Share

Setuju Untuk Menikah

Author: Sasa Sun
last update Last Updated: 2025-03-03 06:18:38

Washington DC. Tak pernah terbayangkan oleh Luisa dia akan menjejakkan kaki di kota ini. Turun dari taksi, Paul membantu Luisa untuk check-in di hotel.

“Oke, ini kuncinya.” Paul menyerahkan kunci kamar pada Luisa.

“Kau bisa langsung beristirahat di kamar, Luisa. Dan aku harus pergi, ada hal mendesak yang wajib kuselesaikan,” sambung Paul.

Luisa tak menjawab. Dia hanya menatap Paul dengan raut wajah khawatir.

“Jangan khawatir, aku pasti akan kembali. Aku tidak terpikir sedikitpun untuk menipumu. Sesuai kesepakatan kita tadi, aku akan membantumu dan kau tentu juga akan membantuku ‘kan?” Luisa pun mengangguk.

Dua jam lebih setelah kepergian Paul, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamar Luisa. Reflek gadis itu menyeka air matanya. Ya, kesendiriannya di kamar hotel itu membuat dia kembali teringat dengan nasib malang yang silih berganti menimpanya.

“Luisa ..., ini aku, Paul. Aku tunggu kau di lobi sekarang, ya,” ucap Paul dari luar.

Sampai di lobi hotel, ternyata Paul memperkenalkan Luisa pada seseorang.

“Perkenalkan Luisa, ini Alfreed, sepupuku,” ucapnya.

Luisa tak menjawab, matanya fokus menatap sosok yang sekarang ada di hadapannya.

‘A-alfreed ... Apakah dia Alfreed yang sama?’

Sungguh, betapa terkejutnya Luisa menatap pria di hadapannya itu. Pria yang sesungguhnya sudah dia kenal sembilan tahun yang lalu.

‘Ya, dia jelas Alfreed yang sama, tapi kenapa dia terlihat berbeda?’ Luisa tak henti memandang Alfreed.

“Hei ... Aku tahu sepupuku sangat tampan, tapi aku tidak menyangka kau akan seterpesona itu sampai menjatuhkan minumanmu.” Paul menyenggol pelan lengan Luisa.

Luisa memandang ke bawah, ternyata botol minuman yang sejak tadi dia pegang sudah menggenang di lantai dan membasahi kakinya.

“Eh, tidak! Bukan begitu! Aku hanya ....”

“Sudahlah. Aku tidak butuh pengakuanmu. Aku tahu perempuan kalau bilang tidak artinya iya.” Paul memotong pembicaraan Luisa sembari terkekeh kecil.

“Stop membicarakan hal yang tidak penting!” Tiba-tiba saja Alfred bersuara, dia mengubah mode bercanda menjadi serius dalam seketika. Bersamaan dengan itu, diliriknya Paul agar segera menuntaskan apa tujuan dari pertemuan mereka malam itu.

“Ah, iya-iya, hampir aku lupa.” Paul langsung paham, diajaknya mereka berpindah duduk di sofa lobi hotel.

“Jadi begini Luisa, sepupuku ini sedang dalam masalah. Dia dipaksa oleh kakeknya untuk segera menikah sebab kakeknya sudah sangat tua. Beliau khawatir akan lebih dulu berpulang sebelum melihat cucu satu-satunya menikah.” Paul mulai bercerita. Tentunya cerita yang dia karang sendiri.

Tapi Luisa yang terlihat polos itu ternyata lumayan teliti. “Maaf, aku potong sedikit, bukannya tadi kau bilang bahwa kalian adalah sepupu? Harusnya kakek kalian sama dan itu artinya Alfreed bukan cucu tunggal, benar ‘kan?”

Hampir saja ketauan, Paul buru-buru menggeleng. “Tidak, bukan seperti itu. Kau salah paham. Kami bersepupu sebab kakekku dan kakek Alfreed adalah kakak beradik.”

Luisa pun mengangguk. Ucapan Paul kini bisa dia pahami.

