menyunggingkan ujung bibirnya. Ada proyek besar yang akan di kerjakan di Salerno.Dia dengan sengaja membuka jalan agar Morreti Club bisa bergabung di proyek kali ini. Tujuan Salvatore hanya ingin mendekati Valeria. Tapi tidak disangka, Valeria benar-benar tidak melewatkan kesempatan sama sekali."Bagus, persiapkan semuanya.""Baik, Tuan."Pria itu langsung undur diri setelah menunduk, meskipun Salvatore ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02

Bab terbaru

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 103

    Keesokan paginya, Milan gempar dengan berita yang menyebar seperti api di dunia maya. Nama Sofia mendadak menjadi topik utama di berbagai portal berita dan media sosial.Artikel-artikel dengan judul sensasional memenuhi layar ponsel semua orang: "Putri RC Group Bermuka Dua: Kisah di Balik Topeng Anggun Sofia", "Skandal RC Group: Foto-Foto Memalukan Sofia Tersebar!", dan "Sofia: Pemimpin Perusahaan atau Tiran Kejam?".Di dalam artikel tersebut, terdapat foto-foto Sofia yang memperlihatkan perilaku buruknya—momen dia sedang memukul seorang karyawan, wajahnya yang dipenuhi amarah, hingga foto-foto yang mengisyaratkan bahwa dia sering terlibat dengan pria bayaran di waktu luangnya. Skandal ini seperti badai yang menghancurkan reputasinya seketika.Di kantor pusat RC Group, Sofia terlihat panik luar biasa. Dia melempar dokumen ke lantai dengan kemarahan tak terkendali. “Siapa yang berani melakukan ini?! Siapa yang berani menyebarkan hal-hal kotor seperti ini tentangku?!” teriaknya sambil m

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 102

    "Padahal aku ingin kau menginap di mansion," ucap Salvatore saat mobilnya sudah berhenti di depan pekarangan kediaman Morreti."Ya, tapi aku ingin pulang."Salvatore tak membiarkan Valeria melepaskan sabuk pengamannya sendiri. Setelah sabuk pengaman itu lepas, Salvatore mencuri satu ciuman di pipi Valeria."Selamat malam, Dolcezza."Valeria tersenyum dan mengangguk lalu keluar dari mobil Salvatore. Saat mobil Salvatore perlahan meninggalkan halaman rumahnya, Valeria berdiri di depan pintu, merasa kelelahan setelah hari yang begitu penuh emosi. Namun, saat dia membuka pintu dan masuk ke dalam rumah, matanya langsung bertemu dengan sosok Alessio yang duduk santai di ruang tamu, mengenakan jas kasual seolah dia pemilik rumah.Valeria langsung menghela napas berat sambil berjalan masuk. "Apa yang kamu lakukan di sini, Alessio? Sudah berapa kali aku bilang untuk tidak datang tanpa izin?" ucapnya dengan nada dingin.Alessio berdiri dengan senyuman mengejek di wajahnya. "Kenapa? Lagipula Pam

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 101

    "Kau mengajakku ke sini lagi?" dengus Valeria kesal setelah keluar dari dalam mobil Salvatore. Dia memandang malas ke arah mansion mewah yang selalu saja disebut sebagai markas oleh Salvatore."Kenapa? Kau tidak suka? Kalau tidak suka, aku akan pergi mengambil barang-barang ku dan kembali ke rumah."Valeria berdecak kesal. "Tidak perlu, kau bilang masih banyak pekerjaan, bukan?""Ya, tapi aku tidak mau membuatmu merasa tidak nyaman." Salvatore melingkarkan tangannya di pinggang Valeria lalu mengecup pipinya."Sudahlah, asal tidak ada Amara, aku akan baik-baik saja.""Tenang saja, dia berada di tempat yang aman. Jadi tidak akan mengigitmu."Valeria sedikit tersenyum, agaknya gurauan Salvatore terdengar sangat kaku di telingannya. Mereka berjalan masuk ke dalam markas dengan santai."Dia memang anjing gila, jadi kau harus mengawasinya terus," balas Valeria.Salvatore hanya tertawa kecil, semakin lama semakin terlihat sisi kekanakan Valeria. Hari ini, jika bukan karena pekerjaan pentingn

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 100

    Sofia duduk di kursi kantornya yang megah, tangannya menggenggam pena dengan erat hingga buku-bukunya memutih. Tatapannya tajam mengarah ke laporan keuangan yang tergeletak di meja.Proyek hotel di Salerno, yang awalnya dia pikir akan menjadi batu loncatan bagi RC Group, malah berubah menjadi mimpi buruk yang mencoreng nama besar keluarganya. Kesalahan Julian dalam mengelola dana proyek tidak hanya membuat perusahaan kehilangan kepercayaan dari klien, tetapi juga membuka celah bagi publik untuk mencemoohnya.Setiap pertemuan bisnis yang dia hadiri terasa seperti medan perang. Klien-klien yang dulu menyambutnya dengan hormat kini berbalik mencemoohnya. "Seharusnya kami memilih bekerja sama dengan Morreti Club," ujar salah satu klien terakhir dengan nada mengejek. "Valeria Morreti jauh lebih kompeten dan berkelas dibandingkan dirimu."Nama Valeria terus bergema di benak Sofia, membakar hatinya dengan rasa iri dan dendam yang tak tertahankan. Dia merasa tidak seharusnya dibanding-banding

