Share

2. Menemukan Calon Nyonya

Penulis: Sasa Sun
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-26 15:50:52

(Tiga hari sebelumnya)

Malam itu Paul bergegas menuju bandara. Tujuannya adalah Mexico, sebab selain karena Bibinya tinggal di sana, Paul yakin kalau tidak akan ada satupun perempuan Mexico yang mengenal siapa keluarga Scott.

Menempuh perjalanan udara lebih kurang 6 jam dari Washington DC, akhirnya Paul sampai. Tempat pertama yang dia kunjungi adalah panti asuhan. Paul mengira bisa menemukan perempuan cantik yang hidup sebatang kara dan mau menikah kontrak dengan bosnya. Tapi sayang pilihannya itu zonk.

Enam panti asuhan sudah Paul datangi, tapi tak dia temukan gadis menarik yang cocok bersanding dengan bosnya. Sekalinya ada yang memenuhi kriteria, saat ditanyai cita-citanya justru menjadi biarawati.

“Ah, kacau ... Waktuku sudah terbuang sia-sia di sini,” gumam Paul. Dia pikir bisa dengan mudah menemukan perempuan itu, tapi ternyata sulitnya bukan main.

Saat Paul sedang duduk menikmati kopi di teras, Bibinya datang mendekat. “Paul, kau sudah dua tahun tidak datang ke sini, sebenarnya apa tujuanmu datang? Jangan bilang kau ingin kembali mengejar Selena, mantan pacarmu itu.”

“Selena? Apa kabar dia? Aku bahkan hampir lupa tentangnya jika bibi tidak mengingatkan.” Menyeruput kopinya hingga tandas, Paul langsung bangkit.

“Kalau begitu, aku pergi dulu ya, Bi. Aku ingin mengunjunginya.” Paul melangkah menuju ke mobil.

“Tunggu, Paul. Kau harus dengar dulu cerita tentang dia yang sekarang,” teriak bibi menahan.

“Tidak perlu, Bi. Aku akan bertanya padanya secara langsung.” Segera Paul menekan gas mobilnya.

Begitu sampai, turun dari mobil Paul berjalan sedikit sebab jalan menuju ke rumah Selena tidak bisa dilalui mobil.

Prank!

Baru saja Paul hendak membuka pagar rumah, suara pecahan terdengar dari dalam.

‘Apa yang terjadi?’ batin Paul.

“Semua ini gara-gara, kau, gadis sialan!” teriak suara wanita paruh baya dari dalam rumah.

‘Itu pasti suara Bibi Diana,’ tebak Paul.

‘Apa dia sedang memaki Selena? Ah, tidak mungkin! Seingatku dia begitu menyayangi anak perempuannya itu.’

“Sejak kedatanganmu, musibah bertubi-tubi menghampiri keluargaku! Suamiku mengalami stroke parah, Mateo ditangkap polisi dan sekarang Selena, dia diculik orang suruhan Kartel El Salvador hanya gara-gara kau tidak mau berkencan dengan Tuan Muda Jose ....” Isak Bibi Diana.

‘Kartel El Salvador? Jose? Jose Fernando?’ Mendelik mata Paul mendengar nama itu. Anak pertama dari kelompok mafia paling berbahaya di Meksiko.

Putar balik, Paul berlari menuju mobilnya. Dipikirannya hanya satu, dia harus menyelamatkan Selena. Namun, baru saja dia hendak menekan gas, sebuah mobil sedan berhenti tepat di depan mobilnya. Lalu orang yang sangat dia kenal muncul dari sana bersama seorang pria. Mereka berciuman dengan begitu panas tanpa peduli tempat. Sekali lagi mata Paul dibuat mendelik.

“Se ... Selena ...,” ucap Paul terkejut. Diliriknya plat mobil sedan itu, ada gambar dua buah pisau menyilang dengan latar merah di sana, artinya lelaki yang bersama Selena adalah bagian dari Kartel El Salvador.

“Bukannya tadi Bibi Diana bilang dia diculik?” Paul jadi heran. Mana mungkin ada orang yang diculik tapi justru berciuman dengan sang penculik.

Usai berciuman, Selena merapikan pakaian dan rambutnya yang sedikit berantakan.

