Share

Bab 103 Jika Kamu Bangun

Sementara Athar hanya memandang Dewi dengan tatapan tak mengerti. Tentu saja, dia hanyalah anak berumur empat tahun yang sangat polos. Tak paham meski Dewi bercucuran air mata saat memandangnya.

“Athar, ayo sapa Oma,” pinta Bagas dengan suara lembut.

Awalnya Athar masih ragu, dia tetap membisu karena semua orang dewasa tengan mengelilinginya. Tapi Rania berusaha menenangkan Athar, meski kondisinya sendiri harusnya yang mendapat banyak perhatian.

“H-halo, Oma,” Akhirnya Athar mau bersuara.

Mendengar suara Athar membuat Dewi makin menangis keras. Dia terus memeluk anak lelaki itu, merasa sangat bersyukur karena dapat melihat Athar tumbuh sehat dan pintar. Dalam lubuk hatinya yang terdalam, dia merasa berdosa dengan segala yang menimpa Rania namun dia tidak berdaya untuk mencegah.

“Ini Oma, Sayang. Oma Dewi, mamanya Papa Tama,” Dewi berusaha memberi penjelasan tak peduli Athar dapat mengerti atau tidak.

Meski sudah mendapatkan pengobatan pada luka-lukanya, namun Rania merasakan kepalan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status