“Kumohon jangan ambil uang itu! Hanya itu yang kita miliki untuk membayar semua hutang kita!” teriak Violet seraya menagis sesenggukan.
“Tutup mulutmu dan jangan sok tau! Lagipula selama ini kau bahkan tidak pernah menghasilkan apapun! Aku bahkan menyesal telah menikahi wanita sial sepertimu!” bentak Dani yang kemudian mulai mencengkeram leher Violet.
Ya, hari ini untuk yang kesekian kalinya terjadi pertengkaran hebat antara Violet dan Dani. Menikah dengannya selama lima tahun dan membuat namanya tersemat dalam nama Violet sehingga menjadikannya, Violet Shaw. Rupanya tidak membuat Violet benar-benar mengenal seperti apa Suaminya yang sebenarnya.
Seperti sebelumnya, hampir setiap hari selalu terjadi pertengkaran antara Dani dan Violet. Ya, pasangan suami istri itu memang tak seperti pasangan lainnya. Bukan tanpa sebab. Karna setiap hari yang dilakukan oleh Dani hanya menghabiskan uang untuk membeli minuman sementara Violet sang istri terus mati-matian mengumpulkan uang yang jumlahnya bahkan tidak seberapa.
Kebiasaan buruk Dani yang suka mabuk dan bermain wanita nyatanya telah menghabiskan uang mereka. Bahkan Violet harus menanggung hutang akibat ulah dari sang suami tidak diri itu. Parahnya lagi, toko kue yang merupakan satu-satunya sumber penghasilan mereka pun saat ini terancam tutup karna bangkrut.
Tapi entah apa yang ada dalam kepala Violet. Meski hidupnya sengsara dan terus mendapatkan perlakuan kasar dari Dani, nyatanya Violet bahkan tidak pernah berniat untuk meninggalkan Dani. Bukan hanya karna takut oleh ancaman Dani, tapi karna Violet begitu mencintai Dani. Bisa dibilang, cinta membabi buta yang dimiliki Violet justru membuatnya semakin menderita.
Violet terus saja menutup mata dan selalu memaafkan Dani dengan dalih bahwa ia yakin suatu saat nanti Dani pasti akan berubah dan Dani akan kembali menjadi suami yang baik seperti dulu. Violet yang lugu itu bahkan tidak juga menyadari bahwa kebaikan yang dulu ditunjukkan Dani hanyalah palsu belaka.
Setelah merampas semua uang yang telah dikumpulkan Violet dengan susah payah, Dani lantas meninggalkan Violet begitu saja tanpa rasa bersalah. Namun entah terbuat dari apa hati yang dimiliki oleh Violet, dengan mudahnya ia pun berusaha melupakan apa yang telah dilakukan oleh Dani menganggap bahwa sang suami hanya sedang kesal saja.
Seperti biasa Violet pun mulai melakukan banyak pekerjaan di toko kue kecilnya itu. Dengan sedikit tergesa ia berusaha agar kue dan roti segera tersaji dengan cepat. Karna hari ini ia terlambat membuka toko kue akibat pertengkerannya dengan Dani.
Hingga di tengah kesibukannya, datanglah dua orang pria dengan wajah sangar dan tubuh gempal yang masuk dengan sangat tidak sopan.
"Violet! Ikut kami. Bos sudah kesal karena kau tidak membayar hutang," ucap salah seorang pria.
Benar saja, pria-pria itu tidak lain adalah para rentenir yang sudah pasti mereka datang untuk menagih hutang seperti biasanya. Namun kali ini, tanpa menanyakan hutang mereka bahkan memaksa untuk membawa Violet ikut bersama mereka.
"Apa maksud kalian? Aku selalu membayar hutangku." Menurut Violet apa yang mereka katakan tidak beralasan. Bahkan jatuh tempo pembayaran hutang masih beberapa hari lagi. Anehnya para rentenir itu bahkan tidak mau tau dan terus memaksa Violet seraya mengancamnya.
“Lepaskan aku! Kenapa kalian ingin membawaku?! Meski terlambat bukankah selama ini aku selalu membayar hutang kami?!” ucap Violet yang terus berusaha melepaskan dirinya dari para pria kekar itu.
“Diam kau! Bos kami menyuruh untuk membawamu karna kau dan suamimu bahkan tidak pernah membayar hutang kalian sama sekali!”
