Home / Romansa / Istri Penebus Hutang / Mencelakai Aiska

Share

Mencelakai Aiska

Author: Nabila Gemoy
last update Last Updated: 2024-07-09 09:29:39

Arun siang itu datang ke rumah Aiska. Dia akan makan siang di sana karena sudah janji dengan Aiska.

"Mas, akhirnya kamu datang juga," ucap Aiska. "Tadi kamu ngerjain kerjaan rumah sendiri dong," kata Aiska.

"Ya iya mau gimana lagi, kamu kan harus temani ibu," kata Arun.

"Terimakasih, Mas. Kamu sudah pengertian," kata Aiska tersenyum.

Mereka lalu makan siang bersama, setelah itu Aiska mengajak Arun ke pasar. Arun yang tidak biasa ke pasar merasa aneh. Apalagi di pasar cukup lama.

Arun membantu Aiska membawa barang belanjaan karena belanjaan mereka cukup banyak. Karena tidak sanggup hanya berdua saja, Arun meminta bantuan kuli panggul yang ada di pasar untuk membantunya.

"Kamu Juragan Arun, kan?" tanya kuli panggul itu yang tampak mengenal Arun.

"Iya, Pak," jawab Arun.

"Kenapa Juragan ke pasar? Biasanya kan istri Juragan belanjanya di mall," kata kuli itu yang tidak tahu kalau Arun sudah tidak bersama Nesya.

"Dia bukan istriku lagi, Pak. Kami sudah lama bercerai. Sekarang dia yang istri
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Penebus Hutang   Bram Di Tangkap

    Di tempat kejadian, polisi ternyata menemukan barang bukti berupa korek api. Ternyata korek api itu milik pelaku penusukan Ningsih.Arun mendapatkan kabar dari pihak kepolisian, dia segera datang ke kantor polisi pagi itu."Bagaimana apa sudah ada info, Pak?""Benar dugaan Pak Arun. Pelakunya adalah Bram. Kami sudah memeriksa sidik jari dari barang bukti yang tertinggal."Pagi itu, polisi melakukan penangkapan terhadap Bram. Bram yang tidak tahu akan kedatangan polisi tidak bisa kabur."Pak Bram, anda kami tanggapi atas kasus penusukan Ibu Ningsih." Polisi itu memberikan surat penangkapan Bram."Jangan asal menuduh, Pak!""Kamu punya buktinya." Polisi lalu membawa Bram.Nesya yang hari itu hendak ke rumah Bram melihat penangkapan Bram. Dia pura-pura tidak melihat, dia tidak ingin di seret dalam kasus itu."Bodoh sekali dia, sampai ketahuan." Nesya merasa panik, dia takut Bram membuka suara.Sampai di kantor polisi, Bram tidak bisa mengelak lagi. Bukti sudah di tangan polisi, dan dia h

    Last Updated : 2024-08-15
  • Istri Penebus Hutang   Terpaksa dijodohkan

    "Aiska, dia Juragan Arun. Bapak dan ibu memiliki hutang besar.” Wanita paruh baya itu mengusap hidung merah dengan tangan, berat rasanya untuk kembali berucap. “ Dan kamu sebagai jaminan hutangnya.” Mata memerah itu kembali mengeluarkan bening air.Aiska gadis berusia 19 tahun mengernyitkan dahi, “ Maksud Ibu apa?”“Kami tidak mampu membayarnya, Nak. Untuk itu sebagai pelunas hutang kau harus menikah dengan beliau.” Sang ayah melontarkan kalimat yang membuat hati Aiska bak disambar petir, Aiska dipaksa menikah dengan pria sedingin Juragan Arun. Tetapi Aiska tak punya pilihan lain."Kenapa kalian tidak pernah membicarakan masalah ini padaku? Kenapa kalian mengambil keputusan sepihak?”cebik Aiska, dadanya naik turun. Biar bagaimanapun, dia harus tahu sebelum memutuskan semua.“Aku tidak ingin waktuku terbuang sia-sia, jadi bagaimana?” tanya Arun yang tidak sabar. Pria dingin itu menekan kedua orang tua Aiska.“Beri kami waktu, aku akan coba mencicil hutangnya.” Dengan berani Aiska berk

