Share

Bab 109

Ceklek. Lampu ruang tamu yang semula padam, seketika menyala. Ruangan besar itu, terang benderang.

Kinan yang berjalan berjingkrak, hendak masuk ke kamarnya, akhirnya ketahuan. Dia pun berhenti sambil menarik nafas pasrah.

Guruh duduk di ruang tamu, sambil bersandar di sofa. Wajahnya kusut dan tampak sangat sedih.

Guruh membesarkan Kinan, dengan segala daya yang dia punya. Dulu, dia hanya seorang pedagang yang kebetulan menjadi langganan Anaya, membeli bahan-bahan untuk membuat kue.

Anaya belajar banyak dari kelihaian Guruh mengatur keuangan. Sebelum istrinya meninggal, Kinan sangat disiplin dan teratur. Dia juga anak yang penyayang.

Sikapnya berubah setelah mamanya meninggal. Dia jadi pendiam, dan tidak banyak bicara. Setelah Guruh menikah, sikapnya berubah lagi, dia menjadi susah diatur, kasar dan keras kepala.

"Dari mana kamu?" tanya Guruh.

"Apa peduli Papa?" Kinan balik bertanya.

Dengan berani, anak itu melipat tangan di dada, lalu membuang pandangan ke sembarang arah. Sama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status