"Kenapa kau tega melakukan semua ini padaku, Dani? Aku sangat mencintaimu bahkan aku rela memberikan segalanya padamu," ucap lirih Violet.
Hancurnya hidup Violet dimulai pada hari itu. Dicampakkan dengan kejam oleh suami yang sangat dicintai, diperparah dengan dijadikan jaminan pelunas hutang pula pada seorang rentenir predator. Tak cukup hanya itu, seperti yang ia katakan sebelumnya. Ronal bahkan benar-benar berniat menjadikan Violet pekerja di sebuah club malam.
Wajar saja. Manusia brengsek itu bahkan tidak mau rugi. Karna ia tau tabiat Dani yang tidak pernah menepati janjinya untuk membayar hutang. Maka Ronal pun tidak yakin bahwa kali ini Dani akan melunasi hutang meski Violet dijadikan jaminan. Sebagai gantinya, Violet harus memberikan Ronal banyak uang dengan bekerja di sebuah club malam.
"Untung saja kau punya tubuh bagus dan wajah cantik. Setidaknya aku akan mendapatkan uang lebih banyak dengan menjualmu!" kata Ronal dengan angkunya.
Tak menunggu banyak waktu kali ini Violet kembali diseret dan dimasukkan ke dalam mobil yang sama bersama para algojo dan juga Ronal. Masih dalam belenggu dua pria kekar Violet berusaha semakin keras untuk bisa lepas namun sayang usahanya sia-sia.
Sepanjang perjalanan Violet terus meronta, "Lepaskan aku! Kumohon lepaskan aku!"
Karna itulah akhirnya mereka membekap mulut Violet menggunakan lakban agar tidak berisik. Benar saja. Tak lama mereka pun sampai di sebuah club malam seperti yang Ronal katakan. Sebuah club malam yang cukup terkenal karna meski tempat yang penuh kebejatan, nyatanya club itu adalah tempat bagi para pria hidung belang dari kalangan elite yang ingin menyalurkan nafsu liar mereka.
Ronal kemudian membawa Violet masuk ke sebuah ruangan di mana seorang wanita paruh baya yang masih tampil menor sedang menunggu mereka. Benar saja. Wanita bernama Adel itu tidak lain adalah seorang germo yang kerap menawarkan para wanita jalang pada para pria predator berkantong tebal.
Pada sang germo Ronal berkata, “Aku membawakanmu barang baru seperti yang kujanjikan. Setidaknya dia masih sangat mulus dan cantik meski sudah tidak perawan.”
Tak begitu saja percaya dengan semua ucapan Ronal, maka Adel pun berusaha untuk memastikan kebenaran dari ucapan Ronal. Dengan gaya angkuhnya Adel pun mendekat pada Violet yang saat ini masih dalam cengkeraman dua algojo Ronal.
Layaknya akan membeli sebuah barang, Adel pun mulai meneliti setiap jengkal dari tubuh Violet. Dan ketika melihat wajah cantik Violet, seketika Adel pun mulai menyeringai. Sayangnya tidak ada yang bisa dilakukan Violet karna saat ini mulutnya bahkan sudah dibekap oleh lakban. Dengan penuh air mata Violet hanya bisa menatap penuh kebencian pada para manusia kejam itu.
"Lumayan juga. Ya, meski sedikit dekil tapi setidaknya dia cantik," ucap Adel seraya terus memperhatikan tubuh Violet.
Akhirnya, Violet pun dimasukkan ke dalam sebuah kamar yang lebih mirip seperti kandang anjing saja. Dengan kasar Adel pun mendorong Violet ke dalam kamar itu hingga ia tersungkur di lantai. Dengan cepat Adel pun menutup pintu rapat-rapat dan segera menguncinya dari luar. Sudah pasti Violet pun berusaha menggedor pintu dan terus berteriak agar ia dilepaskan.
BRUK!! BRUK!!! “Lepaskan aku! Keluarkan aku dari tempat ini!” teriak Violet.
Sayangnya tidak akan ada yang mau menghiraukan teriakkan Violet. Bahkan saat ini Ronal dan Adel sedang sibuk tawar menawar untuk harga jual Violet. Alhasil Ronal setuju untuk mendapatkan $5.000 sebagai uang muka dan sisanya sebanyak $5.000 lagi jika Violet berhasil meraup banyak uang dari para pelanggan.
