Alia masih belum siap untuk menghadapi situasi seperti ini, ia betul-betul tidak menyangka, Adrian bisa mengetahuinya secepat itu,
Alia merasa malu mendengar pertanyaan Adrian, ia sangat bingung apakah Alia harus mengakui bahwa sebenarnya dirinya bukanlah Alina, namun jika ia mengakuinya maka Adrian akan mengetahui bahwa Keluarga Bratakusuma telah membohonginya, dan Alia yakin Adrian pasti akan melakukan sesuatu terhadap Keluarga Bratakusuma
Sementara Alia memikirkan bagaimana untuk menghadapi situasi ini, Adrian mengencangkan cengkeramannya di dagunya, seolah-olah ingin meremukkan semua tulangnya,
"Jawab aku" ucap Adrian dengan tatapan tajam
Alia menciut dan merasa ketakutan saat melihat tatapan membunuh di kedua mata Adrian,
"Pak... Pak Adrian, aku adalah Kakak dari Alina, kami adalah Saudara kembar, Namaku Alia Bratakusuma" ucap Alia dengan tergagap, dan hampir tidak bisa mengeluarkan kata-kata dari mulutnya.
Adrian akhirnya melepaskan cengkeraman tangannya pada dagu Alina, kemudian ia mengangkat tangannya untuk memijat ruang di antara kedua alisnya,
"Dimana Alina" ucap Adrian dengan suaranya yang dingin,
Alia tanpa sadar membawa lututnya ke dadanya dan menyilangkan tangannya di sekitar lututnya, ia tampak seperti mangsa yang telah terpojok, setelah mengambil napas dalam-dalam, Alia menatap Pria tampan di hadapannya lalu berbisik dengan lirih "Alina... Alina.. maaf, dia sudah kabur dari Rumah"
Adrian memicingkan matanya, lalu ia berkata "Kenapa?"
"Maaf, saya tidak tahu" jawab Alia
Alia ragu apakah ia harus memberi tahu Adrian tentang pesan yang ditinggalkan oleh Alina,
Tiba-tiba, Adrian berbalik dan duduk di kursi, lalu ia mengeluarkan sebatang rokok dari dalam sakunya kemudian menyalakannya, ia menghisap rokoknya hingga asap rokok itu mengelilinginya,
"Siapa yang memberimu keberanian untuk berpura-pura menjadi Alina, dan menggantikan Alina untuk menikah denganku?" ucap Adrian dengan mendominasi sambil melirik Alia yang masih duduk di ranjang
Alia menelan ludahnya karena merasa ketakutan dan mengepalkan tinjunnya lagi, ia berharap bahwa ia bisa menghilang begitu saja dari Ruangan ini, tapi Alia tidak memiliki pilihan lain, selain menghadapi orang yang sekarang di hadapannya dan telah menjadi Suaminya, oh salah Suami Alina.
Alia mengerahkan semua keberaniannya dan mulai menjelaskan dengan nada lembut namun tegas,
"Pak Adrian, seluruh Indonesia, bahkan beberapa negara tetangga yang merupakan kolega dari DW Holding dan BK Corp telah mengetahui mengenai rencana pernikahan antara kedua Keluarga Denaswara dan Bratakusuma, meskipun pengantinnya bukanlah Alina, namun aku juga merupakan salah satu anggota dari Keluarga Bratakusuma" ucap Alia
"Hubungan di antara dua Keluarga kita masih ada, dan saya harap Pak Adrian tetap membantu Keluarga Bratakusuma melewati krisis sesuai dengan persyaratan yang ada, jika tidak maka kedua keluarga kita akan kehilangan muka, ketika kebenaran akan pernikahan ini terungkap ke publik" lanjut Alia
"Bayangkan, jika berita ini masuk ke Headline news pada esok hari, mengabarkan tentang Tunangan Pak Adrian yang melarikan diri dari pernikahannya tersebar, kedua Keluarga kita akan menjadi bahan tertawaan seluruh Indonesia, bahkan Asia" ucap Alia lagi
Alia tahu betul bahwa ia hanya sedang mencoba peruntungannya, mungkin dengan begitu Alia bisa meyakinkan Adrian untuk tetap terus menyelamatkan BK Corp Group.
