Share

3. Setuju Untuk Menikah

Penulis: Sasa Sun
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-03 06:18:38

Washington DC.

Tak pernah terbayangkan oleh Luisa dia akan menjejakkan kaki di kota ini. Turun dari taksi, Paul membantunya untuk check-in di hotel.

“Oke, ini kuncinya.” Paul menyerahkan kunci kamar pada Luisa.

“Kau bisa langsung beristirahat di kamar, Luisa. Dan aku harus pergi, ada hal mendesak yang wajib kuselesaikan."

Luisa tak menjawab. Dia hanya menatap Paul dengan raut wajah khawatir.

“Jangan khawatir, aku pasti akan kembali. Aku tidak terpikir sedikitpun untuk menipumu. Sesuai kesepakatan kita tadi, aku akan membantumu dan kau tentu juga akan membantuku ‘kan?” Luisa pun mengangguk.

Dua jam lebih setelah kepergian Paul, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamar Luisa. Reflek gadis itu menyeka air matanya. Ya, kesendiriannya di kamar hotel membuat dia kembali teringat dengan nasib malang yang silih berganti menimpanya.

“Luisa ..., ini aku, Paul. Aku tunggu kau di lobi sekarang, ya,” ucap Paul dari luar.

Sampai di lobi hotel, ternyata Paul memperkenalkan Luisa pada seseorang.

“Perkenalkan Luisa, ini Alfreed, sepupuku."

Luisa tak menjawab, matanya fokus menatap sosok yang sekarang ada di hadapannya.

‘A-alfreed ... Apakah dia Alfreed yang sama?’

Sungguh, betapa terkejutnya Luisa menatap pria itu. Pria yang sesungguhnya sudah dia kenal delapan tahun yang lalu.

‘Ya, dia jelas Alfreed yang sama, tapi kenapa dia terlihat berbeda?’ Luisa tak henti memandang Alfreed.

“Hei ... Aku tahu sepupuku sangat tampan, tapi aku tidak menyangka kau akan seterpesona itu sampai menjatuhkan minumanmu.” Paul menyenggol pelan lengan Luisa.

Luisa memandang ke bawah, ternyata botol minuman yang sejak tadi dia pegang sudah menggenang di lantai dan membasahi kakinya.

“Eh, tidak! Bukan begitu! Aku hanya ....”

“Sudahlah. Aku tidak butuh pengakuanmu. Aku tahu perempuan kalau bilang tidak artinya iya.” Paul terkekeh kecil, merasa bahagia sebab memergoki Luisa yang tampak langsung tertarik pada bosnya.

“Stop membicarakan hal yang tidak penting!” Namun, tiba-tiba Alfred bersuara, dia mengubah mode bercanda menjadi serius dalam seketika. Bersamaan dengan itu, diliriknya Paul agar segera menuntaskan apa tujuan dari pertemuan mereka malam itu.

“Ah, iya-iya, hampir aku lupa.” Paul langsung paham.

“Jadi begini Luisa, sepupuku ini sedang dalam masalah. Dia dipaksa oleh kakeknya untuk segera menikah sebab kakeknya sudah sangat tua. Beliau khawatir akan lebih dulu berpulang sebelum melihat cucu satu-satunya menikah.” Paul mulai bercerita. Tentunya cerita yang dia karang sendiri.

Tapi Luisa yang terlihat polos itu ternyata lumayan teliti.

“Maaf, aku potong sedikit, bukannya tadi kau bilang bahwa kalian adalah sepupu? Harusnya kakek kalian sama dan itu artinya Alfreed bukan cucu tunggal, benar ‘kan?”

Hampir saja ketauan, Paul buru-buru menggeleng. “Tidak, bukan seperti itu. Kau salah paham. Kami bersepupu sebab kakekku dan kakek Alfreed adalah kakak beradik.”

Luisa pun mengangguk. Ucapan Paul kini bisa dia pahami.

“Langsung ke intinya saja, Paul! Tidak usah kau ceritakan bagaimana keluargamu terbentuk!” Alfreed menyela, jengah betul dia mendengar cerita karangan asistennya itu. Matanya sampai melirik tajam memandangi Paul.

Tapi kemudian, Alfreed meralat kalimatnya dengan berpura-pura batuk. “Ehem ... maksudku, keluarga kita.”

Paul menelan ludah. Pada dasarnya Alfreed tetaplah bos yang wajib dia hormati.

