Peristiwa Kelam
Mobil sedan mewah berwarna hitam masuk ke dalam kawasan hutan. Berhenti di tengah tengah jalan sepi, lalu beberapa detik setelah itu, keluarlah dua orang, laki laki dan perempuan. Mereka terlihat buru buru, bergegas membuka bagasi belakang mobil.Mereka mengeluarkan sesuatu dari bagasi, oh, bukan sesuatu, melainkan seseorang. Seseorang yang sepertinya tidak sadarkan diri.Dua orang itu meletakkan seseorang di tengah jalan hutan yang sepi, sendirian. Apa mungkin membiarkannya untuk ma-ti dilin-das mobil besar yang mungkin saja melintas? Entahlah, mereka terlihat bergegas pergi.Seseorang itu adalah seorang wanita, wanita berusia tiga puluhan, dengan rambut panjang terurai, sangat kurus, nyaris hanya tulang berbalut kulit.Gerimis mulai turun, membasahi tubuh wanita yang memakai setelan berwarna putih, tanpa alas kaki. Dia masih meringkuk, apa mungkin dia sudah ma-ti?Tidak butuh waktu lama, ada mobil yang hendak melintas, nyaris melindas tubuh wanita itu, namun rem segera diinjak.Seorang pengemudi laki laki turun dari mobil sedan mewah berwarna putih. Dia segera berlari ke arah wanita itu, bergegas mengangkat tubuhnya dan memasukkannya ke dalam mobil.Wanita itu adalah Ayra, istri sang miliarder kaya, pewaris grup ternama yang bergerak di bidang bisnis kesehatan. Pemilik rumah sakit megah, juga pabrik farmasi yang merajai pasar obat di Jakarta.***Dua jam sebelum Ayra mengalami malam naas itu.Dia terlibat perkelahian dengan seorang laki-laki yang tidak lain adalah suaminya, yaitu Ardian Herlambang, pewaris Abadi Group.Ayra marah dan tidak mampu menahan emosi, ketika mendapati suami yang begitu dia cintai dan hormati telah berselingkuh dengan wanita lain. Sudah banyak yang telah dia korbankan, banyak sekali, namun selama lima tahun pengorbanan dan pengabdiannya sebagai istri, seolah hanya sia sia saja. Suami yang dia harapkan akan menjadi pemimpin bagi hidupnya hanya bisa memberikan duka dan kenestapaan.Mereka terlibat dalam pertengkaran hebat, Ardian dengan penuh amarah memaki Ayra, istri sahnya, dengan begitu kasar. Itu pertama kalinya Ardian melakukannya atau lebih tepatnya dia berhenti berpura pura menjadi suami yang baik. Topeng kebusukannya telah terbuka, itu sangat menyakitkan.Mereka bertengkar di sebuah apartemen mewah, setelah Ayra memergoki suaminya bersama wanita lain, wanita yang bahkan sudah dikenalnya.Apartemen itu adalah milik suaminya, dibeli atas nama suaminya, namun diberikan kepada seorang wanita sebagai hadiah hari jadi mereka yang kelima tahun, setahun lalu.Bukankah Ayra dan Ardian baru menikah selama lima tahun di tahun ini? Apakah perselingkuhan itu sudah terjadi sebelum pernikahannya? Sungguh pikiran Ayra dipenuhi dengan hal hal yang baginya tidak masuk akal."Mas Ardian, kenapa kamu mengkhianatiku, aku sudah memberikan semuanya selama lima tahun pernikahan kita," ucap Ayra seraya menangis."Itu karena kamu tidak bisa memberikan keturunan untukku," ucap Ardian dengan raut wajah yang begitu marah."Apa itu hanya kesalahanku? Kamu tidak pernah berusaha lebih keras, kamu tidak pernah mau mengunjungi dokter bersamaku," ucap Ayra.