Namun ketika Adrian mendengar ucapan Alia itu, ia tidak menanggapinya, tidak ada kata ejekan, sarkasme, ataupun cibiran yang keluar dari mulutnya, sebaliknya Adrian hanya terus merokok perlahan, sambil terus menatap Wanita asing yang ada di atas ranjang.
Alia merasa sangat tidak nyaman dibawah tatapan Adrian, sehingga ia hampir tidak bisa mempertahankan kontak mata dengannya, tepat ketika ia hendak memalingkan wajahnya,
"Apa kamu bersedia menikah dengan Pria yang belum pernah kamu lihat hanya demi BK Corp Group" tanya Adrian
Alia tertegun mendengar pertanyaan Adrian, lalu ia mengencangkan cengkeramannya di seprai, seandainya saja Adrian mengetahui bahwa Alia pertama kali melihatnya ketika ia berusia tujuh tahun,
Alasan utama Alia bersedia menikah dengan Adrian menggantikan Alina adalah karena sejak saat itu Alia telah jatuh cinta pada Adrian,
Akan tetapi, Alia tahu bahwa itu hanya akan memperburuk keadaan jika ia mengungkapkan kebenaran itu pada Adrian sekarang, Alia menatap Adrian sejenak, lalu ia memilih kata-kata yang akan ia katakan selanjutnya dengan hati-hati.
"Orang tuaku telah menghabiskan separuh hidup mereka untuk membangun BK Corp Group, akan tetapi Perusahaan akan hancur dalam sekejap jika pernikahan antara dua keluarga kita menjadi gagal, dan Aku tidak bisa hanya duduk diam menonton menyaksikan hal itu terjadi" ucap Alia
Adrian mendengus "Lalu? apa kamu mengatakan bahwa aku harus menerima penipuan yang dilakukan oleh Keluargamu? apa kamu berpikir bahwa aku adalah seseorang Pria yang bisa dengan mudah ditipu?" ucap Adrian
"DW Holding akan mendapatkan keuntungan di seluruh Indonesia bahkan Asia jika Pak Adrian bersedia membantu BK Corp Group melewati krisis ini, Saat nanti Alina kembali, aku bisa bertukar tempat dengannya, dan dia akan tetap menjadi Istrimu yang sah" ucap Alia sambil mencuri pandang pada Adrian, ia mencoba mengatakan ini dengan mengumpulkan seluruh keberaniannya.
Sambil menghisap rokok diantara bibirnya, Adrian menyipitkan kedua matanya untuk berpikir, bahkan kerutan di wajahnya tidak dapat mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya.
Alia melirik mata Adrian sejenak, tapi intensitas tatapan Adrian mengejutkan Alia, lalu Alia dengan cepat menundukkan kepalanya lagi.
"Apa aku terlihat seperti Pria yang akan membiarkan diriku dimanipulasi?" ucap Adrian dengan suara yang serak
Alia menggelengkan kepalanya dengan pelan
"Aku akan melakukan apa saja untukmu selama kamu tidak mengungkapkan rahasia ini" ucap Alia
"Benarkah" ucap Adrian sambil menatap Alia,
"Ya" ucap Alia dengan tegas, ketika tatapan mata Alia bertemu dengan tatapan mata Adrian
"Baiklha, apa yang bisa kamu lakukan?" ucap Adrian mencibir, nada suaranya meremehkan, namun ada tatapan penasaran di kedua matanya.
