Share

Menemukan Calon Nyonya

Author: Sasa Sun
last update Last Updated: 2025-02-26 15:50:52

(Tiga hari sebelumnya)

Malam itu Paul bergegas menuju bandara. Tujuannya adalah Mexico, sebab selain karena Bibinya tinggal di sana, Paul yakin kalau tidak akan ada satupun perempuan Mexico yang mengenal siapa keluarga Scott.

Menempuh perjalanan udara lebih kurang 6 jam dari Washington DC, akhirnya Paul pun sampai. Tempat pertama yang dia kunjungi setelah dari bandara adalah panti asuhan. Paul mengira bisa menemukan perempuan cantik yang hidup sebatang kara dan mau menikah kontrak dengan bosnya. Tapi sayang pilihannya itu zonk.

Enam panti asuhan sudah Paul datangi selama dua hari, tapi tak dia temukan gadis menarik yang cocok bersanding dengan bosnya. Sekalinya ada yang memenuhi kriteria, saat ditanyai cita-citanya justru menjadi biarawati.

“Ah, kacau ... Waktuku sudah terbuang sia-sia di sini,” gumam Paul berdecak. Dia pikir bisa dengan mudah menemukan perempuan itu, tapi ternyata sulitnya bukan main.

Saat Paul sedang duduk menikmati kopi sembari berpikir, Bibinya datang mendekat. “Paul, kau sudah dua tahun tidak datang ke sini, sebenarnya apa tujuanmu datang? Jangan bilang kau ingin kembali mengejar Selena, mantan pacarmu itu.”

“Selena? Apa kabar dia? Aku bahkan hampir lupa tentangnya jika bibi tidak mengingatkan.” Menyeruput kopinya hingga tandas, Paul lantas bangkit.

“Kalau begitu, aku pergi dulu ya, Bi. Aku ingin mengunjunginya.” Paul melangkah menuju ke mobil.

“Tunggu, Paul. Kau harus dengar dulu cerita tentang dia yang sekarang,” teriak bibi menahan.

“Tidak perlu, Bi. Aku akan bertanya padanya secara langsung.” Segera Paul menekan gas mobilnya.

Begitu sampai dia menepikan mobil di depan, dan berjalan sedikit sebab jalan menuju ke rumah Selena tidak bisa dilalui mobil.

Prank!

Baru saja Paul hendak membuka pagar rumah mantan pacarnya itu, suara pecahan terdengar dari dalam.

‘Ada apa ini? Siapa yg bertengkar?’ batin Paul.

“Semua ini gara-gara, kau, gadis sialan!” teriak suara wanita paruh baya dari dalam rumah.

‘Itu pasti suara Bibi Diana,’ tebak Paul.

‘Apa dia sedang memaki Selena? Ah, tidak mungkin! Seingatku dia begitu menyayangi anak perempuannya itu.’

“Sejak kedatanganmu, musibah bertubi-tubi menghampiri keluargaku! Suamiku mengalami stroke parah, Mateo ditangkap polisi dan sekarang Selena, dia diculik orang suruhan Kartel El Salvador hanya gara-gara kau tidak mau berkencan dengan Tuan Muda Jose ....” Isak Bibi Diana.

‘Kartel El Salvador? Jose? Jose Fernando?’ Mendelik mata Paul mendengar nama itu. Anak pertama dari kelompok mafia di negara tersebut.

Putar balik, Paul berlari menuju mobilnya. Dipikirannya hanya satu, dia harus menyelamatkan Selena. Namun, baru saja dia hendak menekan gas, sebuah mobil sedan berhenti tepat di depan mobilnya. Lalu orang yang sangat dia kenal muncul dari sana bersama seorang pria. Mereka berciuman dengan begitu panas tanpa peduli tempat. Sekali lagi mata Paul kembali dibuat mendelik.

