Perjodohan Sepihak
Pak Herman terlihat masih bingung, juga heran sembari menebak nebak."Iya, ceritakan dulu mengenai dia, Ayra, saya ingin tahu banyak tentang dia," perintah presdir Herlambang."I-iya pak, Ayra adalah salah satu mahasiswa yang mendapat beasiswa penuh di salah satu universitas ternama di Jakarta, beasiswa yang merupakan proyek kerjasama Abadi Group dengan perguruan tinggi lokal.""Dia berasal dari kota Yogyakarta, dari keluarga sederhana, dan merupakan anak tunggal. Selama masa pendidikan dia mengambil pekerjaan paruh waktu di beberapa tempat, seperti yang saya sampaikan tadi. Di restoran, rumah sakit kita, binatu, panti jompo dan beberapa toko. Hasil dari kerja paruh waktunya dia gunakan untuk membiayai kehidupannya dan sebagian lagi dia kirimkan kepada orang tuanya di kampung. Ya, memang tidak besar, Karna pekerjaan itu hanya dilakukannya di waktu senggang dan hanya beberapa jam.""Dia anak yang baik, jujur dan santun. Ayra adalah dokter yang banyak disukai pasien, dia pandai memasak dan bisa diandalkan dalam segala hal, serba bisa," penjelasan pak Herman yang cukup panjang dan lebar.Presdir Herlambang hanya mengangguk angguk kecil setelah mendengar penjelasan dari pak Herman."Ma-maaf pak, apa bapak menyukai Ayra? A-apa bapak mau menjadikan Ayra istri kedua?" tanya pak Herman dengan begitu hati hati. Mendengar itu, presdir Herlambang tertawa sejadi jadinya."Jadi kamu berpikir aku menyukai Ayra? Tidak Herman, aku ingin menjodohkan dia dengan putraku, Ardian," Penjelasan presdir Herlambang."A-apa pak, menjodohkan Ayra dengan pak Ardian?" tanya pak Herman seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya."Iya, dia adalah gadis yang aku cari, aku akan banyak mengobrol dengannya, aku harap kamu juga membantu," ucap presdir Herlambang."Ba-baik pak, senang sekali jika saya bisa membantu," ucap pak Herman.Ternyata sedari tadi presdir Herlambang terlihat begitu tertarik dan seolah terpikat dengan Ayra, memiliki niat untuk menjodohkan Ayra dengan putranya, yaitu Ardian Herlambang.Pak Herman merasa sedikit heran, bagaimana bisa keluarga sekaya Herlambang Mahendra pemilik Abadi Group ingin menjodohkan anaknya yang merupakan calon presdir, dengan gadis biasa yang berasal dari keluarga biasa bahkan sederhana, memilih Ayra untuk menjadi seorang menantu. Cukup tidak masuk akal, namun itulah yang terjadi. Ya, walaupun Ayra adalah seorang dokter yang baik, namun mereka seperti bumi dan langit.Pak Herman memiliki tugas untuk memberi tahu Ayra dan menawarinya mengenai perjodohan ini. Dengan menjadi istri anak dari pemilik Abadi Group, bisa dijamin kehidupan Ayra akan berubah, dia akan berada di jajaran istri orang orang yang sukses di usia muda.Apa yang pantas ditolak, seharusnya Ayra dengan mudah akan menerimanya, ini adalah pekerjaan yang cukup mudah bagi pak Herman, itu yang pak Hermanbang pikir.Pak Herman berjalan menuju ke arah timnya, bersiap kembali ke rumah sakit."Ayra, setelah ini ikut saya ke kantin rumah sakit, saya ingin membicarakan sesuatu yang cukup penting," ucap pak Herman pada Ayra."Baik pak," ucap Ayra singkat.Mereka semua berjalan ke arah mobil, kembali ke rumah sakit. Selama perjalanan pak Herman terlihat lebih banyak diam, kadang kala dia mencuri pandang ke arah Ayra. Dia sedang berpikir keras bagaimana