Malam itu juga, tiba-tiba Adel kembali membuka pintu kamar di mana Violet disekap. Ketika Adel masuk, Violet tengah menangis pilu di sudut kamar dan terus memohon untuk dilepaskan. Sudah pasti itu adalah hal yang tidak mungkin karna Adel bahkan telah mengeluarkan banyak uang untuk Violet.
Lalu dengan sinis Adel mencengkeram wajah Violet dan berkata, “Kau adalah milikku sekarang! Jangan berani macam-macam atau kau tidak akan bisa bayangkan hukuman apa yang akan kuberikan padamu!”
Adel kemudian melemparkan sebuah baju tepat di wajah Violet. Ketika Violet mencoba membuka baju itu, ternyata itu adalah sebuah kostum pelayan namun dengan model yang sangat mini. Sudah pasti baju itu akan terlihat sangat sexi jika dipakai. Tapi Adel memaksa Violet untuk segera memakai baju itu.
"Jangan harap aku akan sudi memakai baju menjijikkan itu!" teriak Violet.
Sudah pasti Violet menolak mentah-mentah keinginan Adel karna ia tau bahwa germo itu akan menjadikannya jalang di club malam miliknya. Namun semakin Violet membangkang, Adel justru semakin keras mencambuk tubuh Violet hingga tubuhnya penuh luka dan memar.
Tak sanggup menghadapi siksaan Adel, terpaksa akhirnya Violet pun menurut dan memakai pakaian sexi itu di hadapan Adel. Tanpa banyak basa basi Adel kemudian mulai mendandani Violet dan membuat wajah polos Violet penuh dengan makeup.
Benar saja, Violet dibawa menuju club malam dan Adel meminta Violet untuk menjadi pelayan dan melayani setiap permintaan pelanggan. Termasuk jika mereka menginginkan tubuh Violet sekalipun. Dengan langkah yang gemetar Violet pun melangkahkan kakinya dan membaurkan dirinya bersama para pelayan dan jalang yang lain.
"Ingat ya, jangan berani macam-macam dan lakukan tugasmu dengan benar!" ancam Adel.
Dentuman musik yang sangat keras ditambah asap rokok yang mengepul sontak membuat kepala Violet seketika mulai berdenyut. Hingga ketika salah seorang pelayan seperti Violet meminta Violet membawakan minuman keras pesanan seorang pria yang duduk di ruang VIP.
Meski dengan terpaksa Violet pun harus melakukan tugasnya dan ia pun segera membawakan sebotol wisky menuju ruang VIP. Benar saja, ketika Violet masuk nampak seorang pria bertubuh gagah dengan wajah mempesona yang tengah bermain-main dengan beberapa wanita jalang. Tak ingin melihat adegan tak pantas itu terlalu jauh maka Violet hanya menunduk seraya meletakkan sebotol wisky di meja.
Violet berniat pergi tapi ternyata dengan suara baritonnya pria itu memanggil Violet dan menyuruh Violet untuk menuangkan minuman keras itu ke gelas.
"Tunggu dulu! Tuangkan minuman itu ke dalam gelas!" ucap sang pria.
Tanpa membantah Violet pun melakukan apa yang dikatakan oleh pria itu dan menuangkan minuman ke dalam gelas.Atas perintah dari pria itu pula Violet pun menyodorkan gelas berisi wisky. Tapi karna tubuh Violet yang masih gemetar, tanpa sengaja Violet justru menumpahkan minuman itu tepat mengenai baju pria itu. Sontak pria itu pun marah dan tidak terima dengan ulah Violet.
Seketika terjadi keributan di ruang VIP dan sudah pasti Adel harus turun tangan. Dan setelah mengetahui siapa pria yang sedang marah itu, sontak Adel pun nampak panik dan ia langsung meminta maaf pada pria itu. Bukan tanpa sebab. Karna pria gagah nan tampan itu tidak lain adalah Vladimir Maximus Travor. Sang miliuner pemilik Travor group yang sangat terkenal.
"Tu-tuan Travor? Maaf membuatmu tidak nyaman. Karna dia adalah pelayan baru kami," jelas Adel.
Vladimir masih tidak terima meski Adel secara langsung telah meminta maaf padanya. Akhirnya Adel pun memaksa Violet untuk meminta maaf pada Vladimir bahkan membuatnya berlutut di hadapan Vladimir. Layaknya peliharaan Violet pun menurut apa yang dikatakan majikannya. Ia pun berlutut di hadapan Vladimir dan meminta maaf.