"Aku bisa memasak dan membersihkan rumah" ucap Alia
"Jika kamu tidak buta, kamu dapat melihat bahwa ada banyak pelayan di Rumah ini" ucap Adrian dengan suara yang datar
Alia terdiam, dia tidak tahu harus berkata apa lagi, akhirnya, Adrian memotong kesunyian Ruangan dengan satu kata "Kemarilah"
Alia merasa sedikit tercengang, tapi ia bangkit dari tempat tidur dan perlahan berjalan menuju ke arah Adrian, semakin dekat Alia dengan Adrian, Alia menjadi semakin merasa bingung, karena Pria yang ia dekati selangkah demi selangkah ini adalah orang yang membuatnya jatuh cinta selama tujuh belas tahun
Alia berhenti di hadapan Adrian, dan bertanya dengan ragu "Pak Adrian, ada apa?"
"Aku tidak pernah mengetahui bahwa Keluarga Bratakusuma memiliki dua anak perempuan" ucap Adrian, sambil menyandarkan dirinya di kursi, lalu mengangkat dagunya dan menatap ke arahnya
"Aku tersesat ketika aku berusia tujuh tahun, jadi sepasang suami istri membawaku pulang dan membesarkanku, belakangan ini, aku baru saja bertemu kembali dengan Keluarga kandungku, jadi tidak banyak orang yang mengetahuinya" ucap Alia menjelaskan, sambil meremas jari jemarinya, Alia merasa gelisah, namun ia berusaha sebaik mungkin agar tidak terlihat gelisah.
"Kenapa mereka tidak mengumumkan identitasmu setelah kamu kembali?" tanya Adrian sambil mengangkat kedua alisnya
Alia tidak tahu bagaimana caranya ia menjelaskan kepada Adrian mengenai situasi di Keluarganya, bahwa selama tujuh belas tahun, Alina telah menjadi satu-satunya Putri dan permata dari Keluarga Bratakusuma, jadi Alina tidak terima kalau tiba-tiba saja ia memiliki seorang Kakak, namun Alia tidak mungkin bisa mengatakan hal ini, akhirnya Alia tidak menjawab pertanyaan Adrian.
Adrian menggoda Alia saat melihat ekspresi rumit di wajah Alia,"Sepertinya Putri sulung dari Keluarga Bratakusuma mengalami kesulitan setelah kembali ke Rumah" ucap Adrian, Namun Alia tidak menanggapinyaAdrian tenggelam dalam pikirannya sendiri, lalu Adrian menyalakan sebatang rokok lagi, setelah itu ia menghisap rokok itu, kemudian ia meniupkan asap rokok ke wajah Alia.Alia tidak bisa menahan batuk, tapi ia berusaha untuk mengecilkan suaranya, karena ruangan itu sangatlah sunyi, tingkah laku Alia yang gugup tiba-tiba menarik perhatian Adrian, kemudian Adrian bangkit dari kursi sambil mengangkat dagu Alia, dengan sebatang rokok yang masih terselip di sela jari-jarinya"Alia" ucap Adrian kemudian"Hmm" jawab Alia dengan lembut, Alia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Adrian,"Karena kamu bersedia menikah denganku, apa kamu juga bersedia melakukan apa pun kewajiban sebagai seorang Istri?" ucap Adrian, Kedua mata Adrian seolah-olah menembus kulit Alia ketika ia berbicara.Alia suda
Alia mengepalkan tangannya dengan erat, ia tidak bisa membantah ucapan Adrian, lalu Alia memelototkan matanya dalam diam,Adrian melambaikan tangannya, lalu memberi isyarat pada para Pelayan untuk pergi.Semua orang membubarkan diri, meninggalkan Adrian dan Alia di Ruang Keluarga Mansion Adrian Denaswara."Kamu benar, aku memang hanyalah seorang pengganti dan barang imitasi, kamu dapat menghinaku semaumu, tapi kenapa kamu meminta pada Pelayan untuk menghinaku juga? Apa ini caramu untuk melampiaskan amarahmu?" ucap AliaAdrian memainkan korek api di tangannya dalam diam, tanpa mengalihkan tatapannya kepada Alia,"Tadi malam, aku telah memberimu kesempatan untuk menjadi Nyonya muda Denaswara yang sesungguhnya, namun kamu melewatkannya, jadi di mataku, kamu tidak lebih dari seorang Pelayan" ucap Adrian dengan ambigu, membuat Alia terkejut mendengar kata-kata Adrian."Kesempatan?.." ucap Alia, ia tidak bisa mempercayai apa yang telah didengarnya"Sebenarnya, tidak adil jika berkata demiki
