Home / Romansa / Istri Penebus Hutang / Kedatangan Nesya

Share

Kedatangan Nesya

Author: Nabila Gemoy
last update Last Updated: 2024-02-29 14:40:23

Arun kembali ke kamar, dia tanpa menyapa Aiska dan langsung saja pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya. Setelah itu naik ke atas ranjang.

"Juragan...Juragan," panggil Aiska memberanikan diri.

Tak mendapatkan jawaban, Aiska mendekatkan diri ke arah ranjang.

"Juragan, bagaimana ini? Ais bingung," kata Aiska.

"Berisik, bingung apa lagi?" tanya Arun kesal karena terganggu. "Jangan mendekat lagi!" larang Arun.

Aiska memberanikan diri untuk bicara, dia tak mau jika terus kepikiran soal permintaan orang tua Arun.

"Juragan, Bagaimana saya bisa hamil kalau kita tidak saling bersentuhan? Sementara keluarga Juragan menekan kita untuk segera mempunyai keturunan," kata Aiska.

"Sudah jangan pikirkan hal itu, lagi pula waktu satu tahun itu masih lama," ucap Arun. "lebih baik kamu segera tidur dan jangan ganggu aku lagi," Arun menutupi tubuhnya dengan selimut.

Aiska kembali ke sofa dan berusaha untuk tidur walaupun dia sama sekali tak bisa memejamkan matanya. Sementara itu, terdengar dengkuran halus dari arah Arun berada.

Semalaman Aiska tak bisa tidur, dia memikirkan syarat yang di minta oleh orang tua Arun. Apalagi tampaknya Arun tak ada niatan untuk menyentuhnya sama sekali. Sedih sungguh sedih, menikah dengan pria kaya tapi justru batinnya tersiksa.

Pagi itu setelah sarapan, Arun mengantarkan sang mama pulang. Dia tak ingin sang mama terlalu lama menginap di rumahnya. Yang ada akan membuat Aiska semakin tertekan.

Tok tok tok

Suara pintu di ketuk dengan sangat kasar, Aiska terpaksa membuka pintu sendiri karena Bibi sedang merapikan meja makan.

Saat pintu terbuka terlihat seorang wanita yang sangat cantik dan modis. Dia terlihat sangat elegan sekali dengan barang-barang branded yang dia pakai.

"Apa kamu wanita yang bernama Aiska?" tanya Wanita itu.

"Iya, saya. Mbak ini siapa?" tanya Aiska penasaran.

"Kenalkan saya Nesya, mantan istri Arun," jawab Nesya. "Ya ampun ternyata selera Arun makin rendah ya, dia cerai denganku malah mendapatkan istri wanita udik seperti dirimu," sambung Nesya.

Aiska hanya diam saja, apa yang dikatakan oleh Nesya benar. Dia tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Nesya.

"Aku yakin, kamu gak akan betah jadi Istri Arun," kata Nesya. "Pasti kamu sudah tahu kalau keluarga Arun menginginkan keturunan segera. Dan jika kamu tidak berhasil hamil, maka kamu akan ditendang," sambung Nesya.

"Maaf, Mbak. Kalau Mbak ke sini ada perlu dengan Mas Arun dia sedang tidak ada di rumah," kata Aiska.

"Tidak, aku hanya ingin mengingatkan kamu Aiska. Arun dan aku masih saling mencintai, kami bahkan berencana untuk bersatu kembali setelah kalian bercerai," kata Nesya. "Sampai kapanpun, cinta Arun hanya untuk seorang."

Entah benar atau tidak tapi Aiska merasa sakit hati mendengar Arun masih mencintai Nesya. Lalu untuk apa dirinya dinikahi? Sebagai penebus hutang? Atau sebagai pemberi anak saja?

"Hahahha.... Ingat Aiska, kamu tidak akan bisa mendapatkan Arun. Karena Arun akan selamanya menjadi milikku walaupun raganya ada bersama kamu," ucap Nesya tersenyum lalu meninggalkan Aiska sendiri.