“Apa wanita yang harus selalu disalahkan? Lalu apa perse-lingkuhan ini benar untukmu?” lanjutnya. Suaranya terdengar begitu lirih, diterpa angin malam yang masuk dari jendela."Sudahlah, ini adalah akhir dari hubungan kita, aku sudah tidak tertarik padamu," ucap Ardian dengan begitu kasar."Kamu mencampakkan aku begitu saja mas?" tanya Ayra dengan lelehan air mata yang tak juga berhenti.“Pergilah, pergi dari sini,” teriak Ardian.“Tidak, jika harus pergi, kamu harus ikut denganku! Tinggalkan wanita itu,” teriak Ayra seraya melihat ke arah sosok wanita cantik yang hanya memakai pakain tidur transparan berwarna hitam, duduk di kursi sofa dengan begitu santainya.Dengan sigap Ayra menarik tangan Ardian, hendak mengajaknya pergi. Semua ini sungguh tidak adil untuknya, dia adalah istri yang menemani suaminya mengarungi lima tahun waktu, harus dibuang begitu saja dengan alasan tidak bisa memberikan keturunan, sungguh sangat menyakitkan."Tidak mas Ardian, kamu tidak bisa melakukan ini padaku, ini semua tidak adil. Apa kamu lupa dengan semua pengorbananku? Aku bahkan mengorbankan karir demi menjadi istri dan menantu yang baik, apa kamu tidak ingat!" teriak Ayra yang terus berusaha mengajak Ardian pergi dari tempat itu."Lepaskan aku Ayra, aku sudah tidak menginginkanmu lagi. Kamu harus menerima semua ini," ucap Ardian yang terus berusaha untuk melepaskan genggaman tangan Ayra."Mulai malam ini, kita bukan suami istri lagi!" Lanjut Ardian dengan suara tinggi."Tidak mas Ardian, kamu tidak bisa melakukan ini, kamu harus pergi bersamaku. Tolong, tinggalkan wanita itu, tinggalkan," teriak Ayra yang masih berusaha keras membujuk suaminya.Beberapa saat mereka terlibat dalam tarik menarik yang cukup sengit.Dengan segala kekuatan yang dimilikinya, Ardian mendorong tubuh Ayra, hingga jatuh dan tanpa disangka kepala Ayra membentur pinggiran tembok. Ada darah, mengalir dari kepalanya."Ardian!!" teriak Isabela yang merupakan orang ketiga perusak rumah tangga Ayra dan Ardian.Ardian mulai menyadari perbuatannya. Ada rasa takut yang muncul, apa malam ini dia telah membu-nuh istrinya? Istri sahnya yang sudah menemaninya selama ini.“Apa dia ma-ti? Dia ma-ti?” ucap Ardian gugup.Denting suara jam berbunyi, tepat jam dua belas malam, seolah menambah suasana menjadi semakin dramatis.“Kita singkirkan dia, dia masih bernafas, namun tipis, dia tidak akan tertolong,” ucap Isabela mengambil kesimpulan seadanya.“Apa? Menyingkirkannya?” Tanya Ardian gugup.“Ya, kita harus membuangnya. Apa kamu mau karirmu hancur karena hal ini?” Tanya Isabela dengan mata tajam, mengintimidasi dan membuat Ardian tidak dapat berkutik.“Baiklah, ayo kita bawa dia,” ucap Ardian.Ardian mulai ketakutan. Dia dan Isabela bergegas membereskan semua itu. Mereka mengangkat tubuh Ayra, membersihkan darah yang tercecer, membuat rencana untuk menyelamatkan masa depan mereka.Ardian dan Isabela segera memasukkan tubuh Ayra ke dalam bagasi mobil.Malam itu lingkungan apartemen terlihat sepi dan bahkan satpam yang berjaga dengan kebetulan yang aneh tidak ada di tempatnya.