Bukan Pangeran Impian
Meski merasa tidak nyaman tapi Violet terpaksa harus merangkul lengan kekar milik Vladimir. Mau bagaimana lagi? Ia tidak punya pilihan karna jika tidak melakukan itu maka ia akan berakhir dengan hukuman dari Vladimir.
Rasanya memang sangat berat. Dan Violet terus berusaha untuk mengembangkan senyumnya di depan semua orang yang ia temui. Benar saja, tak ada yang tau bahwa sebenarnya Vladimir dan Violet hanya melakukan sandiwara dan di antara mereka bahkan tidak ada rasa cinta sama sekali.
Tak ingin berlama-lama berada dalam perhatian banyak orang, akhirnya Vladimir pun mengakhiri sesi konfrensi pers bersama para pencari berita dari berbagai media. Ya, setidaknya mereka telah berhasil membuat pencitraan di depan publik.
Vladimir pun membawa Violet untuk kembali ke mansion megah miliknya. Ya, bagi semua orang kini Violet adalah sang Nyonya Travor yang sangat anggun, cantik dan beruntung. Sayangnya semua itu bahkan berbanding terbalik dengan kehidupan Violet yang sebenarnya.
Bahkan, tepat beberapa jam setelah pernikahan. Vladimir langsung memberikan daftar harian tentang pekerjaan yang harus dilakukan oleh Violet. Parahnya, semua itu bahkan bukanlah pekerjaan yang layak bagi seorang istri Tuan Travor.
Bayangkan saja! Violet harus mengerjakan semua pekerjaan rumah mulai dari pagi sampai malam karna Vladimir telah memecat beberapa pelayan yang biasanya melayaninya.
“Apa...aku harus melakukan semua pekerjaan ini setiap hari?” tanya Violet yang merasa pusing dengan daftar pekerjaan di tangannya.
“Kenapa? Kau tidak sanggup? Itu bahkan perkerjaan teringan di mansion ini!”
Tak ingin membuat masalah akhirnya Violet pun tidak membantah dan segera melakukan pekerjaannya karna pekerjaan itu sudah berlaku mulai hari ini juga. Saking padatnya roundown pekerjaan, Violet bahkan tidak sempat walau hanya sekedar mengganti gaun pengantinnya.
Kali ini Violet mulai memasak di dapur super mewah untuk yang pertama kalinya. Hanya berbekal daftar apa yang disuka dan tidak disuka oleh Vladimir, Violet berusaha untuk memasak sajian yang familiar baginya.
Meski jenis masakan sederhana, nyatanya masakan Violet sangatlah lezat. Bahkan sebenarnya Violet sendiri pun ingin segera memakan masakan yang ia buat karna ia memang belum sempat makan sejak pagi.
Dengan cepat Violet segera menyajikan hidangan yang ia buat di atas meja makan. Sesekali ia nampak melirik jam besar yang menempel di dinding dan memastikan bahwa ia tidak akan terlambat menyajikan makan siang karna jika itu terjadi sudah pasti Vladimir akan murka.
Untungnya Violet berhasil menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Tidak terlambat dan tidak terlalu cepat, sebelum sajian menjadi dingin akhirnya Vladimir pun datang lalu duduk di kursi yang terletak di ujung meja makan.
Sementara itu, Violet hanya berdiri mematung sembari terus bersiaga jika sang tuan memerlukan sesuatu. Ya, bisa dibilang kini Violet menggantikan tugas pelayan yang biasa melayani Vladimir.
Tapi bukannya segera memakan aneka sajian yang telah dihidangkan oleh Violet, Vladimir hanya menatap semua makanan itu dengan wajah dinginnya. Ia nampak memiringkan kepalanya lalu mengambil sendok dan mulai mengulak alik makanan di depannya.
Violet pikir Vladimir akan segera memakannya. Karna semakin cepat Vladimir menyelesaikan acara makannya, maka semakin cepat pula Violet menyelesaikan pekerjaannya. Lagipula selama ini bahkan tidak pernah ada yang mengatakan bahwa masakan Violet tidak enak.
Sayangnya semua itu bahkan tidak seperti yang Violet pikirkan. Sebelum mencicipi makanan buatan Violet, Vladimir bahkan melemparkan makanan itu ke lantai dan membuatnya berserakan di lantai. Sudah pasti seketika Violet pun terkejut.
Bukan tidak pernah melihat sikap kasar seseorang padanya, tapi rasa lelah Violet bahkan belum hilang dan Vladimir sudah mulai membuat masalah. Tanpa ragu Vladimir pun mulai menghardik Violet, “Sampah apa yang kau sajikan padaku?! Apa kau tidak tau cara memasak makanan hah?!”
