Share

Bagian 210

Dari Lik Udin aku tahu, kalau Bapak seperti biasa ada di sawah. Ibu berkeliling jualan sambil membawa Aira. Dan untungnya, Lik Udin yang sedianya akan ke desa sebelah, melihat.

Rani sudah aku beri obat penenang dan saat ini tertidur pulas. Lik Udin melanjutkan lagi niatnya untuk ke rumah teman di desa sebelah.  Kupandangi tubuh Rani yang terbaring di atas kasur kapuk di kamar kami.

Tentang permintaannya untuk memiliki gelang seperti punya Nia, apa aku harus meminta maaf seperti saran Mbak Eka? Setelahnya meminta Nia untuk meminjamkan gelang itu padaku? Tapi, keenakan Nia nanti. Merasa di atas awan.

Ya Allah, kenapa menderita seperti ini hidupku?

Aku keluar kamar dan duduk termenung di ruang tamu. Ibu terlihat pulang sambil menggendong Aira yang mulutnya berdarah. Wanita yang melahirkanku itu terus mengomel.

“Kenapa?” tanyaku panik dan tergopoh mengambil tubuh Aira. Anak semata wayangku malah menjerit histeris saat lengannya tersent

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Ning Wahy
ya Alloh kapan mereka sadar Aira itu lama2 juga sakit jiwa
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
Iyan kagak taubat².... bercermin dan intropeksi diri itu akhlak yang penting
goodnovel comment avatar
Masrianti MamaKinan Rifqireefa
tunggu anaknya mati dulu baru dia insyaf tu, mbahnya jg begok, terlalu membiarkan cucunya keras otak, slalu menuruti keinginan cucunya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status