“Langsung ke intinya saja, Paul! Tidak usah kau ceritakan bagaimana keluargamu terbentuk!” Alfreed menyela, jengah betul dia mendengar cerita karangan asistennya itu. Matanya sampai melirik tajam memandangi Paul.

Tapi kemudian, Alfreed meralat kalimatnya dengan berpura-pura batuk. “Ehem ... maksudku, keluarga kita.”

Paul menelan ludah. Pada dasarnya Alfreed tetaplah bos yang wajib dia hormati.

“B-baik, Tu, eh, maksudku tujuanku memang seperti itu, brother.” Hampir saja dia kelepasan menyebut Alfreed sebagai Tuan.

“So, bagaimana menurutmu Luisa? Bukankah keadaan ini sangat cocok untukmu? Sepupuku membutuhkan istri di atas kertas, sementara kau membutuhkan tempat tinggal selama di sini. Dan kita juga sudah sepakat untuk saling membantu ‘kan?” Paul lanjut menerangkan panjang lebar pada Luisa. Tapi gadis itu tidak mengeluarkan sepatah katapun, membuat Alfreed gemas dan kembali ikut bicara.

“Aku tidak punya harta berlimpah, aku tidak bisa menjamin kau akan hidup enak denganku, dan terakhir aku juga tidak punya waktu untuk terus duduk lebih lama lagi di sini, jadi kau mau menjadi istriku atau tidak?”

Sudah terkejut melihat Alfreed yang menurutnya berbeda, kini Luisa dibuat makin terkejut dengan ucapan pria itu.

‘Apakah keluarganya sudah jatuh miskin? Dan ..., begitu caranya melamarku? Eh, maksudku, masa begitu cara dia mengajakku bekerja sama???’ batin Luisa.

“Oke. Karena kau diam, aku anggap kau tidak bersedia.” Sesuai ucapannya yang tak mau membuang-buang waktu, Alfreed menganggap diam Luisa sebagai jawaban bahwa gadis itu tak mau menikah dengannya. Maka dia pun hendak pergi dari sana.

“Tunggu!” Tak disangka, Luisa meraih tangan kekar Alfreed. Pria itu berhenti, wajahnya semakin ketat saja melihat tangannya kini disentuh oleh wanita yang sama sekali tidak dia kenal.

“Yang penting aku tidak kelaparan dan kau bisa menjamin hidupku aman, aku bersedia,” jawab Luisa.

Giliran Alfreed yang terkejut dengan jawaban Luisa. Beruntung, Luisa menundukkan kepalanya, sehingga dia tidak melihat mulut Alfreed yang sedikit menganga.

‘Apa katanya?! Yang penting tidak kelaparan? Hanya itu??? Bulshit! Semua perempuan memang pandai bersandiwara, mana ada orang hidup yang penting cuma makan. Tapi baguslah! Kita lihat sampai mana dia sanggup bertahan hanya dengan makan tanpa uang sepeserpun.’

“Tapi sebelum itu, aku punya syarat.” Luisa mengangkat kepala dan Alfreed buru-buru kembali memasang wajah ketat seperti sebelumnya.

‘Cih ... Belum semenit dia bilang yang penting tidak kelaparan, sekarang dia sudah mengajukan syarat, pasti ini tentang uang.’

Alfreed lantas melirik Paul. ‘Ini yang kau sebut ide brilian, Paul. Buang-buang waktuku saja!’

Paul mendekat pada bosnya lalu berbisik. “Dengarkan saja dulu syaratnya, Tuan. Aku yakin tidak seperti yang anda bayangkan.”

Alfreed pun menurut. Dia sambut ucapan Luisa. “Apa syaratmu?”

“Aku ingin suatu saat nanti kau membantuku menjemput ayahku.”

Alfreed mengerutkan dahi. Terlalu mudah kalau hanya menjemput seseorang baginya, tapi apa urusannya dengan ayah Luisa? Ini kan hanya pernikahan kontrak.