“Ma-maaf tuan Travor. Aku sudah berusaha memasak makanan terbaik. Hanya saja...aku tidak tau masakan apa yang kau suka,”
“Yang benar saja! Sampah seperti itu kau bilang masakan terbaik? Apa kau terbiasa hidup di selokkan?!”
Kesal, geram dan tersinggung. Semua itu bercampur dalam hati Violet. Tapi apalah daya, Violet bahkan harus rela harga dirinya diinjak-injak karna saat ini ia memang adalah budak bagi Vladimir. Karna Violet bahkan tidak berhak atas dirinya sendiri sekarang.
Setelah puas melampiaskan kemarahannya pada Violet, segera Vladimir memanggil Jhonatan dan memintanya memberikan catatan pada Violet. Catatan itu berisi tentang makanan apa saja yang sering dimasak dan disukai oleh Vladimir. Catatan dari Jhonatan bahkan lengkap dengan tips untuk menyajikannya.
Sementara Vladimir telah pergi meninggalkan meja makan dengan kesal. Jhonatan nampak memperhatikan Violet yang kini tengah membereskan makanan yang berserakkan di lantai. Entah apa yang Jhonatan pikirkan tapi ia mulai merasa iba pada Violet yang nampak meneteskan air mata sembari membersihkan lantai.
Tak seperti biasanya, Jhonatan yang kerap bersikap dingin tanpa ekspresi kemudian berkata pada Violet, “Mulai sekarang. Jika kau merasa tidak mengerti dengan apa yang akan kau kerjakan, tanyakan dulu semuannya padaku. Setidaknya kau tidak akan berakhir menyedihkan seperti ini kan!”
“Baiklah. Lain kali aku tidak akan ceroboh lagi,” jawab Violet sembari menyeka air matanya.
Keesokkan harinya, akhirnya Violet pun mulai mengerti dengan kebiasaan Vladimir dan semua yang ada di mansion itu. Berkat arahan dari Jhonatan akhirnya sejak hari ini Violet tidak lagi melakukan banyak kesalahan. Meski sebenarnya Vladimir pun tidak terlalu peduli akan itu.
Tak hanya kebiasaan Vladimir saja, Violet pun mulai hafal dengan kebiasaan Jhonatan. Violet yang cerdas dan cepat tanggap akhirnya mengerti bahwa jam kerja Jhonatan berakhir setelah Vladimir pulang dari kantor. Ya, walaupun kadang kala Vladimir akan memanggil Jhonatan jika keadaannya mendesak.
Merasa tertolong oleh Jhonatan, Violet pun berusaha untuk berterima kasih pada Jhonatan. Kala itu Jhonatan cukup terkejut dengan kehadiran Violet. Tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Violet maka Jhonatan bertanya, “Apa yang kau lakukan di sini malam-malam begini?”
“Um...ak-aku. Aku ingin mengucapkan terima kasih padamu,”
“Terimakasih? Untuk apa?”
“Karna...berkat petunjuk darimu akhirnya aku jadi mengerti semua yang harus kukerjakan,”
Violet kemudian memberikan sebuah kotak pada Jhonatan yang ternyata isinya adalah kue cokelat. Awalnya Jhonatan hanya terdiam sembari terus menatap pada kue yang disodorkan oleh Violet. Hingga kemudian Jhonatan menerima kue pemberian Violet dan akhirnya ia pun pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
Tanpa terlalu memikirkan apapun Violet segera kembali ke kamarnya. Sementara itu, di rumahnya sendiri Jhonatan nampak bingung seraya terus menatap kue cokelat dari Violet. Ya, tak banyak orang yang tau bahwa di balik sikap dingin Jhonatan selama ini. Ia menyimpan sebuah masa lalu yang selama ini ia pendam dan coba kubur dalam-dalam.