“Se ... Selena ...,” ucap Paul terkejut. Diliriknya plat mobil sedan itu, tampak gambar dua buah pisau menyilang dengan latar merah di sana, yang berarti lelaki yang bersama Selena adalah bagian dari Kartel El Salvador.

“Bukannya tadi Bibi Diana bilang dia diculik?” Paul jadi heran. Mana mungkin ada orang yang diculik tapi justru berciuman dengan sang penculik.

Usai berciuman, Selena merapikan pakaian dan rambutnya yang sedikit berantakan.

“Kau tunggu di sini saja Evan, paling lama setengah jam aku pasti akan membawa Luisa dan kita akan mendapatkan uangnya.” Sayup-sayup suara Selena terdengar oleh Paul sebab dia bicara sambil berjalan.

--------

Selena membuka pintu rumah dengan mata yang basah dan raut wajah ketakutan.

“Selena ... Sayang ..., akhirnya kau pulang. Bagaimana keadaanmu, nak?” Diana langsung memeluk anak kesayangannya lalu memeriksa setiap sudut bagian tubuh gadis itu.

“Apa saja yang mereka lakukan padamu? Katakan pada, mama ...”

Selena lantas menangis terisak-isak dengan tubuh yang bergetar. “Mereka tidak melakukan apapun padaku, Ma, tapi ..., mereka mengancam akan membunuhku jika aku tidak bisa membawa Luisa untuk mereka saat ini juga.”

“Memang betul-betul gadis pembawa, sial! Luisaaa ...,” teriak Diana memanggilnya.

Terkejut, Luisa yang sedang membersihkan pecahan piring di dapur sampai tergores jarinya. Segera dia bangkit lalu berlari menuju asal suara.

“Ya, Bi ...” Luisa lalu menatap Selena. “S-selena, syukurlah kau sudah pulang,” ucapnya dengan tatapan bahagia.

“Gadis sialan!” Seketika Diana menjambak rambut Luisa. “Bisa-bisanya kau tersenyum menatap anakku! Gara-gara kau, dia hampir saja dibunuh!”

“Aduh, bi ... Sakit bi, sakit ...,” rintih Luisa. Tangannya memegangi tangan Diana, memohon untuk dilepas.

“Saat ini juga kau harus ikut dengan Selena! Aku tidak mau tahu!” perintah Diana.

“Baik, Bi. Aku akan turuti permintaanmu.” Setelah Luisa setuju, Diana baru melepas jambakan rambutnya.

“Tapi, Ma ... Tunggu, dulu. Apa yang terjadi dengan dia?” Selena memperhatikan wajah Luisa. “Pipinya tergores.”

“Karena terlalu kalut kau diculik, mama meleparkan piring ke arahnya hingga pecah,” jelas Diana.

“Astaga ... Mama apa-apaan, sih?! Tuan Muda Jose bisa marah kalau barang yang dia inginkan cacat!" Selena menatap Diana kesal. Kesedihannya beberapa saat yang lalu lenyap tak berbekas.

“Sudahlah, ayo, kau ikut aku ke kamar. Aku akan menutupinya dengan make up.” Selena menarik kasar tangan Luisa.

Lima belas menit berdandan, Selena dan Luisa keluar dari kamar. Mereka lalu pergi menuju mobil Evan, yang ternyata adalah pacarnya sekaligus anggota El Salvador.

Sengaja Selena mengarang alasan kalau dia diculik hanya untuk menekan Luisa agar mau ikut. Tujuannya hanya satu yakni menjual saudara tirinya itu, sebab Tuan Muda Jose sangat suka sekali dengan gadis perawan. Dia memburu semua perawan di negara itu hingga ke sudut kota.

Sampai di ujung jalan, Selena tidak mendapati Evan di sana. Hanya mobilnya saja yang terparkir.

“Kemana, sih, kau Evan?” gerutu Selena. Dia merogoh saku celana mengeluarkan ponsel lalu semakin kesal setelah melihat daya ponselnya habis.