“B-baik, Tu, eh, maksudku tujuanku memang seperti itu, brother.” Hampir saja dia kelepasan menyebut Alfreed sebagai Tuan.

“So, bagaimana menurutmu Luisa? Bukankah keadaan ini sangat cocok untukmu? Sepupuku membutuhkan istri di atas kertas, sementara kau membutuhkan tempat tinggal selama di sini. Dan kita juga sudah sepakat untuk saling membantu ‘kan?” Paul lanjut menerangkan panjang lebar pada Luisa. Tapi gadis itu tidak mengeluarkan sepatah katapun, membuat Alfreed gemas dan kembali ikut bicara.

“Aku tidak punya harta berlimpah, aku tidak bisa menjamin kau akan hidup enak denganku, dan terakhir aku juga tidak punya waktu untuk terus duduk lebih lama lagi di sini, jadi kau mau menjadi istriku atau tidak?”

Sudah terkejut melihat Alfreed yang menurutnya berbeda, kini Luisa dibuat makin terkejut dengan ucapan pria itu.

‘Apakah keluarganya sudah jatuh miskin? Dan ..., begitu caranya melamarku? Eh, maksudku, masa begitu cara dia mengajakku bekerja sama???’ batin Luisa.

“Oke. Karena kau diam, aku anggap kau tidak bersedia.” Sesuai ucapannya yang tak mau buang-buang waktu, Alfreed menganggap diam Luisa sebagai penolakan. Maka dia pun hendak pergi dari sana.

“Tunggu!” Tak disangka, Luisa meraih tangan kekar Alfreed. Pria itu berhenti, wajahnya semakin ketat saja melihat tangannya kini disentuh oleh wanita yang sama sekali tidak dia kenal.

“Yang penting aku tidak kelaparan dan kau bisa menjamin hidupku aman, aku bersedia,” jawab Luisa.

Giliran Alfreed yang terkejut dengan jawaban Luisa. Beruntung, Luisa menundukkan kepalanya, sehingga dia tidak melihat mulut Alfreed yang sedikit menganga.

‘Apa katanya?! Yang penting tidak kelaparan? Hanya itu??? Bulshit! Semua perempuan memang pandai bersandiwara, mana ada orang hidup yang penting cuma makan. Tapi baguslah! Kita lihat sampai mana dia sanggup bertahan hanya dengan makan tanpa uang sepeserpun.’

“Tapi sebelum itu, aku punya syarat.” Luisa mengangkat kepala dan Alfreed buru-buru kembali memasang wajah ketat seperti sebelumnya.

‘Cih ... Belum semenit dia bilang yang penting tidak kelaparan, sekarang sudah mengajukan syarat, pasti ini tentang uang,' duga Alfreed.

Dia lantas melirik Paul. ‘Ini yang kau sebut ide brilian, Paul. Buang-buang waktuku saja!’

Paul mendekat pada bosnya lalu berbisik. “Dengarkan saja dulu syaratnya, Tuan. Aku yakin tidak seperti yang anda bayangkan.”

Alfreed pun menurut. Dia sambut ucapan Luisa. “Apa syaratmu?”

“Aku ingin suatu saat nanti kau membantuku menjemput ayahku.”

Alfreed mengerutkan dahi. Terlalu mudah kalau hanya menjemput seseorang baginya, tapi apa urusannya dengan ayah Luisa? Ini kan hanya pernikahan kontrak.

“Aku tahu permintaanku ini membutuhkan biaya yang besar, tapi kau bisa memotong biaya makan yang harus kau keluarkan untukku. Aku bisa memasak dan membersihkan rumah. Aku juga bisa membantumu mencari uang dengan bekerja paruh waktu. Percayalah , kau bisa menghemat banyak uang dengan melakukan pernikahan kontrak denganku.” Luisa menggigit bibirnya. Dia merasa gugup dan malu, seolah sedang memperdagangkan diri sendiri untuk lekas dibeli oleh Alfreed.

Sayang, Alfreed menangkap tingkah polos itu dengan prasangka buruk. ‘Apa dia sedang menggodaku sekarang ?’

“Ya. Dia bersedia. Ya, kan?” Tiba-tiba Paul yang bersuara, mewakili bosnya menjawab. Bahkan dia juga mengalungkan lengannya di bahu Alfreed seolah mereka sepupu sungguhan.

“Kau tak perlu berkata begitu, sudah pasti dia mau, hanya saja sepupuku ini agak pemalu,” ucap Paul lagi.