“Kau tunggu di sini saja Evan, paling lama setengah jam aku pasti akan membawa Luisa dan kita akan mendapatkan uangnya.” Sayup-sayup suara Selena terdengar oleh Paul sebab dia bicara sambil berjalan.

--------

Selena membuka pintu rumah dengan mata yang basah dan raut wajah ketakutan.

“Selena ... Sayang ..., akhirnya kau pulang. Bagaimana keadaanmu, nak?” Diana langsung memeluknya lalu memeriksa setiap sudut bagian tubuh gadis itu.

“Apa saja yang mereka lakukan padamu? Katakan pada, mama ...”

Seketika Selena menangis terisak-isak. “Mereka tidak melakukan apapun padaku, Ma, tapi ..., mereka mengancam akan membunuhku jika aku tidak bisa membawa Luisa untuk mereka saat ini juga.”

“Memang betul-betul gadis pembawa, sial! Luisaaa ...,” teriak Diana memanggilnya.

Terkejut, Luisa yang sedang membersihkan pecahan piring di dapur sampai tergores jarinya. Segera dia bangkit lalu berlari menghampiri Diana.

“Ya, Bi ...” Luisa lalu melihat Selena.

“S-selena, syukurlah kau sudah pulang,” ucapnya dengan tatapan bahagia.

“Gadis sialan!” Seketika Diana menjambak rambut Luisa. “Bisa-bisanya kau tersenyum menatap anakku! Gara-gara kau, dia hampir saja dibunuh!”

“Aduh, sakit bi, sakit ...,” rintih Luisa. Tangannya memegangi tangan Diana, memohon untuk dilepas.

“Saat ini juga kau harus ikut dengan Selena! Aku tidak mau tahu!” perintah Diana.

“Baik, Bi. Aku akan turuti permintaanmu.” Setelah Luisa setuju, Diana baru melepas jambakan rambutnya.

“Tapi, Ma ... Tunggu, dulu. Apa yang terjadi dengan dia?” Selena memperhatikan wajah Luisa. “Pipinya tergores.”

“Karena terlalu kalut kau diculik, mama meleparkan piring ke arahnya hingga pecah,” jelas Diana.

“Astaga ... Mama apa-apaan, sih?! Tuan Muda Jose bisa marah kalau barang yang dia inginkan cacat!" Selena menatap Diana kesal. Kesedihannya beberapa saat yang lalu lenyap tak berbekas.

“Sudahlah, ayo, kau ikut aku ke kamar. Aku akan menutupinya dengan make up.” Selena menarik kasar tangan Luisa.

Lima belas menit berdandan, mereka keluar dari kamar lalu pergi menuju mobil Evan, yang ternyata adalah pacar Selena sekaligus anggota El Salvador.

Sengaja gadis licik itu mengarang alasan kalau dia diculik hanya untuk menekan Luisa agar mau ikut. Tujuannya hanya satu yakni menjual saudara tirinya itu, sebab Tuan Muda Jose sangat suka sekali dengan gadis perawan. Dia memburu semua perawan di negara itu hingga ke sudut kota.

Sampai di ujung jalan, Selena tidak mendapati Evan di sana. Hanya mobilnya saja yang terparkir.

“Kemana, sih, kau Evan?!” gerutu Selena kesal. Dia merogoh saku celana mengeluarkan ponsel, lalu semakin kesal setelah melihat daya ponselnya habis.

Melirik Luisa, Selena bicara, “Kau tunggu di sini sebentar, Luisa. Jangan kemana-mana! Paham?”

Mengangguk Luisa dgn mata berkaca-kaca. Sesungguhnya sejak tadi dia ingin menangis, membayangkan dirinya akan diserahkan pada lelaki penggila seks seperti Tuan Muda Jose Fernando , rasanya dia lebih baik mati. Tapi dibandingkan kematiannya yang tidak berarti apa-apa dia tidak mau sampai saudara tiri dan ibu tirinya sampai dibunuh.

Saat Selena sedang sibuk mencari Evan, saat itu pula lah, Paul menarik tangan Luisa untuk masuk ke mobilnya. Hampir saja gadis itu berteriak dan dengan sangat terpaksa Paul menutup mulutnya dengan tangan.

“Sssttt ...! Jangan berisik kalau kau ingin selamat!” ucap Paul.

“Ta-tapi kau siapa? Apa yang kau inginkan dariku?” Luisa ketakutan.

