Share

Bagian 8

'Kenapa aku berpikir sejauh ini?' Batin Maya bertanya. 'Siapa anak ini dan siapa Iyan? Tapi, aku merasa kasihan sama Aira. Hidup dengan ibu yang gila dan juga dikucilkan oleh lingkungan sekitar,' batin yang lain berujar.

"Tante, aku ingin seperti teman-teman lain. Aku ingin punya teman, aku ingin punya ibu yang tidak gila. Aku ingin semuanya, Tante?" ucap Aira dengan nada sedih. Seketika, Maya merengkuh Aira ke dalam pelukannya.

Sejak pertemuan pertama dengan Aira, Maya selalu teringat akan sosok gadis kecil itu. Sorot mata penuh kesedihan, kerinduan dengan sosok ibu dan banyak luka terpancar dari tatapan Aira kala memandang Maya.

Iyan juga terlihat semakin berbeda. Aura wajahnya terlihat bahagia. Seakan memiliki secercah harapan baru. Keinginan memiliki keluarga yang utuh ia sandarkan pada janda tanpa anak itu.

"Yah, nanti kita main ke tempat Tante Maya lagi?" tanya Aira suatu siang.

"Maya siapa, Ra?" Nusri yang sedang mencuci piring berhenti sejenak dan bertanya.

"Itu, Bu, teman. Di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
ardy75
karakter iyan membuat muak,ada ya laki" yg tdk bs berusaha demi istri yg depresi. malah ingin menikah lg,utk biaya hdp dgn 1 ank saja kekurangan. bkn nya berusaha utk memcari cara mengobati rani..tolol iyan..!!
goodnovel comment avatar
Miftah Janah
sedih.. penderitaan aira berat..
goodnovel comment avatar
Muniroh Marpaung
kasian aira,masih kecil selalu ditemani kesedihan,dia anak kecil ,kenapa hrs dia yg menanggung kesalahan org tuana
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status