Jangan tanyakan wajah Alfreed sekarang, sudah ketat makin ketat lagi akibat tingkah Paul. Namun, demi kelancaran rencana bodoh asistennya itu, Alfred memilih untuk mengabaikannya.

“Aku setuju.” Tanpa bicara apa-apa lagi, Alfreed berbalik hendak pergi.

Di saat yang sama, ponselnya tiba-tiba berdering.

“Ck! Apa dia tidak melihat jam? Memangnya dia tak ada kerjaan lain selain hanya mengancam dan menekanku,” gerutu Alfreed.

“Kalau begitu aku juga akan pergi. Kau istirahatlah di hotel ini dahulu, aku akan mengabarimu secepatnya, maksudku sepupuku pasti akan segera mengabarimu.” Paul pamit pada Luisa. Mendengar bosnya menggerutu tadi, dia sangat yakin pasti itu telepon dari Tuan Besar, yakni kakek Scott.

“Tuan, saya akan mengantar anda.” Paul muncul saat Alfreed akan masuk di pintu kemudi.

“Syukurlah kau datang, aku kira kau akan bermalam dengan gadis antah berantah itu.”

“Saya tidak berani jika itu milik anda, Tuan,” ucap Paul.

“Hei, sejak kapan dia menjadi milikku. Bahkan meski kami sudah menikah, aku dan dia hanya menikah di atas kertas,” koreksi Alfreed.

“Sekalipun hanya di atas kertas, dia tetap milik anda, Tuan.”

“Ya ya, terserah kau saja. Antar aku ke mansion kakek. Si tua bangka itu mengeluh sakit, aku curiga itu hanya akal-akalannya untuk mendesakku lagi.” Alfreed mencebikkan bibir, sedikitpun dia tidak percaya kakeknya sedang sakit.

Alfreed memilih memejamkan mata selama perjalanan.

“Sudah sampai, Tuan.” Suara Paul membangunkan Alfreed yang sebenarnya tidak benar-benar tidur. Menghela napas, pria itu merasa perjalanan terlalu singkat, padahal dia ingin sampai sedikit lebih lama.

Paul membuka pintu untuknya, dan Alfreed tanpa bicara apa-apa melangkah masuk ke dalam mansion kakek.

“Selamat malam, Tuan muda. Tuan besar menunggu anda sejak tadi.” Seorang pelayan menyambut dan mengiringnya ke kamar Kakek Scott. Dan setibanya mereka di sana, rupanya Kakek sedang berada di balik selimut dengan bibir yang terlihat pucat.

‘Cih ... Pasti dia membayar perias wajah agar terlihat benar-benar sakit.’ Dalam hati Alfreed mencibir.

Alfreed lalu mendekat, “Bukannya menelpon dokter, kenapa kakek malah meneleponku?”

“Uhuk uhuk ... Dokter mana pun tak akan bisa menyembuhkanku.” Suara parau Kakek Scott membuat Alfreed tersenyum smirk.

‘Tak disangka si tua bangka ini juga sangat jago akting,' batin Alfreed.

“Ya ya ... Hanya jika aku menikah, kakek akan sembuh. Begitu ‘kan?”

Kakek lagi-lagi terbatuk, “Aku hanya ingin melihatmu menikah, sebab khawatir kau tidak menemukan wanita yang tepat.”

“Aku bahkan bisa mendapatkan sepuluh wanita dalam semalam, apalagi yang kakek khawatirkan.”

Plak!

Tiba-tiba pukulan mendarat di lengan Alfreed. Sang kakek yang dibuat gemas dengan ucapan cucunya sampai lupa kalau dia sedang beracting sakit.

“Kau! Memang tidak ada gunanya aku berpura-pura sakit. Padahal para cucu orang di luar sana akan langsung luluh ketika melihat kakeknya sekarat. Tapi kau, malah ingin membuatku mati lebih cepat!” omel Kakak Scott.

Alfreed terkekeh, apa yang dia pikirkan ternyata benar.

“Sudah kuduga kakek hanya pura-pura. Pasti para cucu orang di luar sana tidak sepintar cucumu, itu sebabnya mereka mudah ditipu."

Kakek Scott meradang, dengan ancaman tak mempan, dengan cara halus pun tidak mempan, maka cara satu-satunya adalah bertindak cepat secara langsung. Itu yang ada di pikiran sang kakek sekarang.

“Tunggulah besok, aku pastikan membawanya padamu.”

