Share

Bagian 3

"Aira, kamu sedang melihat apa?" tanya Iyan pada putri kesayangan yang tengah menggoyangkan kakinya di teras. Tatapannya tertuju pada segerombolan anak yang tengah bermain petak umpet di halaman rumah tetangga yang berjarak dua puluh meter dari tempatnya duduk.

Iyan bukan tanpa sebab bertanya demikian. Ia tahu, Aira tengah melihat apa. Namun, itu adalah kata pembuka untuk topik yang akan ia bahas.

"Kapan aku hidup seperti mereka, Ayah? Kenapa mereka menjauhi aku dan tidak mau berteman denganku? Apa karena aku anak orang gila?" Pertanyaan dari anak semata wayangnya membuat hati Iyan terasa dihantam palu.

Agak lama dirinya terdiam. Sulit untuk mengatakan apa yang ada dalam hati, karena sebenarnya, ia pun sangat membenci warga sekitar yang mengucilkan anaknya sejak dulu.

"Mereka selalu bilang, dulu aku anak nakal. Dulu aku seperti tuan putri, apa benar, Ayah? Aku lupa semuanya. Yang aku ingat, Mbah pergi ke Jakarta meninggalkan aku dan aku harus mengurus hidupku sendiri. Kapan aku nakal,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Siti Cheasyach
iyan terlalu sombong n egois masih gk mau ngaku salah n merasa sll benar
goodnovel comment avatar
ardy75
kshn nasib aira,seorang ank yg jd korban kepicikan ortu & org" dewasa di sekeliling nya.iyan sosok laki" & bapak yg terlalu primitif logika nya,bkn nya berpikir cara menyembuhkan rani mlh berniat menikah lg demi kepuasan bathin..miris..
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
moga cepat insaf nih si Iyan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status