***Setelah Ayra sadar, dia mendapati tubuhnya sudah berganti pakaian dengan pakaian hangat, tertutup selimut tebal, di sebuah kamar yang nyaman. Ayra yang masih begitu lemah hanya bisa menghela nafas lega.Kepalanya terasa sakit, ada perban menempel di sana, mungkin itu adalah luka yang dihasilkan dari pertengkaran sengit tadi malam.Samar samar dia melihat sosok yang sudah tidak asing lagi, dia adalah Arsen, teman Ayra sewaktu masih duduk di bangku kuliah, yang selalu menjadi sahabat setianya hingga saat ini.Ternyata yang menolongnya adalah Arsen, dokter ternama yang memiliki rumah sakit mewah di kota Jakarta.Arsen adalah sahabat baik yang tidak berhenti mencintainya, walaupun tidak pernah sedikitpun memiliki ambisi untuk memiliki dirinya. Sungguh cinta yang rumit, hanya bergelut dengan perasaannya sendiri.Sejak hari itu, Ayra berniat untuk membalas dendam atas semua ketidak adilan yang menimpanya. Dia akan membuktikan kepada semua orang yang pernah meremehkannya, bahwa dia bukan wanita yang lemah, dia bukan benalu yang hanya hidup dari bayang bayang suaminya, dia bukan hanya sekedar pengurus rumah tangga yang pantas untuk direndahkan.Sejak malam itu, tekat bulat Ayra terbentuk dengan sempurna. Dendam membara terukir jelas di hati dan pikirannya. Dia hanya ingin membalas dendam kepada mantan suaminya yang telah menghianatinya secara tidak hormat dan bukan hanya itu, yang juga nyaris menghilangkan nyawanya tanpa belas kasihan sedikitpun.Suami dan selingkuhannya, berkomplot untuk melenyapkannya, entah itu sengaja atau tidak sengaja, namun dalam nafas tipis yang masih dimiliki Ayra, mereka memilih untuk membuangnya dari pada menolongnya.Dokter CantikAyra adalah gadis cantik, berusia dua puluh lima tahun. Dari keluarga sederhana, berasal dari salah satu kota yang ada di pulau Jawa, yaitu Yogyakarta. Ayahnya hanya seorang buruh serabutan sedangkan ibunya pengrajin manik manik dengan penghasilan kecil. Potret keluarga biasa saja, tidak ada yang istimewa, kecuali sosok Ayra sendiri yang terlahir dengan luar biasa.Ayra berhasil mendapatkan beasiswa, untuk belajar di Jakarta, fakultas kedokteran, seperti cita citanya yang ingin menjadi seorang dokter hebat, supaya bisa membantu masyarakat kecil yang membutuhkan bantuan kesehatan, dimana semua orang tahu, sehat itu mahal, sakit itu menguras tenaga, kekayaan, dan hati.Ayra tidak perlu mengeluarkan biaya apapun, uang kuliah, tempat tinggal selama belajar, biaya makan, semua itu ditanggung oleh Abadi Group, perusahaan yang menyediakan program beasiswa. Bekerja sama dengan universitas tempat Ayra mendapatkan beasiswa. Ayra hanya perlu belajar giat, menjadi lulusan terbaik d
Perjodohan SepihakPak Herman terlihat masih bingung, juga heran sembari menebak nebak."Iya, ceritakan dulu mengenai dia, Ayra, saya ingin tahu banyak tentang dia," perintah presdir Herlambang."I-iya pak, Ayra adalah salah satu mahasiswa yang mendapat beasiswa penuh di salah satu universitas ternama di Jakarta, beasiswa yang merupakan proyek kerjasama Abadi Group dengan perguruan tinggi lokal.""Dia berasal dari kota Yogyakarta, dari keluarga sederhana, dan merupakan anak tunggal. Selama masa pendidikan dia mengambil pekerjaan paruh waktu di beberapa tempat, seperti yang saya sampaikan tadi. Di restoran, rumah sakit kita, binatu, panti jompo dan beberapa toko. Hasil dari kerja paruh waktunya dia gunakan untuk membiayai kehidupannya dan sebagian lagi dia kirimkan kepada orang tuanya di kampung. Ya, memang tidak besar, Karna pekerjaan itu hanya dilakukannya di waktu senggang dan hanya beberapa jam.""Dia anak yang baik, jujur dan santun. Ayra adalah dokter yang banyak disukai pasien,