cara membicarakan masalah ini dengan Ayra.Ini adalah pertemuan pertama Ayra dengan presdir Herlambang. Agak kurang masuk akal, pertemuan yang sungguh singkat itu akan menimbulkan kesan yang mendalam, yang akhirnya memutuskan untuk menjadikan Ayra sebagai menantu dari seorang miliarder kaya raya.Pak Herman berusaha menepis keraguan itu, ini adalah perintah dari bos besarnya, dia harus menjalankan semuanya dengan baik, dia harus bisa membujuk Ayra supaya mau berkenalan dengan pak Ardian, lalu selanjutnya setuju untuk menjadi istrinya.Pak Herman dan Ayra sudah berada di dalam kantin rumah sakit. Pak Herman beralasan ingin membahas mengenai masalah pekerjaan penting.Mereka duduk di meja yang letaknya berada di ujung, menghadap ke arah jendela kaca depan."Ayra, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan denganmu, namun sebelumnya, ada yang ingin saya tanyakan," ucap pak Herman dengan sangat hati hati."Iya pak, ada masalah apa? sepertinya cukup penting sampai kita harus bicara berdua di sini," tanya Ayra penasaran."Iya itu karena saya tidak ingin orang kantor mendengar apa yang kita bicarakan. Apalagi kalau kita bicara di UGD, karyawan lain bisa mendengarnya," ucap pak Herman serius."Baiklah pak Herman," ucap Ayra yang juga serius.“Oh iya, kamu akan langsung pulang setelah ini?” Tanya pak Herman.“I-iya pak, saya sudah menyelesaikan tugas jaga saya,” ucap Ayra."Ya, baguslah. Ayra, saya ingin menanyakan sesuatu, apa kamu sudah memiliki kekasih? Atau calon suami?" tanya pak Herman secara jelas dan lugas.Mendengar pertanyaan yang menjurus itu, Ayra hanya mengernyitkan dahi, ini bukanlah masalah penting mengenai pekerjaan, melainkan masalah pribadinya."Ma-maaf pak, kenapa menanyakan masalah pribadi saya?" tanya Ayra hati hati. Dari wajahnya mulai tersirat kebingungan dan sedikit rasa takut.Di hadapannya duduk pak Herman yang merupakan bosnya. Pria paruh baya berusia sekitar empat puluh tahun bahkan lebih, lulusan management rumah sakit dari salah satu universitas ternama di luar negeri.Berperawakan kecil, tidak terlalu tinggi dengan tubuh sedikit tambun. Matanya bulat dan hidungnya tidak terlalu mancung. Kulitnya sedikit hitam dengan rambut agak keriting, karena orang tua pak Herman berasal dari Indonesia bagian Timur, hanya saja sudah tinggal dan menetap di Jakarta sejak pak Herman masih berada di dalam kandungan ibunya.Apa mungkin pak Herman diam diam menaruh hati padanya? pertanyaan ini sempat terlintas di dalam benaknya. Pak Herman sudah memiliki istri bahkan istrinya sangat cantik, berwajah bule karena ayahnya adalah orang Amerika.Pak Herman menangkap kekhawatiran di wajah Ayra."A-Ayra, jangan berpikir yang tidak tidak, saya menanyakan ini bukan karena saya menaruh hati kepadamu, sama sekali tidak, saya hanya ingin mengenalkan kamu dengan seseorang, bibit unggul yang pastinya akan membuat kehidupanmu lebih baik," penjelasan pak Herman.Mendengar itu terlihat Ayra menghela nafas panjang. Lega rasanya, apa yang dia takutkan tidak terjadi, hanya sebuah prasangka dan kekhawatiran tanpa dasar."Saya belum memiliki kekasih pak dan sepertinya masih cukup lama untuk memikirkannya, saya hanya ingin fokus pada pekerjaan saya dan mengangkat derajat keluarga saya, apalagi saya baru menyelesaikan program co-as, saya masih harus berjuang," ucap