“Aku tahu permintaanku ini membutuhkan biaya yang besar, tapi kau bisa memotong biaya makan yang harus kau keluarkan untukku. Aku bisa memasak dan membersihkan rumah, kau bisa menghemat banyak uang dengan melakukan pernikahan kontrak denganku.” Luisa menggigit bibirnya. Dia merasa gugup dan malu, seolah sedang memperdagangkan diri sendiri untuk lekas dibeli oleh pria di hadapannya.

Sayang, Alfreed menangkap tingkah polos Luisa dengan prasangka buruk. ‘Apa dia sedang menggodaku sekarang ?’

“Ya. Dia bersedia. Ya, kan?” Tiba-tiba Paul yang bersuara, mewakili bosnya untuk menjawab. Bahkan dia juga mengalungkan lengannya di bahu Alfreed seolah mereka sepupu sungguhan.

“Kau tak perlu berkata begitu, sudah pasti dia mau, hanya saja sepupuku ini agak pemalu,” ucap Paul lagi.

Jangan tanyakan wajah Alfreed sekarang, sudah ketat wajahnya makin ketat lagi akibat tingkah Paul. Namun, demi kelancaran rencana bodoh asistennya itu, Alfred memilih untuk mengabaikannya.

“Aku setuju.” Tanpa bicara apa-apa lagi, Alfreed berbalik begitu saja.

Dan tepat saat Alfreed akan pergi, ponselnya tiba-tiba berdering. Kakek Scott menelepon.

“Ck! Apa dia tidak melihat jam? Memangnya dia tak ada kerjaan lain selain hanya mengancam dan menekan cucunya,” gerutu Alfreed.

Ucapan itu terdengar oleh Luisa yang kemudian menggeleng-gelengkan kepala.

“Kalau begitu aku juga akan kembali. Kau istirahatlah di hotel ini dahulu, aku akan mengabarimu secepatnya, maksudku sepupuku pasti akan segera mengabarimu.” Paul berpamitan. Mendengar ocehan Alfreed, sudah tentu ada masalah lain lagi antara kakek dan cucu itu. Dan Paul yakin seratus persen, Alfreed membutuhkan bantuannya.

“Tuan, saya akan mengantar anda.” Paul muncul saat Alfreed akan masuk di pintu kemudi.

“Syukurlah kau datang, aku kira kau akan bermalam dengan gadis desa itu.”

“Saya tidak berani jika itu milik anda, Tuan,” ucap Paul.

“Hei, sejak kapan dia menjadi milikku. Bahkan meski kami sudah menikah, aku dan dia hanya menikah di atas kertas,” koreksi Alfreed.

“Sekalipun hanya di atas kertas, dia tetap milik anda, Tuan.”

“Ya ya, terserah kau saja. Antar aku ke mansion kakek. Si tua bangka itu mengeluh sakit, aku curiga itu hanya akal-akalannya untuk mendesakku menikah.” Alfreed mencebikkan bibir, sedikitpun dia tidak percaya kakeknya sedang sakit.

Sebelum menghadapi kakeknya yang suka seenaknya, Alfreed memilih memejamkan mata selama perjalanan.

“Sudah sampai, Tuan.” Suara Paul membangunkan Alfreed yang sebenarnya tidak benar-benar tidur. Menghela napas, pria itu merasa perjalanan mereka terlalu singkat, padahal dia ingin sampai sedikit lebih lama.

Paul membuka pintu untuknya, dan Alfreed tanpa bicara apa-apa melangkah masuk ke dalam mansion kakek.

“Selamat malam, Tuan muda. Tuan besar menunggu anda sejak tadi.” Seorang pelayan menyambut dan mengiringnya ke kamar Kakek Scott. Dan setibanya mereka di sana, rupanya Kakek sedang berada di balik selimut dengan bibir yang terlihat pucat.

‘Cih ... MUA mana yang sudah dia bayar sehingga dia terlihat benar-benar sedang sakit.’ Dalam hati Alfreed mencibir.

Alfreed lalu mendekat, “Bukannya menelpon dokter, kenapa kakek malah meneleponku?”

“Uhuk uhuk ... Dokter mana pun tak akan bisa menyembuhkanku.” Suara parau Kakek Scott membuat Alfreed tersenyum smirk.