Pria TampanAyra mendengarkan apa yang pak Herman katakan, namun matanya tertuju pada seseorang yang muncul dari pintu masuk kantin. Dia melihat ada seorang pria dengan setelan jas warna coklat tua, menggunakan kacamata dengan lensa putih, rambutnya begitu rapi. Dia terlihat berjalan ke arah pak Herman duduk. Wajahnya begitu khas, dengan tulang rahang yang tegas, alis tebal dan mata sedikit sipit. Hidungnya mancung sekali, berpadu dengan bibir tipis merah jambu alami. Ini adalah sosok pria tampan yang selama ini ada di dunia khayalan Ayra. Pria tampan itu duduk di kursi kosong yang berada persis di sebelah mereka duduk, seorang diri. Ayra pikir, pria itu adalah salah satu keluarga pasien yang dirawat di rumah sakit ini.Pria itu benar benar tampan. "A-Ayra, kamu sedang melihat apa?" tanya pak Herman yang melihat Ayra begitu fokus pada satu titik. Tanpa menunggu jawaban dari Ayra, pak Herman segera menoleh dan mencari sumber ketertarikan Ayra itu."A-Ayra, ini benar benar sesuatu y
Mengurus Adik Ipar Berkebutuhan KhususPresdir Herlambang terlihat menarik nafas panjang."Ardian, kamu tau pasti, Loly mengidap down syndrome, ayah hanya berpesan kepadamu, jika kita tidak bisa mendapat perawat yang tepat, kamu harus mencari istri yang tepat, yang bisa merawat Loly dengan baik," ucap presdir Herlambang yang merupakan ayah dari Ardian Herlambang. "Apa itu harus ayah, kita bisa mencari perawat terbaik untuk Loly, yang bisa merawatnya, membantunya dalam segala hal, bermain dengannya, kita bisa mencari orang itu, apalagi dengan gaji besar," ucap Ardian. "Kamu tidak ingat Ardian, perawat yang terakhir lalai ketika menemani Loly. Peristiwa itu membuat Loly jatuh dari tangga, apa kamu mau kejadian seperti itu terulang lagi. Orang lain tidak akan memiliki tanggung jawab tinggi seperti halnya keluarga sendiri," ucap Sisca Mahendra yang merupakan ibu dari Ardian dan Rose. Nyonya besar di keluarga Herlambang Mahendra, yonya besar yang bergelimang harta dari Abadi Group, dala
Pertemuan PentingHari ini Ardian berencana membawa Ayra bertemu dengan keluarganya, ayah, ibu, adik dan juga Loly, dalam acara makan malam yang hangat. Sejak pertemuan pertama mereka, Ardian dan Ayra sudah cukup sering berkomunikasi lewat pesan singkat maupun telephone. Hubungan mereka mulai dekat dan cinta alami muncul di hati Ayra dalam waktu yang begitu singkat. Pesona Ardian sungguh mampu membius gadis pintar namun lugu itu. Ayra terpana, melupakan begitu saja semua kekhawatirannya.Mobil Ardian berhenti di depan gerbang rumah kediaman keluarga Mahendra. Rumah tiga lantai dengan halaman yang sangat luas, halaman depan juga belakang. Terdapat gerbang besi yang cukup tinggi dan juga pos penjagaan dengan dua orang satpam yang dengan sigap membuka pintu gerbang untuk majikannya. Dua satpam itu bernama pak Mahi dan Mahmud.Hati Ayra mulai berdegup kencang, dia menyadari bahwa dia berasal dari keluarga sederhana, dengan tiba tiba akan menjadi menantu dari keluarga kalangan atas, kong
