Share

174. Kalut

Darah menetes dari tangan Kian. Ia menatap kedua tangannya yang gemetaran. Baru saja ia memukul pohon yang ada di belakang rumah sakit. Jantungnya berdetak kencang karena emosi.

Hatinya hancur berkeping-keping. Ia tak percaya jika Laureta tidak memberitahunya tentang kehamilannya. Lalu semuanya lenyap berlalu begitu saja.

Dokter tidak bisa menyelamatkan anak yang dikandung Laureta. Kian telah kehilangan kesempatannya untuk menjadi seorang ayah. Air mata menetes di pipinya tanpa suara. Segera ia menghapusnya dengan lengan bajunya.

Dengan hati yang kacau balau dan pikiran yang serabutan tak menentu, Kian berjalan menuju ke toilet. Ia membasuh bekas luka di tangannya, lalu membelit buku jarinya dengan tisu.

Lalu Kian keluar dari toilet dan melihat Clara yang sedang berdiri di depan sana. Wajahnya terkejut bukan main saat melihat bosnya yang terlihat kacau.

“Pak Kian, apa yang terjadi? Kenapa tangannya berdarah?” tanya Clara dengan nada bicara yang cemas dan bernada tinggi.

Kian menurut s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status