Aiska duduk di sofa, dia tak dapat menahan air matanya. Dia keluarkan saja karena beban hidupnya terlalu berat.

"Pernikahan macam apa ini?" tanya Aiska mengusap wajahnya.

Arun yang baru saja kembali dari rumah sang mama melihat Aiska menangis. Dia merasa kasihan tapi dia tak bisa berbuat apa-apa.

"Apa kamu menyesal menikah dengan ku? Sudahlah jangan lebay, kamu di sini hanya menuruti apa yang aku mau," kata Arun.

"Sampai kapan kita begini, Juragan? Ini terlalu berat bagiku. Tapi kamu tampak mengabaikan permintaan orang tuamu," kata Aiska. "Apa benar kata Mbak Nesya, kalau kamu tidak pernah mencintai aku, makanya kamu tak mau menyentuhku?" tanya Aiska.

Arun melihat ke arah Aiska, "Nesya? Bagaimana kamu bisa tahu soal dia?" tanya Arun.

"Dia baru saja datang, dia bilang kalian masih saling mencintai dan akan menikah setelah Juragan menceraikan aku," jawab Aiska. "Lalu untuk apa aku Juragan nikahi?" tanya Aiska.

"Bukan urusan kamu, lagi pula kamu juga tahu aku menikahi kamu agar hutang orang tua kamu lunas," jawab Arun. "Soal aku dan Nesya kamu tak perlu tahu, itu bukan masalah buat kamu. Sekarang kamu bersiap saja, kita akan berangkat ke kampus kamu. Kamu harus melanjutkan pendidikan kamu," kata Arun.

Dia tak memberi waktu Aiska untuk meminta penjelasan lebih lama. Aiska bersiap karena tak ingin membuat Arun marah. Sepanjang perjalanan ke kampus, Aiska berdiam diri. Dia menatap keluar jendela dan melihat kendaraan yang lalu lalang.

"Jangan pernah mengadu pada orang tuaku, kalau Nesya pernah datang ke rumah. Aku tidak mau terjadi keributan lagi," kata Arun.

Aiska dapat melihat dengan jelas kalau Arun tak ingin Nesya disakiti keluarganya. Bahkan sampai rela berhubungan secara diam-diam.

Mereka telah sampai di kampus, baru saja keluar dari mobil, Aiska melihat Farid dan Maya. Mereka terlihat baik-baik saja, Aiska mencoba bersikap santai tapi Farid malah mendekatinya.

"Ais, bagaimana kabarmu? Apa kamu bahagia dengan dia?" tanya Farid menunjuk-nunjuk Arun.

"Bukan urusan kamu, lebih baik urus saja hubungan kalian itu," bentak Aiska.

"Ais, ayo kita masuk!" ajak Arun menggandeng lengan Aiska masuk ke area kampus.

Banyak sekali pasang mata memperhatikan mereka. Bukan Aiska yang di perhatikan melainkan Arun. Walaupun sudah tua tapi Arun masih gagah dan mempesona.

"Ais, siapa dia?" tanya salah satu teman Aiska.

"Saya Pamannya Aiska," jawab Arun. Arun tak mau jika semua orang tahu Aiska adalah istrinya. Selain tak ingin Aiska dicemooh karena menikah dengan duda tua.

"Aiska, Paman kamu cakep sekali. Udah punya istri belum? Kalau belum aku mau loh," kata teman Aiska.

"Dia udah punya istri, jangan genit," jawab Aiska.

Aiska dan Arun masuk ke ruangan Dosen. Aiska akan melanjutkan kembali kuliahnya yang sempat tertunda beberapa semester.

Farid di buat kesal melihat kedekatan Aiska, dia membentak Maya yang ada di dekatnya.

"Andai saja Ais tidak tahu hubungan kita, pasti dia akan menolak di nikahkan dengan pria tua itu," bentak Farid.