Bersandar di head board, Kakek Scott memandang cucunya, ‘Apa dia serius dengan ucapannya itu? Kalau sampai dia bermain-main denganku, aku akan langsung melakukan rencanaku!’

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    4. Nikah Dadakan

    Alfreed bersiap dengan setelan kantornya. Usai menyemprotkan parfum di beberapa bagian, pria berjas itu melangkah keluar dari kamar. Langsung dia dikejutkan dengan Kakeknya yang ternyata sudah berdiri di depan pintu. “Sudah kuduga, kau hanya membohongi kakekmu.” Sang kakek melihat penampilan cucunya yang sudah rapi dengan setelan kantor. “Membohongi?” Alfreed mengernyit tak mengerti. “Semalam kau berjanji akan membawa calon istrimu padaku,” jawab Kakek. “Astaga ... Iya, aku lupa. Tunda saja hari ini. Besok aku janji akan membawanya padamu.” Dengan enteng Alfreed mengganti janjinya ke hari esok sebab dia juga belum memberitahu Paul prihal ini. “Tidak bisa! Seenaknya saja kau mengganti hari! Aku paling benci yang seperti itu!” Kakek Scott melotot. “Tapi aku ada meeting pagi, Kek, dan ini penting.” “Kau bisa menyuruh Paul untuk mewakilimu di meeting, jadi sekarang kau harus mengantarkan aku bertemu dengannya!” Kakek bersikeras. Jika berdebat dengan sang kakek, Alfre

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    5. Sandiwara Yang Ketahuan

    Tak tahan ingin meledak, Alfreed bergegas keluar dari kantor sipil meninggalkan kakeknya dan Luisa. “Shit! Si tua bangka itu sungguh-sungguh menguji kesabaranku!” Satu-satunya orang yang terpikirkan olehnya sekarang adalah Paul. Langsung dia telepon asistennya itu. “Kau tahu, kesialan sudah menimpaku saat ini. Si tua bangka itu menikahkan kami seperti kilat, dan setelahnya dia malah beracting menjadi orang termiskin di dunia yang tidak punya tempat tinggal selain menumpang di rumahku. Damn it!” Alfreed berteriak di ujung kalimat. Dia bahkan menendang ban mobil orang sampai alarmnya berbunyi. Terkejut, buru-buru dia berpindah tempat. Tak mau sampai ada yang tahu kelakuan bodohnya itu. “Suara apa itu, Tuan?” Di ujung telepon Paul juga ikut terkejut. “Tidak perlu kau tanyakan! Sekarang cepat pikirkan solusinya! Sebab kau yang harus bertanggung jawab atas ide bodohmu ini!” hardik Alfreed. Paul menelan ludah. Dia sendiri tak menyangka kalau Tuan Besar akan bertindak beg

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    6. Menjadi Suami Istri Sungguhan

    “A-apa yang kau bicarakan, Kek?” Kakek mendecis, muak dia dengan pertanyaan Alfreed. Padahal sejujurnya cucunya itu kalut bukan main. Bagaimana tidak, perusahaan yang sudah susah payah dia pimpin hingga sebesar ini, harus diserahkan ke panti sosial begitu saja. Hal gila yang sungguh menghancurkan hidupnya. “Aku tidak menjanjikan apapun padanya. Dia sungguh wanita yang ingin kunikahi. Kan sudah aku bilang padamu!” Alfreed berusaha mengelak. “Halah ... kau kira aku sebodoh itu untuk tahu mana yang sepasang kekasih sungguhan dan mana yang tidak.” Kakek Scott melotot. “Kapan aku bilang kami sepasang kekasih?” Tercengang Kakek mendengar pernyataan itu. “Lalu apa hubungan kalian sesungguhnya?” “Dia ...” Alfreed bingung harus mengarang cerita apa sekarang. Tatapan kakeknya membuat dia tak bisa berpikir jernih. “Dia wanita yang sudah lama kukenal. Kami memang tidak pernah punya hubungan. Tapi dia menyukaiku dan aku ..., ya, aku juga menyukainya.” Alfreed tidak berani me

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    7. Makan Malam Romantis Berujung First Kiss