Berpikir sebentar, Selena lalu bicara pada Luisa. “Kau tunggu di sini sebentar, Luisa. Jangan kemana-mana! Paham?”

Mengangguk Luisa dgn mata berkaca-kaca. Sesungguhnya sejak tadi dia ingin menangis, membayangkan dirinya akan diserahkan pada lelaki penggila seks seperti Tuan Muda Jose Fernando , rasanya dia lebih baik mati. Tapi dibandingkan kematiannya yang tidak berarti apa-apa dia tidak mau sampai saudara tiri dan ibu tirinya sampai dibunuh.

Saat Selena sedang sibuk mencari Evan, saat itu pula lah, Paul menarik tangan Luisa untuk masuk ke mobilnya. Hampir saja gadis itu berteriak dan dengan sangat terpaksa Paul menutup mulutnya dengan tangan.

“Sssttt ...! Jangan berisik kalau kau ingin selamat!” ucap Paul.

“Ta-tapi kau siapa? Apa yang kau inginkan dariku?” Luisa ketakutan.

“Nanti aku jelaskan, kau percaya saja padaku. Sekarang kita harus segera pergi,” jawab Paul.

“Tidak! Aku tidak mau! Aku harus menyelamatkan Selena dan Bibi Diana,” bantah Luisa.

“Kau salah, justru kau yang harus menyelamatkan diri dari mereka,” terang Paul.

“Tidak! Kau yang salah!” Luisa berusaha membuka pintu mobil, tapi Paul buru-buru menguncinya.

“Buka! Turunkan aku dari sini!” teriak Luisa.

Disaat yang sama dari kejauhan Selena muncul bersama pacarnya. Jika terus berdebat dengan Luisa, Paul pasti akan ketahuan . Tidak ada waktu lagi untuk mereka bicara baik-baik . Dengan amat terpaksa dia memukul kepala gadis itu hingga pingsan, dan detik itu juga Paul menekan gas mobil untuk kabur dari sana.

Paul tidak membawa Luisa ke rumah bibinya, melainkan ke suatu tempat yang sangat jauh dari rumah Selena. Sampai di sana, Paul menunggu hingga Luisa sadar dari pingsan. Dan ketika gadis itu membuka mata, langsung dia berteriak.

“Aaargh ... Siapa kau?! Apa yang kau lakukan padaku?! Dimana ini?”

“Tenang ..., aku orang yang menyelamatkanmu tadi dan aku tidak melakukan apapun padamu. Sungguh.”

Luisa memeriksa dirinya, memastikan kalau tidak terjadi apapun padanya.

“Sekarang kita sedang berada di ..., entahlah aku juga tidak tahu nama daerah ini, yang pasti sangat jauh dari rumah Selena,” sambung Paul.

“Kenapa kau membawaku ke sini? Kau menculikku, ya?!” hardik Luisa.

“Tidak! Aku berani sumpah! Sejak awal sudah kukatakan bahwa aku yang menolongmu!”

Diam, Luisa memperhatikan Paul dari setiap sudut. Dia tidak bisa begitu saja percaya.

“Kau bisa lihat ini sebagai buktinya.” Paul mencabut memori card kamera CCTV mobil, lalu menyalakannya lewat ponsel.

Melihat rekaman itu Luisa akhirnya tahu bahwa sesungguhnya Selena lah yang ingin menjual dia pada Tuan Muda Jose. Hancur hati Luisa detik itu juga. Sampai hati Selena melakukan itu padanya, sekalipun mereka hanya saudara tiri.

Air mata Luisa pun menetes. Baru dua tahun ini dia merasa memiliki keluarga, tapi nyatanya tidak seorangpun yang menganggapnya bagian dari keluarga.

Menarik tisu mobil, Paul menyerahkannya pada Luisa.