"Farid, lupakan Aiska! Ada aku yang selalu ada buat kamu. Aiska sekarang istri orang, jangan ganggu dia!" ucap Maya.

"Diam kamu, sampai kapanpun aku harus bisa dapatkan Aiska kembali," bentak Farid lalu menepis tangan Maya dengan kasar. "Kamu hanya pemuas nafsuku saja," kata Farid pelan di dekat telinga Maya.

Sungguh sakit apa yang dikatakan Farid, Maya hanya bisa menahan air mata. Dia tak ingin kehilangan pria yang sangat dia cintai.

Maya memikirkan cara agar Farid dapat melupakan Aiska. Apa yang akan dilakukan Maya?

Related chapters

  • Istri Penebus Hutang   Tangis Aiska

    Aiska tidak lama di kampus, mereka lalu pulang kembali. Sampai di rumah ada mobil yang asing bagi Aiska karena itu bukan mobil keluarga Arun."Juragan, sepertinya ada tamu," kata Aiska.Arun mengabaikan Aiska dan masuk ke dalam rumah. Dia melihat wanita yang selama ini dia cintai berada di sana."Nesya mengapa kamu ke sini lagi?" tanya Arun.Aiska melihat Nesya mendekati Arun dan memeluknya. Arun sama sekali tak menolak pelukan Nesya."Aku kangen kamu sayang, beberapa hari ini kamu tidak menemui aku. Makanya ku beranikan datang kemari. Aku takut dengan adanya wanita itu akan menggantikan posisi aku di hati kamu," jawab Nesya."Nesya, aku ngerti tapi tolong jangan sering ke sini. Aku akan temui kamu nanti," kata Arun.Nesya semakin erat memeluk Arun saat melihat ada Aiska. Dia sengaja membuat Aiska cemburu. Aiska yang sudah tak mampu melihat adegan selanjutnya segera masuk ke kamar."Sayang, apa kamu yakin tidak akan mencintai wanita itu?" tanya Nesya. "Aku ingin kita segera kembali, A

    Last Updated : 2024-02-29
  • Istri Penebus Hutang   Suami Tak Punya Perasaan

    "Kenapa kamu melihat kami seperti itu? Kamu tahu kan kalau kami masih saling mencintai? Jadi aku harap kamu menyerah saja. Kalau tidak begitu, kamu beri Arun anak lalu tinggalkan dia," kata Nesya.Arun terlihat hendak melepaskan tangannya dari tangan Nesya tetapi Nesya justru memegangnya semakin erat."Sayang, beri tahu istri kamu ini dong. Kalau kamu masih sangat mencintai aku," kata Nesya. "Biar dia sadar diri, dia tidak sebanding dengan kamu," sambung Nesya."Nesya, lebih baik kamu pulang naik taxi. Jangan bikin kerusuhan ditempat umum," kata Arun."Sayang, kamu membela dia," kata Nesya kesal. "Katakan padanya, kalau kamu sayang sama aku," bujuk Nesya.Arun melihat ke arah Aiska, dia menatap Aiska yang menunggu ucapannya."Ini jam kuliah, kenapa kamu tidak di kampus? Kalau malas kuliah pulanglah, jangan ganggu kami," ucap Arun. "Dan ingat aku masih mencintai Nesya," kata Arun terlihat berat."Sudah dengar, jadi mendingan kamu pulang sana," usir Nesya. Nesya langsung mengajak Arun p