Ayra yakin."Ayra, tadi kamu sudah bertemu dengan presdir Herlambang bukan, nah itu dia, presdir Herlambang tertarik kepadamu," ucap pak Herman."Apa? Presdir Herlambang tertarik pada saya?" tanya Ayra kaget."Bu-bukan begitu maksud saya Ayra, presdir Herlambang ingin menjadikanmu menantunya. Dia memiliki seorang anak laki laki yang tahun ini akan menggantikannya sebagai presdir, namanya Ardian. Dia sangat tampan dan yang terpenting adalah mapan, berasal dari keluarga yang bukan keluarga biasa," penjelasan pak Herman."Presdir Herlambang? Pak Herman tidak bercanda? kami baru saja bertemu dan itu adalah pertemuan singkat," tanya Ayra penasaran dan juga heran luar biasa."Saya juga tidak mengerti Ayra, presdir Herlambang memang seperti itu, sering mengambil keputusan dengan mendadak. Mungkin beliau ada pertimbangan khusus," penjelasan pak Herman."Ayra, semoga kamu menyetujui ini, ini bukan permintaan melainkan sebuah harapan. Banyak wanita di luar sana bahkan dari keluarga yang sebanding dengan keluarga presdir Herlambang, mereka ingin menjadi menantu di keluarga pemilik Abadi Grup, tapi presdir memilihmu. Mereka adalah keluarga kaya raya, kamu akan mendapatkan kehidupan bak cinderella," ucap pak Herman."Ta-tapi pak Herman, saya dan yang bernama Ardian putra presdir Herlambang belum pernah bertemu, dan itu sepertinya sulit, lagi pula saya tidak pernah memandang seseorang dari segi kekayaan, yang terpenting dia memiliki sifat yang baik, setia dan pekerja keras," ucap Ayra seolah menjabarkan tipe calon suami idamannya."Ayra, ini kesempatan emas, kamu akan menjadi nyonya muda, hidup tanpa harus bekerja keras, saya harap kamu mempertimbangkannya. Kamu tahu bukan, perjalanan untuk menjadi dokter sangat panjang, apalagi kamu baru menjadi dokter magang, ini kesempatan emas, mereka pemilik rumah sakit," ucap pak Herman yang sekali lagi berusaha keras untuk meyakinkan Ayra.Pria TampanAyra mendengarkan apa yang pak Herman katakan, namun matanya tertuju pada seseorang yang muncul dari pintu masuk kantin. Dia melihat ada seorang pria dengan setelan jas warna coklat tua, menggunakan kacamata dengan lensa putih, rambutnya begitu rapi. Dia terlihat berjalan ke arah pak Herman duduk. Wajahnya begitu khas, dengan tulang rahang yang tegas, alis tebal dan mata sedikit sipit. Hidungnya mancung sekali, berpadu dengan bibir tipis merah jambu alami. Ini adalah sosok pria tampan yang selama ini ada di dunia khayalan Ayra. Pria tampan itu duduk di kursi kosong yang berada persis di sebelah mereka duduk, seorang diri. Ayra pikir, pria itu adalah salah satu keluarga pasien yang dirawat di rumah sakit ini.Pria itu benar benar tampan. "A-Ayra, kamu sedang melihat apa?" tanya pak Herman yang melihat Ayra begitu fokus pada satu titik. Tanpa menunggu jawaban dari Ayra, pak Herman segera menoleh dan mencari sumber ketertarikan Ayra itu."A-Ayra, ini benar benar sesuatu y
