Share

Bab 1927

Penulis: Awan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-25 18:00:00
“… nggak, kita berempat sama-sama punya hak untuk berpendapat dan bertanya. Siapa pun yang punya pemikiran boleh menyampaikan pemikiran mereka. Tapi …,” Ricky berhenti sejenak, lalu dengan mata yang tajam dia melanjutkan, “Kalau sampai ketahuan ada yang berkhianat, aku nggak akan kasih ampun!”

Setelah rapat bubar, Rainie langsung menghadang jalan Yuna dan menuduhnya, “Pasti kamu pelakunya, ‘kan.”

“Menurut kamu?” balas Yuna

“Kamu ini benar-benar, ya. Aku nggak nyangka kamu berani menculik bos kita. Tapi jangan mengira perbuatan kamu nggak bercelah. Kamu nggak tahu saja kalau orang yang ada di atas bos kita itu baru ngeri!”

“Oh, kamu bisa takut juga ternyata? Aku kira dengan kepribadian kamu yang rusak itu, kamu sudah nggak takut apa-apa lagi!”

“Kamu … nggak usah berpura-pura terus! Kalau bukan kamu, kenapa kamu nggak menyangkal? Sudah jelas-jelas pelakunya kamu! Aku tahu kamu jago bela diri. Pasti selagi Bos istirahat, kamu ….”

Sebelum Rainie selesai berbicara, kerah bajunya ditarik den
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1928

    Ketika gelas baru habis separuh, pintu kamar Yuna diketuk dari luar.“Pintunya nggak dikunci,” kata Yuna, dia sudah terlalu lemas untuk membukakan pintunya. Waktu sekarang kurang lebih sudah menunjukkan jam yang mereka janjikan sebelumnya. Dan benar saja, Shane sudah menunggunya di luar. Ketika masuk, dia menengok ke belakang untuk memastikan, dan ketika dia hendak menutup pintunya, Yuna meminta Shane untuk biarkan saja terbuka.“Dulu mungkin yang memantau kita cuma satu dua orang, tapi sekarang pasti minimal sudah tiga sampai lima orang. Pintunya ditutup atau nggak, sama saja. Yang ada justru bikin kita makin kelihatan mencurigakan. Sekarang situasinya lagi kacau, nggak ada yang perlu kita hindari.”Shane berpikir benar juga, maka dia pun membiarkan pintunya terbuka lebar agar ketika duduk di dalam kamar pun dia bisa melihat situasi di luar dengan lebih mudah. Yuna tampak sedikit gelisah. Dia bersandar di tempat duduknya dengan kening yang mengerut, entah apa yang sedang dia pikirkan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1929

    “Sekarang Bos menghilang. Menurut kamu, apa dia juga ikut merasa tertekan?” tanya Yuna.“Sudah pasti. Toh kami nggak berhubungan langsung dengan yang di atas, jadi kalaupun akan dikasih hukuman sama mereka, semuanya itu harus melalui …. Eh, jadi maksud kamu apa?”“Aku cuma merasa kekacauan yang Frans buat ini ternyata nggak sepenuhnya buruk juga. Sebelumnya kita nggak bisa berbuat banyak dan nggak berani menyerang si pendek itu secara langsung karena takut. Tapi Frans mana peduli dengan itu. Dia nggak banyak berpikir, jalan pikirannya cukup simpel dan langsung beraksi, tapi terkadang justru memang itu cara yang terbaik untuk membuat kesempatan.”Shane juga berpikir demikian setelah mendengar pendapat Yuna. Dia sendiri juga tidak berani bertindak karena Nathan masih ada di tangan mereka, Yuna juga tidak berani bertindak gegabah karena dia ingin langsung memancing ikan besar yang ada di belakang hanya dengan sekali menjaring. Namun Frans tidak seperti itu. Dia hanya berpikir untuk mengha

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1930

    Shane mengangguk dan tak berkata apa-apa lagi. Tetapi begitu dia sampai di depan pintu, lagi-lagi dia berhenti dan kembali menatap Yuna.“Ada apa lagi?” tanya Yuna.“Aku percaya kamu sendiri yang paling paham dengan kondisi badan sendiri, tapi aku juga pernah melewati masa-masa itu, dan aku tahu proses melahirkan itu nggak mudah. Kelahiran Nathan hampir saja bikin istriku kehilangan nyawanya. Sekarang kamu sudah di masa-masa penting kehamilan, dan lagi kita juga berada di situasi yang kurang baik ini. Jadi apa pun yang kamu lakukan, tolong jangan memaksakan diri.”Yuna paling tidak suka mendengar kata-kata “memaksakan diri”, itu membuat dia merasa seakan dia melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan. Namun di satu sisi Yuna juga bisa memahami Shane yang mengatakan ini atas dasar perhatian padanya.“Iya, aku ngerti. Terima kasih,” jawab Yuna. Bisa mengatakan terima kasih kepada Shane bagi Yuna adalah hal yang sangat sulit. Semenjak Shane menipu Yuna, dia sudah tidak mungkin lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1931