Kepala Pelayan membawanya ke Taman yang ada di Mansion itu,Sebelum si Kepala Pelayan menyuruh Alia untuk merawat tanaman, seorang Pelayan berjalan dengan membawa beberapa Pot Bunga Mawar, kemudian meletakkannya di hadapan Alia, Alia merasa senang ketika ia mengetahui bahwa ia tidak diberi pekerjaan yang terlalu sulit."Bersihkan semua mawar dalam waktu satu jam, dan pastikan semua kelopak, daun, serta batang bersih, sehingga tidak ada debu yang menempel di atasnya" ucap Kepala Pelayan sambil menunjuk ke Pot Bunga ituAlia melihat pemandangan di hadapannya dengan perasaan cemas, Ada sekitar selusin pot bunga mawar, yang membutuhkan waktu setidaknya setengah hari untuk dibersihkan secara menyeluruh, terlebih lagi semua mawar itu memiliki duri.Namun, Kepala Pelayan hanya memberinya waktu satu jam untuk menyelesaikan semua pekerjaan itu, jelas bahwa Kepala Pelayan itu sengaja membuatnya kesulitan.Namun, apa yang bisa ia lakukan? batin Alia, ia tidak memiliki pilihan selain mencoba sece
Raut wajah Adrian menjadi suram, kemudian ia bangkit berdiri dan berjalan ke arah Wanita yang mirip dengan Alina itu,"Apa itu terasa sakit" tanya Adrian sambil mengangkat dagu Alia dengan jarinya yang panjangMungkin karena kelembutan suaranya, air mata seketika langsung mengalir di pipi Alia, seperti pintu air yang telah dibuka, hati Adrian mencelos ketika ia merasakan air mata yang hangat di jari-jarinya"Lambungku sakit, aku memiliki penyakit lambung kronis" ucap Alia di antara isak tangisnyaAdrian mengangkatnya ke dalam gendongannya,"Pergi dan panggil Dokter" ucap Adrian kepada Pelayan itu"Baik, Tuan" sang Pelayan itupun segera pergiAdrian berjalan ke arah meja makan dengan Alia di dalam gendongannya, dia duduk kembali di kursinya, lalu meletakkan Alia di atas pahanya seperti seorang gadis kecil, setelah menyeka wajah Alia dengan selembar tisu, Adrian mengambil beberapa makanan dengan sendok dan mendekatkannya ke bibirnya"Makanlah sesuatu" ucap Adrian.Kedua Pelayan yang ber
Bibir Alia menganga dengan tidak percaya mendengar pertanyaan Adrian, mulutnya terasa sangat kering, ia tidak bermaksud untuk memasang pertanyaan jebakan untuk dirinya sendiri.Tanpa menunggu jawaban, Adrian terus berjalan ke depan. Untuk setiap langkah yang dia ambil ke arahnya, Alia mundur selangkah dengan perasaan cemas.Adrian mengulurkan tangannya saat melihat bagian belakang pinggang Alia yang hendak mengenai meja, lalu ia meraih pinggang ramping Alia sebelum menariknya mendekat, Adrian menundukkan kepalanya sambil menatap Alia"Jawab aku" ucap AdrianAlia hampir tidak bisa bernapas, ia bisa merasakan napas Adrian di dahinya dan membuatnya gemetaran, Alia perlahan mendongak untuk bertemu dengan tatapan mata Adrian, lalu Alia menyadari bahwa jarak di antara mata mereka hanya berjarak beberapa inci.Alia dengan cepat memalingkan wajahnya karena merasa terkejut dengan jarak mereka yang begitu dekat, Adrian memandangnya yang panik tanpa mengedipkan mata,"Aku suka berkomunikasi seca