    Last Updated : 2024-02-29
  • Istri Penebus Hutang   Pernikahan Kontrak

    “Apalagi yang harus aku pertahankan? Kekasihku sudah berselingkuh dengan temanku, hutang keluarga tidak bisa terbayar, dan sekarang ayah membutuhkan uang untuk biaya operasi. Setidaknya dengan menerima perjodohan dengan Anda, aku terhindar dari lelaki bajingan yang hanya menginginkan tubuhku saja,” keluh Aiska.Arun terdiam tanpa ekspresi, bahkan ketika mereka sampai di depan ruang IGD, lalu sampai akhir operasi dilakukan. Dalam pikiran Aiska ada sedikit penyesalan, mengapa dia sebodoh itu untuk melontarkan sesuatu yang jelas-jelas tidak ingin dia lakukan. Pada akhirnya, kini Aiska berada di sebuah rumah makan mewah tidak jauh dari rumah sakit. Bagaimana dia berada di sana, tentu saja setelah keterkejutan akan keadaan mendesak sang bapak yang membuat linglung.“Aku sudah melunasi biaya rumah sakit, kini giliranmu menepati janji,” kata Arun yang kini duduk berseberangan terhalang meja kaca di tengah. Salah satu anak buahnya membawa sebuah map lalu menyerahkan pada Arun. “Ini surat perj

    Last Updated : 2024-02-29
  • Istri Penebus Hutang   Tekanan Mertua

    Wanita itu mendekati Farid dan memeluknya. Dia mendekap Farid seakan tak ingin ditinggal. Namun, Farid justru menghindar dan mendekati Aiska yang pingsan dengan darah mengucur di pelipis.“Ais, Sayang, aku mohon sadarlah, maafkan aku.” Farid hendak mengelus pipi Aiska. Namun, Arun segera menepis tangannya. “Kau!” Farid menatap nyalang.Arun melirik ke arah wanita itu kemudian menatap Farid dengan senyum menyeringai. “Berhenti mengganggu istri orang, urus saja wanitamu itu!” “Kau, kau yang telah merebutnya dariku!” Farid tidak mau mengalah.“Farid, sudahlah, tinggalkan dia. Ayo kita pulang!” rengek Maya kembali bergelayut pada Farid.Arun tidak peduli dengan penentangan Farid, terlebih karena ulah mantan kekasih istrinya itu Aiska terluka. Lelaki matang tersebut langsung mengangkat istrinya dan meninggalkan sepasang kekasih gila itu.“Farid ayo pulang!” Maya semakin mengoceh.Farid menghempaskan tangan Maya, menatap nyalang wanita itu, “Lepaskan Maya!” pekik Farid. “Suaramu mengganggu

    Last Updated : 2024-02-29
  • Istri Penebus Hutang   Kedatangan Nesya

    Arun kembali ke kamar, dia tanpa menyapa Aiska dan langsung saja pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya. Setelah itu naik ke atas ranjang."Juragan...Juragan," panggil Aiska memberanikan diri.Tak mendapatkan jawaban, Aiska mendekatkan diri ke arah ranjang."Juragan, bagaimana ini? Ais bingung," kata Aiska."Berisik, bingung apa lagi?" tanya Arun kesal karena terganggu. "Jangan mendekat lagi!" larang Arun.Aiska memberanikan diri untuk bicara, dia tak mau jika terus kepikiran soal permintaan orang tua Arun."Juragan, Bagaimana saya bisa hamil kalau kita tidak saling bersentuhan? Sementara keluarga Juragan menekan kita untuk segera mempunyai keturunan," kata Aiska."Sudah jangan pikirkan hal itu, lagi pula waktu satu tahun itu masih lama," ucap Arun. "lebih baik kamu segera tidur dan jangan ganggu aku lagi," Arun menutupi tubuhnya dengan selimut.Aiska kembali ke sofa dan berusaha untuk tidur walaupun dia sama sekali tak bisa memejamkan matanya. Sementara itu, terdengar dengk