‘Tak disangka si tua bangka ini juga sangat jago akting,' batin Alfreed.

“Ya ya ... Hanya jika aku menikah, kakek akan sembuh. Begitu ‘kan?”

Kakek lagi-lagi terbatuk, “Aku hanya ingin melihatmu menikah, sebab khawatir kau tidak menemukan wanita yang tepat.”

“Aku bahkan bisa mendapatkan sepuluh wanita dalam semalam, apalagi yang kakek khawatirkan.”

Plak!

Tiba-tiba pukulan mendarat di lengan Alfreed. Sang kakek yang dibuat gemas dengan ucapan cucunya sampai lupa kalau dia sedang beracting sakit.

“Kau! Memang tidak ada gunanya aku berpura-pura sakit. Padahal para cucu orang di luar sana akan langsung luluh ketika melihat kakeknya sekarat. Tapi kau, malah ingin membuatku mati lebih cepat!” omel Kakak Scott.

Alfreed terkekeh, apa yang dia pikirkan ternyata benar.

“Sudah kuduga kakek hanya pura-pura. Pasti para cucu orang di luar sana tidak sepintar cucumu, itu sebabnya mereka mudah ditipu oleh kakek mereka yang berbakat menjadi aktor.”

Kakek Scott meradang, dengan ancaman tak mempan, dengan cara halus pun tidak mempan, maka cara satu-satunya adalah bertindak cepat secara langsung. Ya, itulah yang Kakek Scott pikirkan saat ini.

“Tunggulah besok, aku pastikan membawanya padamu.”

Bersandar di head board, Kakek Scott memandang cucunya, ‘Apa dia serius dengan ucapannya itu? Kalau sampai dia bermain-main denganku, aku akan langsung melakukan rencanaku!’

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Nikah Dadakan

    Alfreed bersiap dengan setelan kantornya. Usai menyemprotkan parfum di beberapa bagian, pria berjas itu melangkah keluar dari kamar. Langsung dia dikejutkan dengan Kakek Scott yang ternyata sudah berdiri di depan pintu. “Sudah kuduga, kau hanya membohongi kakekmu.” Sang kakek melihat penampilan cucunya yang sudah rapi dengan setelan kantor. “Membohongi?” Alfreed mengernyit tak mengerti. “Semalam kau berjanji akan membawa calon istrimu padaku,” jawab Kakek “Astaga ... Iya, aku lupa. Tunda saja hari ini. Besok aku janji akan membawanya padamu.” Dengan enteng Alfreed mengganti janjinya ke hari esok sebab dia juga belum memberitahu Paul prihal ini. “Tidak bisa! Seenaknya saja kau mengganti hari! Aku paling benci yang seperti itu!” Kakek Scott melotot. “Tapi aku ada meeting pagi, Kek, dan ini penting.” “Kau bisa menyuruh Paul untuk mewakilimu di meeting, jadi sekarang kau harus mengantarkan aku bertemu dengannya!” Kakek Scott bersikeras. Sudah jelas jika berdebat dengan san

    Last Updated : 2025-03-12
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Sandiwara Yang Ketahuan

    “Shit! Si tua bangka itu sungguh-sungguh menguji kesabaranku!” Alfreed langsung mengumpat, begitu dia sampai di pintu keluar kantor sipil. Sengaja dia meninggalkan Luisa dan kakeknya lebih dulu sebab sudah tak tahan ingin meledak. Satu-satunya orang yang terpikirkan olehnya sekarang adalah Paul. Langsung dia telepon asistennya itu. “Kau tahu, kesialan sudah menimpaku saat ini. Si tua bangka itu menikahkan kami seperti kilat, dan setelahnya dia malah beracting menjadi orang termiskin di dunia yang tidak punya tempat tinggal selain menumpang di rumahku. Damn it!” Alfreed berteriak di ujung kalimatnya. Dia bahkan menendang ban mobil orang sampai alarmnya berbunyi. Terkejut, buru-buru dia berpindah tempat. Tak mau sampai ada yang tahu kelakuan bodohnya itu. “Suara apa itu, Tuan?” Di ujung telepon Paul juga ikut terkejut. “Tidak perlu kau tanyakan! Sekarang cepat pikirkan solusinya! Sebab kau yang harus bertanggung jawab atas ide bodohmu ini!” hardik Alfreed. Paul menelan