"Aku tidak sedang mengatakan omong kosong, asal kamu tahu, aku adalah wanita yang dinikahi oleh Pak Adrian di hadapan penghulu, jika kamu menindasku dan memandang rendah diriku, itu berarti kamu juga memandang rendah Pak Adrian, tidakkah menurutmu dia harus menghukum seorang Pelayan yang memiliki sikap kurang ajar sepertimu?" ucap Alia dengan nada acuh tak acuh sambil melengkungkan bibirnya,Kedua mata Endah membelalak lebar, dia beralih menatap ke arah Adrian, lalu berkata dengan tergagap, "Tu... Tuan...""Minta maaf padanya" ucap Adrian dengan santai tanpa memandang EndahUntuk sesaat, Endah bertanya-tanya apa dia salah dengar, tapi kemudian dia mendengar suara dingin dan tegas itu lagi,"Jangan membuatku mengulang perkataanku sendiri" ucap AdrianMendengar kata-kata ini, Endah membuka dan menutup kedua mulutnya seperti seekor ikan mas, dia menatap majikannya dengan tatapan tidak percaya untuk jeda waktu yang cukup lama sebelum berbalik untuk menatap ke arah Alia lagi, dia dengan en
Adrian memasukkan tangannya ke dalam saku celananya kemudian mengangkat dagunya ke arah Alia, meskipun ia berdiri jauh, namun posturnya masih merendahkan,"Tidak mungkin Alina pergi begitu saja, aku akan memberimu satu kesempatan terakhir untuk mengatakan yang sebenarnya" ucap Adrian menatap tajam AliaAlia mengepalkan tangannya agar tidak gemetar, "Kenapa Adrian tiba-tiba bisa menanyakan hal ini lagi? apa dia menemukan sesuatu? Atau dia baru saja mencapai kejelasan setelah merasa tenang" batin AliaTerganggu oleh diamnya Alia, Adrian berjalan ke arah Alia dengan tatapan mata yang tajam,"Alia, apa yang sedang kamu pikirkan? Apa kamu sedang mencoba menebak reaksiku setelah mendengar kebenaran? Atau kamu bertanya-tanya apa berbohong akan lebih baik untuk nasib keluarga Bratakusuma? Huh?" ucap Adrian dengan kesalAlia tanpa sadar menggelengkan kepalanya,"Tidak, bukan itu," ucap Alia langsung menyangkalSebenarnya, Alia sedang berpikir apakah Adrian sudah sedikit merasa tenang sejak tad
Alia melihat Adrian duduk sendirian dengan dua set peralatan makan di atas meja, begitu dia memasuki Ruang makan, namun Alia tidak berani berjalan ke sana dan duduk sendiriAdrian melirik wanita yang berdiri tidak jauh di belakangnya dari sudut matanya,"Duduk dan Makanlah" ucap Adrian"Oke, terima kasih" ucap Alia menjawab dengan suara yang lemah lembut sambil berjalan mendekat dan duduk bersama dengan Adrian.Suasana makan malam berlangsung dengan tenang dan hanya diselingi oleh suara mengunyah yang lembut, setelah selesai makan malam, Adrian meletakkan peralatan makannya dan bangkit untuk pergi"Pak Adrian" ucap Alia tiba-tiba, Pria itu menghentikan langkahnya, namun tidak membalikkan badannya"Aku.. aku ada janji temu dengan Temanku besok, bolehkah aku keluar untuk menemuinya" tanya Alia dengan gugup"Terserah" jawab Adrian, sambil berjalan keluar dari Ruang makan setelah memberi tanggapan yang sederhana."Pak Adrian menyuruh kami untuk mengatur sebuah Kamar di sebelah Kamar tidur