    “Ba-bagaimana kalau .... malam ini anda membuat kejutan makan malam romantis dengan Luisa. Saya yakin Tuan Besar pasti akan berhenti curiga.” Walau takut dengan amarah sang bos, tapi Paul masih bisa memberikan ide. Diam semenit, Alfreed baru bicara, “Hanya makan malam ‘kan? Tidak melakukan yang lain?” Alfreed memastikan lebih dulu. Dia tak mau terperosok makin dalam oleh ide Paul. “Usahakan Tuan basa-basi sedikit dengannya dan tatap matanya sesekali. Pasti rencana ini akan sukses besar, Tuan. Saya jamin!” Paul meyakinkan. “Baiklah, kau atur semuanya.” Akhirnya emosi Alfreed mereda. Sesuai perintah, Paul bergegas mengatur segalanya. Dia mempersiapkan makan malam romantis di rooftop apartemen. Tak lupa dia mampir membawakan sebuah gaun cantik untuk Luisa. Saat dia menekan bel, yang membuka pintu adalah Kakek Scott. “Rupanya kau, Paul.” “Selamat siang, Tuan besar.” Paul membungkuk menyapa Kakek Scott. “Bersikaplah biasa saja jika di sini. Ada apa?” Kakek Scott m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    8. Alfreed Kabur, Tapi Diusir Disemua Tempat

    Alfreed melangkah menuju kamar terbaik di hotel yang dia datangi malam itu, namun tiba-tiba manager hotel berlari menyusulnya dari belakang. “Maaf, Tuan Alfreed. Saya bener-benar minta maaf,” ucap manager itu dengan napas ngos-ngosan. “Ada apa ini?” “Saya lupa bilang, kalau seluruh kamar hotel sudah di-booking, Tuan.” Terkejut bukan main Alfreed mendengar ucapan itu. Bagaimana mungkin seluruh hotel sudah di-booking, sementara acces card sudah ada di tangannya, dan apakah mereka lupa kalau dia adalah CEO Scott Corp yang merupakan pemilik dari hotel tersebut. “Saya sungguh-sungguh meminta maaf, Tuan. Tidak ada sedikitpun niat kami untuk membuat anda marah. Ini murni kelalaian pegawai resepsionis.” Sang manager terus menunduk, tak berani mengangkat kepalanya menatap Alfreed. Sejujurnya Alfreed ingin marah tapi perasaan campur aduk usai berciuman dengan Luisa lebih mendominan. Dia memilih pergi menuju apartemen miliknya sendiri, bukan ke apartemen Paul yang belakangan men

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    9. Making Love With Her

    “Aku memberimu kesempatan terakhir, tunjukkan padaku bahwa kau benar-benar serius dengan pernikahanmu! Kembali ke kamarmu sekarang, dan besok semuanya akan normal, tidak akan ada lagi yang berani mengusik apalagi menganggapmu tamu di rumahku," ucap Kakek Scott. Alfreed mengepalkan kedua tangan, egonya sangat tinggi sehingga dia memilih untuk pergi sekalipun dia sangat menyayangkan harta dan warisan sang kakek. Masuk ke mobil, Alfreed membanting pintu dan memukul setir kemudi. Otaknya sudah tidak bisa diajak berpikir, hanya ingin marah dan mengamuk sekarang. Satu-satunya orang yang terlintas di kepalanya adalah Paul. “Kau harus bertanggung jawab untuk semua ini, Paul!” Alfreed menelepon asistennya itu, tapi tidak diangkat. “Sialan! Apa kau juga sudah berpaling pada si tua bangka itu?!” Tak puas, Alfreed langsung mengemudikan mobilnya menuju apartemen Paul yang baru. Setiba di sana, dia menggedor kasar pintunya. Tak peduli mau berapa banyak orang yang akan terganggu aka

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    10. Darah!

    Alfreed menghela napas panjang. Dia usap seluruh wajahnya hingga ke kepala, berusaha menerima kenyataan yang telah terjadi. Ini bukan tentang kenikmatan tadi malam, melainkan dengan siapa dia melakukannya. Kembali Alfreed menatap wanita di balik selimut itu. ‘Luisa Juarez. Siapa sebenarnya kau ini? Aku hanya tahu namamu, selebihnya tidak. Maka tak masuk di akal kalau aku tertarik padamu,’ batin Alfreed. Matanya memandang wajah Luisa yang masih tertidur pulas. Kulit sawo matang, rambut ikal dan almond eyes berwarna hazel yang dimiliki Luisa, sungguh bukan tipenya. ‘Yang pasti kau bukan tipeku!’ ucap Alfreed lagi dalam hati. Alfreed bukan lah pria yang mudah jatuh cinta. Sekalipun sudah berbagi ranjang dengan banyak wanita, namun untuk melabuhkan hati adalah hal yang tak akan mungkin dia lakukan. Traumanya dikhianati begitu besar, hingga tak berminat lagi punya hubungan. Tapi sejak ciuman terpaksa yang dia lakukan dengan Luisa di rooftop apartemen kemarin, membuatnya tak henti