    Last Updated : 2025-03-14
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Menjadi Suami Istri Sungguhan

    “A-apa yang kau bicarakan, Kek?” Kakek mendecis, muak dia dengan pertanyaan Alfreed. Padahal sejujurnya cucunya itu kalut bukan main. Bagaimana tidak, perusahaan yang sudah susah payah dia pimpin hingga sebesar ini, harus diserahkan ke panti sosial begitu saja. Hal gila yang sungguh menghancurkan hidupnya. “Aku tidak menjanjikan apapun padanya. Dia sungguh wanita yang ingin kunikahi. Kan sudah aku bilang padamu!” Alfreed berusaha mengelak. “Halah ... kau kira aku sebodoh itu untuk tahu mana yang sepasang kekasih sungguhan dan yang tidak.” Kakek Scott melotot. “Kapan aku bilang kami sepasang kekasih?” Tercengang Kakek mendengar pernyataan itu. “Lalu apa hubungan kalian sesungguhnya?” “Dia ...” Alfreed bingung harus mengarang cerita apa sekarang. Tatapan kakeknya membuat dia tak bisa berpikir jernih. “Dia wanita yang sudah lama kukenal. Kami memang tidak pernah punya hubungan. Tapi dia menyukaiku dan aku ..., ya, aku juga menyukainya.” Alfreed tidak berani menatap mata k

    Last Updated : 2025-04-07
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Ancaman Sang Kakek

    "Kau pikir kau siapa?! Kalau bukan karena kekayaan yang kakek miliki, kau tidak akan jadi sebesar ini, Alfreed! Kau boleh saja menjadi seorang CEO yang hebat, tapi jangan pernah lupa kalau aku adalah owner-nya. Aku yang sesungguhnya pemilik ratusan hotel Scott di seluruh dunia. Namaku yang orang-orang kenal, Scott Ferdinand. Jadi stop mendebatku dengan berbagai macam alasanmu itu! Cukup turuti mauku kalau kau masih ingin menikmati semua yang kumiliki! Jika tidak, aku akan menyerahkan seluruhnya ke panti sosial! Camkan itu!--------Bruak!“Aarrrgh ..., fuck this shit!” Alfreed menendang kursi kebesarannya di kantor saat mengingat kejadian sore tadi. Ancaman sang kakek yang membuat emosinya langsung mendidih.“Sialan! Si tua bangka itu lagi-lagi mengancamku dengan tuntutannya! Kenapa dia tidak mati saja?! Umurnya terlalu panjang menjadi manusia, bahkan ayahku lebih dulu mati daripada dia! Damn it!”“Ini tidak adil! Apa hak dia memaksaku menikah dan punya anak? Ini hidupku! Aku yang men

    Last Updated : 2025-02-26
  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Menemukan Calon Nyonya

    (Tiga hari sebelumnya)Malam itu Paul bergegas menuju bandara. Tujuannya adalah Mexico, sebab selain karena Bibinya tinggal di sana, Paul yakin kalau tidak akan ada satupun perempuan Mexico yang mengenal siapa keluarga Scott.Menempuh perjalanan udara lebih kurang 6 jam dari Washington DC, akhirnya Paul pun sampai. Tempat pertama yang dia kunjungi setelah dari bandara adalah panti asuhan. Paul mengira bisa menemukan perempuan cantik yang hidup sebatang kara dan mau menikah kontrak dengan bosnya. Tapi sayang pilihannya itu zonk. Enam panti asuhan sudah Paul datangi selama dua hari, tapi tak dia temukan gadis menarik yang cocok bersanding dengan bosnya. Sekalinya ada yang memenuhi kriteria, saat ditanyai cita-citanya justru menjadi biarawati. “Ah, kacau ... Waktuku sudah terbuang sia-sia di sini,” gumam Paul berdecak. Dia pikir bisa dengan mudah menemukan perempuan itu, tapi ternyata sulitnya bukan main. Saat Paul sedang duduk menikmati kopi sembari berpikir, Bibinya datang mendekat.