"Kau! Cepat berlutut dan minta maaf pada Tuan Travor!"
Seperti yang diinginkan Adel maka Violet pun berlutut seraya meminta maaf, "Maaf, tuan Travor. Aku benar-benar tidak sengaja menumpahkan minuman itu."
Tapi bukannya memaafkan Violet Vladimir justru mengangkat dagu Violet sehingga membuat Violet mendongak ke atas. Dan setelah melihat wajah Violet, entah kenapa seulas senyum licik tergambar di wajah Vladimir. Sudah pasti hal itu membuat Violet semakin ketakutan saja.
"Kurasa ada yang bisa kau lakukan sebagai wujud permintaan maafmu!" kata Vladimir dengan seringai di wajahnya.
Sudah pasti Violet yang ketakutan itu pun semakin panik saja. Meski tak bisa melakukan apapun tapi ia menyadari bahwa sepertinya Vladimir akan melakukan hal yang buruk padanya. Hingga kemudian Vladimir pun berbalik pada Adel yang sama tegangnya seperti Violet.Vladimir lalu mendekat pada Adel dan ia nampak membisikkan sesuatu pada Adel yang terlihat semakin aneh. Bagaimana tidak? Karna seketika ekspresi wajah Adel nampak berubah dan sekilas ia menatap pada Violet.“Ya, Tuhan! Apa lagi yang akan kualami sekarang? Apa yang direncanakan oleh dua orang jahat itu padaku? Kumohon tolong aku, Tuhan!” batin Violet.Sayangnya, belum sempat Violet mengetahui apa yang direncanakan Vladimir dan juga Adel. Tiba-tiba seorang pria bertubuh tegap yang tak jauh berbeda dengan penampakkan Vladimir itu masuk lalu tanpa banyak bicara langsung menarik tangan Violet.Ia kemudian membawa Violet ke dalam sebuah mobil hitam yang terparkir di depan club. Meskipun masih dalam keadaan bingung namun Violet berusa
Setelah semalaman terus berpikir dengan sangat keras, tanpa sadar pagi ini Violet bahkan masih tertidur dengan pulasnya di atas sofa. Ya, secara teknis dalam ruangan itu hanya sofa sajalah satu-satunya tempat yang bisa digunakan untuk tidur.Dengan sebuah dokumen yang masih berada dalam dekapannya, Violet tertidur bagaikan putri tidur yang tidak tau bahwa pagi telah tiba. Bahkan Violet pun tidak sadar jika saat ini Vladimir dan juga Jhonatan akan menuju ruangan di mana Violet berada guna menagih jawaban dari Violet.Benar saja, ketika memasuki ruangan. Dua pria tampan itu tidak menyangka bahwa Violet masih bisa tidur dengan pulasnya seolah tak memiliki beban. Namun yang sebenarnya terjadi, Violet tertidur karna kelelahan setelah kemarin seharian dalam cengkeraman Adel ditambah semalaman terus berpikir.Alhasil, Vladimir meminta Jhonatan untuk mengambilkannya segelar air. Bukan untuk ia minum. Karna ternyata Vladimir menggunakan air itu untuk menyiram Violet yang masih tertidur pulas k
Bukan Pangeran Impian Meski merasa tidak nyaman tapi Violet terpaksa harus merangkul lengan kekar milik Vladimir. Mau bagaimana lagi? Ia tidak punya pilihan karna jika tidak melakukan itu maka ia akan berakhir dengan hukuman dari Vladimir. Rasanya memang sangat berat. Dan Violet terus berusaha untuk mengembangkan senyumnya di depan semua orang yang ia temui. Benar saja, tak ada yang tau bahwa sebenarnya Vladimir dan Violet hanya melakukan sandiwara dan di antara mereka bahkan tidak ada rasa cinta sama sekali. Tak ingin berlama-lama berada dalam perhatian banyak orang, akhirnya Vladimir pun mengakhiri sesi konfrensi pers bersama para pencari berita dari berbagai media. Ya, setidaknya mereka telah berhasil membuat pencitraan di depan publik. Vladimir pun membawa Violet untuk kembali ke mansion megah miliknya. Ya, bagi semua orang kini Violet adalah sang Nyonya Travor yang sangat anggun, cantik dan beruntung. Sayangnya semua itu bahkan berbanding terbalik dengan kehidupan Violet yan