Mencoba MenerimaRose seketika lupa dengan ujian kecilnya, harusnya dia menguji Ayra apakah benar benar layak untuk kakaknya dan juga cocok dengan dirinya, sepertinya dia mulai menyukai Ayra karna menganggap Ayra memiliki hobi yang sama dengan dirinya. “Oh iya, apa kamu suka dengan kpop? Aku berencana membeli album baru Taehyung,” ucap Ayra.“Apa? Kamu suka BTS? Wah, kita sama sama Army. Kamu tahu, aku sangat suka sekali dengan V dia benar benar tampan, kekasih onlineku. Setiap kali mendengar Love me again dan Rainy Days, rasanya aku melayang, wah, indah sekali,” ucap Rose seraya terus saja tersenyum.“Wah, kalau begitu aku akan membelikanmu albumnya, aku dengar itu masih cukup sulit didapatkan, apalagi yang bertanda tangan,” ucap Ayra.“Benarkah? Kamu bisa mendapatkannya?” Tanya Rose antusias.“Ya, kebetulan ada kenalan yang membeli langsung dari Korea,” ucap Ayra seraya tersenyum.“Wah, asih,” ucap Rose antusias.“Ya, walaupun aku lebih suka Jimin dan Dynamite, bolehlah kita denga
Sebuah Rencana JahatNyonya Sisca terlihat mengangkat beberapa piring dan gelas kotor, meletakkannya di tempat cucian piring yang di sana sudah terdapat beberapa piring kotor yang sepertinya adalah bekas piring makan tadi pagi. "Lalu siapa yang membersihkan semua ini ibu?" tanya Ayra. "Hmmm, saya dan Ardian, dia cukup ahli untuk urusan seperti ini. Dia sangat menjaga kebersihan dan selama satu minggu ini terpaksa dia yang harus membantu pekerjaan rumah," "Ibu, biar saya saja yang membersihkannya," ucap Ayra yang melihat nyonya Sisca bersiap membersihkan piring kotor tersebut. Nyonya Sisca menjawab ucapan Ayra dengan senyum kelegaan, ternyata Ayra cukup bisa membantu, padahal itu adalah pertemuan pertama mereka. "Kamu tidak keberatan?" tanya nyonya Sisca. "Tidak ibu, ini bukan masalah besar," ucap Sisca yang bersiap dengan sarung tangan panjang berwarna merah muda, yang digunakan khusus untuk mencuci piring. Tangannya begitu terampil dan cekatan dalam mencuci semua piring piring
Melepas KarirAyra terlihat mengemas semua barang barangnya yang ada di ruang jaga dokter. Dia memasukkan semua buku, beberapa perlengkapan kedokterannya dan perlengkapan pribadi."Ayra, apa itu benar? Apa itu benar?" Tanya Niluh gugup, dokter muda yang merupakan teman satu angkatan Ayra.Ayra terlihat sibuk berkemas, seolah tidak mempedulikan apa yang Niluh tanyakan. "Ayra, ayolah, apa rumor itu benar? Kamu akan menikah dengan putra presdir itu?" Tanya Niluh semakin gugup.Ayra menghela nafas panjang, lalu tersenyum. "Niluh, tenangkan dirimu, tenang," pinta Ayra."Bagaimana aku bisa tenang? Kamu akan menikah dengan putra presdir, aku pernah bertemu dengannya, sekali dan dia orang yang sangat dingin," ucap Niluh."Benarkah? ya begitulah, itu memang benar," ucap Ayra santai."Ayra, ayolah, sejak kapan kamu mengenalnya. Apa jangan jangan kalian baru berkenalan? bagaimana bisa memutuskan menikah," tanya Niluh cemas."Iya Niluh, Terimakasih karena kamu mengkhawatirkanku, aku tahu itu. A