Share

Bagian 12

“Tante Maya marah sama Ayah, bukan sama Aira. Tadi kenapa Ibu seperti itu?” tanya Iyan mencari tahu.

“Dia bukan ibu aku. Mana ada, ibu yang mengajak bermain air seperti itu? Ibu itu seharusnya merawat anaknya. Bukan bermain seperti anak kecil setiap hari. Aku malu, Ayah,” jawab Aira tersedu.

“Ra, tidak ada yang mau berada dalam situasi seperti Ibu. Bagaimanapun, Aira harus menghormati Ibu. Dia yang sudah melahirkan dan merawat Aira saat kecil dulu. Ibu itu sakit, dan Aira harus berdoa,” ujar Iyan. Lelaki itu akan bijaksana bila menyangkut masalah Rani. Namun, menjadi egois bila berhubungan dengan orang lain.

“Sampai kapan, Ayah? Apa selamanya seperti ini? Aku bosan, Ayah,” keluh Aira.

“Ayo, kita main ke rumah Bu Dhe, ke rumah Mbak Sarah,” ajak Iyan.

“Mbak Sarah tidak mau main sama aku,” jawab Aira kesal.

“Pasti mau. Nanti Ayah yang akan bilang sama dia. Bu Dhe Eka juga pasti nyuruh Mbak Sarah main sama kamu,” bujuk Iyan.

Aira akhirnya mau dan mengangguk.

Rumah Eka terlihat sepi. Warun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
ardy75
selama kePICIKan menguasai OTAKmu yan,maka dimanapun km berada ttp jd boomerang dirimu sendiri.krn nalar mu terlalu NAIF sbg sosok suami & ayah bagi aira.km tlh jd budak keEGOISan mu sendiri yg menyebabkan aira terkena getah pahitnya.laki" PICIK..!!
goodnovel comment avatar
Nur Cahaya
Iyan iyaaan... ga berubah2 ya... keras kepala bgt... semoga aja Maya bisa menyadarkan Iyan akan kesalahannya selama ini
goodnovel comment avatar
Wulan Suhardjo
semoga para julid tetangga Iyan, bisa menceritakan kepada Maya siapa keluarga itu, kaluapun maya jadi dg iyan wow perjuangannya keras sekali.....selalu ada oramg yg meduking walau gila.sekalipun...jadi ingat kasus artis.yg sekarang jadi perbincangan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status