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    11. Alfreed Bertanggungjawab Pada Luisa

    Terkejut dengan respon Alfreed yang mendadak perhatian, Luisa seketika membisu. Dia hanya mengangguk sebagai jawaban. Langsung pria itu meraih tubuh Luisa dan kembali membaringkannya di ranjang. “Aku tidak akan minta maaf, tapi aku akan bertanggungjawab,” ucap Alfreed. Matanya memandang Luisa serius. ‘Apa iya jatuh sedikit saja harus ditanggungjawabi? Lagipula kan ini salahku sendiri,’ pikir Luisa. Dia belum tahu kalau tanggung jawab yang Alfreed maksud bukan perkara jatuhnya. Tapi dipandang terus seperti itu, membuat Luisa gugup dan hanya bisa membisu. “Tetaplah di sini. Aku akan belikan sarapan.” Alfreed hendak bangkit, tapi Luisa sigap menarik tangannya. “Jangan! Biar aku yang siapkan sarapan. Tapi sebelum itu beri aku waktu lima menit saja untuk mandi.” Luisa tak bisa lagi terus membisu. Tanggung jawab akan tugasnya di rumah itu tidak boleh lalai, pikirnya. Alfreed melirik tangannya yang dipegang Luisa, lalu beralih memandang wanita itu. “Lakukan saja apa yang k

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12

Bab terbaru

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    26. Memotong Tangan Diana?

    “KAU!”Suara Jose menggema satu ruangan. Getarannya bahkan terasa hingga mengguncang otak si pendengar. Termasuk Luisa, semuanya jelas ketakutan. Bahkan vas yang berada tak jauh darinya seketika pecah. Refleks Diana melepaskan tangannya dari rambut Luisa. Wanita itu sungguh-sungguh sedang menggali kuburannya sendiri. Tanpa diberi perintah, sepuluh orang anak buah Jose menodongkan senjata ke kepala Diana, Selena dan juga Evan. Sudah jelas hidup mereka akan berakhir di tempat itu.Melangkah cepat, Jose menarik Luisa ke sisinya. Tak akan dia biarkan wanitanya berada dekat dengan si tua gila yang sudah bosan hidup itu.“Sakit?” tanya Jose lembut pada Luisa.Luisa menggeleng. Bukan karena tidak sakit, tapi sudah biasa dia diperlakukan begitu , jadi tak perlu dipermasalahkan.Namun jangan panggil namanya Tuan Muda Jose, jika dia membiarkan hal ini begitu saja. Sambil menahan emosi yang sudah ingin meluap sejak tadi, Jose memberi perintah,“Potong tangannya!”“Aaaaa ... Ampuuuun, Tuan ...

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    25. Jose Menyelesaikan Masalah Luisa

    Luisa mengerjapkan mata berulang kali. Ditanya begitu oleh Jose, sungguh membuat dia kebingungan.Bukan bingung antara Jose dan Alfreed, melainkan bingung memilih kalimat yang tepat agar pria masa kecilnya itu tahu bahwa dia sudah bukan Luisa yang dulu. Luisa yang single dan tidak terikat dengan siapapun. Seandainya saja Jose muncul sehari sebelum dia lari dari Meksiko, mungkin keadaannya tidak akan semembingungkan ini. Tapi begitulah takdir, sudah begitu dekatnya Luisa bertemu Jose sebab hendak dijual oleh Selena, namun Tuhan justru membawa langkahnya jauh hingga ke Washington DC. Bertemu dengan pria yang menolongnya saat hampir di lecehkan ketika dia tinggal di Inggris dulu.Perjalanan panjang berliku yang Luisa sendiri pun tak menyangka akan seperti ini."A-aku tidak bisa, Nando.” Menyebut nama Nando serta melihat penampilan pria dihadapannya, Luisa jadi sadar kalau dia bukan Nando-nya yang dulu, tapi Tuan Muda Jose Fernando Chavez.“Maksudku, Tuan Muda Jose ...” Luisa meralat ka

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    24. Janji Pernikahan Jose & Luisa

