Share

Bagian 203

Sarah berusaha untuk menghibur dan menguatkan hati ini. Namun, tidak semudah itu. Berhari-hari, aku hanya berdiam di rumah, tidak pernah makan. Ibu datang karena diberitahu Sarah.

“Tolong jangan bilang sama siapa pun, Bu! Aku tidak mau jadi bahan pergunjingan. Biarlah ini hanya kita yang tahu,” pintaku pada Ibu, karena beliau memang tidak bisa jaga rahasia. Jadi, harus aku kasih peringatan lebih dulu.

Ya, hari-hari setelahnya aku masih belum bisa bangkit dari keterpurukan. Untungnya, di saat seperti ini, aku sudah tidak memiliki anak kecil, jadi, bisa leluasa rebahan tiap hari.

“Kalau Ibu seperti ini, aku harus bagaimana, Bu? Apa aku keluar aja sekolahnya? Kerja di pabrik sepatu. Biar tidak merepotkan Ibu …” ucapan dari Sarah menampar keras hati ini. Bagaimanapun, aku harus bangun. Demi dia anak semata wayang kami. Ah, hanya aku saja. Seno sepertinya tidak. Dia pasti punya anak dengan wanit

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Minthil She Judhezt
bude Eka nyadar sekarang to
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
hukum sosial lebih ngena ya dari pada ucapan
goodnovel comment avatar
Masrianti MamaKinan Rifqireefa
memang harus seperti itu tegurannya biar sadar, syukur klo mau tobat, kayak si Iyan tu masih blm sadar, tetap aja dendam sama mas Agam yg gk bersalah.. msh merasa dia yg benar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status