    Last Updated : 2024-03-21
  • Istri Penebus Hutang   Arun Gengsi

    Aiska tidak akan mudah menyerah, dia akan berusaha untuk mendapatkan hati Arun Sanjaya. Dia tidak mempermasalahkan jika semua orang mengolok-oloknya karena menikah dengan Duda. Toh baginya Arun bukanlah Duda sembarangan."Ngapain bengong, sana ke dapur bantu Bibi siapkan makanan!" perintah Arun yang tanpa Aiska sadari sudah keluar dari kamar mandi.Aiska mencuci wajahnya sebentar lalu merapikan rambutnya dan keluar ke kamar mandi. Sebelum keluar Arun menarik tangannya."Jangan keluar pakai baju seperti itu! Kamu mau menggoda siapa?" tanya Arun.Aiska lupa kalau baju tidur yang dia pakai sedikit terbuka. Dia mencari baju rumahan lalu segera ke dapur setelah ganti baju."Makin lama makin mesum itu anak," omel Arun.Aiska membaut nasi goreng terenak untuk Arun. Dia tidak mau Arun kembali pada Nesya, wanita masa lalu yang harus dibuang jauh-jauh."Masak apa kamu?" tanya Nawang."Mama, aku kira siapa. Ini masak nasi goreng, Ma," jawab Aiska berusaha mendekatkan diri pada sang mertua.Nawan

    Last Updated : 2024-03-23
  • Istri Penebus Hutang   Istri Mesum

    Arun segera masuk ke kamar mandi, melihat tingkah Arun yang salah tingkah membuat Aiska tersenyum. Dia menunggu Arun kembali dari kamar mandi. Cukup lama Arun berada di dalam sana."Juragan, apa yang Juragan lakukan di dalam sana?" tanya Aiska.Tidak ada jawaban dari dalam hanya ada suara air saja. Aiska memilih duduk santai di tepi ranjang. Capek menunggu, Aiska berbaring di ranjang dengan posisi yang sangat menggoda.Arun yang baru saja keluar dari kamar mandi terkejut kala melihat Aiska berbaring."Sini, Juragan!" pinta Aiska.Arun naik ke atas ranjang melalui sisi yang lain. Dia sedikit menghindari pandangannya dari tubuh Aiska."Juragan aku sudah siap kalau Juragan mau," kata Aiska."Maaf aku belum bisa," kata Arun lalu berbaring membelakangi Aiska. Bukannya Aiska mundur dia malah mendekatkan tubuhnya ke Arun. Di peluknya Arun dari belakang. "Lepaskan!" pinta Arun.Aiska bergeming, dia masih memeluk Arun dengan erat. Bahkan dia menenggelamkan wajahnya di bahu Arun."Aku tahu Jura

    Last Updated : 2024-03-24
  • Istri Penebus Hutang   Dendam Farid

    Arun melayangkan bogem ke wajah Farid, Farid segera melakukan perlawanan. Namun, tenaga Farid tak ada apa-apanya di bandingkan Arun.Semua siswa mengerumuni mereka, Aiska berusaha melerai mereka . Arun yang terlanjur emosi hilang kendali."Stop, Mas!" pinta Aiska."Dia sudah mengganggu kamu Aiska, aku tidak akan membiarkan dia mengganggu kamu lagi," kata Arun.Tidak berapa lama satpam dan beberapa dosen datang dan melerai mereka."Ada apa ini?" tanya salah satu dosen."Pak, tolong jangan biarkan anak ini mengganggu Aiska. Dia berusaha melecehkan Aiska. Saya tidak terima, saya akan bawa kasus ini ke jalur hukum," jawab Arun. Arun sedang dipegangi oleh salah satu satpam."Aiska apa benar yang dikatakannya?" tanya dosen itu."Benar, Pak," jawab Aiska "Lalu anda ini siapanya Aiska?" tanya Dosen tadi pada Arun."Saya suami Aiska, Pak," jawab Arun jujur.Aiska tidak menyangka kalau Arun akan membongkar identitasnya secepat itu. Aiska kira, Arun tidak mengakuinya sebagai istri."Baiklah kal

