Share

Bab 94 Mengancam

"Tam, hentikan!" Rania terus memberontak, meski usahanya itu sudah pasti sia-sia.

Dan Tama bukanlah seseorang yang gampang menyerah hanya dengan gertakan itu, karena sekarang dia justru merengkuh tubuh Rania. Dia memejamkan mata sambil menyandarkan dagunya di pundak Rania.

"Aku merindukan aroma tubuhmu … " bisik Tama, sambil memejamkan mata.

Rania menelan ludah dengan hati berdesir. Tak pernah dia sangka, akhirnya setelah empat tahun mereka bisa bertemu lagi. Dalam keadaan yang benar-benar tidak dia duga, dimana Tama menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Sesaat kemudian dia mendengar suara dengkuran yang terdengar seperti desisan. Rania tahu Tama sudah tertidur, di dalam pelukannya. Dengan segenap kekuatannya Rania berusaha melepaskan tubuh Tama dari tubuhnya sendiri, membaringkan pria itu di atas sofa.

"Mama?" Terdengar suara si kecil Athar di belakang punggung Rania.

Rania hampir saja melonjak. "Sayang, kok bangun? Ayo tidur lagi, ini masih malam," Rania buru-buru mengajak Tama p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status