Share

BAB 90

Pria yang dipanggil Elang itu menarik kursi di kanan Aliya lalu duduk dengan tenang. “Coba aku lihat pipimu, Al,” ujar Elang lalu memiringkan kepalanya sedikit melihat pipi kiri Aliya.

Tangan kanan Elang terjulur ke arah pipi Aliya dengan menggenggam saputangan yang tampak sedikit basah.   

“Maaf. Tahan sebentar,” kata Elang lagi lalu menempelkan saputangan itu ke pipi kiri Aliya.

“Ah!” Aliya meringis menahan rasa perih di pipinya. Saputangan itu menempel di pipi dan menghantarkan rasa dingin.

Aliya melirik Elang dengan sudut matanya.

Elang tampak fokus memperhatikan pipi Aliya yang tengah tertutup oleh saputangan di tangan Elang. Kelopak mata Elang tampak redup sementara kedua bola mata coklat gelap itu terlihat menatap lekat.

Tak lama, Aliya dapat merasakan rasa dingin dari saputangan itu seolah menghantarkan rasa hangat yang nyaman dan meresap ke tiap pori-pori kulit di pipinya.

Begitu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status