    Last Updated : 2024-03-27
  • Istri Penebus Hutang   Hampir Dilecehkan lagi

    "Ada perlu apa ya, Mas?" tanya Aiska."Apa aku boleh meminta nomor ponselmu? Siapa tahu kita bisa makan berdua," kata Bram."Maaf, Mas. Aku tidak hafal nomorku, ponselku tertinggal di dompet," tolak Aiska."Baiklah, bagaimana kalau kita main sebentar?" tanya Bram.Aiska tidak mengerti apa maksud Bram, dia hendak pergi tetapi lengannya dicekal oleh Bram."Aku yakin kamu sama seperti Nesya," kata Bram. "Bagaimana kalau aku membayar mu?" tanya Bram.Bram mendekati Aiska dan berusaha untuk mencium Aiska. Aiska menghindar sehingga hal itu tak terjadi."Jangan jual mahal, Nesya yang banyak uang saja mau denganku. Apalagi kamu gadis kampung yang matre, aku tahu kamu menikah dengan Arun karena harta, kan," ucap Bram.Bram ternyata tidak menyerah, dia berusaha meraba tubuh Aiska. Namun, segera ditepisnya tangan Bram."Jangan lancang! Jangan samakan aku dengan Nesya. Sekarang aku jadi tahu kalau kamu dan Nesya punya hubungan terlarang," kata Aiska. "Jangan pernah membujukku lagi. Karena itu sem

    Last Updated : 2024-04-02
  • Istri Penebus Hutang   Cerita Maura

    "Oh dia temanku waktu sekolah," jawab Bram. "Sudah, ayo tidur!" ajak Bram mengambil ponselnya di tangan Soraya.Sebenarnya Soraya tak sepenuhnya percaya. Hanya saja dia tak ingin ribut, dia sudah capek dan ingin segera tidur.Esok paginya, Aiska diajak Maura jalan-jalan. Tentu saja Maura meminta izin dulu pada Arun."Mas Arun, pinjam istrinya boleh kan?" tanya Maura."Pinjam aja, toh dia hari ini gak ada kuliah. Awas jangan ajari dia macam-macam," jawab Arun santai."Siap, bos," ucap Maura.Maura dan Aiska pergi setelah Arun pergi ke peternakan. Dalam perjalanan, Aiska mencoba mengorek informasi dari Maura."Ra, aku lihat keluarga kamu tidak suka sama Nesya. Apa salah Nesya?" tanya Aiska."Oh ya aku lupa mengingatkan kamu, kalau kamu ketemu Mas Bram hati-hati ya," kata Maura. "Kami benci sama Nesya karena dia pernah selingkuh dengan Mas Bram. Mereka menjalin hubungan terlarang, tetapi Mas Arun tak pernah percaya," kata Maura."Apa Soraya tahu?" tanya Aiska penasaran."Tidak, yang Mbak

    Last Updated : 2024-04-03
  • Istri Penebus Hutang   Hampir saja

    Aiska harus segera hamil, dia ingin membuat Arun jatuh cinta padanya. Dia akan buktikan kalau dia pantas untuk Arun.Aiska menyimpan ATM itu di dalam dompet lalu menyiapkan air untuk Arun mandi. Meskipun tidak diperlakukan dengan baik oleh Arun, dia tetap melayani Arun."Air mandinya sudah siap, Mas," ucap Aiska. "Cepat mandi keburu magrib," kata Aiska."Bawel kayak emak-emak," kata Arun kesal sambil membawa handuk ke kamar mandi.Aiska pergi ke dapur mengecek apa masakan sudah siap apa belum. Ternyata belum siap, jadi Aiska membantu menyiapkannya."Non, cantik-cantik kok masuk dapur. Kalau Non Aiska begini terus, Bibi yakin Juragan Arun pasti jatuh cinta,'' kata pembantu Arun.Aiska hanya menanggapi dengan senyuman, dia tak mau terlalu percaya diri. Perjuangan dia mendapatkan Arun masih sangat panjang.Saat makan malam, Arun beberapa kali nambah. Tampaknya sejak menikah dengan Aiska nafsu makannya bertambah. Bagaimana tidak? Aiska selalu memasak untuk Arun. Dan masakan Aiska tak pern