“Sesungguhnya aku tidak ingin ikut campur. Aku hanya tidak sengaja berada di tempat itu dan menyaksikan apa yang terjadi. Maka tidak mungkin aku diam saja tanpa melakukan apapun.”

“Lalu apa rencanamu sekarang? Kau tidak mungkin pulang ke rumah Selena ‘kan? Atau ada tempat lain yang kau tuju? Biar kuantar. Kita harus cepat bergerak sebab pacar Selena adalah bagian dari Kartel El Salvador, dia bisa dengan mudah menemukanmu jika kau tidak segera pergi dari kota ini,” ucap Paul.

Semakin deras air mata Luisa menetes. Dia lalu menggeleng.

“Kau serius tidak punya tujuan?” Paul terkejut, sementara Luisa mengangguk.

Menyandarkan kepala ke kursi mobil, Paul menghela napas panjang. ‘Mati, aku! Masalah baru! Urusanku mencari calon istri Tuan Alfreed saja belum beres, aku justru terlibat dengan perempuan ini,’

“Boleh aku ikut saja denganmu?” tanya Luisa kemudian. Dia memandang Paul penuh harap. Wajahnya yang sudah dipenuhi air mata, membuat make up nya luruh dan bekas goresan di pipinya pun terlihat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Setuju Untuk Menikah

    Washington DC. Tak pernah terbayangkan oleh Luisa dia akan menjejakkan kaki di kota ini. Turun dari taksi, Paul membantu Luisa untuk check-in di hotel. “Oke, ini kuncinya.” Paul menyerahkan kunci kamar pada Luisa.“Kau bisa langsung beristirahat di kamar, Luisa. Dan aku harus pergi, ada hal mendesak yang wajib kuselesaikan,” sambung Paul.Luisa tak menjawab. Dia hanya menatap Paul dengan raut wajah khawatir.“Jangan khawatir, aku pasti akan kembali. Aku tidak terpikir sedikitpun untuk menipumu. Sesuai kesepakatan kita tadi, aku akan membantumu dan kau tentu juga akan membantuku ‘kan?” Luisa pun mengangguk.Dua jam lebih setelah kepergian Paul, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamar Luisa. Reflek gadis itu menyeka air matanya. Ya, kesendiriannya di kamar hotel itu membuat dia kembali teringat dengan nasib malang yang silih berganti menimpanya.“Luisa ..., ini aku, Paul. Aku tunggu kau di lobi sekarang, ya,” ucap Paul dari luar.Sampai di lobi hotel, ternyata Paul memperkenalkan Luis

    Last Updated : 2025-03-03
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Nikah Dadakan

    Alfreed bersiap dengan setelan kantornya. Usai menyemprotkan parfum di beberapa bagian, pria berjas itu melangkah keluar dari kamar. Langsung dia dikejutkan dengan Kakek Scott yang ternyata sudah berdiri di depan pintu. “Sudah kuduga, kau hanya membohongi kakekmu.” Sang kakek melihat penampilan cucunya yang sudah rapi dengan setelan kantor. “Membohongi?” Alfreed mengernyit tak mengerti. “Semalam kau berjanji akan membawa calon istrimu padaku,” jawab Kakek “Astaga ... Iya, aku lupa. Tunda saja hari ini. Besok aku janji akan membawanya padamu.” Dengan enteng Alfreed mengganti janjinya ke hari esok sebab dia juga belum memberitahu Paul prihal ini. “Tidak bisa! Seenaknya saja kau mengganti hari! Aku paling benci yang seperti itu!” Kakek Scott melotot. “Tapi aku ada meeting pagi, Kek, dan ini penting.” “Kau bisa menyuruh Paul untuk mewakilimu di meeting, jadi sekarang kau harus mengantarkan aku bertemu dengannya!” Kakek Scott bersikeras. Sudah jelas jika berdebat dengan san

    Last Updated : 2025-03-12
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Sandiwara Yang Ketahuan