Alia mencoba menjelaskan untuk melakukan pembelaan "Maksudku adalah aku akan kembali ke BK Corp dulu untuk membahasnya dengan Papi"Tiba-tiba saja Adrian bangkit dari tempat duduknya, dia berjalan ke arah mejanya dan duduk di kursi kulitnya yang berwarna hitam, Alia bingung ketika melihat reaksinya, butuh beberapa saat bagi Alia untuk memikirkan apa yang harus dia lakukan saat ini, akhirnya dia memutuskan untuk berjalan mendekat ke arah Adrian,"Pak Adrian, kamu..." ucap Alia membuat Adrian yang merasa terganggu memotong ucapannya sebelum dia bisa berbicara lebih"Aku tidak suka ketika kamu memanggilku dengan panggilan seperti itu" ucap Adrian"Adrian" ucap Alia"Lanjutkan" ucap Adrian"Aku ingin mengingatkanmu bahwa Grup Bratakusuma juga merupakan salah satu Perusahaan terbaik di Asia, jika bukan karena krisis yang telah dihadapi oleh Perusahaan, pasti Perusahaan itu juga akan berada di level yang sama dengan Grup Denaswara, jadi kalau kedua perusahaan itu bekerja sama pasti akan men
"Aku mau turun dari pangkuanmu" ucap Alia sambil menunduk "Kenapa?" tanya Adrian, sikapnya yang tenang membuat Alia berani untuk menjawabnya dengan blak-blakkan "Bukankah kita akan membicarakan kerjasama antara Grup Bratakusuma dan Grup Denaswara, jangan lupa aku berada di sini juga karena hal tersebut" "Apa tidak ada yang ingin kamu bicarakan denganku selain urusan pekerjaan" ucap Adrian membuat Alia merasa bingung "Apa yang kamu ingin bicarakan denganku selain pekerjaan?" ucap Alia pada akhirnya sambil menghela napas dalam "Bagaimana kalau kamu memberitahuku apa yang kamu suka dari diriku?" ucap Adrian Alia tidak menyangka pertanyaan sep
"Jangan bersikap terlalu formal padaku, kenapa kamu tidak memanggilku dengan panggilan Adrian saja, atau mungkin sayang, aku lebih suka mendengarnya" ucap Adrian sambil menundukkan kepalanya dan terkekeh, membuat Alia mengatupkan bibirnya dan menghela napas karena merasa tidak berdaya "Aku akan memanggilmu dengan namamu jika kamu ingin mendengarnya, Adrian mari kita bicara tentang pekerjaan sekarang oke?" ucap Alia pada akhirnya "Kenapa kamu tiba-tiba begitu menurut sekarang? kenapa kamu tidak menantangku lagi seperti yang kamu lakukan ketika kamu mencoba untuk membela Andra?" tanya Adrian, membuat Alia langsung terdiam setelah mendengar ucapan Adrian itu "Dia tidak bisa melepaskannya begitu saja kan?" batin Alia, akhirnya
Alia tidak mengatakan apa-apa untuk membalas ucapan Adrian itu, dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata, lalu dia melihat ke arah luar melalui jendela mobil, lingkungan di sekitarnya sangat tenang dan sunyi, tapi tetap saja otaknya tidak bisa memproses kata-kata Tiba-tiba Alia merasakan cengkeraman erat ditangannya, dia melihat ke bawah ke arah tangannya dan melihat jari-jari Adrian yang ramping sedang meremas tangannya yang berkulit putih "Tanganmu Indah" ucap Adrian sambil menatap Alia "Apa maksud dari ucapannya itu?" pikir Alia dalam hati, beberapa pertanyaan berkecamuk di benaknya Lalu dia menoleh ke arah Adrian dan akhirnya bertanya "Apa kamu masih ingi
