Ketika topengnya terbelah dan memperlihatkan wajahnya separuh, semua yang ada di sana tercengang. Spontan Yuna langsung menutupi perutnya khawatir syok yang dia alami membuat kedua anaknya ikut ketakutan.Wajahnya itu … sulit untuk digambarkan dengan kata-kata. Memang seharusnya mereka tidak menghakimi siapa pun hanya dengan penampilan luar saja, tetapi wajahnya itu benar-benar mengerikan. Tak hanya dipenuhi dengan bekas luka yang memenuhi satu wajah, tetapi mulut dan hidungnya pun miring tak beraturan, membuat seluruh wajahnya terlihat seperti tak berbentuk.Sebagian besar adalah luka bakar, tetapi ada juga beberapa yang terlihat seperti luka sayatan. Semua luka berkumpul di satu titi sehingga wajahnya terlihat begitu menakutkan.Dengan wajah seperti itu saja sudah cukup untuk membuat orang lain takut, ditambah pula dengan tatapan matanya yang aneh dan hatinya yang busuk membuatnya tak beda dengan iblis.“Aaaaakh ….”Dia yang dari tadi tertawa dengan congkak tiba-tiba berteriak keras
Pria pendek itu menggigit kaki Shane dengan sekeras mungkin seperti anjing rabies. Jelas sekali wajahnya yang buruk rupa itu menjadi sesuatu yang dia benci.“Lepasin, dasar gila! Lepasin!” bentak Shane sambil memukuli kepalanya. Akan tetapi sekeras apa pun dia memukul, pria itu tidak mau melepaskan gigitannya. Darah sampai merembes keluar dari celananya, memperlihatkan betapa dalam gigitannya.Yuna segera memberikan isyarat kepada Frans dengan matanya. Shane lalu memukul belakang kepala pria pendek itu hingga dia pun pingsan. Namun bahkan setelah pingsan pun, dia masih tak melepaskan gigitannya.“Cih, dasar orang gila!” ujar Shane memaki sambil berusaha untuk menarik kakinya keluar dari gigitannya. Frans juga ikut membantu dengan menekan kedua pipi pria itu sekuat tenaga, barulah kaki Shane bisa keluar.“Benar-benar, sudah gila orang ini,” kata Frans.Yuna menghampiri Shane untuk melihat luka di kakinya, lalu dia mengambil sehelai kain untuk membalut lukanya, kemudian dia berkata, “Kan
Pertanyaan Yuna membuat Frans seketika itu juga langsung terdiam. Frans mengepalkan tangannya dengan erat, kemudian melepaskannya. Dengan suara yang seperti tertahan dia berkata, “Aku … nggak peduli dengan mereka.”Ya … Frans tidak peduli perbuatannya itu akan memberi dampak yang sangat besar, bahkan hingga ke orang-orang yang tidak bersalah. Meski di tempat ini masih banyak pekerja yang tidak bersalah, tetap masih lebih banyak orang jahat yang secara sadar meneliti virus untuk tujuan yang buruk. Mau tidak mau harus ada beberapa orang yang dikorbankan.“Kenapa? Kita belum seputus asa itu! Lagi pula perkara sebesar ini kenapa kamu nggak diskusi dulu sama kami? Apa kamu sudah pernah bilang ke Brandon? Pasti belum, ‘kan?!”Sejujurnya Yuna tidak ada maksud untuk menyalahkan Frans sedikit pun, dia hanya sedikit kesal saja. Jangankan dengan Yuna, bahkan dengan Brandon yang sudah bekerja di bawahnya selama bertahun-tahun, di mana Brandon sudah menganggapnya sebagai adik sendiri saja, Frans ma
“Dengar aku. Kesampingkan dulu semua rencanamu. Pokoknya jangan melakukan hal bodoh! Kamu pikir kami nggak bisa menangkap dia? Menangkap dia itu gampang, yang jadi masalah adalah orang-orang yang ada di belakangnya.”“Jadi … apa selama ini aku salah?”Frans mulai meragukan keputusan yang dia ambil. Sejak dia sadar sepenuhnya, dia sudah yakin akan melakukan ini, tetapi sekarang dia baru sadar bahwa sepertinya jalan yang dia tempuh salah.“Masih belum terlambat untuk mundur, toh belum terjadi,” ujar Yuna menghiburnya. “Tapi ….”Yuna terdiam sejenak melihat pria pendek yang pingsan itu dan menghela napasnya. Rencana mereka jadi berjalan di luar perkiraan. Yuna tidak menyangka akan bertemu dengan Frans di sini, dan lagi dia sudah selangkah lebih cepat.Shane sudah lemas tak bertenaga. Sakit di kakinya terasa begitu menyengat hingga wajahnya pucat pasi. Dia pun duduk untuk mengambil napas seraya terus memantau bosnya itu dengan mata yang ganas. Wajah pria itu sungguh tak enak dilihat, apala