    Di saat itu juga Shane merasa firasat buruk yang akan menimpa dirinya. Dia secara spontan menatap ke arah Yuna, tetapi Yuna terlihat biasa saja dan masih duduk santai di tempatnya semula.“Pak Ricky datang ke sini … dengan niat mencurigai aku, ya?” tanya Yuna.“Jangan salah paham dulu,” jawab Ricky.Ricky melepaskan genggaman tangannya dari bahu Shane dan mengambil kursi yang ada di tengah kamar. Dia mengatur posisinya persis berhadapan dengan Yuna dan berkata, “Aku datang ke sini karena ada beberapa hal yang ingin kutanya ke kalian berdua.”“Hmmm, kupikir semua yang perlu kamu tanya sudah disampaikan semua di rapat tadi.”Ricky mengangkat tangannya. Entah apa yang dia pegang di tangannya, tetapi mereka mendengar suara pecahan barang kecil, dan seisi ruangan itu terisi dengan bau hangus.“Itu ….”“Terlalu banyak yang menguping pembicaraan kita, jadi aku hancurkan saja. Sekarang sudah nggak ada lagi yang bisa mengganggu percakapan kita.”“Yang tadi kamu hancurkan itu alat penyadap?”Sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1932

    Benda itu seharusnya adalah alat penyadap yang baru saja dirusak. Tadi Yuna diam-diam memperhatikan, dan benar bahwa segala perangkat seperti penyadap yang ada di dalam kamar ini semuanya sudah dirusak, bahkan lampu kamera CCTV juga sudah tidak menyala lagi. Ricky tidak berbohong, tetapi apa alasan dia berbuat begini?“Yang bisa kusampaikan, sudah kusampaikan semuanya. Aku nggak ngerti apa lagi yang mau kamu dengar dariku?” tanya Yuna sambil mengangkat gelasnya, tetapi karena sudah tidak terlalu panas, Yuna sedikit membungkuk ke depan untuk merasakan panasnya. Melihat hal itu, Shane segera datang menambahkan air panas untuknya.“Terima kasih,” sahut Yuna, lalu dia meminumnya sampai setengah gelas untuk melegakan tenggorokannya.Ricky dari tadi tidak bersuara dan hanya mengamati setiap tindakan mereka dengan tenang, hingga akhirnya Yuna selesai minum, barulah dia berbicara, “Dengan hubungan kalian berdua yang sedekat ini, aku nggak percaya kalau kalian berdua nggak merencanakan sesuatu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1933

    “Aku nggak terlibat langsung dengan penelitian atau eksperimen kalian, tapi aku tahu obat ini sudah berjalan untuk waktu yang sangat lama,” tutur Ricky lugas. “Aku nggak peduli kamu berhasil atau nggak, atau kamu sengaja cari alasan untuk mengulur waktu, tapi aku nggak punya kesabaran untuk itu. Besok aku mau hasil akhir dari penelitian obat ini,” kata Ricky dengan tatapan matanya yang dingin, dan sebelum Yuna menjawab, dia sudah melanjutkan, “Nggak usah cari-cari alasan, selesai atau nggak, aku nggak peduli, pokoknya aku mau tahu hasilnya besok.”“Jadi yang kamu mau itu cuma hasil dari eksperimennya, tapi mau cari alasan yang masuk akal untuk membunuhku, begitu? Mana mungkin keburu besok.”“Aku nggak butuh alasan apa pun untuk membunuhmu. Kalau memang aku mau, aku bisa membunuh kamu kapan saja. Kamu harus tahu yang aku minta itu obatnya, barangnya! Eksperimen ini sudah terlalu lama diundur-undur, dan aku rasa sudah waktunya diselesaikan.” pokoknya besok aku mau sudah ada hasilnya, soa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1934