Masih terus menatap kue cokelat di tangannya, ingatan Jhonatan menerawang kembali pada sebuah masa lalu. Sebuah waktu dalam hidupnya yang ingin ia buang jauh-jauh. Ya, selama ini ia memang berhasil melakukan itu. Tapi entah kenapa sebuah kue cokelat mampu mengorek kembali masa lalunya.Sudah sejak lama Jhonatan hidup bersama Vladimir. Karna keberadaan Jhonatan adalah warisan dari sang ayah tidak lain adalah ajudan dari tuan besar Antonio Maximus Travor, ayah dari Vladimir. Sebagai ajudan dan orang terdekat dari klan Travor, sudah pasti membuat Jhonatan pun ikut dengan keluarga Travor.Meski begitu, dulu Jhonatan bukanlah sosok yang dingin seperti sekarang. Ketika masih menempuh pendidikkan di universitas, Jhonatan pun pernah mempunyai seorang teman wanita. Ya, lebih tepatnya adalah pacar.Seperti kebanyakkan muda mudi maka Jhonatan pun begitu kasmaran. Gadis itu bernama Ginger. Meski dia adalah gadis yang sedikit tomboy, tapi Ginger kerap memberikan banyak perhatian pada Jhonatan. Ter
Tepatnya sudah satu bulan Violet hidup dalam mansion milik Vladimir dengan status sebagai nyonya Travor. Ya, meski secara teknis lebih tepatnya Violet hidup sebagai pelayan sang tuan Travor. Tapi bagi Violet semua itu bukanlah masalah yang terlalu berat mengingat ia akan mendapatkan hadiah terbesar jika ia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.Ternyata tak hanya Violet. Bahkan Vladimir pun mulai terbiasa dengan kehadiran Violet di sekitarnya. Apalagi semakin lama Violet semakin pintar dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi Vladimir.Sayangnya, seorang Vladimir tidak akan tinggal diam jika melihat suasana yang berjalan terlalu datar tanpa ada sensasi. Maka kali ini ia pun berencana untuk menciptakan masalah yang tentu saja akan membuatnya bisa memarahi Violet. Entah kenapa Vladimir mulai kecanduan untuk memaki sang istri.Baginya, melihat Violet yang gelagapan dan ketakutan akan membuat hatinya senang. Seolah tingkah lugu dan polos Violet mampu menghibur dirinya dari penatny
“Keluar dari kamarku sekarang juga!”Sikap Vladimir menjadi semakin aneh saja ketika tiba-tiba akhirnya ia meminta Violet pergi dan keluar dari kamarnya. Padahal jelas-jelas dari awal justru ia sendirilah yang telah meminta Violet untuk melakukan pekerjaan secara acak.Namun bagi Violet itu adalah sebuah kesempatan untuk bisa kabur dari suami sinting nya itu sebelum Vladimir berubah pikiran. Masih dengan berselimutkan handuk, Violet segera mempercepat langkah kakinya menuju kamar untuk segera berganti baju.Jangan ditanya. Violet benar-benar menggigil saat ini. Tanpa sengaja ia berpapasan dengan Jhonatan yang akan menemui sang majikan. Sudah pasti Jhonatan pun dibuat bingung dengan keadaan Violet yang keluar dari kamar Vladimir dengan keadaan basah kuyub seperti itu.“Violet? Apa yang terjadi? Kenapa kau basah kuyub seperti ini?” tanya Jhonatan.“Um...ak-aku. Aku tidak apa-apa!”Semakin bingung dengan jawaban Violet maka Jhonatan pun mendesak Violet dan kembali bertanya, “Apa maksudmu