    “Maafkan aku, Lu.... “ Sekali lagi Jose hendak memeluk Luisa, tapi wanita itu terus mendorong tubuhnya menjauh. Dia bahkan menggeleng, seperti tak ingin berada di dekat Jose. “Di hari yang sama ... nenek dan kau pergi meninggalkan aku ... “ Masih Luisa bicara sambil terisak-isak. Kesedihan yang dialaminya enam belas tahun yang lalu seakan terekam ulang. Flashback on “Sepertinya aku akan pergi,” ucap Nando, anak lelaki yang bernama lengkap Jose Fernando Chavez, sore itu di tepi pantai yang tidak jauh dari rumah Nenek Angel. “Kau mau pergi mana?” tanya Lulu, alias Luisa kecil. “Entahlah, aku juga tidak tahu, karena orang-orang itu terus berdatangan setiap hari ke rumah bibiku.” Jose melihat ada sekumpulan orang berbaju hitam yang setiap hari datang mencarinya dan bibinya selalu mengatakan dia tidak ada. Tapi entah kenapa Jose merasa cepat atau lambat dirinya pasti akan dibawa oleh orang-orang itu. “Lalu bagaimana denganku ...? Jangan bilang kau akan meninggalkan aku, N

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    23. Seseorang di Masa Lalu Luisa

    “Tidak, Tuan. Demi Tuhan, tidak! Mana berani saya punya pikiran seperti itu pada orang yang akan saya ajukan untuk Tuan.” Panik Paul dituduh begitu.Tapi memang benar, tak sedikitpun ada niat lebih di otak Paul tentang Luisa. Murni hanya ingin menolong, sebab dia tahu betul kalau Kartel El Salvador adalah yang paling kejam di Meksiko. Semua yang berurusan dengan mereka taruhannya nyawa jika tidak menurut.Dan kalaupun saat itu Luisa menurut untuk berhubungan dengan Jose, setelah itu dia pasti akan digilir ke anak buahnya. Hal lumrah bagi kumpulan penjahat bajingan seperti mereka.Ditambah lagi pertemuan Paul dengan Luisa tepat di detik-detik terakhir deadline-nya menemukan calon istri kontrak untuk sang bos.“Tapi gara-gara kau membawanya, nyawaku hampir melayang, kau tahu!” Alfreed menarik kerah baju Paul. Geram dia kalau ingat kejadian saat di Meksiko kemarin.“Sa-saya minta maaf, Tuan. Saya benar-benar minta maaf.”Alfreed lalu melepas sembari mendorong Paul menjauh darinya.“Tapi

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    22. Jose Hendak Menembak Alfreed

    “Lepaskan dia. Dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini,” pinta Luisa yang seketika itu Jose melirik pada Alfreed. Diperhatikannya pria itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Walau dia belum tahu apa hubungan Luisa dengan pria tersebut tapi dia langsung tidak suka. “Siapa kau?” tanya Jose pada Alfreed. “Bukan siapa-siapa.” Luisa yang menjawab. Sengaja, agar Jose bisa langsung melepaskan Alfreed. Tapi pengakuan tersebut malah membuat Alfreed makin salah paham. Otaknya berkesimpulan kalau Luisa punya hubungan spesial dengan Jose dan hanya menjadikannya sebagai pelarian. ‘Wanita licik! Kau jelas takut mengakui siapa aku! Benar-benar sialan! Bisa-bisanya Paul mengenalkan manusia sepertimu padaku!’ gerutu Alfreed. “Siapa kau?!” tanya Jose sekali lagi yang kali ini tepat di hadapan Alfreed. Bukannya takut Alfreed justru tersenyum. “Aku suaminya.” Sontak pengakuan itu membuat semua yang mendengar terkejut. Termasuk anak buah Jose yang tak menyangka kalau sang

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    21. Luisa Bertemu Tuan Muda Jose

    “Kalian dibayar berapa? Aku bisa membayar sepuluh kali lipat asal kalian membiarkan kami pergi.” Melirik satu sama lain beberapa orang yang sudah mengepung Luisa dan Alfreed, kemudian mereka tertawa. “Hahaha ... Kau sudah bosan hidup rupanya.” Salah seorang dari mereka bicara. Ini bukan tentang uang, tapi nyawa mereka yang akan jadi taruhan jika sampai berani mengkhianati Tuan Muda Jose. “Apakah mereka sudah ditemukan?” Suara berat terdengar, diiringi suara langkah. Luisa dan Alfred menoleh ke asal suara. Pria tinggi tegap dengan sekujur badan di penuhi tatoo. Matanya memperlihatkan warna iris yang berbeda, hitam di kanan dan grey di kiri, membuat penampilannya sepuluh kali lebih menakutkan walau sesungguhnya dia sudah begitu menakutkan. Tapi tak bisa dipungkiri, dibalik wajahnya yang seram dengan garis rahang yang tegas, dia adalah salah satu dari lima orang tertampan di Meksiko. ‘J-ja-jadi dia yang mereka panggil Tuan Muda Jose.’ Sedikit gemetar Luisa melihatnya untuk