Mengurus Adik Ipar Berkebutuhan KhususPresdir Herlambang terlihat menarik nafas panjang."Ardian, kamu tau pasti, Loly mengidap down syndrome, ayah hanya berpesan kepadamu, jika kita tidak bisa mendapat perawat yang tepat, kamu harus mencari istri yang tepat, yang bisa merawat Loly dengan baik," ucap presdir Herlambang yang merupakan ayah dari Ardian Herlambang. "Apa itu harus ayah, kita bisa mencari perawat terbaik untuk Loly, yang bisa merawatnya, membantunya dalam segala hal, bermain dengannya, kita bisa mencari orang itu, apalagi dengan gaji besar," ucap Ardian. "Kamu tidak ingat Ardian, perawat yang terakhir lalai ketika menemani Loly. Peristiwa itu membuat Loly jatuh dari tangga, apa kamu mau kejadian seperti itu terulang lagi. Orang lain tidak akan memiliki tanggung jawab tinggi seperti halnya keluarga sendiri," ucap Sisca Mahendra yang merupakan ibu dari Ardian dan Rose. Nyonya besar di keluarga Herlambang Mahendra, yonya besar yang bergelimang harta dari Abadi Group, dala
Pertemuan PentingHari ini Ardian berencana membawa Ayra bertemu dengan keluarganya, ayah, ibu, adik dan juga Loly, dalam acara makan malam yang hangat. Sejak pertemuan pertama mereka, Ardian dan Ayra sudah cukup sering berkomunikasi lewat pesan singkat maupun telephone. Hubungan mereka mulai dekat dan cinta alami muncul di hati Ayra dalam waktu yang begitu singkat. Pesona Ardian sungguh mampu membius gadis pintar namun lugu itu. Ayra terpana, melupakan begitu saja semua kekhawatirannya.Mobil Ardian berhenti di depan gerbang rumah kediaman keluarga Mahendra. Rumah tiga lantai dengan halaman yang sangat luas, halaman depan juga belakang. Terdapat gerbang besi yang cukup tinggi dan juga pos penjagaan dengan dua orang satpam yang dengan sigap membuka pintu gerbang untuk majikannya. Dua satpam itu bernama pak Mahi dan Mahmud.Hati Ayra mulai berdegup kencang, dia menyadari bahwa dia berasal dari keluarga sederhana, dengan tiba tiba akan menjadi menantu dari keluarga kalangan atas, kong
Mencoba MenerimaRose seketika lupa dengan ujian kecilnya, harusnya dia menguji Ayra apakah benar benar layak untuk kakaknya dan juga cocok dengan dirinya, sepertinya dia mulai menyukai Ayra karna menganggap Ayra memiliki hobi yang sama dengan dirinya. “Oh iya, apa kamu suka dengan kpop? Aku berencana membeli album baru Taehyung,” ucap Ayra.“Apa? Kamu suka BTS? Wah, kita sama sama Army. Kamu tahu, aku sangat suka sekali dengan V dia benar benar tampan, kekasih onlineku. Setiap kali mendengar Love me again dan Rainy Days, rasanya aku melayang, wah, indah sekali,” ucap Rose seraya terus saja tersenyum.“Wah, kalau begitu aku akan membelikanmu albumnya, aku dengar itu masih cukup sulit didapatkan, apalagi yang bertanda tangan,” ucap Ayra.“Benarkah? Kamu bisa mendapatkannya?” Tanya Rose antusias.“Ya, kebetulan ada kenalan yang membeli langsung dari Korea,” ucap Ayra seraya tersenyum.“Wah, asih,” ucap Rose antusias.“Ya, walaupun aku lebih suka Jimin dan Dynamite, bolehlah kita denga
Sebuah Rencana JahatNyonya Sisca terlihat mengangkat beberapa piring dan gelas kotor, meletakkannya di tempat cucian piring yang di sana sudah terdapat beberapa piring kotor yang sepertinya adalah bekas piring makan tadi pagi. "Lalu siapa yang membersihkan semua ini ibu?" tanya Ayra. "Hmmm, saya dan Ardian, dia cukup ahli untuk urusan seperti ini. Dia sangat menjaga kebersihan dan selama satu minggu ini terpaksa dia yang harus membantu pekerjaan rumah," "Ibu, biar saya saja yang membersihkannya," ucap Ayra yang melihat nyonya Sisca bersiap membersihkan piring kotor tersebut. Nyonya Sisca menjawab ucapan Ayra dengan senyum kelegaan, ternyata Ayra cukup bisa membantu, padahal itu adalah pertemuan pertama mereka. "Kamu tidak keberatan?" tanya nyonya Sisca. "Tidak ibu, ini bukan masalah besar," ucap Sisca yang bersiap dengan sarung tangan panjang berwarna merah muda, yang digunakan khusus untuk mencuci piring. Tangannya begitu terampil dan cekatan dalam mencuci semua piring piring