Jhonatan pun kemudian pergi begitu saja meninggalkan Violet setelah berkata dengan cukup keras pada Violet. Sementara Violet, tentu saja ia sangat bingung dan tidak mengerti kenapa Jhonatan marah padanya hanya karna ia tidak mau istirahat.Namun pada akhirnya Violet pun menuruti Jhonatan karna pada dasarnya tubuhnya bahkan sangat lemah dan ia tidak sanggup untuk berdiri. Dan ditengah rasa kesalnya itu, tiba-tiba ponsel Jhonatan pun berdering dan itu artinya ia harus mulai mengatur kembali emosinya.Benar saja. Karna ternyata Vladimir lah yang menelpon Jhonatan. Baru saja Jhonatan akan melapor dan mengatakan tentang kondisi Violet, tak disangka justru Vladimir yang lebih dulu bertanya tentang keadaan Violet.“Apa kau sudah membawa Violet ke rumah sakit, Jo? Apa yang terjadi padanya?” tanya Vladimir.“Sebenarnya aku akan menghubungimu dan menyampaikan tentang itu. Ya, aku sudah membawanya ke rumah sakit, dan dokter berkata bahwa Violet terserang flu berat dan harus istirahat total selam
Jhonatan pun terdiam setelah mengatakan hal itu pada Violet. Entah kenapa sekarang ia merasakan hal yang berbeda ketika bersama Violet. Entah sejak kapan hatinya mulai berubah dan perlahan mulai mencair. Meski pada dasarnya ia sendiri tidak tau rasa apa yang ia rasakan saat ini.Namun yang pasti, semakin lama bersama Violet ia semakin memahami bahwa Violet bukanlah seperti gadis yang lainnya. Meski jelas berbeda, tapi Jhonatan merasa ada sedikit kemiripan sifat antara Violet dan Ginger yang dulu telah ia tinggalkan.“Hei! Kenapa kau jadi diam begitu? Apa ada yang salah?” tanya Violet yang seketika membuyarkan lamunan Jhonatan.“Tidak ada. Baiklah, habiskan buburnya karna aku harus pergi sekarang.”Jhonatan pun pergi karna ia harus segera bersiap untuk mendampingi Vladimir. Sedangkan Violet, dengan santainya ia menikmati bubur yang dimasak oleh Jhonatan. Ia bahkan lupa jika tujuannya awalnya datang ke dapur adalah untuk memasak dan menyiapkan sarapan untuk Vladimir.Benar saja. Vladimi
Setelah seharian bertugas Jhonatan masih menyempatkan untuk memeriksa kondisi kedai kopi miliknya. Dan seperti biasa di sanalah Jhonatan dan Ginger bisa bertemu dan menghabiskan waktu mereka berdua di tengah kesibukkan pekerjaan.Walau hanya sekedar minum kopi bersama sembari mempersiapkan jadwal pekerjaan untuk besok, tapi bagi mereka itu adalah waktu yang sangat penting untuk melanggengkan hubungan mereka. Ya, meski nyatanya mereka berdua belum juga berniat untuk menikah.“Apa kau sudah tau tentang akan datangnya senior kaum bangsawan yang sudah lama meninggalkan London?” tanya Ginger sembari menyeruput kopinya.Jhonatan pun mengangguk ringan lalu menjawab, “Ya. Tuan Wiliam Audrey. Dan kurasa kehadirannya adalah sebuah pertanyaan yang besar.”“Ha?! Memangnya kenapa? Apa kau mengenalnya?” tanya Ginger yang heran dengan pendapat sang kekasih.“Tidak juga. Tapi dulu, ayahku pernah bercerita bahwa William Audrey dan Tuan Besar Travor adalah sahabat. Dan ia justru pergi di saat keluarga
“Paman Wiliam? Kenapa tiba-tiba ke London?” tanya Vladimir pada Jhonatan.“Aku juga tidak tau. Yang pasti, orangku mengatakan bahwa tujuan utama Tuan Audrey adalah Travor Corp.”“Tidak masalah. Lagipula dia adalah sahabat ayahku.”“Apa kau yakin? Bahkan Delecour pun dulunya adalah sahabat Tuan Besar Travor.”Seketika Vladimir pun menatap heran pada Jhonatan. Karna ucapan Jhonatan jelas mengisyaratkan bahwa Vladimir harus berhati-hati pada sosok Wiliam Audrey. Dan seolah Jhonatan merasa tidak percaya pada Wiliam Audrey.“Apa maksudmu? Kau berpikir bahwa paman Wiliam punya niat buruk padaku?” tanya Vladimir tanpa basa-basi.“Aku tidak bisa memastikan itu, tapi kehadirannya yang begitu tiba-tiba bagiku terkesan sangat aneh.”Ya, Vladimir mengakui bahwa apa yang dipikirkan oleh Jhonatan memang masuk akal. Namun ia tidak bisa merespon apapun kali ini karna memang ia tidak bisa sembarangan menuduh seseorang tanpa adanya bukti jelas.“Ya, kau memang ada benarnya. Tapi sebaiknya kita bahas ma