    Last Updated : 2024-04-08

Latest chapter

  • Istri Penebus Hutang   Bram Di Tangkap

    Di tempat kejadian, polisi ternyata menemukan barang bukti berupa korek api. Ternyata korek api itu milik pelaku penusukan Ningsih.Arun mendapatkan kabar dari pihak kepolisian, dia segera datang ke kantor polisi pagi itu."Bagaimana apa sudah ada info, Pak?""Benar dugaan Pak Arun. Pelakunya adalah Bram. Kami sudah memeriksa sidik jari dari barang bukti yang tertinggal."Pagi itu, polisi melakukan penangkapan terhadap Bram. Bram yang tidak tahu akan kedatangan polisi tidak bisa kabur."Pak Bram, anda kami tanggapi atas kasus penusukan Ibu Ningsih." Polisi itu memberikan surat penangkapan Bram."Jangan asal menuduh, Pak!""Kamu punya buktinya." Polisi lalu membawa Bram.Nesya yang hari itu hendak ke rumah Bram melihat penangkapan Bram. Dia pura-pura tidak melihat, dia tidak ingin di seret dalam kasus itu."Bodoh sekali dia, sampai ketahuan." Nesya merasa panik, dia takut Bram membuka suara.Sampai di kantor polisi, Bram tidak bisa mengelak lagi. Bukti sudah di tangan polisi, dan dia h

  • Istri Penebus Hutang   Mencelakai Aiska

    Arun siang itu datang ke rumah Aiska. Dia akan makan siang di sana karena sudah janji dengan Aiska."Mas, akhirnya kamu datang juga," ucap Aiska. "Tadi kamu ngerjain kerjaan rumah sendiri dong," kata Aiska."Ya iya mau gimana lagi, kamu kan harus temani ibu," kata Arun."Terimakasih, Mas. Kamu sudah pengertian," kata Aiska tersenyum.Mereka lalu makan siang bersama, setelah itu Aiska mengajak Arun ke pasar. Arun yang tidak biasa ke pasar merasa aneh. Apalagi di pasar cukup lama.Arun membantu Aiska membawa barang belanjaan karena belanjaan mereka cukup banyak. Karena tidak sanggup hanya berdua saja, Arun meminta bantuan kuli panggul yang ada di pasar untuk membantunya."Kamu Juragan Arun, kan?" tanya kuli panggul itu yang tampak mengenal Arun."Iya, Pak," jawab Arun."Kenapa Juragan ke pasar? Biasanya kan istri Juragan belanjanya di mall," kata kuli itu yang tidak tahu kalau Arun sudah tidak bersama Nesya."Dia bukan istriku lagi, Pak. Kami sudah lama bercerai. Sekarang dia yang istri

  • Istri Penebus Hutang   Kehilangan Bapak

    Aiska sadar dari pingsannya, dia menangis sesegukan. Dia tak menyangka jika bapaknya akan meninggalkan dirinya lebih cepat."Bu, apa yang terjadi sama bapak?" tanya Aiska."Bapakmu jatuh dari sepeda motor," jawab Ningsih sedih. "sepeda motornya mengalami rem blong," sambungnya.Aiska benar-benar kehilangan, dia sedih sekali. Arun, selalu menemani Aiska di sampingnya. Sampai pemakaman selesai, Aiska masih di sana."Mas, kamu pulang saja ya. Aku akan menginap di sini sampai tujuh hari bapak," kata Aiska."Iya, nanti malam aku balik lagi," kata Arun.Keluarga Arun ikut berbela sungkawa, mereka datang ke rumah Aiska sejak mendengar kabar kematian besannya itu."Aiska, kamu yang sabar ya. Jangan terlalu banyak pikiran, ingat kamu sedang mengandung,' pesan Nawang."Iya, Ma," ucap Aiska.Sore itu rumah tampak ramai karena saudara dan tetangga silih berganti mengunjungi rumah Aiska. Aiska juga melihat ada orang tua Maya yang datang. Hanya Ningsih yang menyambut mereka, Aiska memilih menyambut