Sontak Violet pun sangat terkejut. Bagaimana tidak? Selama ini Violet selalu memberikan uang pada Dani dan Dani selalu mengatakan pada Violet bahwa ia telah membayarkan angsuran hutang mereka. Dan dengan bodohnya Violet bahkan menganggap para rentenir itu berbohong dan terus percaya pada Dani.
Tanpa membuang banyak waktu Violet kemudian dimasukkan ke dalam sebuah mobil hitam dan dibawa paksa. Violet terus meronta berusaha melepaskan diri tapi sayangnya dua orang algojo itu bahkan bukan tandingan Violet. Hingga kemudian mereka sampai di sebuah rumah mewah dan Violet pun dibawa masuk ke sana.
Lalu datanglah seorang pria paruh baya dengan kepala botak dan perut buncitnya. Dengan angkuhnya pria itu mendekat pada Violet yang saat ini tengah dicekal oleh kedua anak buahnya. Lalu dengan mata liarnya pria bernama Ronal Richi itu terus menatap mesum pada Violet. Jijik dengan tingkah Ronal maka Violet pun memaki, “Lepaskan aku!”
Tapi dengan santainya Ronal berkata, “Kusarankan sebaiknya berhenti memberontak karna kau adalah jaminan Dani untuk melunasi hutang. Kurasa tubuhmu bagus juga. Pasti akan menhasilkan banyak uang club malam.”
“Diam kau! Aku bukan jalang dan aku tidak sudi bekerja padamu!” teriak Violet.
“Apa boleh buat, sayang. Dani sendirilah yang menjadikanmu jaminan atas semua hutangnya yang terus menumpuk,”
“Tidak! Kau bohong! Dani tidak mungkin melakukan hal rendah seperti itu. Dia pasti ak-”
Seketika ucapan Violet pun terhenti ketika seseorang tiba-tiba datang dan membuat Violet seketika mematung. Tak disangka itu adalah Dani. Violet pun seketika dibuat syok karna Dani datang dalam keadaan mabuk bersama seorang wanita yang terus ia peluk dengan tidak tau malunya.
Lalu dengan santainya Dani berkata pada Violet, “Maaf Violet, apa yang dikatakan oleh Ronal memang benar. Oh ya! Sepertinya aku juga lupa bilang kalau aku telah menandatangani surat perjanjian dan setuju menjadikanmu jaminan untuk membayar hutang.”
Bagaikan disambar petir setelah Violet mendengar ucapan Dani. Ia tidak percaya bahwa suami yang sangat ia cintai bahkan tega menjadikannya sebagai jaminan demi melunasi hutang. Bahkan tanpa menghiraukan perasaan Violet, Dani tega bermesraan dengan wanita lain.
Sayangnya tak cukup sampai di situ. Dengan terang terangan Dani kembali berkata pada Violet, “Lagipula Violet, aku bosan hidup dengan wanita sepertimu! Kau sama sekali tidak menarik bahkan sejak menikahimu, hidupku menjadi sangat sial! Dan asal kau tau, aku akan menceraikanmu!”
Seketika bulir air mata pun luruh dan membasahi pipi Violet. Masih mengharap iba dari sang suami Violet pun berkata, “Tidak. Kau pasti bohong ‘kan Dani? Kau tidak akan melakukan hal itu padaku ‘kan?”
Tapi jangankan merasa iba. Dani justru terlihat jijik pada Violet. Layaknya sampah Dani berusaha untuk menyingkirkan Violet dari hidupnya. Namun lagi dan lagi Violet masih terus saja menghiba pada Dani yang jelas-jelas tidak mencintainya.
“Kumohon jangan lakukan ini padaku, Dani."
"Aku janji akan bekerja keras dan memberikan semuannya padamu!""Kumohon jangan biarkan mereka mempekerjakanku di club malam!"
"Kumohon!”Meski Violet terus merengek dan memohon, Dani sama sekali tidak bergeming. "Selamat tinggal wanita pembawa sial."