    Last Updated : 2024-02-29
  • Istri Penebus Hutang   Tangis Aiska

    Aiska tidak lama di kampus, mereka lalu pulang kembali. Sampai di rumah ada mobil yang asing bagi Aiska karena itu bukan mobil keluarga Arun."Juragan, sepertinya ada tamu," kata Aiska.Arun mengabaikan Aiska dan masuk ke dalam rumah. Dia melihat wanita yang selama ini dia cintai berada di sana."Nesya mengapa kamu ke sini lagi?" tanya Arun.Aiska melihat Nesya mendekati Arun dan memeluknya. Arun sama sekali tak menolak pelukan Nesya."Aku kangen kamu sayang, beberapa hari ini kamu tidak menemui aku. Makanya ku beranikan datang kemari. Aku takut dengan adanya wanita itu akan menggantikan posisi aku di hati kamu," jawab Nesya."Nesya, aku ngerti tapi tolong jangan sering ke sini. Aku akan temui kamu nanti," kata Arun.Nesya semakin erat memeluk Arun saat melihat ada Aiska. Dia sengaja membuat Aiska cemburu. Aiska yang sudah tak mampu melihat adegan selanjutnya segera masuk ke kamar."Sayang, apa kamu yakin tidak akan mencintai wanita itu?" tanya Nesya. "Aku ingin kita segera kembali, A

    Last Updated : 2024-02-29
  • Istri Penebus Hutang   Suami Tak Punya Perasaan

    "Kenapa kamu melihat kami seperti itu? Kamu tahu kan kalau kami masih saling mencintai? Jadi aku harap kamu menyerah saja. Kalau tidak begitu, kamu beri Arun anak lalu tinggalkan dia," kata Nesya.Arun terlihat hendak melepaskan tangannya dari tangan Nesya tetapi Nesya justru memegangnya semakin erat."Sayang, beri tahu istri kamu ini dong. Kalau kamu masih sangat mencintai aku," kata Nesya. "Biar dia sadar diri, dia tidak sebanding dengan kamu," sambung Nesya."Nesya, lebih baik kamu pulang naik taxi. Jangan bikin kerusuhan ditempat umum," kata Arun."Sayang, kamu membela dia," kata Nesya kesal. "Katakan padanya, kalau kamu sayang sama aku," bujuk Nesya.Arun melihat ke arah Aiska, dia menatap Aiska yang menunggu ucapannya."Ini jam kuliah, kenapa kamu tidak di kampus? Kalau malas kuliah pulanglah, jangan ganggu kami," ucap Arun. "Dan ingat aku masih mencintai Nesya," kata Arun terlihat berat."Sudah dengar, jadi mendingan kamu pulang sana," usir Nesya. Nesya langsung mengajak Arun p

    Last Updated : 2024-03-21
  • Istri Penebus Hutang   Arun Gengsi

    Aiska tidak akan mudah menyerah, dia akan berusaha untuk mendapatkan hati Arun Sanjaya. Dia tidak mempermasalahkan jika semua orang mengolok-oloknya karena menikah dengan Duda. Toh baginya Arun bukanlah Duda sembarangan."Ngapain bengong, sana ke dapur bantu Bibi siapkan makanan!" perintah Arun yang tanpa Aiska sadari sudah keluar dari kamar mandi.Aiska mencuci wajahnya sebentar lalu merapikan rambutnya dan keluar ke kamar mandi. Sebelum keluar Arun menarik tangannya."Jangan keluar pakai baju seperti itu! Kamu mau menggoda siapa?" tanya Arun.Aiska lupa kalau baju tidur yang dia pakai sedikit terbuka. Dia mencari baju rumahan lalu segera ke dapur setelah ganti baju."Makin lama makin mesum itu anak," omel Arun.Aiska membaut nasi goreng terenak untuk Arun. Dia tidak mau Arun kembali pada Nesya, wanita masa lalu yang harus dibuang jauh-jauh."Masak apa kamu?" tanya Nawang."Mama, aku kira siapa. Ini masak nasi goreng, Ma," jawab Aiska berusaha mendekatkan diri pada sang mertua.Nawan

