Share

Bab 100 Masih

Kata-kata Rania terdengar penuh dengan keputusasaan. Dia tidak menginginkan akhir yang tragis, terutama untuk Tama. Dengan matanya yang berkaca-kaca, Laura mencoba memahami perasaan Rania. Dia merasa berat melihat keadaan Rania yang begitu tertekan dan cemas. Laura tahu dia tidak bisa mengendalikan takdir, tetapi dia ingin memberikan dukungan sebisa mungkin pada Rania. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Laura mencoba menenangkan Rania sebisanya.

"Kita akan menghadapi ini bersama-sama," ujar Laura dengan suara lembut, mencoba menenangkan Rania.

"Gas … " Rania tiba-tiba teringat akan Bagas.

Bagas yang kebetulan duduk di jok depan bersama sopir, seketika menoleh. "Ada apa, Ran?"

"Mana Athar? Apa dia baik-baik saja?"

"Jangan cemaskan Athar. Dia aman. Dia di tempat aman," Bagas ikut mencoba menenangkan Rania.

"Dia dimana?" Rania belum merasa lega sebelum memastikan Athar berada bersama orang yang tepat.

"Dia bersama Mama," jawab Bagas.

Satu beban di pundak Rania perlahan hilang, saat ta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status