Share

Bab 1928

Ketika gelas baru habis separuh, pintu kamar Yuna diketuk dari luar.

“Pintunya nggak dikunci,” kata Yuna, dia sudah terlalu lemas untuk membukakan pintunya. Waktu sekarang kurang lebih sudah menunjukkan jam yang mereka janjikan sebelumnya. Dan benar saja, Shane sudah menunggunya di luar. Ketika masuk, dia menengok ke belakang untuk memastikan, dan ketika dia hendak menutup pintunya, Yuna meminta Shane untuk biarkan saja terbuka.

“Dulu mungkin yang memantau kita cuma satu dua orang, tapi sekarang pasti minimal sudah tiga sampai lima orang. Pintunya ditutup atau nggak, sama saja. Yang ada justru bikin kita makin kelihatan mencurigakan. Sekarang situasinya lagi kacau, nggak ada yang perlu kita hindari.”

Shane berpikir benar juga, maka dia pun membiarkan pintunya terbuka lebar agar ketika duduk di dalam kamar pun dia bisa melihat situasi di luar dengan lebih mudah. Yuna tampak sedikit gelisah. Dia bersandar di tempat duduknya dengan kening yang mengerut, entah apa yang sedang dia pikirkan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status