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 99

    "Saya akan urus beberapa berkasnya dulu, Nyonya," kata Mona."Ya, aku akan mencari toilet. Kalau sudah selesai tunggu saja di lobi.""Baik."Di lorong sempit di luar restoran tempat Valeria baru saja menyelesaikan pertemuan dengan klien, Julian berdiri dengan wajah penuh amarah. Dia menunggu Valeria keluar, dan begitu dia melihatnya, dia langsung mendekat dengan langkah cepat.Julian sudah beberapa hari ini memendam amarahnya yang menggebu-gebu karena Valeria. Hari ini melihat Valeria masuk ke restoran semakin membuatnya meradang."Valeria," panggil Julian dengan nada dingin, memotong jalan Valeria. "Kita perlu bicara."Valeria mengerutkan kening, merasa terganggu dengan keberadaan Julian yang tiba-tiba. "Apa yang mau kamu bicarakan, Julian? Aku sedang sibuk." Valeria hendak pergi tapi langsung dihadang lagi oleh Julian.Julian menatapnya tajam, ekspresi wajahnya dipenuhi kemarahan yang dia pendam. "Jangan berpura-pura tidak tahu! Semua yang terjadi padaku ..., semua kegagalan ini ...

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 98

    Niat hati Salvatore mengajak Valeria ke markas untuk menunjukkan sisi dunianya yang lain dan juga ingin mengajaknya makan malam. Bahkan Salvatore sudah menyiapkan semuanya di mansion besar itu. Namun, karena Amara berada di sana, Salvatore yakin makan malamnya pasti tidak akan lancar. Dia memutuskan untuk membawa Valeria ke restoran.Di restoran bintang lima yang elegan, Valeria duduk berhadapan dengan Salvatore. Cahaya lilin di meja makan menciptakan suasana romantis, tapi suasana hati Valeria jauh dari itu. Dia sibuk mengoceh tentang Amara, melampiaskan semua kekesalan yang terpendam sejak tadi sore.“Dia itu benar-benar tidak tahu batas, Salvatore. Kenapa kamu membiarkan dia bersikap seperti itu? Menurutku, dia sengaja membuatku merasa tidak nyaman di depanmu,” Valeria berkata dengan nada kesal, sambil memainkan garpu di tangannya.Salvatore, yang sejak tadi mendengarkan dengan tenang, mencoba menenangkan Valeria. "Amara memang selalu manja sejak kecil, Dolcezza. Tapi dia tidak pun

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 97

    "Semuanya sudah selesai Nyonya," kata Mona.Valeria melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Kerja bagus Mona. Sudah jam pulang, pergilah."Mona tersenyum lebar sambil mengangguk. "Baik, Nyonya." Perempuan itu melangkahkan kakinya hendak pergi tapi kembali berbalik ke meja kerja Valeria. "Oh ya, Nyonya. Beberapa menit yang lalu saya melihat mobil Tuan Salvatore masuk ke basement."Valeria hanya menatap kepergian punggung Mona. Tidak ada alasan, Mona hanya ingin memberitahu jika Salvatore ada di sini.Sejak kejadian kopi panas, Salvatore tidak pernah absen sedikitpun untuk mengantar atau menjemput Valeria. Meskipun dia sendiri sangat sibuk di luar sana.Tok! Tok!"Masuk!" Valeria langsung menoleh ke arah pintu."Hai Dolcezza." Salvatore masuk ke dalam dan menutup pintunya kembali."Cepat sekali sampai, apa semua urusanmu sudah selesai?"Salvatore meraih tengkuk Valeria dan mengecup bibirnya sekilas. "Belum, tapi aku bisa lanjutkan nanti. Aku sangat merindukanmu.""Omong ko

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 96

    Mobil mewah Salvatore berhenti tepat di sebuah bangunan mewah apartemen. Setelah Amara turun dari mobilnya, Salvatore tak mengucapkan apa-apa dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.Amara menggerutu kesal melihat tingkah Salvatore yang terlihat tak lagi menjaga perasaannya. "Salvatore menyebalkan!""Bukankah sudah aku bilang sebelumnya."Suara seseorang di belakang Amara mengejutkannya. Dia menoleh dan mendapati Alessio bersandar dibalik dinding pagar dengan santainya sambil menghisap putung rokok disela jari-jari panjangnya."Wanita itu sudah membuat Salvatore-mu sangat berubah," lanjut Alessio tanpa menoleh ke arah Amara.Gurat amarah di wajah Amara semakin terlihat. Dia benar-benar sangat emosi. Kedatangannya di Milan hanya ingin memastikan bahwa kabar Salvatore memiliki kekasih tidaklah benar. Namun, semuanya jelas sangat nyata, Salvatore menayukai Valeria."Aku pikir dia hanya bagian dari wanita-wanita kesenangan Salvatore, tapi tidak disangka jika dia benar-benar mengambi

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 95

    Sore itu, Salvatore tiba di kantor Valeria dengan niat untuk menjemputnya setelah hari yang panjang. Namun, Amara memaksa ikut bersamanya. Meskipun Salvatore tidak menolaknya, dia merasa sedikit terganggu dengan kehadiran sepupunya, terutama karena Valeria belum sepenuhnya nyaman dengan Amara. Saat Salvatore dan Amara menunggu di depan gedung kantor, Alessio tiba-tiba muncul. Dia turun dari mobil, tampak santai namun penuh percaya diri, berjalan ke arah Valeria dengan senyum lebar di wajahnya. Alessio tidak pernah menyembunyikan rasa tertariknya pada Valeria, dan dia tidak ragu untuk menunjukkan perhatiannya di depan orang lain. Valeria yang baru saja keluar dari gedung kini memicingkan matanya melihat Alessio. Dia benar-benar muak dengan keadaan hari ini. Belum lagi dia harus siap mendengarkan omelan Elena saat sampai di rumah karena dia telah melanggar janji untuk pulang setelah makan siang. Melihat Alessio yang mendekati Valeria, Salvatore pun turun dari mobilnya. Dia juga mengha

DMCA.com Protection Status