“Nanti aku jelaskan, kau percaya saja padaku. Sekarang kita harus segera pergi,” jawab Paul.

“Tidak! Aku tidak mau! Aku harus menyelamatkan Selena dan Bibi Diana,” bantah Luisa.

“Kau salah, justru kau yang harus menyelamatkan diri dari mereka,” terang Paul.

“Tidak! Kau yang salah!” Luisa berusaha membuka pintu mobil, tapi Paul buru-buru menguncinya.

“Buka! Turunkan aku dari sini!” teriak Luisa.

Disaat yang sama dari kejauhan Selena muncul bersama pacarnya. Jika terus berdebat dengan Luisa, Paul pasti akan ketahuan . Tidak ada waktu lagi untuk mereka bicara baik-baik . Dengan amat terpaksa dia memukul kepala gadis itu hingga pingsan, dan detik itu juga Paul menekan gas mobil untuk kabur dari sana.

Paul tidak membawa Luisa ke rumah bibinya, melainkan ke suatu tempat yang sangat jauh dari rumah Selena.

“Aaargh ... Siapa kau?! Apa yang kau lakukan padaku?! Dimana ini?” teriak Luisa begitu dia sadar.

“Tenang ..., aku orang yang menyelamatkanmu tadi dan aku tidak melakukan apapun padamu. Sungguh.”

Luisa memeriksa dirinya, memastikan kalau tidak terjadi apapun padanya.

“Sekarang kita sedang berada di ..., entahlah aku juga tidak tahu nama daerah ini, yang pasti sangat jauh dari rumah Selena,” sambung Paul.

“Kenapa kau membawaku ke sini? Kau menculikku, ya?!” hardik Luisa.

“Tidak! Aku berani sumpah! Sejak awal sudah kukatakan bahwa aku yang menolongmu!”

Diam, Luisa memperhatikan Paul dari setiap sudut. Dia tidak bisa begitu saja percaya.

“Kau bisa lihat ini sebagai buktinya.” Paul mencabut memori card kamera CCTV mobil, lalu menyalakannya lewat ponsel.

Melihat rekaman itu Luisa akhirnya tahu bahwa sesungguhnya Selena lah yang ingin menjual dia pada Tuan Muda Jose. Seketika berkaca-kaca mata Luisa jadinya. Sampai hati Selena melakukan itu, sekalipun mereka hanya saudara tiri.

Tak bisa dibendung , air mata Luisa pun menetes. Baru tiga tahun ini dia merasa memiliki keluarga, tapi nyatanya tidak seorangpun yang menganggapnya bagian dari keluarga.

Menarik tisu mobil, Paul menyerahkannya pada Luisa.

“Sesungguhnya aku tidak ingin ikut campur. Aku hanya tidak sengaja berada di tempat itu dan menyaksikan apa yang terjadi."

Luisa mengangguk.

“Lalu apa rencanamu sekarang? Kau tidak mungkin pulang ke rumah Selena ‘kan? Atau ada tempat lain yang kau tuju? Biar kuantar. Kita harus cepat bergerak sebab pacar Selena adalah bagian dari Kartel El Salvador, dia bisa dengan mudah menemukanmu jika kau tidak segera pergi dari kota ini,” sambung Paul.

Semakin deras air mata Luisa menetes. Dia lalu menggeleng.

“Kau serius tidak punya tujuan?” Paul terkejut, sementara Luisa mengangguk.

Menyandarkan kepala ke kursi mobil, Paul menghela napas panjang. ‘Mati, aku! Masalah baru! Urusanku mencari calon istri Tuan Alfreed saja belum beres, aku justru terlibat dengan perempuan ini,’

“Boleh aku ikut saja denganmu?” tanya Luisa kemudian. Matanya sembab penuh harap. Bahkan make up-nya pun sudah luruh dan bekas goresan di pipinya jadi terlihat.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    3. Setuju Untuk Menikah