Sementara itu di kantornya, Vladimir nampak sibuk dengan pekerjaannya. Ya, sejak kembalinya Violet ia memang menjadi lebih serius dalam bekerja. Bukan hanya karna perusahaan yang terancam berpindah tangan, tapi juga karna semangat hidupnya telah kembali seteleh ia bertekat untuk kembali mendapatkan keluarganya.Tak disangka, saat itu ada seseorang yang sedang mengamatinya dari balik kaca pintu ruangannya. Hingga akhirnya orang itu pun mengetuk pintu ruangan kantor Vladimir. Dan sangat mengejutkan karna ternyata dia adalah Jhonatan.Ya, Vladimir memang cukup heran dengan kehadiran sang mantan ajudannya itu. Tapi ia juga sangat senang karna setelah bertahun-tahun akhirnya Jhonatan kembali menginjakkan kakinya di ruangan sang CEO pemilik perusahaan Travor. Karna itu artinya, kini hati Jhonatan mulai luluh dan memaafkan Vladimir.“Aku senang setidaknya kau mulai kembali seperti dirimu.” Ungkap Jhonatan tanpa basa-basi.Dengan sumringah Vladimir pun berkata, “Aku juga senang kahirnya kau m
Sebanranya Violet tak ingin menerima bantuan dari Vladimir. Tapi ia juga tau ia pasti akan mati membeku jika membiarkan dirinya dalam keadaan basah semalaman. Apalagi hujan yang semakin deras dan sudah pasti mereka baru bisa bergerak setelah pagi. Maka terpaksa akhirnya Violet pun menerima jaket milik Vladimir untuk ia pakai.“Berbaliklah! Jangan mengambil kesempatan karna ruang terbatas!” ketus Violet.Meski merasa konyol tapi Vladimir pun berbalik membelakangi Violet yang sedang mengganti bajunya. Sementara itu ia sendiri pun melepas kaos yang ia pakai dan mengeringkannya di dekat perapian.Dalam hati Vladimir berkata, “Dia tetap saja konyol. Apa dia lupa kalau aku bahkan sudah melihat setiap jengkal dari tubuhnya?”Setelah nya mereka pun menghangatkan diri dengan duduk di dekat perapian. Violet terus menjulurkan tangannya di dekat api sambil sesekali menggosokkan kedua telapak tangannya untuk menghilangkan dingin di tubuhnya.Sedangkan Vladimir, ia justru nampak termenung menatap h
Violet lantas benar-benar pergi meninggalkan Vladimir yang masih berdiri mematung menatap Violet. Namun dengan sangat kesal akhirnya Violet pun masuk ke dalam tendanya.“Mungkin aku memang tidak layak mendapatkan cinta dari siapapun. Tapi tidak pernah kuberikan cintaku pada siapapun selain dirimu.” Batin Vladimir.Setelah seharian semua orang disibukkan dengan semua persiapan, akhirnya mereka pun makan siang bersama. Keakraban sangat terasa di antara semua orang meski mereka berasal dari dua perusahaan yang berbeda.Tentu saja semua itu bisa terjadi berkat ide Violet yang akhirnya berhasil membuat karyawan dari kedua perusahaan menjadi satu.Setelah acara makan siang usai, akhirnya Violet pun mengumumkan dan dan memberi arahan tentang fungame yang akan dimulai besok pagi. Pada semua peserta Violet selalu mengingatkan agar mereka saling menjaga dan bekerja sama terutama dalam satu tim.Kemudian, Eric pun tampil sebagai ketua panitia pelaksana. Dengan lugas ia memberikan arahan dan pand