"Kenapa kau tega melakukan semua ini padaku, Dani? Aku sangat mencintaimu bahkan aku rela memberikan segalanya padamu," ucap lirih Violet.Hancurnya hidup Violet dimulai pada hari itu. Dicampakkan dengan kejam oleh suami yang sangat dicintai, diperparah dengan dijadikan jaminan pelunas hutang pula pada seorang rentenir predator. Tak cukup hanya itu, seperti yang ia katakan sebelumnya. Ronal bahkan benar-benar berniat menjadikan Violet pekerja di sebuah club malam.Wajar saja. Manusia brengsek itu bahkan tidak mau rugi. Karna ia tau tabiat Dani yang tidak pernah menepati janjinya untuk membayar hutang. Maka Ronal pun tidak yakin bahwa kali ini Dani akan melunasi hutang meski Violet dijadikan jaminan. Sebagai gantinya, Violet harus memberikan Ronal banyak uang dengan bekerja di sebuah club malam."Untung saja kau punya tubuh bagus dan wajah cantik. Setidaknya aku akan mendapatkan uang lebih banyak dengan menjualmu!" kata Ronal dengan angkunya.Tak menunggu banyak waktu kali ini Violet k
Sudah pasti Violet yang ketakutan itu pun semakin panik saja. Meski tak bisa melakukan apapun tapi ia menyadari bahwa sepertinya Vladimir akan melakukan hal yang buruk padanya. Hingga kemudian Vladimir pun berbalik pada Adel yang sama tegangnya seperti Violet.Vladimir lalu mendekat pada Adel dan ia nampak membisikkan sesuatu pada Adel yang terlihat semakin aneh. Bagaimana tidak? Karna seketika ekspresi wajah Adel nampak berubah dan sekilas ia menatap pada Violet.“Ya, Tuhan! Apa lagi yang akan kualami sekarang? Apa yang direncanakan oleh dua orang jahat itu padaku? Kumohon tolong aku, Tuhan!” batin Violet.Sayangnya, belum sempat Violet mengetahui apa yang direncanakan Vladimir dan juga Adel. Tiba-tiba seorang pria bertubuh tegap yang tak jauh berbeda dengan penampakkan Vladimir itu masuk lalu tanpa banyak bicara langsung menarik tangan Violet.Ia kemudian membawa Violet ke dalam sebuah mobil hitam yang terparkir di depan club. Meskipun masih dalam keadaan bingung namun Violet berusa
Setelah semalaman terus berpikir dengan sangat keras, tanpa sadar pagi ini Violet bahkan masih tertidur dengan pulasnya di atas sofa. Ya, secara teknis dalam ruangan itu hanya sofa sajalah satu-satunya tempat yang bisa digunakan untuk tidur.Dengan sebuah dokumen yang masih berada dalam dekapannya, Violet tertidur bagaikan putri tidur yang tidak tau bahwa pagi telah tiba. Bahkan Violet pun tidak sadar jika saat ini Vladimir dan juga Jhonatan akan menuju ruangan di mana Violet berada guna menagih jawaban dari Violet.Benar saja, ketika memasuki ruangan. Dua pria tampan itu tidak menyangka bahwa Violet masih bisa tidur dengan pulasnya seolah tak memiliki beban. Namun yang sebenarnya terjadi, Violet tertidur karna kelelahan setelah kemarin seharian dalam cengkeraman Adel ditambah semalaman terus berpikir.Alhasil, Vladimir meminta Jhonatan untuk mengambilkannya segelar air. Bukan untuk ia minum. Karna ternyata Vladimir menggunakan air itu untuk menyiram Violet yang masih tertidur pulas k
Bukan Pangeran Impian Meski merasa tidak nyaman tapi Violet terpaksa harus merangkul lengan kekar milik Vladimir. Mau bagaimana lagi? Ia tidak punya pilihan karna jika tidak melakukan itu maka ia akan berakhir dengan hukuman dari Vladimir. Rasanya memang sangat berat. Dan Violet terus berusaha untuk mengembangkan senyumnya di depan semua orang yang ia temui. Benar saja, tak ada yang tau bahwa sebenarnya Vladimir dan Violet hanya melakukan sandiwara dan di antara mereka bahkan tidak ada rasa cinta sama sekali. Tak ingin berlama-lama berada dalam perhatian banyak orang, akhirnya Vladimir pun mengakhiri sesi konfrensi pers bersama para pencari berita dari berbagai media. Ya, setidaknya mereka telah berhasil membuat pencitraan di depan publik. Vladimir pun membawa Violet untuk kembali ke mansion megah miliknya. Ya, bagi semua orang kini Violet adalah sang Nyonya Travor yang sangat anggun, cantik dan beruntung. Sayangnya semua itu bahkan berbanding terbalik dengan kehidupan Violet yan
