Share

Bab 1919

Penulis: Awan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-21 18:00:01
Setelah rak bukunya tertutup, ruangan rahasia itu menjadi sebuah ruangan kecil yang tertutup dan sumpek. Bahkan jendela saja tidak ada, membuat orang yang berada di dalam ruangan itu sesak napas. Namun begitu orang seperti pria pendek ini memang cocoknya bersembunyi di tempat ini.

Yuna menatap Frans, dan Frans juga menatap balik. Mereka berdua diam tak berbicara, lalu tak lama mereka mendengar dari luar ada orang yang berbicara.

“Bos, Bos!”

Sepertinya ada orang yang menyadari keempat pengawal itu tumbang di depan, tentu mereka jadi curiga jangan-jangan terjadi sesuatu di dalam dan langsung masuk untuk memeriksa keadaan. Di situ Yuna mulai merasa sedikit tegang. Dia memegang erat ujung meja dan memfokuskan pendengarannya.

“Kalian kenapa baru datang?!” seru Shane marah-marah.

“Pak Shane?!” tanya orang itu terkejut.

“Dasar nggak berguna. Terlambat kalian datangnya!”

“Ada apa ini?!”

Shane pun coba untuk menjelaskan dengan seserius mungkin,”Ada orang yang menyelinap masuk dan menyandera bos
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1920

    Setelah ditegur oleh Shane, mereka tidak lagi berani banya bertanya, tetapi mereka juga masih belum langsung pergi dari tempat itu.“Kenapa masih belum pergi juga?!”“Pak Shane terluka, apa perlu kuantar ke rumah sakit?” tanya orang itu.“Makasih, tapi nggak usah. Kalau sampai bos kita nggak selamat, nggak cuma aku saja, tapi kita semua yang bakal mati! Nanti sekalian saja kamu antar aku ke kamar mayat! Oh, nggak usah diantar, karena kamu juga sama-sama tergeletak di kamar mayat bareng aku!”“I-iya!”Setelah itu, dia tak banyak tanya lagi dan langsung berlari. Kali ini sudah tidak terdengar keributan apa-apa lagi dari luar. Namun untuk berjaga-jaga, Shane tidak langsung masuk ke dalam, Yuna juga tidak merasa perlu terburu-buru keluar. Dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu.Setelah kurang lebih lima menit berlalu, rak buku itu terbuka dari luar, lalu Shane berkata kepada mereka,”Ayo pergi, kita nggak bisa terlalu lama di sini.”“Terus dia gimana?” tanya Yuna menunjuk ke pria pendek i

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1921

    Pertama-tama Yuna duluan yang keluar, setelah itu baru Frans.“Kamu pergilah dari sini,” kata Yuna kepadanya.“Eh?”“Apa pun tujuan kamu sekarang, kamu nggak bisa bantu banyak dengan terus ada di sini, yang ada justru malah menambah risiko. Lebih baik kamu pergi dari sini!”“Nggak bisa! Tempat ini berbahaya!” balas Frans.“Justru karena berbahaya, makanya kamu harus pergi. Aku dan Shane ada tugas yang harus dikerjakan di sini, jadi kami belum bisa pergi, tapi kamu nggak! Kamu lebih dibutuhkan di luar. Masih ada orang lain yang menunggu kamu di luar!”Frans jelas tahu siapa yang Yuna maksud, siapa lagi. Tetapi …. justru karena tempat ini berbahaya, dia merasa tidak seharusnya pergi meninggalkan mereka.“Bu Yuna, aku mau tetap di sini melindungimu. Aku yang sudah merusak rencanamu, kalau sekarang kalian ketahuan, kalian akan lebih berbahaya lagi!”“Frans, menurutmu apa kau perlu perlindungan darimu?”Seketika Frans tertegun. Memang kemampuan bertarung Yuna lebih tinggi daripada Frans, ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1922

    Yuna cukup tersentak ketika dia melihat kesedihan yang terpancar melalui sorot mata Frans. Dia pun tak lagi membujuk Frans, melainkan hanya menepuk bahunya dengan lembut dan berkata, “Ya sudah! Tapi kamu harus jaga keselamatanmu sendiri.”Frans mengangguk, dan ketika dia hendak pergi, Yuna memanggilnya lagi. “Frans! Virus yang ada di dalam badan kamu mungkin masih bisa diobati, jadi jangan pernah menyerah! Ingat, masih ada orang lain yang menunggu kamu pulang!”Awalnya Frans sempat kaget karena dia tidak percaya virus yang ada di dalam badannya itu masih bisa disembuhkan, tetapi saat melihat ketulusan hati Yuna, dia tahu kalau Yuna bermaksud baik. Meskipun itu hanya sekadar hiburan, setidaknya itu memberikan sedikit harapan padanya. “Ya, aku tahu.”Tak lama setelah mereka bertiga pergi dari kantor itu, hanya dalam waktu tak sampai setengah jam saja kabar tentang hilangnya bos mereka telah tersebar. Sebenarnya yang mengetahui keberadaan si pria pendek itu juga tidak banyak, khususnya m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1923