    Last Updated : 2024-03-23

Latest chapter

  • Istri Penebus Hutang   Bram Di Tangkap

    Di tempat kejadian, polisi ternyata menemukan barang bukti berupa korek api. Ternyata korek api itu milik pelaku penusukan Ningsih.Arun mendapatkan kabar dari pihak kepolisian, dia segera datang ke kantor polisi pagi itu."Bagaimana apa sudah ada info, Pak?""Benar dugaan Pak Arun. Pelakunya adalah Bram. Kami sudah memeriksa sidik jari dari barang bukti yang tertinggal."Pagi itu, polisi melakukan penangkapan terhadap Bram. Bram yang tidak tahu akan kedatangan polisi tidak bisa kabur."Pak Bram, anda kami tanggapi atas kasus penusukan Ibu Ningsih." Polisi itu memberikan surat penangkapan Bram."Jangan asal menuduh, Pak!""Kamu punya buktinya." Polisi lalu membawa Bram.Nesya yang hari itu hendak ke rumah Bram melihat penangkapan Bram. Dia pura-pura tidak melihat, dia tidak ingin di seret dalam kasus itu."Bodoh sekali dia, sampai ketahuan." Nesya merasa panik, dia takut Bram membuka suara.Sampai di kantor polisi, Bram tidak bisa mengelak lagi. Bukti sudah di tangan polisi, dan dia h

  • Istri Penebus Hutang   Mencelakai Aiska

    Arun siang itu datang ke rumah Aiska. Dia akan makan siang di sana karena sudah janji dengan Aiska."Mas, akhirnya kamu datang juga," ucap Aiska. "Tadi kamu ngerjain kerjaan rumah sendiri dong," kata Aiska."Ya iya mau gimana lagi, kamu kan harus temani ibu," kata Arun."Terimakasih, Mas. Kamu sudah pengertian," kata Aiska tersenyum.Mereka lalu makan siang bersama, setelah itu Aiska mengajak Arun ke pasar. Arun yang tidak biasa ke pasar merasa aneh. Apalagi di pasar cukup lama.Arun membantu Aiska membawa barang belanjaan karena belanjaan mereka cukup banyak. Karena tidak sanggup hanya berdua saja, Arun meminta bantuan kuli panggul yang ada di pasar untuk membantunya."Kamu Juragan Arun, kan?" tanya kuli panggul itu yang tampak mengenal Arun."Iya, Pak," jawab Arun."Kenapa Juragan ke pasar? Biasanya kan istri Juragan belanjanya di mall," kata kuli itu yang tidak tahu kalau Arun sudah tidak bersama Nesya."Dia bukan istriku lagi, Pak. Kami sudah lama bercerai. Sekarang dia yang istri

  • Istri Penebus Hutang   Kehilangan Bapak

    Aiska sadar dari pingsannya, dia menangis sesegukan. Dia tak menyangka jika bapaknya akan meninggalkan dirinya lebih cepat."Bu, apa yang terjadi sama bapak?" tanya Aiska."Bapakmu jatuh dari sepeda motor," jawab Ningsih sedih. "sepeda motornya mengalami rem blong," sambungnya.Aiska benar-benar kehilangan, dia sedih sekali. Arun, selalu menemani Aiska di sampingnya. Sampai pemakaman selesai, Aiska masih di sana."Mas, kamu pulang saja ya. Aku akan menginap di sini sampai tujuh hari bapak," kata Aiska."Iya, nanti malam aku balik lagi," kata Arun.Keluarga Arun ikut berbela sungkawa, mereka datang ke rumah Aiska sejak mendengar kabar kematian besannya itu."Aiska, kamu yang sabar ya. Jangan terlalu banyak pikiran, ingat kamu sedang mengandung,' pesan Nawang."Iya, Ma," ucap Aiska.Sore itu rumah tampak ramai karena saudara dan tetangga silih berganti mengunjungi rumah Aiska. Aiska juga melihat ada orang tua Maya yang datang. Hanya Ningsih yang menyambut mereka, Aiska memilih menyambut

