Share

Bagian 4

"Mbak, boleh minta nomer teleponnya?" tanya Iyan pada Maya suatu siang saat keduanya bertemu di tempat biasa.

"Buat apa, Mas?" tanya Maya bingung.

"Ya buat menjalin komunikasi. Buat curhat kalau kita butuh tempat curhat," jawab Iyan.

"Ok," jawab Maya tanpa keberatan.

Keduanya semakin akrab setelah bertukar nomer telepon. Seringkali saling berkirim pesan hingga larut malam. Dan kedekatan mereka berdua memberikan sebuah warna baru bagi hidup Iyan yang terlanjur hampa.

*

"Rani, ayo, makan," ajak Iyan suatu siang.

"Makan? Iya harus makan. Kita harus makan supaya sehat dan kuat. Kuat untuk menari-nari dalam indahnya pagi. Ah iya, Mas aku harus makan. Biar sehat," jawab Rani asal seperti biasanya. "Aira! Ayo makan. Kita harus makan yang banyak agar gendut. Gendut dan sehat dan kuat. Hihihihihi," lanjut Rani lagi.

Iyan menghela napas panjang. Dia lalu memilih meninggalkan sang istri yang masih berbicara tidak jelas.

'Akankah seperti ini selamanya? Aku lelah, Rani. Lelah menunggu kamu sembuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status