Masih terus menatap kue cokelat di tangannya, ingatan Jhonatan menerawang kembali pada sebuah masa lalu. Sebuah waktu dalam hidupnya yang ingin ia buang jauh-jauh. Ya, selama ini ia memang berhasil melakukan itu. Tapi entah kenapa sebuah kue cokelat mampu mengorek kembali masa lalunya.Sudah sejak lama Jhonatan hidup bersama Vladimir. Karna keberadaan Jhonatan adalah warisan dari sang ayah tidak lain adalah ajudan dari tuan besar Antonio Maximus Travor, ayah dari Vladimir. Sebagai ajudan dan orang terdekat dari klan Travor, sudah pasti membuat Jhonatan pun ikut dengan keluarga Travor.Meski begitu, dulu Jhonatan bukanlah sosok yang dingin seperti sekarang. Ketika masih menempuh pendidikkan di universitas, Jhonatan pun pernah mempunyai seorang teman wanita. Ya, lebih tepatnya adalah pacar.Seperti kebanyakkan muda mudi maka Jhonatan pun begitu kasmaran. Gadis itu bernama Ginger. Meski dia adalah gadis yang sedikit tomboy, tapi Ginger kerap memberikan banyak perhatian pada Jhonatan. Ter
Tepatnya sudah satu bulan Violet hidup dalam mansion milik Vladimir dengan status sebagai nyonya Travor. Ya, meski secara teknis lebih tepatnya Violet hidup sebagai pelayan sang tuan Travor. Tapi bagi Violet semua itu bukanlah masalah yang terlalu berat mengingat ia akan mendapatkan hadiah terbesar jika ia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.Ternyata tak hanya Violet. Bahkan Vladimir pun mulai terbiasa dengan kehadiran Violet di sekitarnya. Apalagi semakin lama Violet semakin pintar dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi Vladimir.Sayangnya, seorang Vladimir tidak akan tinggal diam jika melihat suasana yang berjalan terlalu datar tanpa ada sensasi. Maka kali ini ia pun berencana untuk menciptakan masalah yang tentu saja akan membuatnya bisa memarahi Violet. Entah kenapa Vladimir mulai kecanduan untuk memaki sang istri.Baginya, melihat Violet yang gelagapan dan ketakutan akan membuat hatinya senang. Seolah tingkah lugu dan polos Violet mampu menghibur dirinya dari penatny
“Keluar dari kamarku sekarang juga!”Sikap Vladimir menjadi semakin aneh saja ketika tiba-tiba akhirnya ia meminta Violet pergi dan keluar dari kamarnya. Padahal jelas-jelas dari awal justru ia sendirilah yang telah meminta Violet untuk melakukan pekerjaan secara acak.Namun bagi Violet itu adalah sebuah kesempatan untuk bisa kabur dari suami sinting nya itu sebelum Vladimir berubah pikiran. Masih dengan berselimutkan handuk, Violet segera mempercepat langkah kakinya menuju kamar untuk segera berganti baju.Jangan ditanya. Violet benar-benar menggigil saat ini. Tanpa sengaja ia berpapasan dengan Jhonatan yang akan menemui sang majikan. Sudah pasti Jhonatan pun dibuat bingung dengan keadaan Violet yang keluar dari kamar Vladimir dengan keadaan basah kuyub seperti itu.“Violet? Apa yang terjadi? Kenapa kau basah kuyub seperti ini?” tanya Jhonatan.“Um...ak-aku. Aku tidak apa-apa!”Semakin bingung dengan jawaban Violet maka Jhonatan pun mendesak Violet dan kembali bertanya, “Apa maksudmu
Jhonatan pun kemudian pergi begitu saja meninggalkan Violet setelah berkata dengan cukup keras pada Violet. Sementara Violet, tentu saja ia sangat bingung dan tidak mengerti kenapa Jhonatan marah padanya hanya karna ia tidak mau istirahat.Namun pada akhirnya Violet pun menuruti Jhonatan karna pada dasarnya tubuhnya bahkan sangat lemah dan ia tidak sanggup untuk berdiri. Dan ditengah rasa kesalnya itu, tiba-tiba ponsel Jhonatan pun berdering dan itu artinya ia harus mulai mengatur kembali emosinya.Benar saja. Karna ternyata Vladimir lah yang menelpon Jhonatan. Baru saja Jhonatan akan melapor dan mengatakan tentang kondisi Violet, tak disangka justru Vladimir yang lebih dulu bertanya tentang keadaan Violet.“Apa kau sudah membawa Violet ke rumah sakit, Jo? Apa yang terjadi padanya?” tanya Vladimir.“Sebenarnya aku akan menghubungimu dan menyampaikan tentang itu. Ya, aku sudah membawanya ke rumah sakit, dan dokter berkata bahwa Violet terserang flu berat dan harus istirahat total selam