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    20. Alfreed dan Luisa Ditangkap

    K-kau!” Selena nyaris kehilangan kesabaran, namun dia cukup pandai mengelola emosi dengan berpura-pura tersenyum menutupinya. “Haih ... Kau pasti bertemu dengannya, tapi daripada menunggu sambil berdiri, lebih baik kau dan pria di sebelahmu itu menunggu di ruang tamu saja. Kalian pasti capek kalau berdiri terlalu lama.” “Sejak tadi kalian hanya banyak bicara, tapi pintu kamar ini tak kunjung dibuka. Kalian sengaja mempermainkan kami, ya?!” Alfred sudah mulai curiga. Ocehan Diana yang berbelit-belit sejak awal, ditambah kemunculan Selena membuat dia paham kalau ibu dan anak itu adalah dua ular berbisa. “Hei ... seenaknya saja kau menuduh begitu!” Dicurigai, Diana berlagak tidak bersalah. “Apa untungnya kami mempermainkan kalian? Aku hanya lupa- lupa ingat di mana meletakkan kunci kamar itu. Kan wajar, aku sudah tua,” lanjut Diana. Tersenyum Selena mendengar jawaban itu. Memang tak salah kalau dia jago ber-acting, sebab diturunkan langsung oleh ibunya. “Selena! Kau jang

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    19. Menjemput Ayah Luisa

    “Maafkan aku, Bi. Aku datang ke sini hanya untuk menjemput ayah. Aku ingin membawa ayah untuk tinggal bersamaku.” “Tidak akan kubiarkan suamiku ikut denganmu, kau jelas tidak peduli dengannya! Jika kau peduli, kau tidak mungkin pergi saat kami membutuhkan pertolonganmu dari ancaman Tuan muda Jose.” Luisa menghela napas. Bahkan setelah dua minggu berlalu pun Diana tetap berbohong, pura-pura butuh pertolongan padahal tujuannya hanya ingin menjual Luisa. “Aku sudah tahu semuanya, Bi. Aku tahu Selena hendak menjualku. Kalian tidak benar-benar sedang diancam saat itu.” “A-apa apaan yang kau katakan itu?” Diana seketika gagap ketahuan berbohong. “Sekarang kumohon, biarkan aku membawa ayah dan mengurusnya hingga sembuh, Bi,” pinta Luisa. Panik, Diana melempar gelas yang kebetulan sejak tadi dia pegang. Prank! Pecah gelas tersebut tepat di depan Luisa berdiri. Bertepatan dengan itu Alfreed muncul, dia bosan hanya menunggu sendirian di dalam mobil. Tentu Alfreed berta

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    18. Berangkat Ke Meksiko

    ‘Well, finally she knows . Mau tidak mau dia memang harus tahu siapa aku sebenarnya,’ batin Alfreed. Dia yakin sekali Luisa akhirnya bisa menebak kalau sesungguhnya dia adalah Tuan Muda kaya raya penerus Scott Corp. “Kau menjual ginjalmu, ya?!” Mengejutkan, tebakan Luisa justru lari begitu jauh. Entah pikiran dari mana dia bisa menebak Alfreed menjual ginjalnya. Beradu rahang Alfreed jadinya. ‘Terlampau polos atau bodoh sih, dia ini!’ “Bukan, tapi ginjal Paul,” jawab Alfreed asal tapi sukses membuat Luisa menelan ludah ketakutan. “Sudah, stop berpikir yang macam-macam. Aku hanya salah lihat, kupikir harganya 150 dolar,” lanjut Alfreed lagi. Tersenyum lega, Luisa pada akhirnya memilih pakaian dalam yang harganya jauh lebih murah. Sesuai perintah Alfreed, dia memesan 10 pasang yang hanya memakan biaya 500 dolar. Bahkan tidak melebihi harga sepasang kaos kaki Alfreed. ‘Terbuat dari apa pakaian dalam yang dia pilih itu?’ Heran Alfreed dibuatnya. Beres dengan pesanan, A

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status