"Apa maksudmu? bukankah kamu yang disini bersikap tidak masuk akal?" ucap Alia, membuat Adrian semakin mengencangkan cengkeramannya pada setir, dia merasa bahwa dia tidak punya tempat untuk melampiaskan amarahnya lagi, jadi akhirnya dia hanya diam, dan tidak mengatakan apa-apa lagi pada Alia"Lampu sudah berubah menjadi hijau, ayo kita jalan karena di belakang kamu sudah di klakson orang" ucap Alia mengingatkan sambil merapatkan bibirnyaAdrian tidak menjawab ucapn Alian, namun ia menginjak pedal gasnya dengan perasaan yang masih kesal, dia benar-benar merajuk dan diam sepanjang perjalanan, Adrian mengemudi dalam diam dan berusaha menekan amarahnyaMelihat Adrian yang diam dan mengemudi dengan kesal, Alia hanya bisa menolehkan kepalanya ke arah luar jendela dan mengabaikan Pria yang ada disampingnya itu, mereka berdua sama sekali tidak berbicara sepanjang perjalananTidak lama kemudian, mereka tiba d
"Sebenarnya, aku benar-benar tidak ingin kamu datang" batin Andra, namun dia tidak bisa mengucapkan kata-kata itu dengan lantang padanya, dia berusaha menenangkan dirinya lalu tersenyum pada Adrian "Tentu saja, aku sama sekali tidak keberatan Pak Adrian, sebenarnya merupakan sebuah kehormatan bagiku untuk bisa makan siang denganmu" ucap Andra "Baiklah, terima kasih kalau begitu" ucap Adrian, ia memanfaatkan kesempatan itu untuk duduk di sebelah Alia, membuat ALia menatapnya dan tidak bisa berkata apa-apa "Apa ada masalah? apa kamu tidak bisa mengenaliku?" ucap Adrian menolehkan kepalanya sambil menatap mata Alia Alia masih terdiam sambil menatapnya, dia sama sekali tidak mengatakan
Tepat ketika mereka sudah setengah jalan melakukan Tour keliling Grup Bimantara, ponsel Alia berdering, lalu ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, dan menemukan bahwa Adrian yang meneleponnya "Maaf Pak Andra, aku harus menjawab telepon ini" ucap Alia sambil menatap Andra "Tidak masalah silahkan" ucap Andra dengan santai, membuat Alia tersenyum sambil meminta maaf lalu berbalik Begitu panggilan tersambung Adrian langsung bertanya "Bagaimana harimu di hari pertamamu bekerja? apa kamu sudah terbiasa bekerja di sana?" Alia merasa sedikit tercengang, dia tidak menyangka Adrian akan menunjukkan perhatiannya padanya "Ya, aku baik-bai
"Begitukah caramu mencium Alina saat kalian masih bersama?" ucap Alia sambil menatap Adrian dan tersenyum ketika memikirkan hal itu, namun membuat Adrian mengangkat alisnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa Ketika melihat Adrian tidak ingin menjawab pertanyaannya, Alia memaksakan senyum lalu berpamitan "Aku akan pergi bekerja, selamat..." Namun sebelum Alia menyelesaikan ucapannya Adrian memotongnya "Kami belum pernah berciuman" "Apa? Adrian dan Alina belum pernah berciuman? bagaimana mungkin? jika dilihat dari kelembutan ciumannya, mustahil kalau dia tidak pernah mencium Alina, jika demikian, maka dia mungkin telah melatih keterampilan berciumannya dengan gadis lain yang pernah dia kencani di masa lalu" pikir Alia
Alia menundukkan kepalanya, ia menghindar dari tatapan Adrian, di saat bersamaan dia mencoba untuk melepaskan diri dari cengkeraman Adrian, tapi Adrian malah menatapnya tanpa berkedip "Di mana kamu ingin menyentuhku barusan?" ucap Adrian sambil memegang tangan Alia, membuat Alia tercengang mendengar ucapan Adrian "Apa? bagaimana mungkin aku bisa memberitahunya" batin Alia dengan sangat malu "Jika kamu tidak mengatakan apa-apa, maka aku akan membuatmu menyentuh seluruh tubuhku" ucap Adrian Adr