Setelah rak bukunya tertutup, ruangan rahasia itu menjadi sebuah ruangan kecil yang tertutup dan sumpek. Bahkan jendela saja tidak ada, membuat orang yang berada di dalam ruangan itu sesak napas. Namun begitu orang seperti pria pendek ini memang cocoknya bersembunyi di tempat ini.Yuna menatap Frans, dan Frans juga menatap balik. Mereka berdua diam tak berbicara, lalu tak lama mereka mendengar dari luar ada orang yang berbicara.“Bos, Bos!”Sepertinya ada orang yang menyadari keempat pengawal itu tumbang di depan, tentu mereka jadi curiga jangan-jangan terjadi sesuatu di dalam dan langsung masuk untuk memeriksa keadaan. Di situ Yuna mulai merasa sedikit tegang. Dia memegang erat ujung meja dan memfokuskan pendengarannya.“Kalian kenapa baru datang?!” seru Shane marah-marah.“Pak Shane?!” tanya orang itu terkejut.“Dasar nggak berguna. Terlambat kalian datangnya!”“Ada apa ini?!”Shane pun coba untuk menjelaskan dengan seserius mungkin,”Ada orang yang menyelinap masuk dan menyandera bos
Setelah ditegur oleh Shane, mereka tidak lagi berani banya bertanya, tetapi mereka juga masih belum langsung pergi dari tempat itu.“Kenapa masih belum pergi juga?!”“Pak Shane terluka, apa perlu kuantar ke rumah sakit?” tanya orang itu.“Makasih, tapi nggak usah. Kalau sampai bos kita nggak selamat, nggak cuma aku saja, tapi kita semua yang bakal mati! Nanti sekalian saja kamu antar aku ke kamar mayat! Oh, nggak usah diantar, karena kamu juga sama-sama tergeletak di kamar mayat bareng aku!”“I-iya!”Setelah itu, dia tak banyak tanya lagi dan langsung berlari. Kali ini sudah tidak terdengar keributan apa-apa lagi dari luar. Namun untuk berjaga-jaga, Shane tidak langsung masuk ke dalam, Yuna juga tidak merasa perlu terburu-buru keluar. Dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu.Setelah kurang lebih lima menit berlalu, rak buku itu terbuka dari luar, lalu Shane berkata kepada mereka,”Ayo pergi, kita nggak bisa terlalu lama di sini.”“Terus dia gimana?” tanya Yuna menunjuk ke pria pendek i
Pertama-tama Yuna duluan yang keluar, setelah itu baru Frans.“Kamu pergilah dari sini,” kata Yuna kepadanya.“Eh?”“Apa pun tujuan kamu sekarang, kamu nggak bisa bantu banyak dengan terus ada di sini, yang ada justru malah menambah risiko. Lebih baik kamu pergi dari sini!”“Nggak bisa! Tempat ini berbahaya!” balas Frans.“Justru karena berbahaya, makanya kamu harus pergi. Aku dan Shane ada tugas yang harus dikerjakan di sini, jadi kami belum bisa pergi, tapi kamu nggak! Kamu lebih dibutuhkan di luar. Masih ada orang lain yang menunggu kamu di luar!”Frans jelas tahu siapa yang Yuna maksud, siapa lagi. Tetapi …. justru karena tempat ini berbahaya, dia merasa tidak seharusnya pergi meninggalkan mereka.“Bu Yuna, aku mau tetap di sini melindungimu. Aku yang sudah merusak rencanamu, kalau sekarang kalian ketahuan, kalian akan lebih berbahaya lagi!”“Frans, menurutmu apa kau perlu perlindungan darimu?”Seketika Frans tertegun. Memang kemampuan bertarung Yuna lebih tinggi daripada Frans, ha
Yuna cukup tersentak ketika dia melihat kesedihan yang terpancar melalui sorot mata Frans. Dia pun tak lagi membujuk Frans, melainkan hanya menepuk bahunya dengan lembut dan berkata, “Ya sudah! Tapi kamu harus jaga keselamatanmu sendiri.”Frans mengangguk, dan ketika dia hendak pergi, Yuna memanggilnya lagi. “Frans! Virus yang ada di dalam badan kamu mungkin masih bisa diobati, jadi jangan pernah menyerah! Ingat, masih ada orang lain yang menunggu kamu pulang!”Awalnya Frans sempat kaget karena dia tidak percaya virus yang ada di dalam badannya itu masih bisa disembuhkan, tetapi saat melihat ketulusan hati Yuna, dia tahu kalau Yuna bermaksud baik. Meskipun itu hanya sekadar hiburan, setidaknya itu memberikan sedikit harapan padanya. “Ya, aku tahu.”Tak lama setelah mereka bertiga pergi dari kantor itu, hanya dalam waktu tak sampai setengah jam saja kabar tentang hilangnya bos mereka telah tersebar. Sebenarnya yang mengetahui keberadaan si pria pendek itu juga tidak banyak, khususnya m