Share

Bab 24

"A-aku hanya lupa membukanya saja, apa sekarang hal itu jadi masalah?"

Sial, mengapa kalimat itu yang keluar dari mulutku. Bisa-bisa Mak lampir itu besar kepala.

Mendengar ucapanku, Luna tampak mengulum senyum lalu merogoh kunci yang ada dalam tasnya. Tak lama, ia pun melangkah masuk ke dalam dengan senyumnya yang terlihat menyebalkan itu.

Kenapa aku selalu mati kutu di hadapannya?

"Jangan lupa kunci pintunya ya, mas," ucap Luna tanpa menoleh.

"Iya! Kau berisik sekali," Ucapku gemas melihat tingkahnya yang bertingkah bak seorang nyonya besar itu.

Eits, jika dia bak seorang nyonya besar, berarti aku ... " Entah mengapa penampilan Mang Ujang saat sedang menyikat lantai garasi kini melintas di kepalaku.

Dia ... Beraninya memperlakukan seorang Reshwara yang tampan dan mapan, direktur utama sebuah perusahaan sukses sebagai kacungnya?

Ini tidak boleh dibiarkan, aku harus membuatnya bertekuk lutut padaku. Tapi sebelumnya aku harus mencari tahu mengapa papa bisa mengantarnya, pulan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status