Melepas KarirAyra terlihat mengemas semua barang barangnya yang ada di ruang jaga dokter. Dia memasukkan semua buku, beberapa perlengkapan kedokterannya dan perlengkapan pribadi."Ayra, apa itu benar? Apa itu benar?" Tanya Niluh gugup, dokter muda yang merupakan teman satu angkatan Ayra.Ayra terlihat sibuk berkemas, seolah tidak mempedulikan apa yang Niluh tanyakan. "Ayra, ayolah, apa rumor itu benar? Kamu akan menikah dengan putra presdir itu?" Tanya Niluh semakin gugup.Ayra menghela nafas panjang, lalu tersenyum. "Niluh, tenangkan dirimu, tenang," pinta Ayra."Bagaimana aku bisa tenang? Kamu akan menikah dengan putra presdir, aku pernah bertemu dengannya, sekali dan dia orang yang sangat dingin," ucap Niluh."Benarkah? ya begitulah, itu memang benar," ucap Ayra santai."Ayra, ayolah, sejak kapan kamu mengenalnya. Apa jangan jangan kalian baru berkenalan? bagaimana bisa memutuskan menikah," tanya Niluh cemas."Iya Niluh, Terimakasih karena kamu mengkhawatirkanku, aku tahu itu. A
Pertemuan BerikutnyaKedua orang tua Ayra sampai di Jakarta, menggunakan pesawat Keris Indonesia, kelas bisnis, tiket khusus yang dibeli Ardian untuk calon mertuanya. Semua sudah disiapkan oleh keluarga Ardian, Ayra hanya tinggal menjalankan semuanya, tidak perlu memikirkan apapun selain kesiapan diri. Ayra terlihat menunggu kedatangan orang tuanya di lobby bandara, lobby kedatangan penerbangan domestik. Ada rasa cemas, karna ini adalah pernerbangan pertama orang tuanya, namun dia juga bahagia karena bisa bertemu dengan kedua orang tuanya yang sudah hampir satu tahun tidak bertemu. Kesibukan Ayra sebagai dokter, apalagi masa masa koas adalah hari hari sibuknya, dia bahkan tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri.***Ayra melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya, segera mendekat, mencium tangan dua orang yang sangat dihormati itu. Ayra memeluk mereka erat erat."Bapak, ibu, bagaimana perjalannya?" tanya Ayra setelah bertemu dengan kedua orang tuanya. "Nduk, sekaya apa calon su
Butik TernamaAyra dan kedua orang nyaya menaiki anak tangga yang ada di depan butik, ini adalah butik yang begitu terkenal di Jakarta, langganan para artis dan juga pesohor kelas atas.Ayra membuka pintu butik, pintu yang memiliki sensor canggih, mampu mendeteksi setiap orang yang masuk."Selamat datang," suara yang terdengar dari pengeras suara otomatis."Selamat datang," sapa Karyawan butik yang di dadanya tertulis nama Mahesa Ayu."Ada yang bisa saya bantu?" tanya Mahesa."Saya sudah ada janji bertemu dengan pak Rudy Hun, saya dari keluarga Mahendra," ucap Ayra memberi informasi."Baiklah nona, saya akan mengantarkan anda dan keluarga anda ke ruang VIP," ucap Mahesa yang kemudian dia mempersilahkan Ayra dan kedua orang tuanya untuk mengikuti langkahnya menuju ke sebuah ruangan terbuka di sisi lain dari bagian depan butik itu.Di dalam ruangan VIP itu terdapat sebuah sofa berwarna putih bersih, cukup mewah. "Silahkan duduk nona, saya akan memanggilkan pak Rudy Hun," ucap Mahesa.