    Washington DC. Tak pernah terbayangkan oleh Luisa dia akan menjejakkan kaki di kota ini. Turun dari taksi, Paul membantunya untuk check-in di hotel. “Oke, ini kuncinya.” Paul menyerahkan kunci kamar pada Luisa. “Kau bisa langsung beristirahat di kamar, Luisa. Dan aku harus pergi, ada hal mendesak yang wajib kuselesaikan." Luisa tak menjawab. Dia hanya menatap Paul dengan raut wajah khawatir. “Jangan khawatir, aku pasti akan kembali. Aku tidak terpikir sedikitpun untuk menipumu. Sesuai kesepakatan kita tadi, aku akan membantumu dan kau tentu juga akan membantuku ‘kan?” Luisa pun mengangguk. Dua jam lebih setelah kepergian Paul, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamar Luisa. Reflek gadis itu menyeka air matanya. Ya, kesendiriannya di kamar hotel membuat dia kembali teringat dengan nasib malang yang silih berganti menimpanya. “Luisa ..., ini aku, Paul. Aku tunggu kau di lobi sekarang, ya,” ucap Paul dari luar. Sampai di lobi hotel, ternyata Paul memperkenalkan Luis

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    4. Nikah Dadakan

    Alfreed bersiap dengan setelan kantornya. Usai menyemprotkan parfum di beberapa bagian, pria berjas itu melangkah keluar dari kamar. Langsung dia dikejutkan dengan Kakeknya yang ternyata sudah berdiri di depan pintu. “Sudah kuduga, kau hanya membohongi kakekmu.” Sang kakek melihat penampilan cucunya yang sudah rapi dengan setelan kantor. “Membohongi?” Alfreed mengernyit tak mengerti. “Semalam kau berjanji akan membawa calon istrimu padaku,” jawab Kakek. “Astaga ... Iya, aku lupa. Tunda saja hari ini. Besok aku janji akan membawanya padamu.” Dengan enteng Alfreed mengganti janjinya ke hari esok sebab dia juga belum memberitahu Paul prihal ini. “Tidak bisa! Seenaknya saja kau mengganti hari! Aku paling benci yang seperti itu!” Kakek Scott melotot. “Tapi aku ada meeting pagi, Kek, dan ini penting.” “Kau bisa menyuruh Paul untuk mewakilimu di meeting, jadi sekarang kau harus mengantarkan aku bertemu dengannya!” Kakek bersikeras. Jika berdebat dengan sang kakek, Alfre

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    5. Sandiwara Yang Ketahuan

    Tak tahan ingin meledak, Alfreed bergegas keluar dari kantor sipil meninggalkan kakeknya dan Luisa. “Shit! Si tua bangka itu sungguh-sungguh menguji kesabaranku!” Satu-satunya orang yang terpikirkan olehnya sekarang adalah Paul. Langsung dia telepon asistennya itu. “Kau tahu, kesialan sudah menimpaku saat ini. Si tua bangka itu menikahkan kami seperti kilat, dan setelahnya dia malah beracting menjadi orang termiskin di dunia yang tidak punya tempat tinggal selain menumpang di rumahku. Damn it!” Alfreed berteriak di ujung kalimat. Dia bahkan menendang ban mobil orang sampai alarmnya berbunyi. Terkejut, buru-buru dia berpindah tempat. Tak mau sampai ada yang tahu kelakuan bodohnya itu. “Suara apa itu, Tuan?” Di ujung telepon Paul juga ikut terkejut. “Tidak perlu kau tanyakan! Sekarang cepat pikirkan solusinya! Sebab kau yang harus bertanggung jawab atas ide bodohmu ini!” hardik Alfreed. Paul menelan ludah. Dia sendiri tak menyangka kalau Tuan Besar akan bertindak beg

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    6. Menjadi Suami Istri Sungguhan

    “A-apa yang kau bicarakan, Kek?” Kakek mendecis, muak dia dengan pertanyaan Alfreed. Padahal sejujurnya cucunya itu kalut bukan main. Bagaimana tidak, perusahaan yang sudah susah payah dia pimpin hingga sebesar ini, harus diserahkan ke panti sosial begitu saja. Hal gila yang sungguh menghancurkan hidupnya. “Aku tidak menjanjikan apapun padanya. Dia sungguh wanita yang ingin kunikahi. Kan sudah aku bilang padamu!” Alfreed berusaha mengelak. “Halah ... kau kira aku sebodoh itu untuk tahu mana yang sepasang kekasih sungguhan dan mana yang tidak.” Kakek Scott melotot. “Kapan aku bilang kami sepasang kekasih?” Tercengang Kakek mendengar pernyataan itu. “Lalu apa hubungan kalian sesungguhnya?” “Dia ...” Alfreed bingung harus mengarang cerita apa sekarang. Tatapan kakeknya membuat dia tak bisa berpikir jernih. “Dia wanita yang sudah lama kukenal. Kami memang tidak pernah punya hubungan. Tapi dia menyukaiku dan aku ..., ya, aku juga menyukainya.” Alfreed tidak berani me

