Share

Bab 19

Ada rasa bersalah dalam hatiku jika ternyata dugaanku itu benar. Mungkinkah Luna tak seburuk pikiranku selama ini?

Kututup kembali pintu kamarku, lalu mengenakan kembali kemejaku. Perlahan kakiku melangkah pelan meninggalkan kamar menuju ke lantai bawah di mana dapur berada.

Dari balik dinding aku melihat Luna duduk sendiri menikmati makanannya. Tak banyak, hanya sepiring nasi dan telur dadar. Tunggu hanya telur dadar saja? Tak ada yang lainnya seperti ayam atau setidaknya ikan goreng?

Seketika rasa bersalahku kembali timbul, jika membandingkan dengan menu makan mewahku bersama Saskia tadi di restoran, apa yang di makan Luna di sana seakan menamparku.

Aku memberanikan diri menghampirinya, berpura-pura hendak mengambil minuman dingin di kulkas yang berada tepat di belakang kursi yang di dudukinya, kulihat ia hanya menoleh sebentar lalu kembali menikmati makanannya.

"Kau makan hanya dengan itu?" tanyaku ketus.

"Iya. Ini enak kok. Mas Rei mau coba?" Tawarnya.

"Tidak, aku tak terbi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status