    “Shit! Si tua bangka itu sungguh-sungguh menguji kesabaranku!” Alfreed langsung mengumpat, begitu dia sampai di pintu keluar kantor sipil. Sengaja dia meninggalkan Luisa dan kakeknya lebih dulu sebab sudah tak tahan ingin meledak. Satu-satunya orang yang terpikirkan olehnya sekarang adalah Paul. Langsung dia telepon asistennya itu. “Kau tahu, kesialan sudah menimpaku saat ini. Si tua bangka itu menikahkan kami seperti kilat, dan setelahnya dia malah beracting menjadi orang termiskin di dunia yang tidak punya tempat tinggal selain menumpang di rumahku. Damn it!” Alfreed berteriak di ujung kalimatnya. Dia bahkan menendang ban mobil orang sampai alarmnya berbunyi. Terkejut, buru-buru dia berpindah tempat. Tak mau sampai ada yang tahu kelakuan bodohnya itu. “Suara apa itu, Tuan?” Di ujung telepon Paul juga ikut terkejut. “Tidak perlu kau tanyakan! Sekarang cepat pikirkan solusinya! Sebab kau yang harus bertanggung jawab atas ide bodohmu ini!” hardik Alfreed. Paul menelan

    Last Updated : 2025-03-14
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Menjadi Suami Istri Sungguhan

    “A-apa yang kau bicarakan, Kek?” Kakek mendecis, muak dia dengan pertanyaan Alfreed. Padahal sejujurnya cucunya itu kalut bukan main. Bagaimana tidak, perusahaan yang sudah susah payah dia pimpin hingga sebesar ini, harus diserahkan ke panti sosial begitu saja. Hal gila yang sungguh menghancurkan hidupnya. “Aku tidak menjanjikan apapun padanya. Dia sungguh wanita yang ingin kunikahi. Kan sudah aku bilang padamu!” Alfreed berusaha mengelak. “Halah ... kau kira aku sebodoh itu untuk tahu mana yang sepasang kekasih sungguhan dan yang tidak.” Kakek Scott melotot. “Kapan aku bilang kami sepasang kekasih?” Tercengang Kakek mendengar pernyataan itu. “Lalu apa hubungan kalian sesungguhnya?” “Dia ...” Alfreed bingung harus mengarang cerita apa sekarang. Tatapan kakeknya membuat dia tak bisa berpikir jernih. “Dia wanita yang sudah lama kukenal. Kami memang tidak pernah punya hubungan. Tapi dia menyukaiku dan aku ..., ya, aku juga menyukainya.” Alfreed tidak berani menatap mata k

    Last Updated : 2025-04-07
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Ancaman Sang Kakek

    "Kau pikir kau siapa?! Kalau bukan karena kekayaan yang kakek miliki, kau tidak akan jadi sebesar ini, Alfreed! Kau boleh saja menjadi seorang CEO yang hebat, tapi jangan pernah lupa kalau aku adalah owner-nya. Aku yang sesungguhnya pemilik ratusan hotel Scott di seluruh dunia. Namaku yang orang-orang kenal, Scott Ferdinand. Jadi stop mendebatku dengan berbagai macam alasanmu itu! Cukup turuti mauku kalau kau masih ingin menikmati semua yang kumiliki! Jika tidak, aku akan menyerahkan seluruhnya ke panti sosial! Camkan itu!--------Bruak!“Aarrrgh ..., fuck this shit!” Alfreed menendang kursi kebesarannya di kantor saat mengingat kejadian sore tadi. Ancaman sang kakek yang membuat emosinya langsung mendidih.“Sialan! Si tua bangka itu lagi-lagi mengancamku dengan tuntutannya! Kenapa dia tidak mati saja?! Umurnya terlalu panjang menjadi manusia, bahkan ayahku lebih dulu mati daripada dia! Damn it!”“Ini tidak adil! Apa hak dia memaksaku menikah dan punya anak? Ini hidupku! Aku yang men