  • Istri Penebus Hutang   Perasaan Aneh

    Beberapa hari tinggal hanya berdua dengan Aiska membuat Arun menjadi tahu banyak hal tentang Aiska. Bahkan Arun mulai menerima Aiska. Sayangnya kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Nesya kembali mendatangi Arun, dia mulai menggoda Arun kembali."Arun, aku merindukan kamu," kata Nesya sore itu. Dia dengan berani mendatangi rumah Arun.Di sana ada Aiska juga tetapi Aiska memilih untuk diam saja. Dia ingin tahu, seberapa beraninya Nesya."Kita sudah tidak ada hubungan lagi," kata Arun. "lagian untuk apa aku memaafkan tukang selingkuh seperti kamu," sambung Arun."Arun, aku menyesal. Aku janji tidak akan mengulanginya. Percayalah Arun!" pinta Nesya.Nesya terlihat sangat sedih, tetapi Arun tak peduli."Pergilah dari sini! Jangan ganggu aku dan Aiska lagi," usir Arun mendorong Nesya agar keluar dari rumahnya."Arun....Arun...," panggil Nesya. Arun segera menutup pintu rumahnya. Dia enggan sekali bertemu dengan Nesya. Arun menatap Aiska yang sedari tadi diam."Kalau dia ke sini lagi

  • Istri Penebus Hutang   Nyuci Berdua

    Setelah kepulangan Nawang dan Arman, Aiska masuk ke dalam rumah. Dia melihat Arun yang memainkan ponselnya di atas ranjang."Tega sekali mereka, ini pasti kerjaan kamu, kan," tuduh Arun."Bukan, Mas. Mereka sendiri yang melakukannya," kata Aiska."Bulshit..," ucap Arun kesal."Mas, itu cucian numpuk. Kemarin ibu belum sempat nyuci," kata Aiska.Arun dengan malas mengambil baju kotor di dalam keranjang dan membawanya ke tempat cuci. Aiska melihat Arun tampak kebingungan menggunakan mesin cuci."Ini di putar dulu, terus diisi air pakai selang ini. Masukin bajunya sama kasih detergen. Tunggu sampai airnya penuh," kata Aiska menjelaskan.Arun yang tak tahu menahu nurut saja dengan intruksi Aiska. Namun, Arun terlalu banyak memberikan detergen ke mesin cuci."Kebanyakan itu, Mas. Harusnya sedikit saja," kata Aiska sembari mengambili detergen yang belum tercampur dengan air."Ribet banget sih," gerutu Arun. "Setelah ini apa lagi tugasku?" tanya Arun."Sambil nunggu mencuci, kamu nyapu sama

  • Istri Penebus Hutang   Berjuang Sendiri

    Aiska sudah mendapatkan giliran untuk periksa. Alhamdulillah, kandungannya baik-baik saja. Nawang bersyukur sekali karena kandungan Aiska tidak bermasalah.Dokter memberikan obat mual untuk Aiska. Nawang sangat memperhatikan Aiska, sehingga apapun yang Aiska mau selalu dituruti."Aku heran kenapa Arun masih saja membenci kamu," kata Nawang. "Padahal kamu sudah mau hamil anaknya. Mama janji akan bantu kamu mendapatkan Arun," kata Nawang.Nawang meyakinkan Aiska agar tidak menyerah. Bahkan Nawang yakin jika suatu saat Arun akan mencintai Aiska."Terimakasih, Ma. Mama sudah meyakinkan Ais," ucap Aiska."Tadi kamu kenapa lama di kamar mandi?" tanya Ningsih.Aiska menceritakan kalau ada orang yang menguncinya di dalam kamar mandi. Tetapi dia tidak menyebutkan nama orang itu pada Nawang dan Ningsih."Sepertinya banyak yang memusuhi kamu, kamu harus hati-hati, Ais," kata Nawang mengingatkan."Iya, Ma," balas Aiska.Sampai di rumah, Arun sudah pulang. Dia tampak biasa saja saat melihat Aiska