    Last Updated : 2025-02-26

Latest chapter

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Menjadi Suami Istri Sungguhan

    “A-apa yang kau bicarakan, Kek?” Kakek mendecis, muak dia dengan pertanyaan Alfreed. Padahal sejujurnya cucunya itu kalut bukan main. Bagaimana tidak, perusahaan yang sudah susah payah dia pimpin hingga sebesar ini, harus diserahkan ke panti sosial begitu saja. Hal gila yang sungguh menghancurkan hidupnya. “Aku tidak menjanjikan apapun padanya. Dia sungguh wanita yang ingin kunikahi. Kan sudah aku bilang padamu!” Alfreed berusaha mengelak. “Halah ... kau kira aku sebodoh itu untuk tahu mana yang sepasang kekasih sungguhan dan yang tidak.” Kakek Scott melotot. “Kapan aku bilang kami sepasang kekasih?” Tercengang Kakek mendengar pernyataan itu. “Lalu apa hubungan kalian sesungguhnya?” “Dia ...” Alfreed bingung harus mengarang cerita apa sekarang. Tatapan kakeknya membuat dia tak bisa berpikir jernih. “Dia wanita yang sudah lama kukenal. Kami memang tidak pernah punya hubungan. Tapi dia menyukaiku dan aku ..., ya, aku juga menyukainya.” Alfreed tidak berani menatap mata k

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Sandiwara Yang Ketahuan

    “Shit! Si tua bangka itu sungguh-sungguh menguji kesabaranku!” Alfreed langsung mengumpat, begitu dia sampai di pintu keluar kantor sipil. Sengaja dia meninggalkan Luisa dan kakeknya lebih dulu sebab sudah tak tahan ingin meledak. Satu-satunya orang yang terpikirkan olehnya sekarang adalah Paul. Langsung dia telepon asistennya itu. “Kau tahu, kesialan sudah menimpaku saat ini. Si tua bangka itu menikahkan kami seperti kilat, dan setelahnya dia malah beracting menjadi orang termiskin di dunia yang tidak punya tempat tinggal selain menumpang di rumahku. Damn it!” Alfreed berteriak di ujung kalimatnya. Dia bahkan menendang ban mobil orang sampai alarmnya berbunyi. Terkejut, buru-buru dia berpindah tempat. Tak mau sampai ada yang tahu kelakuan bodohnya itu. “Suara apa itu, Tuan?” Di ujung telepon Paul juga ikut terkejut. “Tidak perlu kau tanyakan! Sekarang cepat pikirkan solusinya! Sebab kau yang harus bertanggung jawab atas ide bodohmu ini!” hardik Alfreed. Paul menelan

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Nikah Dadakan

    Alfreed bersiap dengan setelan kantornya. Usai menyemprotkan parfum di beberapa bagian, pria berjas itu melangkah keluar dari kamar. Langsung dia dikejutkan dengan Kakek Scott yang ternyata sudah berdiri di depan pintu. “Sudah kuduga, kau hanya membohongi kakekmu.” Sang kakek melihat penampilan cucunya yang sudah rapi dengan setelan kantor. “Membohongi?” Alfreed mengernyit tak mengerti. “Semalam kau berjanji akan membawa calon istrimu padaku,” jawab Kakek “Astaga ... Iya, aku lupa. Tunda saja hari ini. Besok aku janji akan membawanya padamu.” Dengan enteng Alfreed mengganti janjinya ke hari esok sebab dia juga belum memberitahu Paul prihal ini. “Tidak bisa! Seenaknya saja kau mengganti hari! Aku paling benci yang seperti itu!” Kakek Scott melotot. “Tapi aku ada meeting pagi, Kek, dan ini penting.” “Kau bisa menyuruh Paul untuk mewakilimu di meeting, jadi sekarang kau harus mengantarkan aku bertemu dengannya!” Kakek Scott bersikeras. Sudah jelas jika berdebat dengan san