    “Apa maksud ucapanmu?”“Aku nggak bermaksud apa-apa.” Rainie tampak begitu santai seperti tidak peduli dengan apa yang terjadi, tetapi matanya terus menatap lekat Shane. “Seharusnya kamu yang paling tahu ke mana dia pergi. Karena gimanapun juga di waktu kejadian, cuma kamu yang ada di sana, bukan?”Ketika memberikan pertanyaan yang terakhir itu, Rainie dengan sengaja mengalihkan perhatiannya kepada pria yang duduk tepat di seberangnya.“Jadi kamu curiga aku yang menculik dia? Untuk apa juga aku melakukan itu?! memang apa untungnya bagiku?”“Jawab saja sendiri! Kamu menculik dia untuk tanya di mana keberadaan anak kamu, ‘kan? Toh di sini yang paling nggak suka sama dia cuma kamu. Kita semua tahu itu.”“Rainie, jangan sembarangan menuduh! Kalau dia masih belum ketemu, kita semua juga yang kena sial! Kamu pikir cuma aku saja yang patut dicurigai? Asal tahu saja, tadi aku sampai terluka demi menolong dia. Semua orang juga lihat. Kalau kamu memfitnah aku, coba kasih buktinya!”Ketika itu Sh

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1924

    Yuna tidak marah ataupun tegang menghadapi pertanyaan itu. Dia hanya mengangkat pulpen di tangannya dan menunjuk ke atas, “Oh, kan ada CCTV.”“... belum ada yang ngecek CCTV, kamu mau ngomong apa siapa juga yang bakal percaya! Mana tahu kamu benar-benar ada di ….”“Aku sudah cek.”Tadinya Yuna ingin membalas dengan mengatakan jika tidak percaya, cek saja sendiri. Namun sebelum dia buka suara, pria yang dari tadi duduk diam di dekatnya tiba-tiba berbicara.“Apa?!” sahut Rainie, tidak menduga kalau dia malah membela Yuna.“Aku sudah cek CCTV, dia nggak bohong.”Dia yang dimaksud itu tentu menunjuk pada Yuna.Rainie sudah menggerakkan mulutnya seperti akan mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak jadi mengatakannya dan hanya bisa memelototi Yuna dengan mata yang tajam dan tidak terima.“Cukup, nggak ada gunanya kita berdebat di sini. Yang paling penting sekarang adalah mencari bos kita ada di mana. Ricky, kamu yang sudah ikut Bos paling lama, kamu yang paling tahu tentang dia. Apa kamu ada ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1925

    “Maaf, Pak Shane!” kata Ricky sembari menepuk bahunya. Dia masih menatap luka di kaki Shane cukup lama sebelum akhirnya dia kembali ke kursinya.Shane menarik napas panjang, terlihat dia memang sangat kesakitan. Lalu sambil membalut kembali lukanya dengan perban, dia berkata, “Ricky, apa maksud kamu? Apa kamu pikir lukaku ini dibuat-buat?”Masih dengan cara bicaranya yang datar, dia menyeringai dan menjawab, “Nggak juga. Tapi nggak ada salahnya memastikan senjata jenis apa yang lawan kita pakai.”Kedengarannya memang seperti alasan yang mengada-ada, tetapi di saat seperti ini, detail sekecil apa pun bisa menjadi petunjuk untuk mencari siapa penyerangnya.“Kalau kamu mau tahu senjata apa yang lawan kita pakai, kan bisa tanya aku saja. Buat apa sampai merusak celanaku segala. Sudah, jangan mengalihkan topik lagi, sekarang kita harus cari si bos secepatnya! Oh ya, yang di atas sudah tahu bos kita menghilang?”Semula mereka semua terlihat cuek dan tidak peduli, tetapi begitu Shane berbicar