  • Istri Penebus Hutang   Perasaan Aneh

    Beberapa hari tinggal hanya berdua dengan Aiska membuat Arun menjadi tahu banyak hal tentang Aiska. Bahkan Arun mulai menerima Aiska. Sayangnya kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Nesya kembali mendatangi Arun, dia mulai menggoda Arun kembali."Arun, aku merindukan kamu," kata Nesya sore itu. Dia dengan berani mendatangi rumah Arun.Di sana ada Aiska juga tetapi Aiska memilih untuk diam saja. Dia ingin tahu, seberapa beraninya Nesya."Kita sudah tidak ada hubungan lagi," kata Arun. "lagian untuk apa aku memaafkan tukang selingkuh seperti kamu," sambung Arun."Arun, aku menyesal. Aku janji tidak akan mengulanginya. Percayalah Arun!" pinta Nesya.Nesya terlihat sangat sedih, tetapi Arun tak peduli."Pergilah dari sini! Jangan ganggu aku dan Aiska lagi," usir Arun mendorong Nesya agar keluar dari rumahnya."Arun....Arun...," panggil Nesya. Arun segera menutup pintu rumahnya. Dia enggan sekali bertemu dengan Nesya. Arun menatap Aiska yang sedari tadi diam."Kalau dia ke sini lagi

  • Istri Penebus Hutang   Nyuci Berdua

    Setelah kepulangan Nawang dan Arman, Aiska masuk ke dalam rumah. Dia melihat Arun yang memainkan ponselnya di atas ranjang."Tega sekali mereka, ini pasti kerjaan kamu, kan," tuduh Arun."Bukan, Mas. Mereka sendiri yang melakukannya," kata Aiska."Bulshit..," ucap Arun kesal."Mas, itu cucian numpuk. Kemarin ibu belum sempat nyuci," kata Aiska.Arun dengan malas mengambil baju kotor di dalam keranjang dan membawanya ke tempat cuci. Aiska melihat Arun tampak kebingungan menggunakan mesin cuci."Ini di putar dulu, terus diisi air pakai selang ini. Masukin bajunya sama kasih detergen. Tunggu sampai airnya penuh," kata Aiska menjelaskan.Arun yang tak tahu menahu nurut saja dengan intruksi Aiska. Namun, Arun terlalu banyak memberikan detergen ke mesin cuci."Kebanyakan itu, Mas. Harusnya sedikit saja," kata Aiska sembari mengambili detergen yang belum tercampur dengan air."Ribet banget sih," gerutu Arun. "Setelah ini apa lagi tugasku?" tanya Arun."Sambil nunggu mencuci, kamu nyapu sama

  • Istri Penebus Hutang   Berjuang Sendiri

    Aiska sudah mendapatkan giliran untuk periksa. Alhamdulillah, kandungannya baik-baik saja. Nawang bersyukur sekali karena kandungan Aiska tidak bermasalah.Dokter memberikan obat mual untuk Aiska. Nawang sangat memperhatikan Aiska, sehingga apapun yang Aiska mau selalu dituruti."Aku heran kenapa Arun masih saja membenci kamu," kata Nawang. "Padahal kamu sudah mau hamil anaknya. Mama janji akan bantu kamu mendapatkan Arun," kata Nawang.Nawang meyakinkan Aiska agar tidak menyerah. Bahkan Nawang yakin jika suatu saat Arun akan mencintai Aiska."Terimakasih, Ma. Mama sudah meyakinkan Ais," ucap Aiska."Tadi kamu kenapa lama di kamar mandi?" tanya Ningsih.Aiska menceritakan kalau ada orang yang menguncinya di dalam kamar mandi. Tetapi dia tidak menyebutkan nama orang itu pada Nawang dan Ningsih."Sepertinya banyak yang memusuhi kamu, kamu harus hati-hati, Ais," kata Nawang mengingatkan."Iya, Ma," balas Aiska.Sampai di rumah, Arun sudah pulang. Dia tampak biasa saja saat melihat Aiska