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Setuju Untuk Menikah

    Washington DC. Tak pernah terbayangkan oleh Luisa dia akan menjejakkan kaki di kota ini. Turun dari taksi, Paul membantu Luisa untuk check-in di hotel. “Oke, ini kuncinya.” Paul menyerahkan kunci kamar pada Luisa.“Kau bisa langsung beristirahat di kamar, Luisa. Dan aku harus pergi, ada hal mendesak yang wajib kuselesaikan,” sambung Paul.Luisa tak menjawab. Dia hanya menatap Paul dengan raut wajah khawatir.“Jangan khawatir, aku pasti akan kembali. Aku tidak terpikir sedikitpun untuk menipumu. Sesuai kesepakatan kita tadi, aku akan membantumu dan kau tentu juga akan membantuku ‘kan?” Luisa pun mengangguk.Dua jam lebih setelah kepergian Paul, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamar Luisa. Reflek gadis itu menyeka air matanya. Ya, kesendiriannya di kamar hotel itu membuat dia kembali teringat dengan nasib malang yang silih berganti menimpanya.“Luisa ..., ini aku, Paul. Aku tunggu kau di lobi sekarang, ya,” ucap Paul dari luar.Sampai di lobi hotel, ternyata Paul memperkenalkan Luis

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Menemukan Calon Nyonya

    (Tiga hari sebelumnya)Malam itu Paul bergegas menuju bandara. Tujuannya adalah Mexico, sebab selain karena Bibinya tinggal di sana, Paul yakin kalau tidak akan ada satupun perempuan Mexico yang mengenal siapa keluarga Scott.Menempuh perjalanan udara lebih kurang 6 jam dari Washington DC, akhirnya Paul pun sampai. Tempat pertama yang dia kunjungi setelah dari bandara adalah panti asuhan. Paul mengira bisa menemukan perempuan cantik yang hidup sebatang kara dan mau menikah kontrak dengan bosnya. Tapi sayang pilihannya itu zonk. Enam panti asuhan sudah Paul datangi selama dua hari, tapi tak dia temukan gadis menarik yang cocok bersanding dengan bosnya. Sekalinya ada yang memenuhi kriteria, saat ditanyai cita-citanya justru menjadi biarawati. “Ah, kacau ... Waktuku sudah terbuang sia-sia di sini,” gumam Paul berdecak. Dia pikir bisa dengan mudah menemukan perempuan itu, tapi ternyata sulitnya bukan main. Saat Paul sedang duduk menikmati kopi sembari berpikir, Bibinya datang mendekat.

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    Ancaman Sang Kakek

    "Kau pikir kau siapa?! Kalau bukan karena kekayaan yang kakek miliki, kau tidak akan jadi sebesar ini, Alfreed! Kau boleh saja menjadi seorang CEO yang hebat, tapi jangan pernah lupa kalau aku adalah owner-nya. Aku yang sesungguhnya pemilik ratusan hotel Scott di seluruh dunia. Namaku yang orang-orang kenal, Scott Ferdinand. Jadi stop mendebatku dengan berbagai macam alasanmu itu! Cukup turuti mauku kalau kau masih ingin menikmati semua yang kumiliki! Jika tidak, aku akan menyerahkan seluruhnya ke panti sosial! Camkan itu!--------Bruak!“Aarrrgh ..., fuck this shit!” Alfreed menendang kursi kebesarannya di kantor saat mengingat kejadian sore tadi. Ancaman sang kakek yang membuat emosinya langsung mendidih.“Sialan! Si tua bangka itu lagi-lagi mengancamku dengan tuntutannya! Kenapa dia tidak mati saja?! Umurnya terlalu panjang menjadi manusia, bahkan ayahku lebih dulu mati daripada dia! Damn it!”“Ini tidak adil! Apa hak dia memaksaku menikah dan punya anak? Ini hidupku! Aku yang men

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status