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    7. Makan Malam Romantis Berujung First Kiss

    “Ba-bagaimana kalau .... malam ini anda membuat kejutan makan malam romantis dengan Luisa. Saya yakin Tuan Besar pasti akan berhenti curiga.” Walau takut dengan amarah sang bos, tapi Paul masih bisa memberikan ide. Diam semenit, Alfreed baru bicara, “Hanya makan malam ‘kan? Tidak melakukan yang lain?” Alfreed memastikan lebih dulu. Dia tak mau terperosok makin dalam oleh ide Paul. “Usahakan Tuan basa-basi sedikit dengannya dan tatap matanya sesekali. Pasti rencana ini akan sukses besar, Tuan. Saya jamin!” Paul meyakinkan. “Baiklah, kau atur semuanya.” Akhirnya emosi Alfreed mereda. Sesuai perintah, Paul bergegas mengatur segalanya. Dia mempersiapkan makan malam romantis di rooftop apartemen. Tak lupa dia mampir membawakan sebuah gaun cantik untuk Luisa. Saat dia menekan bel, yang membuka pintu adalah Kakek Scott. “Rupanya kau, Paul.” “Selamat siang, Tuan besar.” Paul membungkuk menyapa Kakek Scott. “Bersikaplah biasa saja jika di sini. Ada apa?” Kakek Scott m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    8. Alfreed Kabur, Tapi Diusir Disemua Tempat

    Alfreed melangkah menuju kamar terbaik di hotel yang dia datangi malam itu, namun tiba-tiba manager hotel berlari menyusulnya dari belakang. “Maaf, Tuan Alfreed. Saya bener-benar minta maaf,” ucap manager itu dengan napas ngos-ngosan. “Ada apa ini?” “Saya lupa bilang, kalau seluruh kamar hotel sudah di-booking, Tuan.” Terkejut bukan main Alfreed mendengar ucapan itu. Bagaimana mungkin seluruh hotel sudah di-booking, sementara acces card sudah ada di tangannya, dan apakah mereka lupa kalau dia adalah CEO Scott Corp yang merupakan pemilik dari hotel tersebut. “Saya sungguh-sungguh meminta maaf, Tuan. Tidak ada sedikitpun niat kami untuk membuat anda marah. Ini murni kelalaian pegawai resepsionis.” Sang manager terus menunduk, tak berani mengangkat kepalanya menatap Alfreed. Sejujurnya Alfreed ingin marah tapi perasaan campur aduk usai berciuman dengan Luisa lebih mendominan. Dia memilih pergi menuju apartemen miliknya sendiri, bukan ke apartemen Paul yang belakangan men

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    9. Making Love With Her

    “Aku memberimu kesempatan terakhir, tunjukkan padaku bahwa kau benar-benar serius dengan pernikahanmu! Kembali ke kamarmu sekarang, dan besok semuanya akan normal, tidak akan ada lagi yang berani mengusik apalagi menganggapmu tamu di rumahku," ucap Kakek Scott. Alfreed mengepalkan kedua tangan, egonya sangat tinggi sehingga dia memilih untuk pergi sekalipun dia sangat menyayangkan harta dan warisan sang kakek. Masuk ke mobil, Alfreed membanting pintu dan memukul setir kemudi. Otaknya sudah tidak bisa diajak berpikir, hanya ingin marah dan mengamuk sekarang. Satu-satunya orang yang terlintas di kepalanya adalah Paul. “Kau harus bertanggung jawab untuk semua ini, Paul!” Alfreed menelepon asistennya itu, tapi tidak diangkat. “Sialan! Apa kau juga sudah berpaling pada si tua bangka itu?!” Tak puas, Alfreed langsung mengemudikan mobilnya menuju apartemen Paul yang baru. Setiba di sana, dia menggedor kasar pintunya. Tak peduli mau berapa banyak orang yang akan terganggu aka

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    10. Darah!