    Last Updated : 2025-02-26

Latest chapter

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Menjadi Suami Istri Sungguhan

    “A-apa yang kau bicarakan, Kek?” Kakek mendecis, muak dia dengan pertanyaan Alfreed. Padahal sejujurnya cucunya itu kalut bukan main. Bagaimana tidak, perusahaan yang sudah susah payah dia pimpin hingga sebesar ini, harus diserahkan ke panti sosial begitu saja. Hal gila yang sungguh menghancurkan hidupnya. “Aku tidak menjanjikan apapun padanya. Dia sungguh wanita yang ingin kunikahi. Kan sudah aku bilang padamu!” Alfreed berusaha mengelak. “Halah ... kau kira aku sebodoh itu untuk tahu mana yang sepasang kekasih sungguhan dan yang tidak.” Kakek Scott melotot. “Kapan aku bilang kami sepasang kekasih?” Tercengang Kakek mendengar pernyataan itu. “Lalu apa hubungan kalian sesungguhnya?” “Dia ...” Alfreed bingung harus mengarang cerita apa sekarang. Tatapan kakeknya membuat dia tak bisa berpikir jernih. “Dia wanita yang sudah lama kukenal. Kami memang tidak pernah punya hubungan. Tapi dia menyukaiku dan aku ..., ya, aku juga menyukainya.” Alfreed tidak berani menatap mata k

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Sandiwara Yang Ketahuan

    “Shit! Si tua bangka itu sungguh-sungguh menguji kesabaranku!” Alfreed langsung mengumpat, begitu dia sampai di pintu keluar kantor sipil. Sengaja dia meninggalkan Luisa dan kakeknya lebih dulu sebab sudah tak tahan ingin meledak. Satu-satunya orang yang terpikirkan olehnya sekarang adalah Paul. Langsung dia telepon asistennya itu. “Kau tahu, kesialan sudah menimpaku saat ini. Si tua bangka itu menikahkan kami seperti kilat, dan setelahnya dia malah beracting menjadi orang termiskin di dunia yang tidak punya tempat tinggal selain menumpang di rumahku. Damn it!” Alfreed berteriak di ujung kalimatnya. Dia bahkan menendang ban mobil orang sampai alarmnya berbunyi. Terkejut, buru-buru dia berpindah tempat. Tak mau sampai ada yang tahu kelakuan bodohnya itu. “Suara apa itu, Tuan?” Di ujung telepon Paul juga ikut terkejut. “Tidak perlu kau tanyakan! Sekarang cepat pikirkan solusinya! Sebab kau yang harus bertanggung jawab atas ide bodohmu ini!” hardik Alfreed. Paul menelan

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Nikah Dadakan

    Alfreed bersiap dengan setelan kantornya. Usai menyemprotkan parfum di beberapa bagian, pria berjas itu melangkah keluar dari kamar. Langsung dia dikejutkan dengan Kakek Scott yang ternyata sudah berdiri di depan pintu. “Sudah kuduga, kau hanya membohongi kakekmu.” Sang kakek melihat penampilan cucunya yang sudah rapi dengan setelan kantor. “Membohongi?” Alfreed mengernyit tak mengerti. “Semalam kau berjanji akan membawa calon istrimu padaku,” jawab Kakek “Astaga ... Iya, aku lupa. Tunda saja hari ini. Besok aku janji akan membawanya padamu.” Dengan enteng Alfreed mengganti janjinya ke hari esok sebab dia juga belum memberitahu Paul prihal ini. “Tidak bisa! Seenaknya saja kau mengganti hari! Aku paling benci yang seperti itu!” Kakek Scott melotot. “Tapi aku ada meeting pagi, Kek, dan ini penting.” “Kau bisa menyuruh Paul untuk mewakilimu di meeting, jadi sekarang kau harus mengantarkan aku bertemu dengannya!” Kakek Scott bersikeras. Sudah jelas jika berdebat dengan san