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1926

    “Kalau begitu bilang saja dari awal nggak perlu bukti. Rainie, terserah kamu sajalah maunya apa! Bos kita cuma menghilang sebentar saja, tapi kamu sudah panik duluan dan menuduh sana sini! Memangnya kalau bos kita nggak ada, kamu yang jadi bosnya? Kalau begitu justru kamu yang paling perlu dicurigai!”Cukup dengan penjelasan singkat saja, Yuna berhasil membalikkan keadaan, membuat tuduhan mengarah kepada Rainie.“Aku … aku nggak bilang begitu!” balasnya. Dengan perasaan tak rela Rainie menarik kembali ucapannya, di saat itu juga dia merasakan tatapan sinis dari Ricky yang membuat punggungnya merinding.Sebelum ini Rainie hanya sesekali saja berpapasan dengan Ricky, tetapi dia tahu kalau Ricky juga sering berada di sisi bos mereka. Dia tidak banyak bicara dan kepribadiannya pun dingin, walau begitu dia cukup kejam ketika bertindak. Ada sekali Rainie tak sengaja melihat seseorang yang sedang dihukum oleh Ricky. Adegan itu membuat Rainie mual, meski dia sendiri sudah cukup terbiasa menciu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1927

    “… nggak, kita berempat sama-sama punya hak untuk berpendapat dan bertanya. Siapa pun yang punya pemikiran boleh menyampaikan pemikiran mereka. Tapi …,” Ricky berhenti sejenak, lalu dengan mata yang tajam dia melanjutkan, “Kalau sampai ketahuan ada yang berkhianat, aku nggak akan kasih ampun!”Setelah rapat bubar, Rainie langsung menghadang jalan Yuna dan menuduhnya, “Pasti kamu pelakunya, ‘kan.”“Menurut kamu?” balas Yuna“Kamu ini benar-benar, ya. Aku nggak nyangka kamu berani menculik bos kita. Tapi jangan mengira perbuatan kamu nggak bercelah. Kamu nggak tahu saja kalau orang yang ada di atas bos kita itu baru ngeri!”“Oh, kamu bisa takut juga ternyata? Aku kira dengan kepribadian kamu yang rusak itu, kamu sudah nggak takut apa-apa lagi!”“Kamu … nggak usah berpura-pura terus! Kalau bukan kamu, kenapa kamu nggak menyangkal? Sudah jelas-jelas pelakunya kamu! Aku tahu kamu jago bela diri. Pasti selagi Bos istirahat, kamu ….”Sebelum Rainie selesai berbicara, kerah bajunya ditarik den

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2277

    Juan meletakkan jarinya di atas bagian pergelangan tangan Yuna dan menekannya sedikit. Kedua matanya sedikit tertutup seperti orang yang hendak tidur, tetapi dia hanya sedang menenangkan diri agar bisa fokus merasakan setiap dentuman pembuluh darah yang melewati tangan.Tak lama berselang, Juan mengangkat tangannya dan mendekat untuk menatap wajah Yuna lebih dekat, kemudian menaruh jarinya di leher Yuna.Semua itu Fred amati melalui tampilan kamera pengawas. Dia menundukan kepala dengan dagu bertopang di tangannya. Dia sedang berpikir keras. Si tua itu kelihatannya seperti sedang memeriksa Yuna, tetapi di sisi lain juga tidak dan lebih terlihat seperti sedang sok pintar saja.Dokter-dokter yang ada di sini setiap kali memeriksa pasien selalu menggunakan peralatan canggih dan bisa dilihat apa hasil diagnosisnya melalui angka dan data yang pasti. Namun pengobatan tradisional tidak demikian. Mereka hanya meraba nadi untuk melihat penyakitnya, atau menanyakan beberapa pertanyaan ke pasien

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2276

    Mana mungkin Fred akan membiarkan itu terjadi! Kalau Yuna mati, usahanya selama ini akan sia-sia, dan tahap akhir dari R10 tidak akan bisa berjalan.“Pak Fred ….”Para dokter tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Masuk-masuk mereka hanya berusaha untuk memasangkan kabelnya kembali. Mereka masih bingung bagaimana kabel yang terpasang dengan baik bisa lepas, atau memang ada orang yang mencabutnya.“Pak Fred ….”“Keluar!”Para dokter itu pun ta berani banyak bicara dan langsung kelar. Sekarang ruangan itu kembali seperti sebelumnya, hanya ada tiga orang saja.“Kamu juga keluar!” kata Fred kepada pengawalnya.Pengawal itu awalnya sempat bingung, tetapi dia menuruti saja apa pun perintah yang diberikan. Maka tanpa banyak protes dia pun undur diri. Juan yang tak lagi dikekang oleh si pengawal kembali mendekati Yuna dan memeriksa nadinya. Fred pernah melihat cara pemeriksaan itu dan mengakui kehebatannya. Meski dari sudut pandang kedokteran modern itu agak sulit untuk dipahami, sudah begitu

DMCA.com Protection Status