    Alfreed menghela napas panjang. Dia usap seluruh wajahnya hingga ke kepala, berusaha menerima kenyataan yang telah terjadi. Ini bukan tentang kenikmatan tadi malam, melainkan dengan siapa dia melakukannya. Kembali Alfreed menatap wanita di balik selimut itu. ‘Luisa Juarez. Siapa sebenarnya kau ini? Aku hanya tahu namamu, selebihnya tidak. Maka tak masuk di akal kalau aku tertarik padamu,’ batin Alfreed. Matanya memandang wajah Luisa yang masih tertidur pulas. Kulit sawo matang, rambut ikal dan almond eyes berwarna hazel yang dimiliki Luisa, sungguh bukan tipenya. ‘Yang pasti kau bukan tipeku!’ ucap Alfreed lagi dalam hati. Alfreed bukan lah pria yang mudah jatuh cinta. Sekalipun sudah berbagi ranjang dengan banyak wanita, namun untuk melabuhkan hati adalah hal yang tak akan mungkin dia lakukan. Traumanya dikhianati begitu besar, hingga tak berminat lagi punya hubungan. Tapi sejak ciuman terpaksa yang dia lakukan dengan Luisa di rooftop apartemen kemarin, membuatnya tak henti

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12

Bab terbaru

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    26. Memotong Tangan Diana?

    “KAU!”Suara Jose menggema satu ruangan. Getarannya bahkan terasa hingga mengguncang otak si pendengar. Termasuk Luisa, semuanya jelas ketakutan. Bahkan vas yang berada tak jauh darinya seketika pecah. Refleks Diana melepaskan tangannya dari rambut Luisa. Wanita itu sungguh-sungguh sedang menggali kuburannya sendiri. Tanpa diberi perintah, sepuluh orang anak buah Jose menodongkan senjata ke kepala Diana, Selena dan juga Evan. Sudah jelas hidup mereka akan berakhir di tempat itu.Melangkah cepat, Jose menarik Luisa ke sisinya. Tak akan dia biarkan wanitanya berada dekat dengan si tua gila yang sudah bosan hidup itu.“Sakit?” tanya Jose lembut pada Luisa.Luisa menggeleng. Bukan karena tidak sakit, tapi sudah biasa dia diperlakukan begitu , jadi tak perlu dipermasalahkan.Namun jangan panggil namanya Tuan Muda Jose, jika dia membiarkan hal ini begitu saja. Sambil menahan emosi yang sudah ingin meluap sejak tadi, Jose memberi perintah,“Potong tangannya!”“Aaaaa ... Ampuuuun, Tuan ...

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    25. Jose Menyelesaikan Masalah Luisa

    Luisa mengerjapkan mata berulang kali. Ditanya begitu oleh Jose, sungguh membuat dia kebingungan.Bukan bingung antara Jose dan Alfreed, melainkan bingung memilih kalimat yang tepat agar pria masa kecilnya itu tahu bahwa dia sudah bukan Luisa yang dulu. Luisa yang single dan tidak terikat dengan siapapun. Seandainya saja Jose muncul sehari sebelum dia lari dari Meksiko, mungkin keadaannya tidak akan semembingungkan ini. Tapi begitulah takdir, sudah begitu dekatnya Luisa bertemu Jose sebab hendak dijual oleh Selena, namun Tuhan justru membawa langkahnya jauh hingga ke Washington DC. Bertemu dengan pria yang menolongnya saat hampir di lecehkan ketika dia tinggal di Inggris dulu.Perjalanan panjang berliku yang Luisa sendiri pun tak menyangka akan seperti ini."A-aku tidak bisa, Nando.” Menyebut nama Nando serta melihat penampilan pria dihadapannya, Luisa jadi sadar kalau dia bukan Nando-nya yang dulu, tapi Tuan Muda Jose Fernando Chavez.“Maksudku, Tuan Muda Jose ...” Luisa meralat ka

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    24. Janji Pernikahan Jose & Luisa