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Setuju Untuk Menikah

    Washington DC. Tak pernah terbayangkan oleh Luisa dia akan menjejakkan kaki di kota ini. Turun dari taksi, Paul membantu Luisa untuk check-in di hotel. “Oke, ini kuncinya.” Paul menyerahkan kunci kamar pada Luisa.“Kau bisa langsung beristirahat di kamar, Luisa. Dan aku harus pergi, ada hal mendesak yang wajib kuselesaikan,” sambung Paul.Luisa tak menjawab. Dia hanya menatap Paul dengan raut wajah khawatir.“Jangan khawatir, aku pasti akan kembali. Aku tidak terpikir sedikitpun untuk menipumu. Sesuai kesepakatan kita tadi, aku akan membantumu dan kau tentu juga akan membantuku ‘kan?” Luisa pun mengangguk.Dua jam lebih setelah kepergian Paul, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamar Luisa. Reflek gadis itu menyeka air matanya. Ya, kesendiriannya di kamar hotel itu membuat dia kembali teringat dengan nasib malang yang silih berganti menimpanya.“Luisa ..., ini aku, Paul. Aku tunggu kau di lobi sekarang, ya,” ucap Paul dari luar.Sampai di lobi hotel, ternyata Paul memperkenalkan Luis

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Menemukan Calon Nyonya

    (Tiga hari sebelumnya)Malam itu Paul bergegas menuju bandara. Tujuannya adalah Mexico, sebab selain karena Bibinya tinggal di sana, Paul yakin kalau tidak akan ada satupun perempuan Mexico yang mengenal siapa keluarga Scott.Menempuh perjalanan udara lebih kurang 6 jam dari Washington DC, akhirnya Paul pun sampai. Tempat pertama yang dia kunjungi setelah dari bandara adalah panti asuhan. Paul mengira bisa menemukan perempuan cantik yang hidup sebatang kara dan mau menikah kontrak dengan bosnya. Tapi sayang pilihannya itu zonk. Enam panti asuhan sudah Paul datangi selama dua hari, tapi tak dia temukan gadis menarik yang cocok bersanding dengan bosnya. Sekalinya ada yang memenuhi kriteria, saat ditanyai cita-citanya justru menjadi biarawati. “Ah, kacau ... Waktuku sudah terbuang sia-sia di sini,” gumam Paul berdecak. Dia pikir bisa dengan mudah menemukan perempuan itu, tapi ternyata sulitnya bukan main. Saat Paul sedang duduk menikmati kopi sembari berpikir, Bibinya datang mendekat.

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Ancaman Sang Kakek

    "Kau pikir kau siapa?! Kalau bukan karena kekayaan yang kakek miliki, kau tidak akan jadi sebesar ini, Alfreed! Kau boleh saja menjadi seorang CEO yang hebat, tapi jangan pernah lupa kalau aku adalah owner-nya. Aku yang sesungguhnya pemilik ratusan hotel Scott di seluruh dunia. Namaku yang orang-orang kenal, Scott Ferdinand. Jadi stop mendebatku dengan berbagai macam alasanmu itu! Cukup turuti mauku kalau kau masih ingin menikmati semua yang kumiliki! Jika tidak, aku akan menyerahkan seluruhnya ke panti sosial! Camkan itu!--------Bruak!“Aarrrgh ..., fuck this shit!” Alfreed menendang kursi kebesarannya di kantor saat mengingat kejadian sore tadi. Ancaman sang kakek yang membuat emosinya langsung mendidih.“Sialan! Si tua bangka itu lagi-lagi mengancamku dengan tuntutannya! Kenapa dia tidak mati saja?! Umurnya terlalu panjang menjadi manusia, bahkan ayahku lebih dulu mati daripada dia! Damn it!”“Ini tidak adil! Apa hak dia memaksaku menikah dan punya anak? Ini hidupku! Aku yang men

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status