Masih terus menatap kue cokelat di tangannya, ingatan Jhonatan menerawang kembali pada sebuah masa lalu. Sebuah waktu dalam hidupnya yang ingin ia buang jauh-jauh. Ya, selama ini ia memang berhasil melakukan itu. Tapi entah kenapa sebuah kue cokelat mampu mengorek kembali masa lalunya.Sudah sejak lama Jhonatan hidup bersama Vladimir. Karna keberadaan Jhonatan adalah warisan dari sang ayah tidak lain adalah ajudan dari tuan besar Antonio Maximus Travor, ayah dari Vladimir. Sebagai ajudan dan orang terdekat dari klan Travor, sudah pasti membuat Jhonatan pun ikut dengan keluarga Travor.Meski begitu, dulu Jhonatan bukanlah sosok yang dingin seperti sekarang. Ketika masih menempuh pendidikkan di universitas, Jhonatan pun pernah mempunyai seorang teman wanita. Ya, lebih tepatnya adalah pacar.Seperti kebanyakkan muda mudi maka Jhonatan pun begitu kasmaran. Gadis itu bernama Ginger. Meski dia adalah gadis yang sedikit tomboy, tapi Ginger kerap memberikan banyak perhatian pada Jhonatan. Ter
Tepatnya sudah satu bulan Violet hidup dalam mansion milik Vladimir dengan status sebagai nyonya Travor. Ya, meski secara teknis lebih tepatnya Violet hidup sebagai pelayan sang tuan Travor. Tapi bagi Violet semua itu bukanlah masalah yang terlalu berat mengingat ia akan mendapatkan hadiah terbesar jika ia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.Ternyata tak hanya Violet. Bahkan Vladimir pun mulai terbiasa dengan kehadiran Violet di sekitarnya. Apalagi semakin lama Violet semakin pintar dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi Vladimir.Sayangnya, seorang Vladimir tidak akan tinggal diam jika melihat suasana yang berjalan terlalu datar tanpa ada sensasi. Maka kali ini ia pun berencana untuk menciptakan masalah yang tentu saja akan membuatnya bisa memarahi Violet. Entah kenapa Vladimir mulai kecanduan untuk memaki sang istri.Baginya, melihat Violet yang gelagapan dan ketakutan akan membuat hatinya senang. Seolah tingkah lugu dan polos Violet mampu menghibur dirinya dari penatny
“Keluar dari kamarku sekarang juga!”Sikap Vladimir menjadi semakin aneh saja ketika tiba-tiba akhirnya ia meminta Violet pergi dan keluar dari kamarnya. Padahal jelas-jelas dari awal justru ia sendirilah yang telah meminta Violet untuk melakukan pekerjaan secara acak.Namun bagi Violet itu adalah sebuah kesempatan untuk bisa kabur dari suami sinting nya itu sebelum Vladimir berubah pikiran. Masih dengan berselimutkan handuk, Violet segera mempercepat langkah kakinya menuju kamar untuk segera berganti baju.Jangan ditanya. Violet benar-benar menggigil saat ini. Tanpa sengaja ia berpapasan dengan Jhonatan yang akan menemui sang majikan. Sudah pasti Jhonatan pun dibuat bingung dengan keadaan Violet yang keluar dari kamar Vladimir dengan keadaan basah kuyub seperti itu.“Violet? Apa yang terjadi? Kenapa kau basah kuyub seperti ini?” tanya Jhonatan.“Um...ak-aku. Aku tidak apa-apa!”Semakin bingung dengan jawaban Violet maka Jhonatan pun mendesak Violet dan kembali bertanya, “Apa maksudmu
Jhonatan pun kemudian pergi begitu saja meninggalkan Violet setelah berkata dengan cukup keras pada Violet. Sementara Violet, tentu saja ia sangat bingung dan tidak mengerti kenapa Jhonatan marah padanya hanya karna ia tidak mau istirahat.Namun pada akhirnya Violet pun menuruti Jhonatan karna pada dasarnya tubuhnya bahkan sangat lemah dan ia tidak sanggup untuk berdiri. Dan ditengah rasa kesalnya itu, tiba-tiba ponsel Jhonatan pun berdering dan itu artinya ia harus mulai mengatur kembali emosinya.Benar saja. Karna ternyata Vladimir lah yang menelpon Jhonatan. Baru saja Jhonatan akan melapor dan mengatakan tentang kondisi Violet, tak disangka justru Vladimir yang lebih dulu bertanya tentang keadaan Violet.“Apa kau sudah membawa Violet ke rumah sakit, Jo? Apa yang terjadi padanya?” tanya Vladimir.“Sebenarnya aku akan menghubungimu dan menyampaikan tentang itu. Ya, aku sudah membawanya ke rumah sakit, dan dokter berkata bahwa Violet terserang flu berat dan harus istirahat total selam