    “Maafkan aku, Lu.... “ Sekali lagi Jose hendak memeluk Luisa, tapi wanita itu terus mendorong tubuhnya menjauh. Dia bahkan menggeleng, seperti tak ingin berada di dekat Jose. “Di hari yang sama ... nenek dan kau pergi meninggalkan aku ... “ Masih Luisa bicara sambil terisak-isak. Kesedihan yang dialaminya enam belas tahun yang lalu seakan terekam ulang. Flashback on “Sepertinya aku akan pergi,” ucap Nando, anak lelaki yang bernama lengkap Jose Fernando Chavez, sore itu di tepi pantai yang tidak jauh dari rumah Nenek Angel. “Kau mau pergi mana?” tanya Lulu, alias Luisa kecil. “Entahlah, aku juga tidak tahu, karena orang-orang itu terus berdatangan setiap hari ke rumah bibiku.” Jose melihat ada sekumpulan orang berbaju hitam yang setiap hari datang mencarinya dan bibinya selalu mengatakan dia tidak ada. Tapi entah kenapa Jose merasa cepat atau lambat dirinya pasti akan dibawa oleh orang-orang itu. “Lalu bagaimana denganku ...? Jangan bilang kau akan meninggalkan aku, N

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    23. Seseorang di Masa Lalu Luisa

    “Tidak, Tuan. Demi Tuhan, tidak! Mana berani saya punya pikiran seperti itu pada orang yang akan saya ajukan untuk Tuan.” Panik Paul dituduh begitu.Tapi memang benar, tak sedikitpun ada niat lebih di otak Paul tentang Luisa. Murni hanya ingin menolong, sebab dia tahu betul kalau Kartel El Salvador adalah yang paling kejam di Meksiko. Semua yang berurusan dengan mereka taruhannya nyawa jika tidak menurut.Dan kalaupun saat itu Luisa menurut untuk berhubungan dengan Jose, setelah itu dia pasti akan digilir ke anak buahnya. Hal lumrah bagi kumpulan penjahat bajingan seperti mereka.Ditambah lagi pertemuan Paul dengan Luisa tepat di detik-detik terakhir deadline-nya menemukan calon istri kontrak untuk sang bos.“Tapi gara-gara kau membawanya, nyawaku hampir melayang, kau tahu!” Alfreed menarik kerah baju Paul. Geram dia kalau ingat kejadian saat di Meksiko kemarin.“Sa-saya minta maaf, Tuan. Saya benar-benar minta maaf.”Alfreed lalu melepas sembari mendorong Paul menjauh darinya.“Tapi

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    22. Jose Hendak Menembak Alfreed

    “Lepaskan dia. Dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini,” pinta Luisa yang seketika itu Jose melirik pada Alfreed. Diperhatikannya pria itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Walau dia belum tahu apa hubungan Luisa dengan pria tersebut tapi dia langsung tidak suka. “Siapa kau?” tanya Jose pada Alfreed. “Bukan siapa-siapa.” Luisa yang menjawab. Sengaja, agar Jose bisa langsung melepaskan Alfreed. Tapi pengakuan tersebut malah membuat Alfreed makin salah paham. Otaknya berkesimpulan kalau Luisa punya hubungan spesial dengan Jose dan hanya menjadikannya sebagai pelarian. ‘Wanita licik! Kau jelas takut mengakui siapa aku! Benar-benar sialan! Bisa-bisanya Paul mengenalkan manusia sepertimu padaku!’ gerutu Alfreed. “Siapa kau?!” tanya Jose sekali lagi yang kali ini tepat di hadapan Alfreed. Bukannya takut Alfreed justru tersenyum. “Aku suaminya.” Sontak pengakuan itu membuat semua yang mendengar terkejut. Termasuk anak buah Jose yang tak menyangka kalau sang

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    21. Luisa Bertemu Tuan Muda Jose

    “Kalian dibayar berapa? Aku bisa membayar sepuluh kali lipat asal kalian membiarkan kami pergi.” Melirik satu sama lain beberapa orang yang sudah mengepung Luisa dan Alfreed, kemudian mereka tertawa. “Hahaha ... Kau sudah bosan hidup rupanya.” Salah seorang dari mereka bicara. Ini bukan tentang uang, tapi nyawa mereka yang akan jadi taruhan jika sampai berani mengkhianati Tuan Muda Jose. “Apakah mereka sudah ditemukan?” Suara berat terdengar, diiringi suara langkah. Luisa dan Alfred menoleh ke asal suara. Pria tinggi tegap dengan sekujur badan di penuhi tatoo. Matanya memperlihatkan warna iris yang berbeda, hitam di kanan dan grey di kiri, membuat penampilannya sepuluh kali lebih menakutkan walau sesungguhnya dia sudah begitu menakutkan. Tapi tak bisa dipungkiri, dibalik wajahnya yang seram dengan garis rahang yang tegas, dia adalah salah satu dari lima orang tertampan di Meksiko. ‘J-ja-jadi dia yang mereka panggil Tuan Muda Jose.’ Sedikit gemetar Luisa melihatnya untuk

