Share

Bab 21

"Aku juga sudah jelasin sama Mama, kalau tiap malam kita berikhtiar, ya kan Mas?" lanjut Luna, entah mengapa tiba-tiba saja tawa mama pecah.

"Aduh Luna, mama tidak tahan mau ketawa. Raina benar, kau memang anak yang menyenangkan."

Entah mengapa mama memujinya. Rasanya tidak ada yang lucu. Justru aku ingin protes, karena semua yang dikatakan Luna tak lebih dari sebuah kebohongan belaka.

Ikhtiar? Ikhtiar apaan? bahkan di sentuh saja belum?"

"Kau ini Rei, makanya kalau orang tua lagi ngomong itu mbok ya didengerin dulu. Bukannya sibuk mikirin malam panas kalian."

Ucapan mama membuatku melongo, malam panas? Istilah apa lagi itu? sebenarnya apa maksudnya? Ayolah Reshwara, jangan sampai kau terlihat menyedihkan seperti ini di depan ibumu sendiri.

"Maksudnya apa sih ma?"

"Luna tadi hanya asal bicara saja. Sebenarnya tadi mama bilang kalau Bi Asih belum bisa ke sini karena mau pulang kampung dulu, mau urus anaknya yang mau melahirkan," terang mama.

"Makanya kalau orang tua ngomong i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status