“Ha?! Apa maksudmu dengan amal bakti perusahaan?!” ucap Violet yang sedikit bingung dengan sepupunya yang tidak lain adalah Eric.Lalu dengan santainya Eric pun menjelaskan, “Well. Anggap saja itu seperti memberi para karyawan waktu untuk bersenang-senang. Menjamin otak mereka tetap waras adalah kewajiban perusahaan.”“Maksudmu kau ingin semua karyawan berlibur begitu?”“Kurang lebih seperti itu tapi kurasa harus lebih bermakna.”“Kenapa dari tadi kau terus saja berbelit-belit?! Jelaskan dengan rinci!”Ya. Karna sudah lama sekali Delecour Corp tidak memberikan trip untuk para pekerja, maka Eric mempunyai ide untuk melakukan amal bakti perusahaan. Pada dasarnya para karyawan memang akan melakukan trip tapi mereka juga akan melakukan fun game bersama.Bukan tanpa alasan. Eric berpendapat selain memberikan penyegaran pada mental para karyawan, dengan adanya fun game maka pemilik perusahaan juga akan mengetahui sejauh mana kekompakkan para karyawan. Dan sudah pasti semua itu akan berpenga
Dengan wajah kusut Vladimir memilih duduk di sudut kedai. Dan ketika seorang pramusaji yang tidak lain adalah pegawai Jhonatan datang menghampiri Vladimir, Vladimir pun memesan secangkir kopi expreso kental.“Apa kau punya biji kopi Mexico?” tanya Vladimir.Dengan ramah pramusaji itu pun menjawab, “Ya, tuan. Kau mau expreso dengan biji kopi Mexiko?”Vladimir lalu mengangguk hingga kemudian sang pramusaji pun mulai menulis pesanan Vladimir. Tak lama, kopi pesanan Vladimir pun datang dengan uap yang mengepul dan aroma yang sangat nikmat. Ya, sebenarnya sudah lama Vladimir tidak minum kopi. Bisa dibilang sejak Violet pergi Vladimir bahkan lebih sering minum alkohol.Hingga tengah malam Vladimir masih duduk di sana. Namun yang ia lakukan lebih banyak hanya menatap cangkir kopi miliknya di atas meja dan hanya sesekali menyeruput kopinya.Suasana kedai mulai sepi meski kedai milik Jhonatan terus buka hingga 24 jam. Ya, dan hanya beberapa orang yang bekerja malam yang biasanya singgah untuk
Violet pun kembali ke ruangannya kemudian mulai menangis di sana. Antara benci dan rasa sayang yang masih ada di dalam hati kini justru membuat Violet mulai mengalami pertarungan dalam dirinya. Namun pada akhirnya trauma akibat ulah Vladimir dulu kembali menyadarkan Violet betapa bencinya ia.Hasrat untuk membalas dendam pun kini kembali membara dalam diri Violet. “Aku membencimu, Vlad! Aku bersumpah aku tidak akan pernah melupakan semua yang terjadi padaku dan keluargaku!”Keesokkan harinya seperti biasa Eric kembali datang menemui Violet. Tapi kali ini Violet sudah boleh utnuk pulang karna kondisinya sudah pulih. Beberapa hari tidak bisa bertemu dengan Violet akhirnya kni Kevin bisa bertemu sang ibu.Bersama Eric, Kevin kecil namapak riang bertemu dengan ibunya. Ia segera menghambur memeluk Violet dan Violet pun langsung menciumi wajah sang putra yang juga sangat ia rindukan.“Ibu, apa ibu sudah tidak sakit lagi sekarang?” tanya Kevin dengan polosnya.“Tentu saja. Ibu tidak suka sak
Sejak mendengar kabar mengenai Vladimir, entah kenapa selama seharian ini Violet justru tidak bisa tenang. Bahkan malam ini ia tak kunjung bisa terlelap meski ia telah berusaha memejamkan matanya untuk tidur.“Apa benar kondisinya separah itu? Tapi...suara yang kudengar saat itu, apakah itu dia?” guman Violet.Namun akhirnya Violet segera menutup wajahnya dengan selimut dan berusaha untuk tidak peduli dengan Vladimir. Ia berusaha untuk kembali membangun benteng pertahanan dalam hatinya agar tidak mudah mengasihani orang yang ia anggap sebagai musuh keluarganya.Sayangnya, meski sekuat apapun Violet mencoba tapi tetap saja otaknya tidak bisa berhenti memikirkan Vladimir. Dan tentu saja hal itu justru membuat Violet menjadi kesal sendiri. Bahkan ia pun mulai menjadi serba salah karna hati dan juga isi kepalanya yang bertentangan.Sudah jam dua dini hari tapi Violet masih dalam keadaannya yang galau itu. Dan akhirnya ia pun tidak bisa menahan dirinya. Diam-diam akhirnya Violet pun pergi