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    20. Alfreed dan Luisa Ditangkap

    K-kau!” Selena nyaris kehilangan kesabaran, namun dia cukup pandai mengelola emosi dengan berpura-pura tersenyum menutupinya. “Haih ... Kau pasti bertemu dengannya, tapi daripada menunggu sambil berdiri, lebih baik kau dan pria di sebelahmu itu menunggu di ruang tamu saja. Kalian pasti capek kalau berdiri terlalu lama.” “Sejak tadi kalian hanya banyak bicara, tapi pintu kamar ini tak kunjung dibuka. Kalian sengaja mempermainkan kami, ya?!” Alfred sudah mulai curiga. Ocehan Diana yang berbelit-belit sejak awal, ditambah kemunculan Selena membuat dia paham kalau ibu dan anak itu adalah dua ular berbisa. “Hei ... seenaknya saja kau menuduh begitu!” Dicurigai, Diana berlagak tidak bersalah. “Apa untungnya kami mempermainkan kalian? Aku hanya lupa- lupa ingat di mana meletakkan kunci kamar itu. Kan wajar, aku sudah tua,” lanjut Diana. Tersenyum Selena mendengar jawaban itu. Memang tak salah kalau dia jago ber-acting, sebab diturunkan langsung oleh ibunya. “Selena! Kau jang

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    19. Menjemput Ayah Luisa

    “Maafkan aku, Bi. Aku datang ke sini hanya untuk menjemput ayah. Aku ingin membawa ayah untuk tinggal bersamaku.” “Tidak akan kubiarkan suamiku ikut denganmu, kau jelas tidak peduli dengannya! Jika kau peduli, kau tidak mungkin pergi saat kami membutuhkan pertolonganmu dari ancaman Tuan muda Jose.” Luisa menghela napas. Bahkan setelah dua minggu berlalu pun Diana tetap berbohong, pura-pura butuh pertolongan padahal tujuannya hanya ingin menjual Luisa. “Aku sudah tahu semuanya, Bi. Aku tahu Selena hendak menjualku. Kalian tidak benar-benar sedang diancam saat itu.” “A-apa apaan yang kau katakan itu?” Diana seketika gagap ketahuan berbohong. “Sekarang kumohon, biarkan aku membawa ayah dan mengurusnya hingga sembuh, Bi,” pinta Luisa. Panik, Diana melempar gelas yang kebetulan sejak tadi dia pegang. Prank! Pecah gelas tersebut tepat di depan Luisa berdiri. Bertepatan dengan itu Alfreed muncul, dia bosan hanya menunggu sendirian di dalam mobil. Tentu Alfreed berta

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    18. Berangkat Ke Meksiko

    ‘Well, finally she knows . Mau tidak mau dia memang harus tahu siapa aku sebenarnya,’ batin Alfreed. Dia yakin sekali Luisa akhirnya bisa menebak kalau sesungguhnya dia adalah Tuan Muda kaya raya penerus Scott Corp. “Kau menjual ginjalmu, ya?!” Mengejutkan, tebakan Luisa justru lari begitu jauh. Entah pikiran dari mana dia bisa menebak Alfreed menjual ginjalnya. Beradu rahang Alfreed jadinya. ‘Terlampau polos atau bodoh sih, dia ini!’ “Bukan, tapi ginjal Paul,” jawab Alfreed asal tapi sukses membuat Luisa menelan ludah ketakutan. “Sudah, stop berpikir yang macam-macam. Aku hanya salah lihat, kupikir harganya 150 dolar,” lanjut Alfreed lagi. Tersenyum lega, Luisa pada akhirnya memilih pakaian dalam yang harganya jauh lebih murah. Sesuai perintah Alfreed, dia memesan 10 pasang yang hanya memakan biaya 500 dolar. Bahkan tidak melebihi harga sepasang kaos kaki Alfreed. ‘Terbuat dari apa pakaian dalam yang dia pilih itu?’ Heran Alfreed dibuatnya. Beres dengan pesanan, A

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status