Jhonatan pun terdiam setelah mengatakan hal itu pada Violet. Entah kenapa sekarang ia merasakan hal yang berbeda ketika bersama Violet. Entah sejak kapan hatinya mulai berubah dan perlahan mulai mencair. Meski pada dasarnya ia sendiri tidak tau rasa apa yang ia rasakan saat ini.Namun yang pasti, semakin lama bersama Violet ia semakin memahami bahwa Violet bukanlah seperti gadis yang lainnya. Meski jelas berbeda, tapi Jhonatan merasa ada sedikit kemiripan sifat antara Violet dan Ginger yang dulu telah ia tinggalkan.“Hei! Kenapa kau jadi diam begitu? Apa ada yang salah?” tanya Violet yang seketika membuyarkan lamunan Jhonatan.“Tidak ada. Baiklah, habiskan buburnya karna aku harus pergi sekarang.”Jhonatan pun pergi karna ia harus segera bersiap untuk mendampingi Vladimir. Sedangkan Violet, dengan santainya ia menikmati bubur yang dimasak oleh Jhonatan. Ia bahkan lupa jika tujuannya awalnya datang ke dapur adalah untuk memasak dan menyiapkan sarapan untuk Vladimir.Benar saja. Vladimi
Parahnya lagi tanpa sengaja Violet bahkan memutar gagang pintu itu. Alhasil pintu berukuran cukup besar itu pun akhirnya terbuka. Suara berdencit pun seketika terdengar ketika daun pintu bergerak perlahan.Awalnya Violet merasa cukup takut karna pada dasarnya ia adalah orang yang takut dengan ruangan gelap. Violet pun berniat akan meninggalkan tempat itu. Tapi entah kenapa muncul rasa penasaran yang sangat besar dalam kepalanya.Akhirnya ia pun tidak jadi pergi dan malah semakin membuka pintu itu. Tapi di luar dugaan, ruangan di balik pintu itu ternyata bahkan tidak seperti yang Violet bayangkan. Nyatanya ruangan itu memiliki lampu yang entah kenapa tetap menyala meski tidak ada orang di dalamnya.“Aneh. Tidak ada orang tapi kenapa lampunya dibiarkan menyala? Apa memang rumah orang kaya selalu begitu ya?” guman Violet.Semakin penasaran maka tanpa berpikir panjang Violet pun masuk ke ruangan itu. Dan ternyata ruangan itu adalah sebuah kamar tidur. Namun tak seperti kamar milik Vladimi
“Tuan Travor, apa yang akan kau lakukan?! Aku janji aku tidak akan berbuat lacang lagi. Kumohon lepaskan aku!” rengek Violet.Sayangnya Vladimir bahkan sama sekali tidak menggubris semua yang dikatakan oleh Violet. Dengan langkah mantap ia terus membawa Violet menuju ke sebuah kamar yang menjadi awal dari semua permasalahan hari ini.Lalu ketika mereka telah berada di dalam kamar itu lagi, Vladimir pun melepaskan tangan Violet begitu saja. Ia pun berdiri di depan foto yang tadi siang juga dilihat oleh Violet. Tapi anehnya, entah kenapa wajah Vladimir terlihat sendu ketika menatap foto yang menempel di dinding kamar itu.Tak berani bertanya maka Violet hanya berdiri mematung. Bahkan semakin lama ia semakin tidak mengerti dengan sikap Vladimir yang kadang suka berubah dengan tiba-tiba. Namun Vladimir yang tau bahwa Violet merasa sangat bingung dengan sikapnya itu, akhirnya mulai buka suara.“Kamar ini dan semua yang ada di dalamnya adalah sesuatu yang sangat berharga dalam hidupku. Karn
“Sungguh? Tapi apa itu tidak akan menjadi masalah?” tanya Violet dengan polosnya.“Kenapa? Hanya karna memanggil nama kenapa harus jadi masalah?”“Maksudku...nanti Tuan Travor....”Jhonatan paham apa yang dimaksud oleh Violet. Ia memaklumi jika Violet takut Vladimir akan mempermasalahkan mereka yang hanya memanggil nama kecil saja. Tapi Jhonatan meyakinkan Violet bahwa semua itu tidak ada hubungannya dengan Vladimir karna hal pribadi seperti itu tidak termasuk dalam bagian profesional kerja.“Kau tenag saja. Pertemanan kita adalah hal pribadi. Jadi tidak ada hubungannya dengan Tuan Travor.”Akhirnya Violet pun setuju dengan permintaan Jhonatan. Dan sejak hari itu Jhonatan adalah satu-satunya teman bagi Violet di mansion itu. Bahkan semakin hari Jhonatan dan Violet pun semakin akrab saja. Dan tak dipungkiri semua itu sedikit mengubah sikap Jhonatan yang datar menjadi lebih ceria setiap harinya.Perubahan itu akhirnya membuat Vladimir menjadi heran dengan perubahan karakter Jhonatan. Me