    “Aku punya solusinya,” tutur Shane. “Waktu baru pindah ke sini, banyak banget yang aku kerjakan, jadi aku lumayan familier dengan jalan dan sistem pengawasan di sini. Ada satu jalan yang ….”“Sebenarnya kita nggak perlu repot-repot,” ujar Yuna menyela, seolah dia menyadari sesuatu.“Apa maksudnya?”Dengan dagunya Yuna menunjuk ke arah kamera CCTV yang sudah tidak berfungsi, lalu melepas perangkat pengacau sinyalnya dan berkata, “Apa kamu nggak pernah berpikir, apa yang Ricky lakukan di depan kita barusan bisa saja memberi tahu bahwa setiap tindakan kita berada dalam pengawasan dia. Sebenarnya semua perangkat ini nggak ada gunanya. Dan juga, maksud ucapan dia apa mungkin mengindikasikan bahwa mereka sudah mengabaikan orang yang mereka sebut sebagai ‘Bos’ itu?”“Mengabaikan?”Sedari dulu Shane bekerja di organisasi ini, setiap komunikasi selalu dia lakukan dengan pria pendek dan buruk rupa itu. Memang betul bahwa di belakang organisasi ini masih ada sekelompok orang misterius yang sangat

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1935

    Yuna tidak sedang bertaruh ataupun membuat situasi makin parah, karena sebenarnya eksperimennya sudah selesai, hanya saja dia tidak memberi tahu itu kepada siapa pun.Tepat dua hari yang lalu, dari batch eksperimen baru-baru ini, dia telah berhasil membuat benda yang selama ini dia cari. Namun itu masih belum stabil karena baru saja tercipta, apalagi dia tidak ingin benar-benar memberikannya kepada organisasi ini, makanya dia tidak mengatakannya kepada siapa pun, termasuk Shane.Tingkah laku Ricky hari ini membuat Yuna bertanya-tanya. Sikap dan perintahnya itu seolah mengatakan kalau dia pun sudah tahu bahwa eksperimennya telah berhasil. Pertanyaannya, dia tahu dari mana? Atau dia sebenarnya tidak tahu, tetapi hanya ultimatum saja?Menghadapi tatapan curiga dari Shane, Yuna tersenyum membalasnya, “Aku cuma bilang hari ini aku bakal fokus penuh ke eksperimen ini. Kebetulan masih ada satu batch terakhir yang bakal keluar hasilnya besok. Begitu besok tiba, mau berhasil atau nggak, kasih s

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2277

    Juan meletakkan jarinya di atas bagian pergelangan tangan Yuna dan menekannya sedikit. Kedua matanya sedikit tertutup seperti orang yang hendak tidur, tetapi dia hanya sedang menenangkan diri agar bisa fokus merasakan setiap dentuman pembuluh darah yang melewati tangan.Tak lama berselang, Juan mengangkat tangannya dan mendekat untuk menatap wajah Yuna lebih dekat, kemudian menaruh jarinya di leher Yuna.Semua itu Fred amati melalui tampilan kamera pengawas. Dia menundukan kepala dengan dagu bertopang di tangannya. Dia sedang berpikir keras. Si tua itu kelihatannya seperti sedang memeriksa Yuna, tetapi di sisi lain juga tidak dan lebih terlihat seperti sedang sok pintar saja.Dokter-dokter yang ada di sini setiap kali memeriksa pasien selalu menggunakan peralatan canggih dan bisa dilihat apa hasil diagnosisnya melalui angka dan data yang pasti. Namun pengobatan tradisional tidak demikian. Mereka hanya meraba nadi untuk melihat penyakitnya, atau menanyakan beberapa pertanyaan ke pasien

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2276

    Mana mungkin Fred akan membiarkan itu terjadi! Kalau Yuna mati, usahanya selama ini akan sia-sia, dan tahap akhir dari R10 tidak akan bisa berjalan.“Pak Fred ….”Para dokter tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Masuk-masuk mereka hanya berusaha untuk memasangkan kabelnya kembali. Mereka masih bingung bagaimana kabel yang terpasang dengan baik bisa lepas, atau memang ada orang yang mencabutnya.“Pak Fred ….”“Keluar!”Para dokter itu pun ta berani banyak bicara dan langsung kelar. Sekarang ruangan itu kembali seperti sebelumnya, hanya ada tiga orang saja.“Kamu juga keluar!” kata Fred kepada pengawalnya.Pengawal itu awalnya sempat bingung, tetapi dia menuruti saja apa pun perintah yang diberikan. Maka tanpa banyak protes dia pun undur diri. Juan yang tak lagi dikekang oleh si pengawal kembali mendekati Yuna dan memeriksa nadinya. Fred pernah melihat cara pemeriksaan itu dan mengakui kehebatannya. Meski dari sudut pandang kedokteran modern itu agak sulit untuk dipahami, sudah begitu

DMCA.com Protection Status