  • Istri Penebus Hutang   Rencana Yang Gagal

    Setelah Bram mendapatkan imbalan dari Nesya, dia segera menjalankan rencananya. Dia tak ingin melihat Arun bahagia, dia sudah diselimuti oleh perasaan dendam.Sore itu, Aiska biasa melakukan jalan sore di sekitar komplek. Aiska tidak pernah sendiri, ada pembantunya yang menemani dia."Bi, sore ini kok tumben sepi ya," kata Aiska melihat jalanan yang tidak ada orang berlalu lalang seperti biasanya."Mungkin belum pada pulang dari kerja, Non," ucap pembantu Aiska.Mereka berjalan menuju ke taman, sering jalan bisa mempermudah persalinan. Aiska ingin melahirkan secara normal san lancar. Maka dari itu setiap sore dan pagi dia jalan santai.Saat hendak menyebrang, dari arah lain ada mobil yang melaju dengan kencang. Mobil itu hampir saja menabrak Aiska. Namun, pembantunya justru yang tertabrak karena menghalangi Aiska.BrakkTubuh pembantu itu berguling di aspal, sementara mobil yang menabrak langsung pergi. Aiska yang shok langsung terduduk lemas. Melihat sang pembantu tak sadarkan diri,

  • Istri Penebus Hutang   Amarah Nesya

    "Sialan....," teriak Nesya sembari membanting ponselnya ke lantai. "Suara itu menjijikan sekali, ini pasti ulah wanita kampungan itu," kata Nesya.Desahan Aiska dan Arun masih terngiang di telinga Nesya. Dia tak bisa memejamkan mata, dia tak bisa tidur. Dia memilih untuk mendatangi Aiska di rumah Arun.Sampai di rumah Arun, lampu sudah padam. Kemungkinan sudah pada tidur.Nesya menggedor pintu rumah Arun, lampu menyala. Dan Arun membuka pintu."Aku sudah yakin kalau kamu yang datang," kata Arun."Mana wanita kampungan itu, dia sengaja memamerkan kemesraan itu kan," kata Nesya."Sayang, siapa?" tanya Aiska yang muncul di belakang Arun. Aiska memakai piyama tidur, dia terlihat lebih cantik dari Nesya. "Oh kamu, udah dengar ya tadi. Ups pasti kepanasan," kata Aiska."Kurang ajar kamu," pekik Nesya hendak meraih rambut Aiska. Namun, Arun melindungi Aiska."Pergi! Jangan buat keributan di sini!" usir Arun."Gak, aku gak akan pergi," kata Nesya menerobos masuk ke dalam namun dihalangi Arun.

  • Istri Penebus Hutang   Resiko Ditanggung Sendiri

    Arun berdiri di ambang pintu, ternyata dia menyusul Aiska ke rumah sang mertua."Juragan, silahkan masuk!" perintah Pardi.Arun masuk, dia duduk di kursi tunggal dekat Sinta. "Jangan pernah sangkut pautkan Aiska dengan masalah Maya. Aku gak akan tega Aiska dekat kembali dengan Farid," kata Arun. "Harusnya Maya malu, dia sudah menyakiti Aiska, tetapi masih saja ingin meminta tolong," kata Arun."Juragan, aku mohon! Hanya Aiska yang bisa membantu Maya," kata Sinta memohon penuh iba."Itu semua salah Maya sendiri. Dia yang sudah melakukan kesalahan jadi resikonya buat dia tanggung sendiri," kata Arun. "Lagi pula sekarang Aiska bukan lagi teman Maya," lanjut Arun.Pardi akhirnya angkat bicara, dia yang sejak tadi menyimak akhirnya bersuara."Aku yakin ada cara lain, tanpa melibatkan Aiska. Lagi pula Aiska juga sudah punya kehidupan sendiri. Jangan ganggu dia lagi!" ucap Pardi."Aiska, Ibu mohon bantu Maya," kata Sinta."Maaf, Bu. Aiska gak bisa," kata Aiska."Ibu.. ngapain sih ke sini? M

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status