  • Istri Penebus Hutang   Rencana Yang Gagal

    Setelah Bram mendapatkan imbalan dari Nesya, dia segera menjalankan rencananya. Dia tak ingin melihat Arun bahagia, dia sudah diselimuti oleh perasaan dendam.Sore itu, Aiska biasa melakukan jalan sore di sekitar komplek. Aiska tidak pernah sendiri, ada pembantunya yang menemani dia."Bi, sore ini kok tumben sepi ya," kata Aiska melihat jalanan yang tidak ada orang berlalu lalang seperti biasanya."Mungkin belum pada pulang dari kerja, Non," ucap pembantu Aiska.Mereka berjalan menuju ke taman, sering jalan bisa mempermudah persalinan. Aiska ingin melahirkan secara normal san lancar. Maka dari itu setiap sore dan pagi dia jalan santai.Saat hendak menyebrang, dari arah lain ada mobil yang melaju dengan kencang. Mobil itu hampir saja menabrak Aiska. Namun, pembantunya justru yang tertabrak karena menghalangi Aiska.BrakkTubuh pembantu itu berguling di aspal, sementara mobil yang menabrak langsung pergi. Aiska yang shok langsung terduduk lemas. Melihat sang pembantu tak sadarkan diri,

  • Istri Penebus Hutang   Amarah Nesya

    "Sialan....," teriak Nesya sembari membanting ponselnya ke lantai. "Suara itu menjijikan sekali, ini pasti ulah wanita kampungan itu," kata Nesya.Desahan Aiska dan Arun masih terngiang di telinga Nesya. Dia tak bisa memejamkan mata, dia tak bisa tidur. Dia memilih untuk mendatangi Aiska di rumah Arun.Sampai di rumah Arun, lampu sudah padam. Kemungkinan sudah pada tidur.Nesya menggedor pintu rumah Arun, lampu menyala. Dan Arun membuka pintu."Aku sudah yakin kalau kamu yang datang," kata Arun."Mana wanita kampungan itu, dia sengaja memamerkan kemesraan itu kan," kata Nesya."Sayang, siapa?" tanya Aiska yang muncul di belakang Arun. Aiska memakai piyama tidur, dia terlihat lebih cantik dari Nesya. "Oh kamu, udah dengar ya tadi. Ups pasti kepanasan," kata Aiska."Kurang ajar kamu," pekik Nesya hendak meraih rambut Aiska. Namun, Arun melindungi Aiska."Pergi! Jangan buat keributan di sini!" usir Arun."Gak, aku gak akan pergi," kata Nesya menerobos masuk ke dalam namun dihalangi Arun.

  • Istri Penebus Hutang   Resiko Ditanggung Sendiri

    Arun berdiri di ambang pintu, ternyata dia menyusul Aiska ke rumah sang mertua."Juragan, silahkan masuk!" perintah Pardi.Arun masuk, dia duduk di kursi tunggal dekat Sinta. "Jangan pernah sangkut pautkan Aiska dengan masalah Maya. Aku gak akan tega Aiska dekat kembali dengan Farid," kata Arun. "Harusnya Maya malu, dia sudah menyakiti Aiska, tetapi masih saja ingin meminta tolong," kata Arun."Juragan, aku mohon! Hanya Aiska yang bisa membantu Maya," kata Sinta memohon penuh iba."Itu semua salah Maya sendiri. Dia yang sudah melakukan kesalahan jadi resikonya buat dia tanggung sendiri," kata Arun. "Lagi pula sekarang Aiska bukan lagi teman Maya," lanjut Arun.Pardi akhirnya angkat bicara, dia yang sejak tadi menyimak akhirnya bersuara."Aku yakin ada cara lain, tanpa melibatkan Aiska. Lagi pula Aiska juga sudah punya kehidupan sendiri. Jangan ganggu dia lagi!" ucap Pardi."Aiska, Ibu mohon bantu Maya," kata Sinta."Maaf, Bu. Aiska gak bisa," kata Aiska."Ibu.. ngapain sih ke sini? M

DMCA.com Protection Status